Share

Bab 10_ Gerbang Masuk Sang Pewaris

Tong Mu tersenyum puas saat semua anggota Sekte Harimau Putih berhasil ditakhlukan. Ia mengikat sendiri tangan Feng Yin selagi para prajuritnya melakukan hal yang sama ke semua lawan. "Kaisar Huang benar, bukan hal sulit untuk melumpuhkan sektemu. Aku hanya perlu mengalahkanmu dan mereka akan menuruti ucapanku. Tapi ... tidakkah ini terlalu mudah? Kau terlalu lemah sebagai tetua dari sekte dengan pasukan pemanah yang hebat."

*Beberapa saat sebelumnya

Tong Mu memberi hormat pada Huang Fu. Ia bergegas kembali ke istana setelah hasil dari kunjungannya ke markas Sekte Harimau Putih mengecewakan. 

"Bagaimana?"

"Sesuai dugaan Yang Mulia, Feng Yin menolak."

Huang Fu meletakkan cangkir tehnya di atas meja dengan sedikit penekanan, membuat bunyi tertentu keluar akibat benturan itu. Tong Mu menelan ludah ketika melihat Huang Fu mencengkeram erat cangkir tersebut hingga pecah.

"Kerahkan ratusan prajurit untuk menyerang! Bawa tiga bola api bersamamu! Kau hanya perlu masuk dan melumpuhkan Feng Yin, maka kau akan menguasai sekte itu. Jika tidak bisa menjadi kawan, maka mereka harus menjadi tahanan, sebelum lelaki itu melakukan tindakan di luar pengawasanku!"

Walaupun Huang Fu telah memperkirakan jawaban Feng Yin, ia tetap berharap lelaki itu akan menerimanya. Dengan semua iming-iming yang diberikan, setidaknya Feng Yin harus mempertimbangkan tawaran itu terlebih dahulu. Akan tetapi, tindakan Feng Yin memang terlampau kasar ... atau terlalu bodoh?

Setelah Tong Mu beranjak dari ruangannya, Huang Fu menyeringai. Ia menyesap teh dari cangkir lainnya. Huang Fu membatin, "Feng Yin, kau telah melakukan kesalahan besar karena menolak tawaranku. Sekarang, tinggal menghitung jari kau dan seluruh anggota Sekte Harimau Putih akan kehilangan kebebasan. Setelah ini kalian akan menjadi budak dan membusuk di dalam penjara!"

***

Feng Yin dan seluruh anggota lainnya yang masih hidup, berjalan dalam satu banjar dengan tangan terikat ke belakang. Mereka diarak menuju istana sebagai pemberontak.

Ketika rombongan itu melewati pemukiman, orang-orang tampak berkerumun ingin melihat. Mereka berdiri di pinggir jalan sambil berbisik satu sama lain melihat para pendekar Sekte Harimau Putih yang tampak compang camping penuh luka.

"Lihat mereka, menyedihkan sekali!"

"Itulah akibatnya kalau berani menentang Kaisar Huang. Aku dengar salah satu tetua mereka begitu sombong, menolak keras niat baik Yang Mulia."

"Untung saja dulu anakku tidak jadi masuk sekte itu. Kalau tidak ... ah, aku tidak bisa membayangkan putraku diperlakukan seperti itu."

Di tengah-tengah cibiran itu, beberapa isakan dari kaum wanita juga terdengar. Mereka adalah ibu atau saudara dari anggota Sekte Harimau Putih yang turut tertangkap. Mereka tahu benar apa hukuman yang akan diberikan pada para 'pemberontak'. Selain menjadi tahanan, bisa dipastikan siksaan demi siksaan telah menanti.

"Ayo berdiri!" teriak prajurit sambil menendang seorang tahanan yang terjatuh. "Dasar lemah! Tidak berguna! Bangun atau aku akan membunuhmu!" Prajurit tersebut kembali memaki sambil terus memukuli tahanan.

Xiu Zhangjian yang berada beberapa meter di depan memicingkan mata atas perlakuan kasar prajurit Quzhou. Tangannya terkepal kuat hingga kuku-kukunya terbenam. Ketika ia hendak menghampiri anggota sekte yang dipukuli, Li Min mencegahnya dengan gelengan kepala. Xiu Zhangjian pun terpaksa berpura-pura tidak pernah melihat kekejian prajurit istana.

Para tahanan itu terus berjalan tanpa diberi waktu untuk beristirahat. Jika prajurit istana bisa meneguk air ketika haus, mereka hanya bisa menelan ludah hingga kering. Sampai akhirnya, rombongan itu tiba juga di kerajaan Quzhou.

"Buka gerbangnya!" perintah Tong Mu.

Ketika gerbang besar dengan ukiran naga keemasan itu terbuka, tampak para pejabat telah menunggu kedatangan rombongan itu. Mereka tersenyum lebar melihat Feng Yin dan yang lainnya memasuki istana sebagai seorang kriminal.

"Yang Mulia telah tiba!" seru seorang kasim mengabarkan kedatangan sang kaisar di halaman utama istana. 

Mendengar hal itu, Xiu Zhangjian yang semua tertunduk untuk meredam amarahnya, langsung menegakkan lehernya. Matanya menatap lekat seorang lelaki berperawakan tinggi dan kekar dengan sebuah mahkota di kepalanya. Terakhir kali Xiu Zhangjian melihatnya sekitar 10 tahun lalu, saat Feng Yin menyerahkan dua mayat pada lelaki itu.

"Kami memberi hormat pada Yang Mulia." Serempak Tong Mu dan para prajurit memberi hormat. Namun, Huang Fu justru mengerutkan dahinya. Tong Mu melihat arah pandangan sang kaisar. Lalu dengan sigap ia mendekati para tahanan. "Cepat beri hormat pada Yang Mulia!" perintahnya pada Feng Yin yang berdiri tegak di paling depan barisan.

Bentakan Tong Mu sama sekali tak membuat Feng Yin bergerak. Lelaki tua itu memicingkan mata dan mempertahankan sikap tegaknya. Terang saja hal itu membuat Tong Mu nyaris kehilangan muka di depan kaisar.

"Baiklah, karena kau memaksa!"

"Ah!" Feng Yin tersungkur setelah Tong Mu melayangkan tendangan keras di punggungnya.

"Kau-"

"Diam di tempatmu, atau aku benar-benar akan memenggal si berengsek ini!" bentak Tong Mu memotong ucapan Li Min. "Tunggu apa lagi? Kalian semua, cepat bersujud!" 

Melihat sebilah pedang terulur ke leher Feng Yin, para anggota Sekte Harimau Putih itu lagi-lagi hanya bisa menurut. Mereka semua bersujud sangat rendah hingga kepala menyentuh tanah. Jika prajurit melihat mereka membiarkan jarak sejengkal saja dari tanah, sebuah injakan keras akan mendorong kepala mereka hingga membentur tanah. Hal itu pula yang terjadi pada Xiu Zhangjian.

Xiu Zhangjian yang pipi kanannya menempel di tanah lantaran kaki seorang prajurit menginjak pipi sisi lainnya, berusaha keras untuk tetap menatap Huang Fu. Dalam batin ia berkata, "Tersenyumlah selagi bisa. Dulu kau yang mencariku. Sekarang, aku sengaja datang padamu. Tidak seharusnya kau membuka gerbangmu untuk sang pewaris."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dohar
koin lagi koin lagi
goodnovel comment avatar
Camri Esis
ceritanya asyik, yang ga asyik koinnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status