Tong Mu tersenyum puas saat semua anggota Sekte Harimau Putih berhasil ditakhlukan. Ia mengikat sendiri tangan Feng Yin selagi para prajuritnya melakukan hal yang sama ke semua lawan. "Kaisar Huang benar, bukan hal sulit untuk melumpuhkan sektemu. Aku hanya perlu mengalahkanmu dan mereka akan menuruti ucapanku. Tapi ... tidakkah ini terlalu mudah? Kau terlalu lemah sebagai tetua dari sekte dengan pasukan pemanah yang hebat."
*Beberapa saat sebelumnya
Tong Mu memberi hormat pada Huang Fu. Ia bergegas kembali ke istana setelah hasil dari kunjungannya ke markas Sekte Harimau Putih mengecewakan.
"Bagaimana?"
"Sesuai dugaan Yang Mulia, Feng Yin menolak."
Huang Fu meletakkan cangkir tehnya di atas meja dengan sedikit penekanan, membuat bunyi tertentu keluar akibat benturan itu. Tong Mu menelan ludah ketika melihat Huang Fu mencengkeram erat cangkir tersebut hingga pecah.
"Kerahkan ratusan prajurit untuk menyerang! Bawa tiga bola api bersamamu! Kau hanya perlu masuk dan melumpuhkan Feng Yin, maka kau akan menguasai sekte itu. Jika tidak bisa menjadi kawan, maka mereka harus menjadi tahanan, sebelum lelaki itu melakukan tindakan di luar pengawasanku!"
Walaupun Huang Fu telah memperkirakan jawaban Feng Yin, ia tetap berharap lelaki itu akan menerimanya. Dengan semua iming-iming yang diberikan, setidaknya Feng Yin harus mempertimbangkan tawaran itu terlebih dahulu. Akan tetapi, tindakan Feng Yin memang terlampau kasar ... atau terlalu bodoh?
Setelah Tong Mu beranjak dari ruangannya, Huang Fu menyeringai. Ia menyesap teh dari cangkir lainnya. Huang Fu membatin, "Feng Yin, kau telah melakukan kesalahan besar karena menolak tawaranku. Sekarang, tinggal menghitung jari kau dan seluruh anggota Sekte Harimau Putih akan kehilangan kebebasan. Setelah ini kalian akan menjadi budak dan membusuk di dalam penjara!"
***
Feng Yin dan seluruh anggota lainnya yang masih hidup, berjalan dalam satu banjar dengan tangan terikat ke belakang. Mereka diarak menuju istana sebagai pemberontak.
Ketika rombongan itu melewati pemukiman, orang-orang tampak berkerumun ingin melihat. Mereka berdiri di pinggir jalan sambil berbisik satu sama lain melihat para pendekar Sekte Harimau Putih yang tampak compang camping penuh luka.
"Lihat mereka, menyedihkan sekali!"
"Itulah akibatnya kalau berani menentang Kaisar Huang. Aku dengar salah satu tetua mereka begitu sombong, menolak keras niat baik Yang Mulia."
"Untung saja dulu anakku tidak jadi masuk sekte itu. Kalau tidak ... ah, aku tidak bisa membayangkan putraku diperlakukan seperti itu."
Di tengah-tengah cibiran itu, beberapa isakan dari kaum wanita juga terdengar. Mereka adalah ibu atau saudara dari anggota Sekte Harimau Putih yang turut tertangkap. Mereka tahu benar apa hukuman yang akan diberikan pada para 'pemberontak'. Selain menjadi tahanan, bisa dipastikan siksaan demi siksaan telah menanti.
"Ayo berdiri!" teriak prajurit sambil menendang seorang tahanan yang terjatuh. "Dasar lemah! Tidak berguna! Bangun atau aku akan membunuhmu!" Prajurit tersebut kembali memaki sambil terus memukuli tahanan.
Xiu Zhangjian yang berada beberapa meter di depan memicingkan mata atas perlakuan kasar prajurit Quzhou. Tangannya terkepal kuat hingga kuku-kukunya terbenam. Ketika ia hendak menghampiri anggota sekte yang dipukuli, Li Min mencegahnya dengan gelengan kepala. Xiu Zhangjian pun terpaksa berpura-pura tidak pernah melihat kekejian prajurit istana.
Para tahanan itu terus berjalan tanpa diberi waktu untuk beristirahat. Jika prajurit istana bisa meneguk air ketika haus, mereka hanya bisa menelan ludah hingga kering. Sampai akhirnya, rombongan itu tiba juga di kerajaan Quzhou.
"Buka gerbangnya!" perintah Tong Mu.
Ketika gerbang besar dengan ukiran naga keemasan itu terbuka, tampak para pejabat telah menunggu kedatangan rombongan itu. Mereka tersenyum lebar melihat Feng Yin dan yang lainnya memasuki istana sebagai seorang kriminal.
"Yang Mulia telah tiba!" seru seorang kasim mengabarkan kedatangan sang kaisar di halaman utama istana.
Mendengar hal itu, Xiu Zhangjian yang semua tertunduk untuk meredam amarahnya, langsung menegakkan lehernya. Matanya menatap lekat seorang lelaki berperawakan tinggi dan kekar dengan sebuah mahkota di kepalanya. Terakhir kali Xiu Zhangjian melihatnya sekitar 10 tahun lalu, saat Feng Yin menyerahkan dua mayat pada lelaki itu.
"Kami memberi hormat pada Yang Mulia." Serempak Tong Mu dan para prajurit memberi hormat. Namun, Huang Fu justru mengerutkan dahinya. Tong Mu melihat arah pandangan sang kaisar. Lalu dengan sigap ia mendekati para tahanan. "Cepat beri hormat pada Yang Mulia!" perintahnya pada Feng Yin yang berdiri tegak di paling depan barisan.
Bentakan Tong Mu sama sekali tak membuat Feng Yin bergerak. Lelaki tua itu memicingkan mata dan mempertahankan sikap tegaknya. Terang saja hal itu membuat Tong Mu nyaris kehilangan muka di depan kaisar.
"Baiklah, karena kau memaksa!"
"Ah!" Feng Yin tersungkur setelah Tong Mu melayangkan tendangan keras di punggungnya.
"Kau-"
"Diam di tempatmu, atau aku benar-benar akan memenggal si berengsek ini!" bentak Tong Mu memotong ucapan Li Min. "Tunggu apa lagi? Kalian semua, cepat bersujud!"
Melihat sebilah pedang terulur ke leher Feng Yin, para anggota Sekte Harimau Putih itu lagi-lagi hanya bisa menurut. Mereka semua bersujud sangat rendah hingga kepala menyentuh tanah. Jika prajurit melihat mereka membiarkan jarak sejengkal saja dari tanah, sebuah injakan keras akan mendorong kepala mereka hingga membentur tanah. Hal itu pula yang terjadi pada Xiu Zhangjian.
Xiu Zhangjian yang pipi kanannya menempel di tanah lantaran kaki seorang prajurit menginjak pipi sisi lainnya, berusaha keras untuk tetap menatap Huang Fu. Dalam batin ia berkata, "Tersenyumlah selagi bisa. Dulu kau yang mencariku. Sekarang, aku sengaja datang padamu. Tidak seharusnya kau membuka gerbangmu untuk sang pewaris."
Penjara kerajaan Quzhou terdiri atas dua bagian besar, yakni bawah dan atas tanah. Penjara di atas tanah kondisinya lebih baik daripada yang ada di bawah tanah. Selain itu, perlakuan pada para tahanan juga sedikit lebih manusiawi. Sementara itu, penjara bawah tanah dihuni oleh orang-orang yang dinyatakan bersalah dalam kasus-kasus berat, seperti pembunuhan, pemberontakan, dan sebagainya. Itu sebabnya para anggota Sekte Harimau Putih ditempatkan di penjara bawah tanah. Kondisi penjara bawah tanah sangat pengap dan gelap dengan beberapa obor sebagai pelita. Setiap sel tahanan berukuran sangat sempit dan diisi paling tidak lima orang. Sementara menyoal makan, para tahanan hanya diberi jatah makan dua kali. Itu pun sangat terbatas jumlahnya. Satu sel penjara biasanya hanya mendapat jatah makan satu mangkok bubur. Makanan hanya akan diletakkan di luar sel sehingga para tahanan harus makan dengan jeruji besi sebagai pembatas. "Makanlah! Besok kalian harus mulai bekerja! Jangan sampai kal
Hari telah larut. Beberapa penjaga di sekitar paviliun itu bahkan tampak terangguk-angguk dengan mata enggan terbuka. Penjaga lain yang masih terang matanya mengingatkan dengan berbisik, "Bangunlah sebelum Yang Mulia memerintahkan prajurit lain untuk membuatmu tidak bisa bangun selamanya.""Hm ... kau berlebihan," sahut si penjaga dengan malas, lantas kembali memejamkan mata."Sialan! Benar-benar sialan!" Sebuah makian lantang dari seorang laki-laki diikuti suara bantingan keras terdengar dari dalam paviliun. Hal itu jelas membuat beberapa penjaga yang semula dihinggapi kantuk, langsung terbelalak matanya seperti baru saja melihat kematian. Sementara penjaga yang tadi mengingatkan, kini berusaha keras untuk tidak tertawa. Walau bagaimanapun ia masih ingin hidup juga.Adapun penyebab seseorang mengumpat di dalam paviliun tentu saja bukan lantaran penjaga yang mengantuk saat bertugas. Jika dilihat, tampak sebuah pedang dengan ukiran naga yang tergeletak di lantai.
"Minggir! Jangan bantu dia! Biarkan dia bangun sendiri!" suara seorang penjaga memekak di tengah terik matahari. Beberapa budak yang berada di sekitar menghentikan sesaat pekerjaan mereka, sebelum kemudian peringatan dari penjaga lainnya membuat mereka kembali bekerja.Sementara itu, penjaga wanita yang tadi didorong rekannya saat hendak membantu seorang budak berdiri, tampak berkerut dahinya. Tanpa takut ia berkata lantang, "Cao Yunding, apa kau tidak melihat?! Dia sudah tua dan kakinya terluka."Cao Yunding tidak lain adalah penjaga yang menendang salah seorang anggota Sekte Harimau Putih ketika jatuh dalam perjalanan menuju istana. Ia juga orang yang pertama kali memukul para budak karena tidak menjawab ketika Chen Long bertanya di lapangan penjara."Diam! Apa kau tidak tahu siapa dia?! Dia Feng Yin, tetua Sekte Harimau Putih. Dialah orang yang menolak kebaikan Kaisar Huang. Sekarang, biarkan dia bangun dengan kesombongannya!"Penjaga wanita itu hanya
"Kau tidurlah. Aku akan keluar sebentar.""Keluar? Ini masih terlalu pagi. Kau mau pergi ke mana?"Penjaga itu membiarkan pertanyaan rekannya menguap dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun. Setelah lonceng menggema, ia menyadari bahwa satu kuncinya hilang. Oleh sebab itu, usai memastikan semua budak masuk ke dalam sel masing-masing, penjaga itu bergegas mencarinya."Sepertinya kunci itu jatuh saat orang-orang bodoh membuat masalah. Hah ... Pasti karena orang menjijikan itu memelukku terlalu kuat!" gerutunya sambil berjalan menuju tempat yang ia duga bisa menemukan kuncinya di sana.Tepat sekali, penjaga yang berjalan sendiri menyusuri lorong penjara itu adalah Cao Yunding. Ia dan tiga orang temannya bertugas untuk membuka dan mengunci sel tahanan bawah tanah. Setiap penjaga memegang dua kunci yang sama. Saat waktu bekerja para budak telah selesai, ia melihat hanya ada satu kunci yang tergantung di ikat pinggangnya.Dengan langkah cepa
"Apa yang terjadi?""Aku dengar beberapa penjaga mengatakan ada mayat ditemukan di dekat pembangunan benteng.""Benarkah? Mayat siapa?""Aku tidak tahu pasti. Tapi sepertinya itu mayat penjaga."Pagi ini tahanan kerajaan Quzhou dibuat gempar oleh sesosok mayat penjaga yang tewas dengan keadaan mengenaskan. Meski tidak ada bekas luka sabetan senjata tajam, tampak jelas jika penjaga itu adalah korban pembunuhan. Lalu siapakah pelakunya?Melihat cara pembunuh mematahkan tulang si penjaga, bisa disimpulkan bahwa pelaku adalah seorang ahli bela diri yang kuat. Terlebih, orang yang tewas bukan penjaga biasa, melainkan salah seorang penjaga senior yang membawahi beberapa penjaga lainnya."Tenang!" teriak seorang penjaga sembari memukulkan batang besi pada besi lainnya, memicu suara nyaring yang memekak dalam lapangan penjara yang tertutup. Para tahanan pun lekas menghentikan perbincangan mereka sebelum mulut mereka tertutup selamanya.Di dep
Tunggu, apakah tahanan yang pingsan tadi Xiu Zhangjian?Sangat tepat! Faktanya, kini Xiu Zhangjian basah kuyup akibat guyuran dua ember air. Apakah tadi dia benar-benar pingsan? Ayolah ... sang pewaris tidak akan pingsan hanya karena kelelahan memikul batu! Lantas mengapa Xiu Zhangjian demikian?"Calon suamiku ... apa kau baik-baik saja?" Chen Yufei mengusap sisa air dari wajah pemuda di hadapannya. Sorot matanya memancarkan kecemasan yang tidak terbendung.Sejujurnya, ada banyak tahanan yang menjadi panas hatinya akibat tindakan Chen Yufei. Tahanan pria merasa iri dengan Xiu Zhangjian, sedangkan tahanan perempuan iri pada Chen Yufei yang berani memeluk budak paling rupawan di penjara Quzhou."No-nona Chen, apa yang kau-""Kau, berani-beraninya memperlakukan calon suamiku seperti ini?! sambar Chen Yufei dengan tatapan mengintimidasi."Ta-tapi, dia hanya seorang budak. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi calon suamimu?" Sang penjaga nyaris tak
"Kakak Jian ..." lirih Chen Yufei melihat Xiu Zhangjian terjungkal ke belakang karena dorongan kuat Chen Long. Mendengar panggilan keponakannya yang begitu intim kepada seorang budak, kedua mata Chen Long nyaris keluar dari soketnya. Dengan cepat ia menarik tangan Chen Yufei agar tidak kembali mendekat pada Xiu Zhangjian. "Kalian, beri pelajaran pada pemuda ini, lalu seret dia ke tempatnya bekerja!" "Baik, Tuan!" Kedua penjaga pun dengan sigap membawa Xiu Zhangjian pergi dari tempat pembuatan senjata. Chen Yufei yang tahu ke mana Xiu Zhangjian akan dibawa, tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Sesaat ia sangat menyesal karena membawa pemuda itu berada dalam masalah. "Paman, tolong ampuni dia. Semua ini salahku." Chen Yufei tak menyangka jika tindakannya mendekati Xiu Zhangjian akan begitu menyulut kemarahan sang paman. Ini bukan pertama kali ia menggoda tahanan tampan. Namun, biasanya Chen Long membiarkan gadis itu 'bersenang-senang'. Lagipula Chen Yufei tidak pernah melakuk
"Dia tinggal di luar istana. Sebuah rumah megah bercat merah dengan gerbang besi di sekelilingnya, yang waktu itu kita lewati saat diseret ke istana." "Aku mengerti, Kak." "Berhati-hatilah! Dia mungkin tidak begitu berbahaya, tetapi seorang pejabat tidak akan tinggal tanpa penjaga." "Baik, Tetua Feng." "Ingat, saat situasi berbahaya, yang terpenting adalah keselamatanmu. Jangan memaksakan hasil jika keadaan tidak memungkinkan." "Baiklah, Kak. Apa aku bisa pergi sekarang?" Kedua mata Xiu Zhangjian terbelalak lantaran tiba-tiba Li Min memeluknya. Dalam ingatannya, terakhir kali lelaki itu demikian adalah saat mereka memakamkan kepala Xiu Jian. Sesudahnya, sikap Li Min menjadi sangat berbeda. Jangankan dipeluk, sehari saja tanpa dimarahi sudah luar biasa. 'Apa ini benar-benar Kak Li Min?' "Pergilah! Segera kembali setelah urusanmu selesai." Xiu Zhangjian mengangguk dan melesat keluar. Malam ini ada banyak hal yang harus ia