Share

1063. Part 2

last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 01:02:15

Ilmu peringan tubuh yang dimiliki Ki Bwana Sekarat bukan ilmu tingkat rendah. Tak heran jika ia mampu bergerak secepat badai menerabas semak belukar memotong arah untuk bisa menghadang tiga utusan Gunung Sesat itu. Gerakan larinya yang cepat itu membuat tubuhnya bagaikan ditiup angin semilir dan rasa kantuknya datang lagi. Matanya pun mulai mengecil dan kepala mulai terangguk-angguk, namun langkah larinya tetap cepat tak berkurang sedikit pun.

Bruus...!

Serumpun pohon pisang diterjangnya. Wajahnya tersabut daun pisang. Perih. Tapi justru membuat kantuknya jadi hilang. Matanya pun terbuka kembali dengan terang. Ketika tiba di perbatasan desa, rasa kantuk itu sama sekali lenyap dan membuat tubuh Ki Bwana Sekarat tampak tegar. Ia menunggu tiga utusan yang menurut perkiraannya tidak lama lagi akan datang melalui jalan tersebut.

Beberapa saat kemudian, suara deru kuda mulai terdengar di kejauhan. Makin lama semakin jelas, pertanda derap kaki kuda itu makin mendekati

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   1064. Part 3

    "Gggrrr...!" Gaok Lodra benar-benar merasa dipermainkan nafsu amarahnya.Sementara itu, Nenggolo dan Sabit Guntur mulai tak sabar menunggu hasil pemeriksaan Gaok Lodra. Nenggolo pun berseru keras, "Apa yang kau temukan di sana, Gaok Lodra!!""Aahg...!" terdengar suara pekik pendek tertahan dari dalam kerimbunan semak itu. Suara pekik tertahan yang pendek itu membuat Sabit Guntur menggerutu sambil bersungut-sungut."Kurang ajar! Disuruh memeriksa keadaan malah buang hajat dulu!""Memang menjengkelkan pergi bersama Gaok Lodra. Sebentar-sebentar cari tempat buat buang hajat." Nenggolo menimpali.Tapi beberapa saat kemudian terdengar langkah kuda dan ringkikan yang pelan. Kaki kuda menerabas semak ilalang. Nenggolo dan Sabit Guntur sudah pasang wajah geram dan cemberut. Nenggolo sempat berkata kepada Sabit Guntur, "Jangan terlalu dekat dengannya kalau dia habis begitu! Pasti tak pernah bersih dan menjengkelkan!"Nenggolo palingkan wajah, buang m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Pendekar Kera Sakti   1065. Part 4

    Bruuk!"Uhg...! Sial! Pinggangku bisa bengkak atau patah kalau begini!" gerutu Ki Bwana Sekarat sambil mencoba bangkit kembali. Tapi pada saat itu, Sabit Guntur yang merasa tak akan mampu melawan Ki Bwana Sekarat segera lompat ke kuda bekas tunggangan Nenggolo. Dengan menggunakan satu tangan ia memacu kudanya, melarikan diri, meninggalkan tempat tersebut. Ki Bwana Sekarat sengaja tak mau mengejarnya, karena tulang punggungnya terasa ngilu sekali.Bertepatan dengan hilangnya Sabit Guntur, muncul sesosok bayangan yang berkelebat ke arah Ki Bwana Sekarat. Dengan cepat Ki Bwana Sekarat siap-siap kibaskan kipasnya untuk merobek kulit tubuh bayangan yang baru datang. Namun gerakan itu segera tertahan karena Ki Bwana Sekarat segera mengetahui bahwa bayangan yang datang ke arahnya itu adalah sosok tubuh Pendekar Kera Sakti."Ki Bwana Sekarat...!""Ah, Gusti Manggala Yudha... Kenapa baru sekarang munculnya?" gerutu Ki Bwana Sekarat. Ia bersungut-sungut sambil menc

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Pendekar Kera Sakti   1066. Part 5

    "Iblis Raja Naga!" gumam Mega Dewi percaya dengan firasat yang dimiliki Ki Empu Sakya. Ia semakin kagum terhadap ketinggian ilmu orang tua bertubuh kecil itu."Sekarang apa yang harus kita lakukan, Ki?""Ke goa! Aku punya goa tempatku bertapa dulu. Mudah-mudahan belum tertutup reruntuhan batu.""Aku ikut, ya Ki?" usul Angon Luwak."Apakah kau tak akan dicari oleh orangtuamu?""Orangtuaku yang suruh aku memberitahukan padamu tentang kedatangan orang itu, Ki," jawab Angon Luwak dengan lugu."Baiklah kalau kau memaksa mau ikut. Tapi tempatnya tinggi. Kalau kau lelah mendaki tak ada orang yang sanggup menggendongmu.""Aku akan berjalan sendiri. Ki," kata Angon Luwak dengan penuh semangat. Bocah itu sangat kagum dengan Ki Empu Sakya, juga menyukai petualangan di rimba persilatan.Cerita-cerita tentang tokoh golongan putih yang pernah dan sering dituturkan oleh Ki Empu Sakya memacu jiwa bocah itu untuk masuk ke dunia persilatan golon

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Pendekar Kera Sakti   1067. Part 6

    Ternyata Wiratmoko hanya bertanya, "Tahukah kau ke mana perginya Ki Empu Sakya dan seorang gadis cantik berpakaian hijau?""K... ke... ke selatan," jawab perempuan itu merasa lebih baik berterus terang daripada bernasib seperti Dewa Api."Terima kasih," jawab Wiratmoko dengan senyum kemenangan. Ia pun segera bergegas ke arah selatan.Waktu Baraka tiba di rumah Ki Empu Sakya, ia terkejut melihat keadaan sudah berantakan. Ia ingin menanyakan kepada salah satu penduduk desa tersebut, tapi tiba-tiba mendengar ledakan di tempat pertarungan Ki Bwana Sekarat, sehingga niatnya untuk bertanya ditundanya sesaat.Kini setelah Baraka datang bersama Ki Bwana Sekarat, Baraka pun menanyakan perihal Ki Empu Sakya kepada perempuan yang tadi mengigil ditanyai Wiratmoko.Perempuan itu takut kalau Baraka dan Ki Bwana Sekarat adalah orang yang lebih kejam lagi, sehingga pertanyaan tersebut dijawab dengan benar."Mereka... mereka pergi ke selatan!""Apakah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Pendekar Kera Sakti   1068. Part 7

    Gema ledakan itu diterima oleh telinga Pendekar Kera Sakti dan Ki Bwana Sekarat. Langkah mereka semakin cepat, arahnya kian jelas. Dalam sekejap mereka sudah sampai ke tempat pertarungan tersebut. Pada saat itu, Ki Empu Sakya sedang menuju Mega Dewi untuk diam di tempat. Tapi karena Mega Dewi memberontak terus, akhirnya Ki Empu Sakya menotok jalan darahnya.Deb...! Mega Dewi diam tak berkutik lagi. Tapi matanya masih bisa memandang dan memahami keadaan sekeliling. Sedangkan Angon Luwak masih ada di tempat persembunyiannya. Ketika ia melihat kehadiran Ki Bwana Sekarat, hatinya menjadi girang, wajahnya pun ceria."Nah, Guru datang!" katanya dengan suara pelan. Wiratmoko tersenyum kalem melihat kedatangan Pendekar Kera Sakti. Pedang Raja Naga masih tergenggam di tangannya.Ki Bwana Sekarat diam menatap Wiratmoko dengan pandangan dingin. Ki Empu Sakya tak jadi lanjutkan langkahnya, karena mereka segera mendengar suara Baraka berkata kepada Wiratmoko dengan nada tega

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Pendekar Kera Sakti   1069. Part 8

    Tiba-tiba ia menggerakkan pedang dengan sangat cepat, menebas kanan, kiri, depan, belakang, memutar, dan begitu seterusnya sehingga tubuhnya sendiri mulai dibungkus asap putih. Makin lama asap itu semakin tebal dan sepenuhnya raga Wiratmoko berubah menjadi asap.Baraka mencoba melepaskan pukulan jarak jauhnya, tapi menemui tempat kosong. Asap itu tidak berubah sedikit pun. Asap itu masih tetap menggenggam pedang walau tak terlihat tangan penggenggamnya. Semua yang ada di situ mempunyai rasa kagum yang tak sama besar-kecilnya.Wuuus...!Pedang itu berkelebat nyaris merobek punggung Baraka. Tetapi berhasil dihindari dengan berguling ke depan satu kali dan kembali berdiri dengan sigap."Baraka akan kewalahan jika melawan asap begitu. Tak ada yang bisa dipukul," pikir Ki Bwana Sekarat. Tetapi apa yang dipikirkan Ki Bwana Sekarat ternyata berbeda dengan apa yang dipikirkan Pendekar Kera Sakti.Tangan kirinya meraih Suling Naga Krishna. Gagang seruling y

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Pendekar Kera Sakti   1070. Part 9

    Aji ‘Kelana Indra’ dilatih sejak lama. Kian hari kian mencapai tingkatan tinggi. Lihat saja, sekarang Pendekar Kera Sakti bisa mengambang di udara dalam jarak satu hasta dari tempat duduknya. Padahal ia tetap duduk bersila dengan urat-urat dilemaskan. Seolah-olah ia bisa duduk di udara lepas. Mengagumkan sekali ilmu itu. Tentunya tak mudah dimiliki sembarang orang. Latihannya dilakukan sejak Pendekar Kera Sakti saat masih berada Lembah Kera. Sekarang usianya sudah dua puluh dua tahun. Bayangkan, berapa lama ia berlatih ilmu 'Kelana Indra' dengan tekun? Pantas kalau mencapai tingkatan yang tinggi.Tubuh yang masih bersila itu bergerak turun secara pelan-pelan. Tak ada yang menarik, tak ada yang menekan. Dia turun sendiri. Sebab ilmu 'Kelana Indra' adalah perpaduan kendali napas dan pemusatan pikiran yang terlatih. Kapan saja pikiran dan hatinya menyatu untuk menghendaki tubuh bergerak naik, maka sang tubuh pun bergerak naik. Jika menghendaki berge

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Pendekar Kera Sakti   1071. Part 10

    Baraka kerutkan dahi. Aneh sekali mendengar kabar itu. Mayat bisa hilang. Siapa yang mau mencuri mayat? Dan untuk apa?Ki Lumaksono teruskan kata, "Guru kami yang berjuluk Sokobumi, telah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Jenazahnya kami awetkan dan kami simpan dalam sebuah gua. Kami melakukan hal itu bukan untuk maksud jahat, namun untuk mengenang dan melampiaskan rindu kami yang datang sewaktu-waktu. Guru kami bukan saja sebagai guru namun juga kami anggap sebagai ayah kami. Ia hidup sampai berusia sembilan puluh tahun lebih. Kami sangat menyayangi dan menghormati Guru, karena ajaran-ajarannya selalu membimbing kami kepada kebenaran. Sebulan yang lalu kami periksa gua itu, ternyata mayat Guru sudah lenyap dari peti kaca.""Dicuri orang atau jalan sendiri?" tanya Baraka."Tak mungkin jalan sendiri, karena sudah lama tak bernyawa," tukas Ki Parandito yang membuat Baraka jadi tersipu, karena merasa telah mengajukan pertanyaan yang bodoh.Ki Lumaksono lanj

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1265. Part 7

    Trangg, Trangg..! Wuutt! Wuutt! Trangg...! Breett...!Selama perpaduan pedang di udara, percikan bunga api terlihat jelas bagi siapapun yang menyaksikan pertarungan itu. Tapi kecepatan gerak pedang keduanya tak bisa dilihat jelas oleh setiap orang. Hanya mereka yang terbiasa melihat kecepatan gerak pedang seperti itu saja yang bisa menyaksikannya, seperti Kusuma Sumi dan Pita Biru.Dalam sekejap mereka sudah berpindah tempat saat kaki mendarat. Tapi keduanya masih tegak berdiri dengan kaki merenggang kokoh. Rlndu Malam menggenggam pedangnya dengan satu tangan, tubuhnya tetap tanpa luka dan cidera apapun. Tapi Dewa Rayu yang juga tanpa luka sedikit pun itu sempat merasa malu karena sabuk kain pengikat celana dan tali celananya putus oleh sabetan pedang Rindu Malam. Celana itu sempat melorot sedikit ketika ia menapakkan kaki ditanah, lalu buru-buru dicekal dengan tangan kirinya."Ih...!" Dewa Rayu celingukan, malu sekali. Suara yang mengikik datang dari arah Pita

  • Pendekar Kera Sakti   1264. Part 6

    “Siapa kau sebenarnya?" tanya Rindu Malam dengan menahan hati berdebar-debar."Aku yang berjuluk Dewa Rayu!""Dewa Rayu?!" gumam lirih Kusuma Sumi yang tak berbarengan dengan gumam Pita Biru. Akibatnya Rindu Malam melirik ke arah mereka. Keduanya sama-sama malu ditahan karena gumaman tadi bernada kagum.“Namaku sebenarnya adalah Aryawinuda, Putra Raja Pengging yang dibuang oleh Ibu tiriku sejak usia delapan tahun."“Kasihan!" desah Pita Biru. Karena jaraknya amat dekat dengan Kusuma Sumi, maka tulang kakinya terkena tendangan kecil Kusuma Sumi yang menyuruhnya diam dengan isyarat kaki. Pita Biru menggerutu sambil mendesis sakit.Dewa Rayu kembali berkata dengan Suaranya yang berkharisma, “Aku dirawat oleh Paman Patih Janursulung, dan kemudian minggat dari Istana bersamaku dan akhirnya menjadi seorang resi di Bukit Karangapus"Tiga wajah cantik bungkam, bagaikan terkesima oleh cerita si tampan bermata bening itu. Rindu

  • Pendekar Kera Sakti   1263. Part 5

    "Sayang sekali sewaktu Baraka ada di tempat kita, aku dan Pita Biru sedang menjalankan tugas ke Pulau Gayung, sehingga aku dan Pita Biru tidak melihat seperti apa ketampannya.” Desah resah Kesuma Sumi"Sudah, sudah..., jangan bicara soal ketampanannya. Nanti kalian terkulai lemas membayangkannya!" sergah Rindu Malam. "Sebaiknya kita pergi temui Sumbaruni di pantai semberani!""Apakah Sumbaruni alias Pelangi Sutera itu mengenal Pendekar Kera Sakti?!"Rindu Malam menjawab dengan mulut runcing, "Bukan hanya kenal, tapi juga jatuh cinta kepada Pendekar Kera Sakti!"Kesuma Sumi menyahut. "Kalau begitu, ku rasa Pendekar tampan itu sedang terlena dalam pelukan Sumbaruni!?"Rindu Malam tarik napas dalam-dalam, karena masih ada sisa kecemburuan yang bikin dia deg-deg-an. Betapa pun juga ia harus bisa sisa kecemburuan itu karena takut melanggar peringatan dari ratunya."Jangan bayangkan dia ada dalam pelukan Sumbaruni. Bayangkan saja dia ada dal

  • Pendekar Kera Sakti   1262. Part 4

    Dari semadi yang dilakukannya, Ratu Asmaradani mendapatkan petunjuk kalau kalau Baraka adalah sang pewaris para dewa. Maka, Ratu Asmaradani pun mengirim ilmu 'merambah bhatin' untuk hadir ke alam mimpi Baraka. Tetapi sudah beberapa kali hal itu dilakukan, ternyata Baraka belum datang juga. Terpaksa tiga utusan diperintahkan mencari Pendekar tampan yang namanya sering menjadi bahan pembicaraan para tokoh rimba persilatan itu. Sebab Ratu Asmaradani curiga, pasti ada kesulitan yang di alami Baraka sehingga pemuda itu tidak bisa datang ke negeri Samudera Kencana. Karenanya, sang Ratu berpesan kepada Rindu Malam, jika ada sesuatu yang menyulitkan sang Pendekar Kera Sakti, Rindu Malam bergegas membantu melepaskan si Pendekar tampan itu dari kesulitan tersebut. Kesulitan apa yang dihadapi Baraka sebenarnya?Titik pangkal kesulitan itu terletak pada hilangnya Pedang Kayu Petir yang sebenarnya sudah ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu namun pedang tersebut jatuh k

  • Pendekar Kera Sakti   1261. Part 3

    Kapak bergagang panjang dicabut dari selipan sabuk, lalu tubuh Roh Gepuk berkelebat menerjang Pita Biru. Tapi mendadak tubuh itu terpental ke samping. Baru saja melompat belum jauh dari tempat, sebuah pukulan jarak jauh tanpa sinar dilepaskan dari tangan Kusuma Sumi. Roh Gepuk terpekik pendek. Lalu jatuh tak tentu keseimbangan.Pita Biru memandang Kusuma Sumi dengan sikap masih berdiri tegak dan kedua kaki sedikit merenggang. Saat itu Kusuma Sumi segera melangkah maju dan berkata dengan tegas. “yang ini biar kutangani, mundurlah!”Pita Biru segera melompat ke samping. Kejap berikut sudah berdiri tak jauh dari Rindu Malam, yang bersidekap dengan tenang di bawah pohon. Dan ketika Roh Gepuk bangkit kembali, ia terkesiap melihat lawannya sudah berganti pakaian. Tapi segera sadar, bahwa lawannya bukan berganti pakaian, tetapi berganti orang.“Kau yang akan menggantikan nyawa temanmu itu untuk menebus nyawa temanku, ha?!”Kusuma Sumi dia

  • Pendekar Kera Sakti   1260. Part 2

    “Ya, kami tahu. Tapi Nila Cendani sudah mati, kabarnya dibunuh Pendekar Kera Sakti. Entah benar atau tidak, kami tidak ikut terbunuh waktu itu. Tapi kami tahu, Ratu Samudera Kencana pernah terlibat bentrokan dengan Nila Cendani dan mengejarnya sampai ke Teluk Sumbing. Tentunya ratumu tahu dimana Teluk itu berada. Tentu ratumu pun tahu bahwa disana terpendam harta karun rampasan Nila Cendani semasa menjadi ketua Rompak Samudera. Dan tentunya sebagai anak buah Ratu Asmaradani, kalian juga diberitahu letak Teluk itu, untuk sewaktu-waktu menggali harta karun disana”.“Ratu kami tidak pernah memikirkan harta yang bukan miliknya. Kami sudah cukup kaya tanpa merampas harta yang bukan milik kami!” Kata Rindu Malam.Roh Gepuk segera menyahut, “Begini saja nona-nona cantik. Aku akan membuka sayembara. Barang siapa di antara kalian ada yang bisa menyebutkan dimana letak Teluk Sumbing. Akan mendapat hadiah dikawinkan dengan temanku ini, si Cucur Sangi

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status