Ditengah perburuan siluman, Ye Xuanqing justru harus menyembunyikan identitasnya sebagai pemburu siluman sekaligus Adipati Kekaisaran. Hal itu dia lakukan demi mengungkap rahasia besar Kekaisaran Sheng. Akan tetapi Xuanqing malah bertemu dengan Jung Jinsi yang terluka parah serta kehilangan ingatan. Untuk mempermudah rencana Xuanqing, dia malah memanfaatkan keadaan dengan membuat skenario bahwa Jinsi dan dirinya sudah menikah. Seiring berjalannya waktu, Xuanqing mengetahui bahwa Jinsi merupakan siluman rubah ekor sembilan yang diburu pihak kekaisaran. Keadaan bertambah pelik ketika cinta mulai bersemi di hati Xuanqing dan Jinsi. Sang Adipati dilema besar, Xuanqing harus memilih antara tugas yang harus dia emban atau cintanya pada Jinsi sang siluman yang seharusnya menjadi musuhnya. Serta bagaimana cara Xuanqing membayar kesalahan fatal kepada Jung Jinsi?
Lihat lebih banyak"Perketat penjagaan, pasang formasi sihir untuk melindungi Kota Shinjing!"
"Jangan biarkan para siluman ini lolos!" Ye Xuanqing berteriak garang pada para pemburu siluman yang datang bersamanya hari ini. Tepat hari ini pula mereka telah melakukan perburuan siluman secara besar-besaran selama tiga belas hari. Sinar matahari masih sangat lembut ketika Xuanqing dan para rekannya menjejakkan kaki di Gunung Jiaguan, tempat yang dihuni para siluman. Ye Xuanqing merupakan pemburu siluman kelas lima serta Adipati muda Kekaisaran Sheng. Dia terkenal sangat cakap dalam melakukan tugas-tugasnya. Akan tetapi kali ini Xuanqing merasa berbeda, dia merasa tidak nyaman dan dadanya terasa sesak ketika menjalankan tugasnya. "Kenapa seperti ini, harusnya Kekaisaran tidak memburu semua siluman bukan?" Xuanqing bergumam sendiri, dia benar-benar gelisah. Hal itu didengar oleh Fen Rou, penasihat serta rekan kultivasinya. "Ada apa Adipati, kenapa anda menanyakan perintah resmi dari Ibu Suri? Perintah darinya merupakan perintah mutlak selaku Ibu Negara, sebab saat ini Kaisar tidak ada ditempat." "Aku tahu itu Fen Rou, tapi kenapa apa alasannya? Kau tahu bukan kalau siluman dan manusia itu sama. Ada yang baik dan juga jahat, kita tidak bisa memburu semuanya tanpa terkecuali!" Xuanqing geram, dia merasa tidak berdaya atas perintah itu. "Aku tahu Adipati, tapi beginilah adanya. Kita adalah pemburu siluman dan terikat oleh perintah resmi Kekaisaran. Jika kita menolak, apa itu bukan bentuk pemberontakan?" Tanya Fen Rou yang juga merasa dilema. Apa yang dikatakan oleh Fen Rou memang benar adanya, Xuanqing tidak bisa menjawab lagi. Dia dan semua orang yang ada disini tidak bisa berbuat lebih dihadapan perintah resmi Kekaisaran Sheng. Terutama dirinya yang kini menjadi pemegang Plat Giok Liong Lie, plat giok milik Keluarga Ye yang merupakan pemburu siluman paling disegani sepanjang sejarah daratan timur. Keluarga Ye sudah lama mengabdi pada keluarga Kekaisaran Sheng. Melindungi, mendukung, dan patuh pada perintah kekaisaran sudah menjadi tugas utama setiap anggota Keluarga Ye. Xuanqing tidak bisa merusak hubungan yang sudah dibangun bertahun-tahun oleh para leluhur keluarga. "Sekarang anda adalah kepala Keluarga Ye, sudah seharusnya anda mematuhi perintah ini tanpa banyak berpikir lagi Adipati." Fen Rou kembali berujar sambil menepuk pundak sang Adipati. "Kau benar," balas Xuanqing datar. Setelah itu Xuanqing menggenggam erat pedang ditangannya, dia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Pandangan sang Adipati itu tertuju pada jalan setapak yang menanjak menuju puncak Gunung Jiaguan. "Baiklah kita memang tidak bisa mundur dari perintah perburuan siluman. Jadi selesaikan ini dengan baik menggunakan caraku," ucap Xuanqing dengan tatapan yang tajam ke arah Fen Rou. Sang penasehat mengerutkan keningnya dan berbalik untuk menghadap ke arah Adipati Muda itu. "Cara apa yang akan anda gunakan Adipati?" Tanyanya. "Kita tetap akan memburu para siluman jahat yang bisa membahayakan para penduduk. Tapi lepaskan para siluman kecil, mereka tidak berbahaya dan juga pantas memiliki kehidupan." Xuanqing berkata dengan tenang tapi lugas. Hal itu membuat Fen Rou semakin gelisah. "Tapi Adipati, perintah Ibu Suri tidak seperti itu. Bagaimana jika—" "Jika apa Fen Rou? Ibu Suri tidak akan tahu apa yang terjadi di tempat ini jika tidak ada orang yang memberitahunya. Lagi pula apa kau tega menghabisi semua siluman yang ada di sini, meskipun mereka tidak berbuat salah?" Xuanqing masih pada prinsipnya. Kepala Keluarga Ye itu memang berhati lembut, dia memandang para siluman dan manusia dengan sama. "Hanya karena mereka dari klan siluman, bukan berarti mereka hina dan pantas untuk dimusnahkan. Sekarang ikuti aku untuk memburu siluman ganas, sisanya pasang formasi untuk menyegel para siluman kecil agar tidak ada yang keluar dari Gunung Jiaguan!" Itu adalah perintah mutlak dari Xuanqing, Fen Rou pun tidak bisa membantahnya. Dia hanya mengangguk patuh kemudian berjalan cepat menaiki gunung untuk memberitahukan perintah ini kepada para pemburu lain yang ikut bersama mereka. Ye Xuanqing berjalan dengan langkah yang lebar-lebar, dia juga memasang jimat pelacak untuk mengetahui lokasi dimana para siluman jahat berada. Sepanjang jalan suasana Gunung Jiaguan sangat sepi, hal itu dikarenakan aura si pemilik Plat Giok Liong Lie itu. Pemegang Plat Giok Liong Lie memang sangat disegani oleh semua kalangan, termasuk para siluman. Mereka tahu kalau tingkat kultivasinya sangat tinggi. Ye Xuanqing memang belum mencapai pemburu siluman tingkat langit. Akan tetapi namanya sudah tersohor ke seluruh daratan timur berkat kemampuannya mengalahkan para siluman jahat. Sampai saat ini belum ada yang bisa menandingi Ye Xuanqing. "Tempat ini sangat sayang jika harus menjadi medan pertempuran," gumam Xuanqing sembari terus berjalan lurus. Kemudian dari arah barat daya serangan dari elemen api menyerang Xuanqing. Untung saja reflek pria itu cukup bagus, Xuanqing menghindar dengan cepat. "Siapa di sana, tunjukkan dirimu!" Xuanqing berteriak, dia ingin tahu siapa yang sudah menyerangnya tiba-tiba. Tak ada jawaban yang Xuanqing dengar, hanya saja serangan-serangan itu terus saja bermunculan. Banyak panah dari elemen api menyerang Xuanqing layaknya hujan. "Sial, rupanya ada yang ingin bermain-main denganku!" Xuanqing menangkis serangan anak panah api itu. Xuanqing mengeluarkan senjata sihirnya, yaitu pedang Huoguang atau pedang kilat api. Dengan gerakan yang tangkas Xuanqing melindungi dirinya. Akan tetapi rasanya tidak puas jika hanya bertahan, Xuanqing lalu menajamkan intuisinya dia memperhatikan gerak angin. Kemudian pandangannya tertuju pada sesuatu di balik pohon besar tak jauh dari tempatnya berdiri. "Ah, disitu rupanya!" Xuanqing naik ke udara dengan kemampuan kultivasi milikinya. Setelahnya dia tersenyum miring, pria itu telah menemukan siapa lawannya hari ini. "Kilat bunga api, hancurkan!" Xuanqing membaca mantra sembari melepaskan sihirnya. Seketika pohon besar itu meledak dengan keras. Disaat yang sama seseorang terjatuh begitu saja dari ketinggian. "Siluman tingkat empat rupanya," ucap Xuanqing saat tahu siapa lawannya. Adipati Muda itu turun, tapi dia tetap memasang kewaspadaan. Didepannya memang hanya siluman tingkat empat, tapi kekuatannya cukup besar terbukti dari hawa dendam dan kebencian disekelilingnya yang menyerupai kabut hitam. "Kau! Pemburu siluman dari Keluarga Ye, mengapa kau selalu mengusik para siluman?" tanya siluman api itu. Ye Xuanqing tersenyum mengejek, lalu mengerutkan keningnya dengan ekspresi terkejut yang dibuat-buat. "Oh begitu kah? Keluarga Ye selalu mengusik kalian." "Tentu saja, kalian selalu memburu kami padahal tidak ada satu hal pun yang kami lakukan pada kalian!" Siluman itu berdiri, bersusah-payah agar tetap berdiri dengan seimbang. "Kalian memang tidak melakukan apa-apa terhadap Keluarga Ye. Tapi kalian menyerap energi hidup para manusia lemah, menjadikannya sumber kekuatan kalian untuk meningkatkan kultivasi. Apa alasan itu cukup untuk membuatmu diburu?" Xuanqing menggertakkan rahangnya menahan diri. "Apapun yang kami lakukan bukan urusanmu, atau bahkan seluruh anggota Keluarga Ye. Jadi enyahlah!" Siluman itu mendelik tajam, dia bahkan mengeluarkan asap tebal disertai angin kencang yang membuat jarak pandang Xuanqing terbatas. Xuanqing menutup hidungnya dengan lengan hanfu panjang yang dia kenakan. Setidaknya ini cukup untuk membuatnya bertahan. "Jika kau masih ingin hidup, lebih baik menyingkir lah. Jauhi Gunung Jiaguan!" Seru siluman itu lagi. "Jika pun harus mati, aku tetap akan melakukannya demi menghentikan siluman seperti mu!"“Tidak mungkin Jinsi, kita harus selesaikan masalah dengan Lu Sangyun juga. Kita tak bisa pergi ke istana sekarang.” Jing Qian jelas menolak. “Tapi kak—” “Dengar Jinsi, istana memang tengah dikepung bahaya. Tapi kau juga jangan lupa bahwa Hei Lian Hua dan Lu Sangyun ada di luar istana. Mereka jauh lebih kuat dan berbahaya ketimbang ibu suri yang diasingkan di istana itu,” jelas Jing Qian lagi. Perempuan siluman rubah ekor tujuh itu mendekat pada Jung Jinsi, mengusap pelan pundaknya dan menatap tenang wajah adiknya. “Begini saja, kau pergilah ke istana sekarang. Lalu aku akan pergi ke biro penangkap siluman untuk menemui Lu Sangyun.” Jing Qian akhirnya mengalah dan memberi jalan tengah terbaik. Untuk saat ini hal ini lah yang paling efektif. “Apa kakak yakin?” tanya Jung Jinsi yang jelas sangat khawatir. Jing Qian malah tertawa kecil mendengarnya, dia malah mencubit pelan ujung hidung Jung Jinsi dengan gemas. “Kau ini, apa kau lupa kalau aku siluman rubah ekor tujuh? aku cu
Ye Xuanqing berjalan merapatkan diri ke sisi tembok ruang bawah tanah begitu mendengar suara kaki mendekat ke arahnya. Sementara Fen Rou bersembunyi dibelakang tumpukan kayu bakar di ruangan itu sambil berjongkok dan mata yang awas.Melalui pandangan saja keduanya saling berkomunikasi, menunggu siapa yang muncul di ruang bawah tanah selain mereka.“Penjaga tidak mungkin turun ke mari sebelum aku keluar, aku sudah memerintahkan mereka untuk tetap berjaga di pintu masuk.” Ye Xuanqing membatin, menerka siapa yang sekiranya akan muncul dihadapannya.Obor di sisi kanan dan kiri pintu masuk ruang bawah tanah bergoyang pelan tertiup angin yang masuk. Fen Rou menyipitkan matanya, tangannya sudah menggengam erat Tombak Qiankun disisi tubuhnya. “Kalian juga mencari petunjuk segel darah disini rupanya.”Suara perempuan terdengar begitu jelas dari pintu masuk, kening Ye Xuanqing berkerut dalam. Sosok yang baru saja masuk masih belum terlihat wujudnya dan sang adipati masih menerka-nerka siapa so
Jung Jinsi dan Jing Qian berdiri menghadap sang Tuan Besar keluarga Ye, Ye Qingyu. Pria yang tak lagi muda itu berulagkali menghela nafas panjang. Sang Tuan Besar memang tengah duduk dengan the hiaju yang mengepul hangat dicangkirnya.“Jinsi, aku tahu niatmu baik. Tapi aku juga tidak mungkin mengizinkan mu pergi tanpa pengawasan disaat seperti ini.” Ye Qingyu berkata dengan tenang, namun jelas ada nada kekhawatiran yang dai sembunyikan.“Tuan Besar, apa anda lupa jika aku bukan manusia? Aku siluman rubah ekor sembilan, kekuatan ku cukup untuk melindungi diri,” jawab Jung Jinsi yang jelas keras kepala.“Aku tahu bagaimana kekuatan mu sebagai siluman, tapi aku mengatakan ini bukan bermaksud meremehkan kekuatan mu. Aku mengatakan ini karena aku tahu, akan jadi seperti apa putraku jika perempuan yang dia cintai pergi tanpa pengawasan di saat genting seperti in. lagi pula yang akan kau temui adalah siluman mimpi buruk Lu Sangyun.” Ye Qingyu menatap dalam-dalam ke arah Jung Jinsi dan Jing Q
Ye Xuanqing berjalan dengan langkah yang lebar-lebar saat dia meninggalkan paviliun angin timur, tempat ibu suri diasingkan. Begitu dia keluar, sang Adipati langsung menghela nafas panjang. Tampak sekali lelah setelah mengintrogasi Ibu Suri, Zhao Weini. "Bagaimana Adipati? anda dapatkan sesuatu?" tanya Ming Tian yang lekas berdiri dan menghampiri rekan kultivasinya. Ye Xuanqing diam sejenak, dia mengeraskan rahangnya. Menahan emosi yang membuncah dalam dadanya. "Wanita tua itu jelas masih memiliki rahasia lain dalam rencananya, dan kali ini masalahnya melebar ke mana-mana. Ibu Suri tidak hanya menargetkan Kaisar Zhao Yun Taek!" desis Ye Xuanqing. Kemudian sebuah cahaya muncul di udara dan mendekat ke arah sang Adipati Muda. Ye Xuanqing tahu kalau itu adalah jimat pengirim pesan yang ditujukan padanya. Tanpa banyak bicara Adipati itu langsung menengadahkan tangannya, bersiap menerima jimat tersebut. Ketika cahaya mengenai telapak tangan Ye Xuanqing, seketika ada gu
Gerbang istana dibuka perlahan, Ye Xuanqing bersama dengan Ming Tian dan Fen Rou masuk ke dalam istana sembari menunggang kuda. Barulah saat berada di halam istana, mereka turun dari kuda masing-masing dan menyerahkannya pada penjaga yang ada.Tugas utama sang adipati muda hari ini adalah melihat dan mengintrogasi sendiri Ibu Suri, Zhao Weini. Wanita tua itu sudah terlalu lama diam, dan kekaisaran perlu jawabannya untuk memeberikan hukuman dan menyelesaikan masalah dengan tuntas.“Kita langsung pergi ke paviliun angin timur, Ibu Suri diasingkan di sana saat ini adipati.” Ming Tian berujar pelan, dia memang tahu kondisi terkini dari sang pelaku utama kerusuhan di kekaisaran itu.Ye Xuanqing melirik sekilas ke arah Ming Tian yang memang berjalan dibelakangnya lalu mengangguk. “Ya, kita langsung pergi ke sana sekarang.”Namun baru saja hendak berbelok di koridor, sosok Putri Daiyan sudah muncul. Perempuan itu masih ditemani oleh dua pelayan muda dibelakangnya.“Adipati Ye!” panggil Zhao
Cahaya mentari menyelinap lewat celah kisi-kisi jendela, memantul lembut di atas lantai batu giok yang mengilap. Di paviliun utama, aroma teh qianye baru saja dituangkan oleh pelayan.Di kursi kehormatan duduk Ye Qingyu, pemilik wajah tenang namun berwibawa. Pakaiannya sederhana, namun dari cara duduk dan tatapan matanya, jelas bahwa ia adalah seorang yang terbiasa memimpin medan tempur.Di hadapannya duduk Mu Wangyan, Komisaris Perfektur Shinjing. Lelaki itu tampak santun, mengenakan jubah hitam bersulam perak khas pejabat tinggi. Matanya sempit, senyumnya tipis dan tidak pernah benar-benar sampai ke mata.“Sejak kapan komisaris perfektur, Kota Shinjing memiliki hubungan dengan Tuan Besar Ye?” Jung Jinsi yang duduk di sudur paviliun bertanya pada dirinya sambil menyuap buah kering pelan-pelan, seolah tak ikut dalam pembicaraan. Namun dari matanya yang terfokus dan telinganya yang tajam, ia sudah waspada sejak pria itu masuk. Ada semacam tirai tipis yang menghalangi dirinya, sehingga
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen