Beranda / Pendekar / Pendekar Naga Kembar / Mulai Berkultivasi

Share

Mulai Berkultivasi

Penulis: Cici aremanita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-03 16:09:19

Fu Xi yang kelelahan setelah menyerap energi alam segera tertidur setelah menutup mata, di dalam mimpinya Fu Xi kembali teringat semua yang dilakukan keluarga Xi padanya, semua terjadi sejak dirinya masih kecil hingga dewasa mimpi menjadi satu seperti mengingatkan Fu Xi tentang penderitaannya selama ini.

"Tidak!"

Fu Xi berteriak sangat keras saat di mimpinya dirinya dipaksa memakan makanan basi sisa beberapa hari lalu, Fu Xi yang membuka matanya melihat langit sudah terang, Pak tua Sung yang ada di samping nya terlihat duduk bersila dan menutup matanya.

Haaaaah, haaaaah, haaaaah.

Sambil mengatur nafasnya Fu Xi mengepalkan tangan penuh amarah, Fu Xi langsung bangkit berdiri tidak sabar ingin menjadi kultivator agar dirinya bisa membalaskan dendamnya.

"Pak tua mari kita mulai berkultivasi, semakin cepat aku menjadi kultivator semakin cepat aku bisa membalaskan dendamku, Aku ingin membuat mereka juga merasakan bagaimana rasanya makan makanan sisa yang sudah basi," ucap Fu Xi.

"Semangatmu sangat bagus, tapi sebelum kita memulai pelatihan dasar kamu harus menjadi lebih tenang dulu," sahut Pak tua Sung yang baru membuka matanya.

"Tarik nafasmu dan buang secara perlahan, ulangi berkali-kali sampai kamu merasa benar-benar tenang," sambung Pak tua Sung.

Fu Xi mengikuti saran dari Pak tua Sung, setelah mengatur nafas berulang kali Fu Xi bisa merasa lebih tenang dari sebelumnya, walau masih mengingat semua yang terjadi padanya.

"Karena kamu sudah merasa lebih tenang kita akan memulai pelatihan dasar mu kembali, kita akan membuka titik nadi spiritual lebih dulu dengan begitu energi yang kamu serap akan mengalir ke setiap titik dan berputar di sana," ucap Pak tua Sung.

"Baik, sekarang aku harus bagaimana?" Tanya Fu Xi.

"Sama seperti saat kamu menyerap energi, kamu harus bersila dan tetap tenang, setelah itu coba rasakan sepuluh titik nadi spiritual mu," ucap Pak tua Sung menjelaskan.

"Jika kamu sudah bisa merasakan keberadaan sepuluh titik nadi spiritual mu aku akan memberitahumu apa yang harus kamu lakukan," sambung Pak tua Sung.

Fu Xi yang menganggukkan kepala langsung mengikuti apa yang dikatakan Pak tua Sung, Fu Xi duduk bersila dan mencoba merasakan keberadaan titik nadi spiritualnya.

Bagi seorang pemula tanpa dibantu dari luar merasakan nadi spiritual sedikit sulit, Fu Xi yang berusaha sangat keras membutuhkan banyak waktu untuknya bisa merasakan titik nadi spiritualnya.

Setelah mencoba mencari selama lebih dari tiga jam, Fu Xi akhirnya bisa merasakan sepuluh titik nadi spiritualnya, walau sudah bisa merasakan nadi spiritualnya Fu Xi masih belum tahu apa yang harus dilakukannya sekarang.

"Nadi spiritual mu yang berjumlah sepuluh berada dua di kaki, satu di perut, satu di dada, dua di tangan empat di bagian kepala karena kamu sudah merasakannya coba kamu buka satu persatu, caranya sangat mudah kamu hanya perlu memasukkan energi mu sedikit demi sedikit ke setiap titik nadi spiritual mu," ucap Pak tua Sung.

Fu Xi yang mendengar perkataan Pak tua Sung perlahan mencoba memasukkan energi nya ke dalam titik nadi spiritualnya yang pertama, saat energi nya menyentuh nadi spiritual Fu Xi tersentak, perasaan yang tidak bisa dijelaskan terasa di tubuhnya saat ini.

"Yang kamu rasakan adalah hal biasa bagi pemula, kamu harus menahan tidak peduli seberapa sakit yang kamu rasakan, karena jika gagal pertama tidak ada kesempatan untukmu mengulangi nya," ucap Pak tua Sung.

Pak tua Sung sengaja membohongi Fu Xi agar lebih bersemangat, walau gagal sekali mencobanya lagi dan lagi masih bisa, Pak tua Sung membohongi Fu Xi juga supaya Fu Xi mencoba lebih keras lagi dalam berusaha.

Fu Xi yang mendengar perkataan Pak tua Sung mencoba tetap tenang, tekadnya yang sudah bulat ingin membalas dendam sudah tidak bisa diruba, rasa sakit selama di keluarga Xi saja ditahan nya tidak mungkin rasa sakit membuka nadi spiritual tidak bisa ditahannya.

Setelah energi menyentuh titik nadi spiritualnya Fu Xi merasakan sakit seperti yang dikatakan oleh Pak tua Sung, Fu Xi menggigit bibirnya mencoba menahan rasa sakit, Fu Xi meyakinkan dirinya sendiri kalau saat ini dendamnya lah yang terpenting rasa sakit pasti bisa ditahan olehnya.

Perasaan lega dirasakan Fu Xi saat satu nadi spiritual yang ada di kakinya terbuka, langsung saja Fu Xi mengalirkan energinya lagi ke titik nadi spiritual lainnya.

Deg.

Deg.

Deg.

Rasa sakit yang silih berganti dirasakan oleh Fu Xi membuatnya terbiasa, Fu Xi tidak lagi menggigit bibirnya dan Fu Xi yang mulai terbiasa masih bisa lebih tenang.

Whuuuuuuuuuuussss.

Angin berhembus kencang saat Fu Xi berhasil menyelesaikan pembukaan nadi spiritualnya, merasakan sesuatu mengalir di tubuhnya Fu Xi terdiam dan malah menikmati nya.

"Yang saat ini mengalir diantara nadi spiritual mu adalah energi mu, dengan begitu energi yang akan kamu serap selain untuk ku akan langsung berputar di nadi spiritual mu," ucap Pak tua Sung.

"Tapi aku cukup terkejut kamu bisa menahan tanpa berteriak, apalagi tidak ada yang membantumu saat pembukaan nadi spiritual," sambung Pak tua Sung yang memperhatikan Fu Xi tanpa berkedip.

"Di keluarga aku bahkan pernah menerima pukulan kayu rotan ratusan kali, jika aku tidak bisa menahan rasa sakit ini bagaimana aku bisa membalas dendam pada mereka," sahut Fu Xi.

"Bagus, aku sangat menyukai semangat mu, karena nadi spiritualmu sudah terbuka mari kita beralih ke pelatihan lainnya," ucap Pak tua Sung.

"Selain dari penyerapan energi dan membuka nadi spiritual kamu juga harus menguasai bela diri, karena kamu pemula kamu harus memulainya dari cara berkuda-kuda atau biasa disebut pertahanan," sambung Pak tua Sung.

"Kuda-kuda, sepertinya aku sudah pernah melihat anggota keluarga Xi berlatih ini dari kecil, aku masih mengingat cara mereka melakukannya dengan sangat jelas," sahut Fu Xi.

"Kalau begitu kamu bisa memperlihatkannya padaku," ucap Pak tua Sung.

Fu Xi bergegas bangkit berdiri untuk memperlihatkan Kuda-kuda yang masih diingatnya, di keluarga Xi selain dirinya anak berusia tujuh tahun sudah dilatih dasar-dasar kultivasi termasuk Kuda-kuda teknik menyerang dan bertahan semua mengatakan dirinya yang dianggap sampah tidak pantas berlatih.

Pak tua Sung yang memperhatikan setiap detik kuda-kuda Fu Xi hanya menganggukkan kepala, dari tekukan di kaki dan kepalan tangan Fu Xi semua terlihat sempurna, Pak tua Sung membiarkan Fu Xi terus mempertahankan Kuda-kudanya agar lebih sempurna lagi.

"Sayang sekali kamu baru berlatih di usia segini, teruskan seperti itu kamu harus bertahan sampai benar-benar sempurna," ucap Pak tua Sung.

"Tenang saja, kalau hanya begini aku bisa bertahan sangat lama," sahut Fu Xi.

"Baguslah, lakukan seperti ini dan jangan ada yang berubah," ucap Pak tua Sung.

"Karena aku walau tidak berlatih berkultivasi aku masih melatih kekuatan tubuhku, aku melakukannya berjaga-jaga jika aku di serang di pukul dan dijadikan alat latihan," sahut Fu Xi.

Pak tua Sung hanya diam dan membiarkan Fu Xi sendirian, Pak tua Sung memperhatikan dari kejauhan agar Fu Xi tetap fokus pada kuda-kudanya dan tidak banyak bicara.

Setelah satu bulan berlatih Fu Xi diminta Pak tua Sung lebih banyak bermeditasi sedangkan Pak tua Sung sendiri pergi tanpa memberi kabar dan hanya kembali sesekali untuk membantu Fu Xi berlatih, selama satu bulan Pak tua Sung sebenarnya ada di sekitar Fu Xi Pak tua Sung ingin melihat sejauh apa keseriusan Fu Xi saat sedang berlatih tanpa dirinya.

Whuuuuuuuuuuuusss.

Satu pisau berhasil dihindari Fu Xi yang bermeditasi dan membuatnya membuka mata, Fu Xi langsung mengetahui dari mana asal pisau yang hampir saja mengenainya dan menatap tajam ke satu arah.

"Cepat keluar tunjukkan dirimu," ucap Fu Xi.

Seseorang berpakaian hitam memakai topi dengan penutup wajah muncul tidak jauh dari Fu Xi, orang itu hanya diam beberapa saat dan langsung menyerang Fu Xi.

Fu Xi walau tidak tahu apa tujuan orang yang menyerangnya tidak ingin tinggal diam, selama ini dirinya sudah berlatih dengan serius sudah waktunya menunjukkan kemampuan yang dilatihnya.

Serangan demi serangan terus di arahkan Fu Xi ke orang yang menyerangnya, setelah pertarungan sangat serius Fu Xi baru menyadari kalau orang itu sudah tidak lagi menyerang dan malah membiarkan dirinya terus menyerang.

Proook, proook, proook.

Setelah menghindar menjauh dari Fu Xi orang yang menyerang Fu Xi bertepuk tangan, orang itu juga membuka topinya membuat Fu Xi yang melihatnya sangat terkejut.

"Pak tua Sung," ucap Fu Xi.

"Bagus, latihan mu selama ini tidak sia-sia," ucap Pak tua Sung.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pendekar Naga Kembar   Terselesaikan

    Karena sudah berhasil mendamaikan dua Dewa saat ini adalah yang ditunggu olehnya, saat di mana penentuan dirinya bisa memilih apa yang harus dilakukannya ataupun tidak, hari di mana dirinya bisa menentukan nasib dan takdirnya sendiri."Aku akan membawa mu menghadap Kaisar Dewa, di sana kami bisa mengatakan apa yang ingin kamu lakukan nantinya tentang Takdirmu, katakan Jika kamu mau atau tidak menjadi dewa atau sebaliknya," ucap sang Cahaya."Apa pada Kaisar Dewa Aku juga membutuhkan formalitas? Seperti berpura-pura sopan," tanya Fu Xi."Kamu lakukan seperti biasa saja seperti sifatmu sendiri, karena Kaisar Dewa tahu apa yang kamu inginkan dan yang tidak kamu inginkan termasuk merubah sifatnya hanya untuk berpura-pura sopan," ucap sang cahaya."Saat di sana nanti aku tidak bisa ikut berbicara denganmu dan Tugasku juga sudah selesai aku tidak bisa lagi membantumu, setelah aku mengantarmu ke sana aku juga harus melanjutkan pekerjaanku yang lain," sah

  • Pendekar Naga Kembar   Berusaha Mendamaikan

    Di dunia Dewa Fu Xi dan Anying yang sudah sampai di bawa oleh cahaya terdiam beberapa saat, kalau sebelumnya saja dirinya bisa menyelesaikan setiap permasalahan kali ini dirinya juga pasti bisa menyelesaikan pertengkaran kedua Dewa, mengingat masalalunya Fu Xi yakin kalau kali ini dirinya juga sama pasti bisa."Sekarang bagaimana?" tanya Anying."Aku akan melakukannya sekarang, jadi apapun itu jangan kamu coba halangi," ucap Fu Xi.Anying yang memang sebenarnya tidak berniat untuk menghalanginya agar semua cepat selesai hanya menganggukkan kepala, Anying melihat Fu Xi berjalan ke perbatasan di mana serangan demi serangan silih berganti."Ternyata para Dewa sangat kekanakan, bagaimana bisa bertarung satu sama lain seperti itu," ucap Fu Xi membuat serangan berhenti."Manusia, bagamana bisa ada manusia di sini," sahut kedua Dewa serentak.Para Dewa merasa sangat terkejut melihat kehadiran FunXi yang sebelumnya sama sekali tidak di sadarinya, seharusnya kehadiran manusia akan dengan mudah

  • Pendekar Naga Kembar   Sudah Tidak Bisa

    Di dalam kamarnya Fu Xi merasa sangat lega akhirnya dirinya berhasil menepati janjinya, setelah bertemu dan memastikan wanita bernama Yin Fu Xi memanggil Tuan Hades, tugasnya hanya menemukan wanita bernama Yin karena sudah menemukan wanita itu dan mempertemukan keduanya Fu Xi merasa tugasnya sudah selesai."Kamu kenapa tidak pulang semalam?" tanya Anying."Aku berhasil menemukan wanita bernama Yin, aku juga sudah membantu mempertemukan keduanya membutuhkan waktu lama untuk aku agar bisa kembali ke perguruan," ucap Fu Xi."Aku ingin beristirahat hari ini, setelah ini baru kita pergi," sambung Fu Xi."Baiklah, kalau begitu aku akan membantu ketua lainnya untuk mengajari para murid," sahut Anying.Fu Xi hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan Anying, tentu saja dirinya tidak keberatan istrinya untuk membantunya membantu melatih para murid karena itu memang tugasnya.Fu Xi yang membaringkan tubuhnya langsung menutup matanya dan tertidur dengan lelap, saat setelah Menutup Mata F

  • Pendekar Naga Kembar   Mengancam

    Fu Xi yang tiba di desa mulai mencari energi Yin yang ada di sekitarnya, energi Yin tidak hanya dimiliki oleh satu orang di desa yang saat ini dipijaknya terdapat puluhan orang yang memiliki energi Yin.Perbedaan orang yang memiliki energi Yin biasa dan Yin murni sama sekali tidak berbeda jauh, energi Yin murni tidak membuat orang lebih mencolok dari pemilik energi Yin lainnya.Di bawah pohon tidak jauh dari Gerbang Desa Fu Xi terus memperhatikan ke arah desa, semua wanita yang memiliki energi Yin diperhatikannya satu persatu menggunakan penglihatan tajamnya."Haaaaaah, di mana dia saat ini," gumam Fu Xi."Apa perlu aku mengumpulkan semua wanita-wanita itu dan bertanya pada mereka siapa yang bernama Yin," ucap Lulang sepemikiran dengan Fu Xi."Jika kamu yang mengumpulkan mereka pasti akan takut sepertinya memang harus mencari satu persatu," sahut Fu Xi."Terlalu lama, apa kamu akan kembali dulu, ini sudah malam," ucap Lulang."Tidak, aku ingin menemukan wanita itu dulu sebelum kembali

  • Pendekar Naga Kembar   Mencari Seseorang

    Keduanya yang sudah kembali ke tempat asal bersiap untuk melanjutkan perjalanan, tiba-tiba saja Fu Xi kepikiran tugas yang seharusnya diselesaikannya ada di surga tapi saat ini dirinya sudah keluar dan Fu Xi berpikir bagaimana caranya dirinya kembali ke sana."Kenapa tidak jadi pergi?" Tanya Amying."Aku lupa kalau yang harus aku selesaikan berada di surga tapi aku tidak tahu bagaimana cara agar kita kembali ke sini," ucap Fu Xi."Benar juga, jadi apa yang harus kita lakukan?" tanya Anying lagi."Aku akan masuk ke dalam ruang tanpa batas lebih dulu, akan aku tanyakan padanya," ucap Fu Xi."Tapi sebelumnya dia tidak ada di sana," sahut Anying."Tidak tahu kenapa aku merasa Sepertinya dia ada di dalam sana, jadi biarkan aku masuk ke sana dan bertanya padanya lebih dulu," ucap Fu Xi lagi disambut anggukan kepala oleh Anying.Fu Xi yang menutup matanya langsung menghilang berpindah ke ruang tanpa batas miliknya, baru berpindah tempat Fu Xi melihat cahaya putih berbentuk orang sudah ada di

  • Pendekar Naga Kembar   Permasalahan Selesai

    Fu Xi dan Anying menatap tempatnya saat ini berdiri, setelah menaiki anak tangga yang tidak tahu ada berapa banyak Fu Xi dan Anying sampai di tempat yang lebih indah dari yang ada di bawah.Anying bahkan merasakan kedamaian yang membuatnya hampir lupa tugasnya, Anying juga sempat memiliki niat untuk tinggal di tempat itu."Walau kamu mau kamu belum tentu bisa tunggal di sini," ucap Lalang yang melihat Anying terlena dengan tempat yang dipijaknya saat ini."Aku tahu, tapi... .""Kalian berhentilah berbicara, aku sudah menemukan permasalahannya," ucap Fu Xi yang melihat ke arah satu arah."Apa permasalahannya sebenarnya?" tanya Lulang.Tidak menjawab pertanyaan Lulang Fu Xi langsung berjalan ke arah salah satu pohon Rindang yang berada 50 meter di depannya, di bawah pohon itu terdapat lubang yang di dalamnya terdapat api berukuran Segenggam tangan, di surga seharusnya tidak ada api Fu Xi yakin api itu adalah api dari neraka.Walau berpikiran seperti itu Fu Xi masih tidak mengerti satu h

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status