Share

Membungkam Kesombongan Mereka

"Hormat kami, Pangeran Aksara dan Putri Ratih Kumala!"

Kesemua pendekar bersimpuh di hadapan dua anak raja seolah mereka adalah Dewa yang harus disembah sampai harus bersujud. Asoka berdecih kesal melihat semua kelakuan pendekar di sana.

Ki Sadikin menekan tubuh Asoka menggunakan aura kematian miliknya, tapi seakan tekanan energinya tidak dirasakan Asoka yang masih berdiri menatap mata Pangeran Aksara.

Tahu jika tekanan energinya tidak berhasil, Ki Sadikin mengangkat mukanya dari tanah. “Bodoh! Cepat menunduk di hadapan Gusti Pangeran Aksara dan Kanjeng Putri Ratih Kumala!”

“Apa? Kau menyuruhku sujud pada dua orang ini? Cih … sampai matipun aku tidak sudi bersimpuh pada siapapun kecuali pada guru dan orang tuaku!” Asoka melingkarkan tangannya di dada serta memandang Ki Sadikin dengan tatapan remeh.

“Sudah, sudah…” Pangeran Aksara menenangkan suasana. Dia sebenarnya tidak peduli mau pemuda itu b

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status