Beranda / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 9. Kelahiran Sang Pewaris

Share

9. Kelahiran Sang Pewaris

last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-22 20:13:58

Pada saat sang jabang bayi hendak nongol dari rahim sang ibu, hujan deras disertai dengan amukan badai cukup dahsyat. Lebih dari tiga puluh pohon tumbang, puluhan batu menggelinding dari ketinggian, kilatan cahaya petir ikut menghujani gunung itu. Badai mengamuk hanya di puncak gunung, sedangkan di kaki Gunung Asmoro hanya terjadi angin kencang biasa-biasa saja. Bahkan hujannya tak terlalu lebat.

Kabutpun hadir membungkus puncak Gunung Asmoro. Tebal sekali, seperti selimut domba. Puncak Gunung Asmoro bagai lenyap ditelan langit. Kilatan cahaya biru menggelegar menyambar-nyambar puncak gunung itu.

"Oaaa...! Oaaa.. ! Oaaa. !"

Akhirnya, suara tangis bayi itu pun terdengar melengking tinggi. Seakan ingin mengalahkan deru badai dan ledakan guntur di sana-sini. Tangis sang bayi menggetarkan dinding-dinding batu, seolah-olah bangunan candi itu akan runtuh karena getaran suara si jabang bayi. Bahkan dari puncak hingga kaki gunung terjadi getaran hebat, sepertinya gunung itu akan meletus atau
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1328. Part 3

    Dalam keadaan terluka berbahaya seperti itu, seandainya Dara Cupanggeni alias Perawan Tanpa Tanding itu lepaskan jurus 'Bias Dewa'-nya, pasti Baraka tak akan dapat menangkisnya lagi. Sinar merah itu akan menghantam leher Pendekar Kera Sakti, dan nasib si tampan akan berakhir sampai di situ saja. Itulah pertimbangan seorang tokoh yang menyambar Baraka.Sampai di suatu tempat, Baraka dibaringkan di bawah pohon. Ternyata keadaannya sudah semakin parah. Kulitnya mulai keluarkan bintik-bintik merah menyerupai ujung darah. Pandangan matanya kian buram, sehingga tak bisa melihat jelas siapa orang yang telah menyambarnya sampai ke situ. Kemudian Baraka dapat merasakan sesuatu yang hangat menyelimuti dirinya.Rupanya kepergian tokoh yang menyambar Baraka itu segera diikuti oleh si Bongkok Sepuh. Sampai di tempat itu, Bongkok Sepuh pandangi tokoh penolong Baraka yang mengenakan pakaian ketat ungu muda model angkin sebatas dada berhias benang emas di tepiannya. Tokoh itu adalah s

  • Pendekar Kera Sakti   1327. Part 2

    "Alasanku adalah demi perdamaian di antara sesama dan demi keselamatan jiwamu juga. Dewi Pedang dan Setan Bodong adalah dua tokoh yang tak bisa ditumbangkan dengan sekali-dua kali gebrak saja.""Kau salah duga," kata gadis itu sambil tertawa kecil."Justru aku akan memperlihatkan kepada mata para tokoh persilatan bahwa Dewi Pedang akan menjadi belatung dalam dua kejap netra saja oleh Perawan Tanpa Tanding!"Senyum Baraka mulai sinis karena menahan kejengkelan. "Sesumbarmu sangat berbahaya, Dara Cupanggeni. Dewi Pedang jangan disamakan dengan tokoh sakti lainnya. Sekalipun kau mempunyai ilmu 'Darah Gaib' dan 'Bias Dewa' tapi kau akan hancur lebih dulu sebelum bertemu dengan Dewi Pedang."Gadis itu mulai curiga. Mulutnya diam terkatup, matanya tajam memandang. Akhirnya terlontar pula pertanyaan dari kecurigaannya itu,"Kau tahu tentang dua jurus andalanku itu? Kau bersikap menghalangi niatku untuk melawan Dewi Pedang? Siapa kau sebenarnya?""A

  • Pendekar Kera Sakti   1326. Perawan Tanpa Tanding

    BARAKA melesat turun tebing gunakan Gerak Kilat Dewa Kayangannya. Dalam waktu sekejap ia sudah berdiri di depan Dara Cupanggeni. Kemunculannya membuat gadis itu terhenyak dan berhenti melangkah dalam seketika. Matanya memandang lembut dan tak berkedip. Baraka sengaja sunggingkan senyum menawan agar gadis itu tak lekas-lekas lakukan penyerangan berbahayanya.Di tempat persembunyian, di antara pohon dan semak, mata si Bongkok Sepuh memperhatikan pertemuan dua tokoh muda itu dengan hati berdebar-debar. Bahkan tokoh tua itu sempat membatin; "Moga-moga murid Setan Bodong mampu kalahkan kekuatan Dara Cupanggeni dengan caranya yang tak bisa kubayangkan. Jika pemuda itu gagal, maka keganasan Dara Cupanggeni akan melebar ke mana-mana dan menguasai dunia persilatan. Dia bisa menjadi tokoh lalim yang tak kenal belas kasihan kepada siapa pun."Bongkok Sepuh sering mendengar kehebatan ilmu murid si Setan Bodong, tapi hatinya masih saja berdebar-debar mengetahui siapa lawan

  • Pendekar Kera Sakti   1325. Part 25

    Brruk...! Brruk...! Gusraak...!Kapak Iblis terseret menjauh hingga membentur onggokan batu. Setan Akhirat tersedak satu kali ketika berusaha bangkit. Ternyata sedakan itu keluarkan darah kental dari mulutnya. Wajah dinginnya semakin pucat, mata tajam kian meruncing pandangannya. Ia tetap bangkit untuk lakukan pembalasan. Tetapi tiba-tiba Dara Cupanggeni kelebatkan tangan kanannya. Jari telunjuknya berdiri tegak dan mengeras, seperti lakukan totokan dari jarak jauh. Namun yang terjadi bukan jurus totokan, melainkan jurus maut yang menjadi andalannya. Ujung jari telunjuk itu lepaskan selarik sinar merah yang mampu bergerak cepat dan memanjang sampai sasarannya.Ciaaap...!Setan Akhirat tak bisa menghindar atau menangkis, karena pada saat sinar merah itu melesat dari jari gadis tersebut, tubuhnya diam tak bergerak, seakan menjadi patung di tempatnya berdiri. Tentu saja sinar merah itu dapat kenai sasaran dengan tepat. Leher Setan Akhirat adalah sasaran yang dituju

  • Pendekar Kera Sakti   1324. Part 24

    Suuut...!Gadis itu cepat palingkan wajah ke kiri dan gerakkan tangan kanannya dalam keadaan terbuka menghadap lawan.Wees...! Tenaga dalam besar yang dilepaskan Setan Akhirat itu membentur telapak tangan Dara Cupanggeni, bagai terkumpul jadi satu di tangan itu. Dara Cupanggeni segera menggenggam seakan menangkap tenaga dalam itu, lalu memutar tangannya dan menyentakkan kembali ke depan dalam keadaan telapak tangan terbuka ke atas dan disodokkan ke depan.Wuuut...! Baaahg...!"Heegh...!" Setan Akhirat mendorong mundur dengan mendelik, kakinya tak menyentuh tanah sampai akhirnya membentur sebongkah batu cadas.Buuhg...!Baraka bergumam lirih di samping Bongkok Sepuh, "Gila! Tenaga lawan dapat ditangkap dan dikembalikan seenaknya saja!"Bongkok Sepuh berujar, "Itu belum seberapa. Jurus-jurus yang dimainkan gadis itu masih merupakan jurus-jurus kecil yang kumiliki juga.""Mengapa ia tidak segera gunakan jurus mautnya?""Kur

  • Pendekar Kera Sakti   1323. Part 23

    "Apakah kesaktianmu tak mampu ungguli kesaktian gadis itu?"Bongkok Sepuh diam sebentar, matanya tetap memandang ke bawah, ke pertarungan antara Dara Cupanggeni dengan Kapak Iblis dan Setan Akhirat yang sudah dimulai walau baru secara kecil-kecilan saja. Mata itu menerawang dalam memandang, karena mulut Bongkok Sepuh berkata datar, "Sunti Rahim sebenarnya guruku sendiri.""Hah...!" Baraka jelas-jelas terperangah. "Ja... jadi usiamu dengan Nyai Sunti Rahim lebih tua dia?""Lima belas tahun lebih tua dariku," jawab Bongkok Sepuh. "Ilmu pengawet ayunya itulah yang membuatku jatuh cinta padanya ketika itu. Dia tokoh wanita yang sakti, mendapat warisan ilmu dari eyangnya sejak berusia tujuh tahun. Separo ilmunya sudah diturunkan kepadaku, tapi aku tergoda oleh Bibi Gurumu, dan akhirnya kami berpisah. Aku terpaksa berguru kepada tokoh sakti lainnya. Namun kesaktianku tetap saja tidak bisa mengungguli Sunti Rahim.""Kenapa waktu itu Sunti Rahim tidak melabrak Bi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status