Fu Xi yang kelelahan setelah menyerap energi alam segera tertidur setelah menutup mata, di dalam mimpinya Fu Xi kembali teringat semua yang dilakukan keluarga Xi padanya, semua terjadi sejak dirinya masih kecil hingga dewasa mimpi menjadi satu seperti mengingatkan Fu Xi tentang penderitaannya selama ini.
"Tidak!"Fu Xi berteriak sangat keras saat di mimpinya dirinya dipaksa memakan makanan basi sisa beberapa hari lalu, Fu Xi yang membuka matanya melihat langit sudah terang, Pak tua Sung yang ada di samping nya terlihat duduk bersila dan menutup matanya.Haaaaah, haaaaah, haaaaah.Sambil mengatur nafasnya Fu Xi mengepalkan tangan penuh amarah, Fu Xi langsung bangkit berdiri tidak sabar ingin menjadi kultivator agar dirinya bisa membalaskan dendamnya."Pak tua mari kita mulai berkultivasi, semakin cepat aku menjadi kultivator semakin cepat aku bisa membalaskan dendamku, Aku ingin membuat mereka juga merasakan bagaimana rasanya makan makanan sisa yang sudah basi," ucap Fu Xi."Semangatmu sangat bagus, tapi sebelum kita memulai pelatihan dasar kamu harus menjadi lebih tenang dulu," sahut Pak tua Sung yang baru membuka matanya."Tarik nafasmu dan buang secara perlahan, ulangi berkali-kali sampai kamu merasa benar-benar tenang," sambung Pak tua Sung.Fu Xi mengikuti saran dari Pak tua Sung, setelah mengatur nafas berulang kali Fu Xi bisa merasa lebih tenang dari sebelumnya, walau masih mengingat semua yang terjadi padanya."Karena kamu sudah merasa lebih tenang kita akan memulai pelatihan dasar mu kembali, kita akan membuka titik nadi spiritual lebih dulu dengan begitu energi yang kamu serap akan mengalir ke setiap titik dan berputar di sana," ucap Pak tua Sung."Baik, sekarang aku harus bagaimana?" Tanya Fu Xi."Sama seperti saat kamu menyerap energi, kamu harus bersila dan tetap tenang, setelah itu coba rasakan sepuluh titik nadi spiritual mu," ucap Pak tua Sung menjelaskan."Jika kamu sudah bisa merasakan keberadaan sepuluh titik nadi spiritual mu aku akan memberitahumu apa yang harus kamu lakukan," sambung Pak tua Sung.Fu Xi yang menganggukkan kepala langsung mengikuti apa yang dikatakan Pak tua Sung, Fu Xi duduk bersila dan mencoba merasakan keberadaan titik nadi spiritualnya.Bagi seorang pemula tanpa dibantu dari luar merasakan nadi spiritual sedikit sulit, Fu Xi yang berusaha sangat keras membutuhkan banyak waktu untuknya bisa merasakan titik nadi spiritualnya.Setelah mencoba mencari selama lebih dari tiga jam, Fu Xi akhirnya bisa merasakan sepuluh titik nadi spiritualnya, walau sudah bisa merasakan nadi spiritualnya Fu Xi masih belum tahu apa yang harus dilakukannya sekarang."Nadi spiritual mu yang berjumlah sepuluh berada dua di kaki, satu di perut, satu di dada, dua di tangan empat di bagian kepala karena kamu sudah merasakannya coba kamu buka satu persatu, caranya sangat mudah kamu hanya perlu memasukkan energi mu sedikit demi sedikit ke setiap titik nadi spiritual mu," ucap Pak tua Sung.Fu Xi yang mendengar perkataan Pak tua Sung perlahan mencoba memasukkan energi nya ke dalam titik nadi spiritualnya yang pertama, saat energi nya menyentuh nadi spiritual Fu Xi tersentak, perasaan yang tidak bisa dijelaskan terasa di tubuhnya saat ini."Yang kamu rasakan adalah hal biasa bagi pemula, kamu harus menahan tidak peduli seberapa sakit yang kamu rasakan, karena jika gagal pertama tidak ada kesempatan untukmu mengulangi nya," ucap Pak tua Sung.Pak tua Sung sengaja membohongi Fu Xi agar lebih bersemangat, walau gagal sekali mencobanya lagi dan lagi masih bisa, Pak tua Sung membohongi Fu Xi juga supaya Fu Xi mencoba lebih keras lagi dalam berusaha.Fu Xi yang mendengar perkataan Pak tua Sung mencoba tetap tenang, tekadnya yang sudah bulat ingin membalas dendam sudah tidak bisa diruba, rasa sakit selama di keluarga Xi saja ditahan nya tidak mungkin rasa sakit membuka nadi spiritual tidak bisa ditahannya.Setelah energi menyentuh titik nadi spiritualnya Fu Xi merasakan sakit seperti yang dikatakan oleh Pak tua Sung, Fu Xi menggigit bibirnya mencoba menahan rasa sakit, Fu Xi meyakinkan dirinya sendiri kalau saat ini dendamnya lah yang terpenting rasa sakit pasti bisa ditahan olehnya.Perasaan lega dirasakan Fu Xi saat satu nadi spiritual yang ada di kakinya terbuka, langsung saja Fu Xi mengalirkan energinya lagi ke titik nadi spiritual lainnya.Deg.Deg.Deg.Rasa sakit yang silih berganti dirasakan oleh Fu Xi membuatnya terbiasa, Fu Xi tidak lagi menggigit bibirnya dan Fu Xi yang mulai terbiasa masih bisa lebih tenang.Whuuuuuuuuuuussss.Angin berhembus kencang saat Fu Xi berhasil menyelesaikan pembukaan nadi spiritualnya, merasakan sesuatu mengalir di tubuhnya Fu Xi terdiam dan malah menikmati nya."Yang saat ini mengalir diantara nadi spiritual mu adalah energi mu, dengan begitu energi yang akan kamu serap selain untuk ku akan langsung berputar di nadi spiritual mu," ucap Pak tua Sung."Tapi aku cukup terkejut kamu bisa menahan tanpa berteriak, apalagi tidak ada yang membantumu saat pembukaan nadi spiritual," sambung Pak tua Sung yang memperhatikan Fu Xi tanpa berkedip."Di keluarga aku bahkan pernah menerima pukulan kayu rotan ratusan kali, jika aku tidak bisa menahan rasa sakit ini bagaimana aku bisa membalas dendam pada mereka," sahut Fu Xi."Bagus, aku sangat menyukai semangat mu, karena nadi spiritualmu sudah terbuka mari kita beralih ke pelatihan lainnya," ucap Pak tua Sung."Selain dari penyerapan energi dan membuka nadi spiritual kamu juga harus menguasai bela diri, karena kamu pemula kamu harus memulainya dari cara berkuda-kuda atau biasa disebut pertahanan," sambung Pak tua Sung."Kuda-kuda, sepertinya aku sudah pernah melihat anggota keluarga Xi berlatih ini dari kecil, aku masih mengingat cara mereka melakukannya dengan sangat jelas," sahut Fu Xi."Kalau begitu kamu bisa memperlihatkannya padaku," ucap Pak tua Sung.Fu Xi bergegas bangkit berdiri untuk memperlihatkan Kuda-kuda yang masih diingatnya, di keluarga Xi selain dirinya anak berusia tujuh tahun sudah dilatih dasar-dasar kultivasi termasuk Kuda-kuda teknik menyerang dan bertahan semua mengatakan dirinya yang dianggap sampah tidak pantas berlatih.Pak tua Sung yang memperhatikan setiap detik kuda-kuda Fu Xi hanya menganggukkan kepala, dari tekukan di kaki dan kepalan tangan Fu Xi semua terlihat sempurna, Pak tua Sung membiarkan Fu Xi terus mempertahankan Kuda-kudanya agar lebih sempurna lagi."Sayang sekali kamu baru berlatih di usia segini, teruskan seperti itu kamu harus bertahan sampai benar-benar sempurna," ucap Pak tua Sung."Tenang saja, kalau hanya begini aku bisa bertahan sangat lama," sahut Fu Xi."Baguslah, lakukan seperti ini dan jangan ada yang berubah," ucap Pak tua Sung."Karena aku walau tidak berlatih berkultivasi aku masih melatih kekuatan tubuhku, aku melakukannya berjaga-jaga jika aku di serang di pukul dan dijadikan alat latihan," sahut Fu Xi.Pak tua Sung hanya diam dan membiarkan Fu Xi sendirian, Pak tua Sung memperhatikan dari kejauhan agar Fu Xi tetap fokus pada kuda-kudanya dan tidak banyak bicara.Setelah satu bulan berlatih Fu Xi diminta Pak tua Sung lebih banyak bermeditasi sedangkan Pak tua Sung sendiri pergi tanpa memberi kabar dan hanya kembali sesekali untuk membantu Fu Xi berlatih, selama satu bulan Pak tua Sung sebenarnya ada di sekitar Fu Xi Pak tua Sung ingin melihat sejauh apa keseriusan Fu Xi saat sedang berlatih tanpa dirinya.Whuuuuuuuuuuuusss.Satu pisau berhasil dihindari Fu Xi yang bermeditasi dan membuatnya membuka mata, Fu Xi langsung mengetahui dari mana asal pisau yang hampir saja mengenainya dan menatap tajam ke satu arah."Cepat keluar tunjukkan dirimu," ucap Fu Xi.Seseorang berpakaian hitam memakai topi dengan penutup wajah muncul tidak jauh dari Fu Xi, orang itu hanya diam beberapa saat dan langsung menyerang Fu Xi.Fu Xi walau tidak tahu apa tujuan orang yang menyerangnya tidak ingin tinggal diam, selama ini dirinya sudah berlatih dengan serius sudah waktunya menunjukkan kemampuan yang dilatihnya.Serangan demi serangan terus di arahkan Fu Xi ke orang yang menyerangnya, setelah pertarungan sangat serius Fu Xi baru menyadari kalau orang itu sudah tidak lagi menyerang dan malah membiarkan dirinya terus menyerang.Proook, proook, proook.Setelah menghindar menjauh dari Fu Xi orang yang menyerang Fu Xi bertepuk tangan, orang itu juga membuka topinya membuat Fu Xi yang melihatnya sangat terkejut."Pak tua Sung," ucap Fu Xi."Bagus, latihan mu selama ini tidak sia-sia," ucap Pak tua Sung.Fu Xi terdiam sejenak melihat Pak tua Sung, tapi mengetahui yang menyerangnya adalah Pak tua Sung Fu Xi malah tidak ingin berhenti."Saat saat terakhir aku tahu kamu sengaja tidak menyerang ku, sekarang mari kita bertarung dengan serius," ucap Fu Xi."Benar, aku sengaja tidak serius karena sudah bisa mengetahui hasilnya, karena kamu sudah berlatih dengan serius aku punya hadiah untuk mu," sahut Pak tua Sung."Hadiah," ucap Fu Xi kebingungan.Langsung saja Pak tua Sung mendekat ke arah Fu Xi, Pak tua Sung memegang kepala Fu Xi dan membuat Fu Xi tersentak.Fu Xi memperhatikan semua yang tiba-tiba ada di kepalanya dengan sangat teliti, serang menyerang yang dilakukan dalam pelatihan anak-anak keluarga Xi berhasil diingat semua oleh hanya dalam waktu setengah jam.Walau tidak tahu kenapa Pak tua Sung memberikan bayangan latihan anak-anak keluarga Xi Fu Xi tetap mengingat semuanya tanpa sisa, setelah membandingkan dengan latihan nya Fu Xi yakin kalau pelatihan nya selama satu bulan jauh leb
Fu Xi pergi bersama Pak tua Sung menuju kota, yang di dengarnya tadi masih menjadi misteri, saat dirinya bertanya tentang suara itu Pak tua Sung hanya diam dan memintanya untuk bersiap pergi.Beberapa jam mengikuti jalan besar Fu Xi dan Pak tua Sung akhirnya tiba di depan gerbang kota, Fu Xi menghentikan langkahnya sejenak memperhatikan nama kota yang berada di depannya saat ini, melihat Fu Xi yang seperti memikirkan sesuatu Pak tua Sung yakin semua pasti masih berkaitan dengan keluarganya."Kota Yamana, kota ini masih bersebelahan dengan kota Danq tempat di mana keluarga cabang Xi tinggal," ucap Fu Xi."Kenapa? Apa kamu masih takut untuk bertemu mereka?" Tanya Pak tua Sung."Heeeeeh, jangan bercanda aku bukan takut bertemu mereka, tapi kamu tahu sendiri aku masih belum cukup kuat untuk berhadapan dengan mereka," sahut Fu Xi."Benar juga, akan lebih bagus jika tidak bertemu dengan mereka saat ini dan saat bertemu nanti buat mereka terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi," ucap Pak tua
Penjaga menyunggingkan bibirnya melihat Fu Xi yang tidak terima dihadang olehnya, tombak yang diarahkan ke Fu Xi semakin di dekatkan ke lehernya bahkan sampai menyentuh kulitnya, penjaga mengira Fu Xi hanya pengemis muda yang ingin mengotori toko persenjataan yang dijaga oleh nya."Toko senjata Asa tidak bisa dimasuki sembarang orang, jika aku membiarkan mu masuk toko akan dipandang rendah orang lain," ucap penjaga."Tapi aku punya uang untuk membeli senjata yang aku mau di dalam," sahut Fu Xi."Lihatlah pakaian yang kamu gunakan, untuk membeli pakaian saja kamu tidak mampu apalagi membeli senjata spiritual yang ada di dalam," ucap Penjaga meremehkan Fu Xi.Fu Xi langsung melihat ke bajunya yang memang sobek di beberapa bagian, Fu Xi sebelumnya tidak memperhatikan kalau baju dan celananya banyak yang sobek walau begitu penjaga yang memandangnya rendah hanya karena penampilan luar sudah sangat keterlaluan."Hanya karena ini kamu memandangku sebelah mata," ucap Fu Xi."Kota Yamana kota
Fu Xi yang seperti mendapatkan kekuatan tambahan berhasil mencabut pedang Matahari, beberapa orang yang masih berada di sana termasuk Arka dan penjaga terkejut melihat Fu Xi berhasil mencabut pedang matahari.Padahal sudah banyak orang mencoba menarik pedang matahari tapi selalu gagal, Arka tidak percaya anak muda yang dikiranya pengemis berhasil mencabutnya, dan yang membuat Arka lebih terkejut bagaimana bisa anak muda yang berada di tahap awal memiliki roh hewan spirit Naga.Bleeeeeeeeeeez.Fu Xi yang berhasil mencabut pedang matahari kembali menancapkannya, Arka dan semua orang di sana terkejut karena Fu Xi kembali menancapkan pedang matahari yang selama ini sangat susah dicabut."Kenapa kamu menancapkannya kembali?" Tanya Arka."Kamu hanya memintaku mencabutnya tanpa meminta aku harus memberikannya padamu, sekarang aku sudah mencabutnya bukankah terserah mau aku apakan pedang itu termasuk menancapkannya kembali," ucap Fu Xi membuat Arka terdiam."Karena aku berhasil mencabutnya se
Setelah perjalanan yang cukup panjang Fu Xi akhirnya tiba di pinggiran hutan, berbeda dari hutan sebelumnya yang tidak sengaja di datanginya hutan yang saat ini ada di depannya terlihat lebih gelap dan mengerikan.Fu Xi yang menghentikan langkahnya membuat Pak tua Sung tahu apa yang dipikirkannya, hutan tempat tinggal hewan spiritual memang berbeda dengan hutan yang tidak ditinggali hewan spiritual sama sekali."Kenapa? Apa sekarang kamu takut?" Tanya Pak tua Sung."Ta takut jangan bercanda," ucap Fu Xi gugup.Walau sebenarnya Fu Xi memang sedikit takut dengan aura mencekam di hutan, tapi Fu Xi tidak bisa memperlihatkannya pada Pak tua Sung kalau dirinya merasa takut."Aku tidak takut, lihat ini," sambung Fu Xi sambil berjalan maju ke depan.Fu Xi berpikir dirinya akan menjadi seorang kultivator, jika dirinya tidak bisa menepis rasa takut sampai kapanpun dirinya tidak bisa menjadi seorang kultivator dan tidak akan bisa membalas dendam.Sambil menarik nafas panjang Fu Xi terus melanjut
Musang bertanda adalah hewan spiritual tingkat lima berbeda dari ular merah, perbedaan kekuatan ular Merah dan musang bertanda cukup besar, Fu Xi harus lebih berhati-hati melawan nya walau Musang bertanda tidak seagresif beruang darah.Wheeeeeeeeeeessss.Satu gerakan cepat Musang yang tidak disadari Fu Xi hampir membuatnya terluka, lima Musang yang ada di depan Fu Xi melompat bersama-sama ke arah Fu Xi yang masih merasa terkejut."Kalian sangat berani menyerangku bersama-sama, kalau begitu aku juga tidak akan tinggal diam," ucap Fu Xi.Pedang yang ada di sampingnya kembali diangkat oleh Fu Xi, langsung saja Fu Xi mengayunkan pedangnya ke arah salah satu Musang yang terdekat darinya."Heeeeh, mati kau," ucap Fu Xi saat melihat satu musang berhasil di bunuhnya."Sekarang giliran kalian," sambung Fu Xi.Wheeeeeeeeeeessss.Wheeeeeeeeeeessss.Wheeeeeeeeeeessss.Fu Xi mengayunkan pedangnya yang sudah dilapisi kekuatannya, setelah membunuh keempat Musang yang tersisa Fu Xi merasa energinya
Tang menatap ke arah Fu Xi yang terlihat sangat marah padanya begitu juga pria tua yang bersamanya, sambil mendekat ke arah Fu Xi Tang mengeluarkan sesuatu.Batu berwarna hitam yang di pegangnya dibawa mendekat ke Fu Xi, saat sudah berada di depan Fu Xi Tang menepuk pundak Fu Xi dan memasukkan batu ke dalam tubuhnya."Hahahahaha, aku tidak serius sebelumnya, sebenarnya berbangga diri dengan hasil yang sudah kita capai tidak salah," ucap Tang."Aku hanya menguji mu saja tadi, aku tidak menyangka pak tua membuka mulutnya," sambung Tang."Sebenarnya kamu siapa? Kenapa aku merasa kamu seperti sengaja mendekati ku?" sahut Fu Xi."Apa aku belum memperkenalkan diri? Kalau begitu biar aku beritahu namaku padamu, Namaku adalah Tang kalau membahas tujuan aku sudah melakukannya," ucap Tang.Deeeeg.Fu Xi yang terkejut dengan perkataan Tang langsung merasakan sesuatu di tubuhnya, Fu Xi baru sadar saat Tang menepuknya sesuatu di masukannya ke dalam tubuhnya."Apa yang kamu masukan ke dalam tubuhku
Melihat Fu Xi yang terdiam pak tua Sung menarik nafas panjang, Pak tua Sung menepuk pundak Fu Xi membuatnya yang sempat terdiam setelah melihat roh hewan spirit nya sendiri langsung menatap pak tua Sung."Segel Naga mu sudah terlepas, kamu juga sudah tidak lemah seperti sebelumnya dan lagi kamu memiliki batu hitam," ucap Pak tua Sung membuat Fu Xi yang mendengarnya merasa sedikit kebingungan, Fu Xi yakin Pak tua Sung memiliki maksud tertentu dengan berkata seperti itu."Sebenarnya aku ingin melatihmu sedikit lagi tapi dengan adanya batu hitam itu aku sudah tidak perlu mengkhawatirkan mu, kamu tetap akan menjadi murid ku selamanya," sambung Pak tua Sung."Apa maksud perkataan mu sebenarnya," sahut Fu Xi."Kamu sudah tidak perlu kembali ke rumah ku, sudah waktunya kamu melakukan yang harus kamu lakukan," ucap Pak tua Sung."Tunggu, aku sama sekali tidak mengerti," sahut Fu Xi.Pak tua Sung membelakangi Fu Xi dan berjalan pergi, Baru beberapa langkah Pak tua Sung menghentikan langkahnya.