Kaki Xiao Long gemetar, dia tidak akan bisa mengelak saat pedang Dou Jin menyambar. Apalagi jika dirinya yang menyerang, Dou Jin sama sekali tidak membuka celah.
"Satu pukulan saja mengenaiku. Setelah itu kau boleh beristirahat."
Xiao Long mengambil kembali senjatanya yang terbuang jauh, dia memegang perutnya yang terasa kebas setelah hantaman lurus dari Dou Jin. Dari semua serangan, mungkin itu adalah salah satu yang paling menyakitkan. Dia tidak sempat mengambil pedang itu karena Dou Jin kembali menyerang, pedang itu terlempar semakin jauh. Sangat tidak mungkin untuk mengambilnya.
"Bertarung dengan segala yang kau punya."
Xiao Long mundur cepat sewaktu serangan beruntun kembali datang. Salah satu bentuk serangan yang paling ditakutinya. Selama bertarung hampir enam jam, Dou Jin menampakkan beberapa teknik dan diulang-ulang. Xiao Long mulai mempelajarinya satu per satu, kekurangan serta kelebihannya, hanya saja di antara kedua itu. Dia
"Makanlah, melamun tidak akan mengisi perutmu yang kosong." Xiao Long menerima mangkuk yang masih berasap, sementara itu Dou Jin berjalan ke dinding ruang depan. Mengambil satu dari sembilan pedang yang disangkutkan di sana, dia berbalik badan sebentar."Jika kau ingin berlatih, gunakan pedang ini. Pedang sungguhan jauh berbeda dengan pedang kayu." "Aku sudah ada itu." Xiao Long menunjuk ke pedang hitam yang terletak di pojok. Dou Jin menggeleng-gelengkan kepala."Tubuhmu terlalu kecil untuk mengangkatnya. Mulai dengan senjata yang lebih ringan. Aku akan kembali besok." Dou Jin telah pergi dari hadapannya, Xiao Long berusaha bangun dan mengambil pedang hitam. Tidak ada yang aneh, tangannya pun bisa menggenggam pedang itu seperti biasa. Dia menghampiri tempat di mana Dou Jin mengambil pedang tadi, ada beragam pedang dengan ketebalan dan bentuk yang berbeda. Beberapa lebih ringan seperti yang dikatakan Dou Jin, akan tetapi ketajamannya dapat memot
Di keesokan harinya Xiao Long terbangun dan tidak melihat Dou Jin di mana pun. Dia telah mengelilingi seisi rumah, tidak ada siapa pun selain dirinya. Sempat terpikirkan mungkin Dou Jin akan kembali saat malam, Xiao Long sudah mempersiapkan diri andai saja gurunya itu mengajak latihan."Baguslah, aku punya waktu untuk mempersiapkan diri."Xiao Long mengambil pedang yang kemarin dipakainya, memulai latihan dengan gerakan-gerakan baru yang tak sempat dipelajarinya. Dia terus melakukan hal itu berulang-ulang, nyaris tidak beristirahat selain untuk minum dan makan. Xiao Long merasa kemampuan bertarungnya sudah lebih baik. Dia hendak menunjukkan pada Dou Jin esok hari. Atau kapan dia kembali.Namun lima hari selanjutnya, Dou Jin juga belum kembali. Xiao Long menatap halaman depan dengan hampa. Tangannya menggenggam pedang erat, pagi hari itu langit sangat mendung seperti saat Dou Jin mengajarinya menggunakan pedang. Xiao Long turun saat hujan mengguyur. Ayunan pe
Di sana dijelaskan bahwa saat dirinya dapat merasakan seluruh aliran darah dalam tubuhnya maka kepekaan keenam indera akan meningkat.Semua petunjuk dan aturan dalam buku itu tak ada satu pun yang masuk ke kepalanya. Xiao Long belum kunjung bangun dari tempat duduknya dan masih membuka mata lebar-lebar. Mempelajari di bagian mana dirinya salah dan mencoba memejamkan mata, merasakan aliran darah sendiri untuk ke sekian kali. Tidak ada yang terjadi. Dia mencoba kali dan mengulang-ulangnya hingga pagi.Tiga hari berlalu tanpa mendapatkan pencerahan, di luar rumah matahari bersinar terik. Xiao Long memilih menghabiskan waktunya untuk merenung dan melakukan pekerjaan rumah. Tangannya tetap bekerja tetapi pikirannya melayang jauh entah ke mana. Xiao Long meninggalkan baju-baju yang hendak dijemurnya dan setengah berlari ke halaman.Sekilas dia teringat bagaimana Dou Jin berdiri sebelum bertarung, rasanya semua teknik itu hampir sama dengan yang dipra
Perih dan ngilu di belakangnya mulai terasa, Xiao Long memegang pedang dengan kaki gemetar. Keduanya saling berhadap-hadapan, memandang musuh satu sama lain. Xiao Long melupakan semua latihan yang dilakukannya dua bulan ini ketika melihat marabahaya langsung di depannya."Latihanku selama ini sia-sia."Belum juga mengayunkan pedangnya, Xiao Long telah terluka cukup parah. Dia tidak akan selamat jika beradu kecepatan dengan beruang. Sebelum sampai ke rumah, Xiao Long yakin dirinya sudah lebih dulu tewas dibuat siluman ini. Nyalinya sempat gentar saat induk beruang mengeluarkan suara bengis, menggertak agar dirinya meninggalkan kawasannya.Tidak bisa dipastikan apakah beruang itu masih baru menjadi siluman atau tidak, dia sama sekali tidak bisa mengendalikan kekuatannya yang besar. Atau memang beruang itu adalah siluman kuat yang menyerang manusia secara brutal. Jika benar demikian maka situasi Xiao Long benar-benar gawat.Melihat induk beruang lengah,
Asap tebal dari mangkuk mengepul, terjadi keheningan di antara keduanya. Dou Jin makan tanpa memedulikan Xiao Long yang sedari tadi menatapnya, hendak membicarakan sesuatu yang selama ini terus mengganggu pikirannya."Guru, sebenarnya siapa kau sebenarnya?"Dou Jin sempat berhenti makan, tapi dia tetap melanjutkannya. Mengabaikan pertanyaan Xiao Long dan justru menanyakan tentang latihan, Xiao Long tahu Dou Jin sedang menghindari pembicaraan itu dan sampai di sana, dia memilih untuk pura-pura tidak pernah menanyakannya. Karena baginya sekarang, Dou Jin masih kembali saja sudah cukup."Bagaimana? Kau sudah memahami isi buku itu?""Aku sudah mempelajari hampir semua isi buku itu," ujar Xiao Long, mengambil bagiannya dan makan beberapa suap. "Tapi aku belum bisa melakukannya dengan sempurna. Bahkan ada yang tidak ku mengerti sama sekali."Dou Jin menghabiskan makanannya, "Aku punya waktu dua hari sebelum pergi. Sembuhkan kakimu. Jangan sampai kau be
"Guru sudah bangun." Xiao Long mengikuti arah pandang Dou Jin. "Ada apa?" "Selama aku pergi nanti, jaga dirimu baik-baik. Bahaya bisa datang dari mana saja." * Dou Jin mengambil salah satu pedang dari tujuh yang tersisa. Hanya ada enam pedang di dinding, Xiao Long dapat melihat bagaimana laki-laki itu memilih senjata dan memperlakukannya dengan lembut. Seolah-olah besi itu merupakan bagian dari tubuhnya sendiri. Dou Jin berjalan ke halaman disusul Xiao Long, dia sedikit gugup mengingat terakhir kali gurunya mengatakan untuk bersungguh-sungguh berlatih. "Tunjukkan apa yang kau bisa." Xiao Long mengangguk, Dou Jin hanya menyuruhnya mempraktekkan beberapa gerakan. Sesekali dia mengoreksi dan membenarkan cara berdiri Xiao Long. Bisa dibilang latihan kali ini cukup santai dibandingkan hari-hari lain. Tapi dugaannya seketika terpatahkan saat akhirnya Dou Jin bicara."Jika kau bisa memukulku lima kali, maka kau menang. Tapi jika aku berhasil
"Kena!"Dou Jin berdiri, alisnya bertaut seperti hendak marah. Namun pada akhirnya dia tertawa. "Menyebalkan sekali. Jika nanti kau benar-benar dalam bahaya dan aku menganggapmu hanya bercanda bagaimana?""Memangnya aku akan memanggil nama Guru?"Wajah Dou Jin kembali dipenuhi kekesalan, dia menarik napas beberapa detik kemudian. Memang memahami sifat muridnya ini cukup menguras emosi."Aku sudah selesai. Bisa kita lanjutkan?""Ada seseorang yang sedang percaya diri setelah menipu lawannya.""Ck ck, kau tidak mengerti, Guru. Menunggumu lengah seperti menunggu matahari terbit dari barat."Dou Jin memang payah dalam hal bergurau, dia hanya mengernyit seperti tersinggung."Baik, baik. Maksudku itu tidak akan terjadi. Susah mencari waktu yang tepat untuk memulai serangan."Dou Jin mengangguk, "Itu karena aku telah menguasai semua teknik dan jurus di buku itu. Dalam artian lain, pertarungan hari ini sepenuhnya berada di dalam gen
Saat Xiao Long terbangun, tidak ada siapa-siapa di tempat itu selain dirinya sendiri. Dia melihat pedang yang sebelumnya dia pakai untuk memotong pohon telah terbelah dua, di sampingnya terlihat secarik kertas yang ditulis singkat dan padat.'Kau kalah.'Xiao Long menarik napas panjang, dia menekuk wajah kesal. Tak terbayangkan rasanya tinggal di hutan para siluman. Bertahan hidup di rimba yang buas seperti menggali kuburan sendiri. Daripada terus mengeluh dia mulai mengambil beberapa barang, bersiap-siap untuk berlatih di tempat berbahaya. Tidak ada waktu untuk mendalami isi buku yang diberikan Dou Jin, sebaliknya Xiao Long harus benar-benar menerapkan apa yang telah dipelajarinya selama ini.Mengingat pedang pertamanya telah rusak, Xiao Long mengambil satu pedang lain dari dinding. Hanya tersisa lima pedang di sana. Dan memiliki bobot serta cara pengendalian yang sulit. Beruntung masih tersisa satu pedang tipis dan ringan, meskipun di beberapa bagian bilah pedan