Share

Pendekar Naga Kembar
Pendekar Naga Kembar
Author: Cici aremanita

Diujung Tanduk

Fu Xi adalah anak pertama Hang Xi dari istri pertamanya yang sudah mati, keluarga Xi sendiri salah satu keluarga terkaya yang mendominasi perdagangan wilayah timur, karena sebuah ramalan roh hewan spirit di dalam tubuhnya di hancurkan keluarganya dan dia di krim ke keluarga cabang di desa.

Di keluarga cabang Fu Xi selalu ditindas hanya karena lemah dan tidak bisa berkultivasi, Fu Xi setiap hari diberi makan makanan sisa yang sudah basi bahkan hewan peliharaan lebih baik darinya dan diberi makan dengan layak, keluarga Xi berpikir hewan peliharaan lebih berguna dari pada Fu Xi yang tidak bisa melakukan apapun dan menjadi aib keluarga.

Bruaaaaaaaaaak.

Pukulan keras membuat Fu Xi terlempar jauh ke belakang, tubuhnya yang lemah setelah di hajar dipaksanya bangkit berdiri, darah segar yang ada di sudut bibirnya diusapnya menggunakan ibu jarinya.

Walau tidak bisa bela diri dan tidak pernah berkultivasi Fu Xi tidak mau hanya diam, Fu Xi menatap tajam ke arah sekumpulan Assassin yang baru saja menghajarnya dan membuatnya terluka cukup parah.

"Sebenarnya siapa kalian? Kenapa kalian terus mengincar ku?" Tanya Fu Xi berteriak keras.

Bruuuuuuuuuuaaaaaak.

Fu Xi berlari ke arah salah satu Assassin dengan kayu di tangannya sebelum para Assassin menjawab pertanyaannya, belum sempat kayu di pukulkannya ke salah satu Assassin Fu Xi dibuat kembali terlempar ke belakang.

"Siapa kami bukan urusanmu, kami dikirim untuk mengambil nyawamu, salahkan dirimu sendiri yang tidak berguna dan membuat malu keluargamu," ucap salah satu assassin.

"Berhentilah melawan karena kamu tidak akan menang melawan kami, pasrah saja mati di tangan kami," sambung Assassin lainnya.

"Aku mengerti sekarang, ternyata kalian di suruh oleh keluarga ku sendiri untuk membunuhku, aku cukup puas mengetahui keluarga yang aku anggap bisa menerima kekurangan ku malah menginginkan nyawaku, Hahahaha." sahut Fu Xi tertawa keras.

Fu Xi sadar memang dirinya tidak akan bisa menang dan mengalahkan para Assassin, tapi dari pada mati di tangan mereka Fu Xi lebih memilih mati dengan cara lain, Fu Xi yang sejak tadi sudah menyadari ada jurang di belakang nya hanya tersenyum.

"Kalian tidak perlu membunuhku, karena aku lebih memilih mati jatuh ke dalam jurang. Kalian hanya perlu mengingat satu hal, jika kesempatan datang padaku aku akan membunuh kalian semua dan seluruh anggota keluarga Xi!" Sambung Fu Xi yang dipenuhi dendam.

Para Assassin yang ingin menahan Fu Xi terdiam tak berkutik, jika target mereka jatuh ke dalam jurang mereka tidak tahu apa dia sudah mati atau belum, karena jika Fu Xi masih hidup mereka yang gagal menjalankan misi harus mati.

"Sekarang bagaimana?" Tanya salah satu Assassin.

"Kita hanya perlu mengatakan sudah membunuhnya bukankah akan selesai, lagipula jurang itu sangat dalam mana mungkin ada yang selamat," sahut pemimpin Assassin dengan santai.

***

Beberapa jam kemudian Fu Xi seperti mendengar suara seseorang, mengira para Assassin datang lagi untuk membunuhnya Fu Xi membuka matanya.

"Menyesal memang selalu datang terakhir anak muda, semua manusia sama," suara seseorang yang terdengar mengejutkan Fu Xi.

Deg, deg, deg.

Mendengar suara yang tidak tahu dari mana asalnya Fu Xi bergegas memalingkan wajahnya mencari asal suara, Fu Xi yang saat itu mau bangkit berdiri tertahan karena tubuhnya kembali merasa sangat kesakitan, Fu Xi bahkan kembali terduduk lemas dan hanya bisa menyandarkan kembali tubuhnya.

"Siapa kamu?" Tanya Fu Xi dengan tubuh gemetar.

Fu Xi baru menyadari kalau saat ini dirinya berada di dalam rumah seseorang, orang yang saat ini berjalan ke arahnya pasti orang yang membawanya keluar dari jurang pikirnya.

"Anak muda siapa aku tidaklah penting, luka di tubuh mu sangat parah bagaimana jika kamu mengobatinya lebih dulu," sahut pria tua yang berjalan mendekat ke arah Fu Xi.

Fu Xi hanya diam melihat pria tua yang mendekati nya dan berdiri di depannya, tidak tahu kenapa Fu Xi memiliki firasat kalau pria tua itu bukanlah orang jahat.

"Aku tahu apa yang kamu pikirkan, aku membawa mu karena melihat mu berada di dasar jurang dengan keadaan yang sangat memprihatinkan," ucap pria tua yang melihat Fu Xi hanya diam.

Pria tua yang melihat Fu Xi masih terdiam hanya menggelengkan kepalanya, pria tua itu memperhatikan tubuh Fu Xi dengan sangat teliti lalu menganggukkan kepalanya berulang kali.

"Padahal memiliki roh hewan spirit yang sangat langka kenapa tubuh mu sangat lemah," ucap pria tua mengejutkan Fu Xi.

"Tidak mungkin, aku sudah tidak memiliki roh hewan spirit di tubuh ku," sahut Fu Xi cepat.

"Kenapa kamu yakin seperti itu? Apa kamu tidak percaya kalau roh hewan spirit mu masih ada dan itu bukan hanya satu?" ucap pak tua.

"Tidak mungkin, saat aku berusia enam tahun sudah dipastikan roh hewan spirit di tubuhku hancur, lalu sekarang bagaimana bisa aku memiliki roh hewan spirit," sahut Fu Xi kebingungan.

"Haaaaah, Baiklah tidak masalah jika kamu tidak mempercayainya, tapi aku hanya ingin memberitahu mu sebenarnya hewan spirit di tubuhmu bukan hancur dengan sendirinya," ucap pria tua.

"Apa maksudmu?" Tanya Fu Xi tidak mengerti.

"Aku beritahu padamu, karena roh hewan spirit di tubuhmu bukan hewan spirit biasa seseorang sengaja menghancurkannya saat masih menjadi gumpalan darah, tapi tenang saja saat ini keduanya masih ada dan hanya tersegel," ucap pria tua kembali mengejutkan Fu Xi.

Deg deg deg.

Deg deg deg.

Detak jantung Fu Xi menjadi tidak menentu saat itu juga, setelah mendengar perkataan pria tua itu Fu Xi benar-benar merasa sangat marah tapi juga merasa senang karena mengetahui dirinya masih memiliki roh hewan spirit di tubuhnya.

"Hahahaha, hahahaha."

Fu Xi tiba-tiba tertawa sangat keras menertawakan semua yang sudah terjadi padanya selama ini, Fu Xi sama sekali tidak menyangka kalau saat itu ayah kandungnya yang berkata ingin memperkuat roh hewan spirit di tubuhnya malah menghancurkannya.

Dan yang membuat Fu Xi berpikir dirinya lebih bodoh lagi dirinya baru mengetahui itu setelah terpuruk diantara hidup dan mati saat ini, dan mengetahui semuanya dari orang asing yang tidak dikenalnya sama sekali.

"Kenapa? Apa saat ini kamu masih berpikir untuk mati? Dan berharap reinkarnasi untuk balasan dendam," ucap pria tua, pria tua seperti mengerti apa yang dipikrkan Fu Xi.

Fu Xi memang berpikir seperti itu karena saat ini dirinya tidak berbeda dari orang mati karena terluka sangat parah, apalagi dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk membalas dendam pada keluarga nya yang membuatnya sampai seperti ini.

"Jika menunggu semua itu sangat lama, kamu reinkarnasi juga belum tentu mengingat semuanya. Kenapa kamu tidak mencoba membalas mereka sekarang saja," ucap pria tua membuat Fu Xi menatap nya dalam diam.

"Haaaah, Memangnya apa yang bisa aku lakukan saat ini? anda sendiri seharusnya juga tahu bagaimana keadaan ku, untuk bangkit berdiri saja tidak bisa," sahut Fu Xi menundukkan kepalanya.

"Kalau aku berkata seperti itu sudah jelas berarti aku ingin membantumu, tenang saja semua sangat mudah bagiku asal kamu mau menjadi murid ku," ucap pria tua.

"Tentu saja aku mau asal bisa menjadi kuat dan membalas dendam pada mereka semua," sahut Fu Xi sambil mengepalkan tangannya.

"Tapi sebelum itu aku harus memanggilmu siapa?" Tanya Fu Xi.

"Nama tidak penting, tapi kamu bisa memanggil ku Sung," ucap pria tua.

"Aku akan memanggil mu pak tua Sung, jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?" tanya Fu Xi memegangi dadanya yang terasa sangat sakit.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Mbek Raya
sejauh ini enak bacanya,moga aja ga anti klimak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status