"Apa yang terjadi?"
"Aku dengar beberapa penjaga mengatakan ada mayat ditemukan di dekat pembangunan benteng."
"Benarkah? Mayat siapa?"
"Aku tidak tahu pasti. Tapi sepertinya itu mayat penjaga."
Pagi ini tahanan kerajaan Quzhou dibuat gempar oleh sesosok mayat penjaga yang tewas dengan keadaan mengenaskan. Meski tidak ada bekas luka sabetan senjata tajam, tampak jelas jika penjaga itu adalah korban pembunuhan. Lalu siapakah pelakunya?
Melihat cara pembunuh mematahkan tulang si penjaga, bisa disimpulkan bahwa pelaku adalah seorang ahli bela diri yang kuat. Terlebih, orang yang tewas bukan penjaga biasa, melainkan salah seorang penjaga senior yang membawahi beberapa penjaga lainnya.
"Tenang!" teriak seorang penjaga sembari memukulkan batang besi pada besi lainnya, memicu suara nyaring yang memekak dalam lapangan penjara yang tertutup. Para tahanan pun lekas menghentikan perbincangan mereka sebelum mulut mereka tertutup selamanya.
Di dep
Tunggu, apakah tahanan yang pingsan tadi Xiu Zhangjian?Sangat tepat! Faktanya, kini Xiu Zhangjian basah kuyup akibat guyuran dua ember air. Apakah tadi dia benar-benar pingsan? Ayolah ... sang pewaris tidak akan pingsan hanya karena kelelahan memikul batu! Lantas mengapa Xiu Zhangjian demikian?"Calon suamiku ... apa kau baik-baik saja?" Chen Yufei mengusap sisa air dari wajah pemuda di hadapannya. Sorot matanya memancarkan kecemasan yang tidak terbendung.Sejujurnya, ada banyak tahanan yang menjadi panas hatinya akibat tindakan Chen Yufei. Tahanan pria merasa iri dengan Xiu Zhangjian, sedangkan tahanan perempuan iri pada Chen Yufei yang berani memeluk budak paling rupawan di penjara Quzhou."No-nona Chen, apa yang kau-""Kau, berani-beraninya memperlakukan calon suamiku seperti ini?! sambar Chen Yufei dengan tatapan mengintimidasi."Ta-tapi, dia hanya seorang budak. Bagaimana mungkin dia bisa menjadi calon suamimu?" Sang penjaga nyaris tak
"Kakak Jian ..." lirih Chen Yufei melihat Xiu Zhangjian terjungkal ke belakang karena dorongan kuat Chen Long. Mendengar panggilan keponakannya yang begitu intim kepada seorang budak, kedua mata Chen Long nyaris keluar dari soketnya. Dengan cepat ia menarik tangan Chen Yufei agar tidak kembali mendekat pada Xiu Zhangjian. "Kalian, beri pelajaran pada pemuda ini, lalu seret dia ke tempatnya bekerja!" "Baik, Tuan!" Kedua penjaga pun dengan sigap membawa Xiu Zhangjian pergi dari tempat pembuatan senjata. Chen Yufei yang tahu ke mana Xiu Zhangjian akan dibawa, tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Sesaat ia sangat menyesal karena membawa pemuda itu berada dalam masalah. "Paman, tolong ampuni dia. Semua ini salahku." Chen Yufei tak menyangka jika tindakannya mendekati Xiu Zhangjian akan begitu menyulut kemarahan sang paman. Ini bukan pertama kali ia menggoda tahanan tampan. Namun, biasanya Chen Long membiarkan gadis itu 'bersenang-senang'. Lagipula Chen Yufei tidak pernah melakuk
"Dia tinggal di luar istana. Sebuah rumah megah bercat merah dengan gerbang besi di sekelilingnya, yang waktu itu kita lewati saat diseret ke istana." "Aku mengerti, Kak." "Berhati-hatilah! Dia mungkin tidak begitu berbahaya, tetapi seorang pejabat tidak akan tinggal tanpa penjaga." "Baik, Tetua Feng." "Ingat, saat situasi berbahaya, yang terpenting adalah keselamatanmu. Jangan memaksakan hasil jika keadaan tidak memungkinkan." "Baiklah, Kak. Apa aku bisa pergi sekarang?" Kedua mata Xiu Zhangjian terbelalak lantaran tiba-tiba Li Min memeluknya. Dalam ingatannya, terakhir kali lelaki itu demikian adalah saat mereka memakamkan kepala Xiu Jian. Sesudahnya, sikap Li Min menjadi sangat berbeda. Jangankan dipeluk, sehari saja tanpa dimarahi sudah luar biasa. 'Apa ini benar-benar Kak Li Min?' "Pergilah! Segera kembali setelah urusanmu selesai." Xiu Zhangjian mengangguk dan melesat keluar. Malam ini ada banyak hal yang harus ia
Xiu Zhangjian menatap lekat sebuah rumah megah bercat merah dengan pagar besi di sekelilingnya, sama persis dengan yang dikatakan Li Min. Meski pagar tersebut tinggi dengan ujung yang sangat runcing, pemuda itu tetap nekat melompat di atasnya. 'Hampir saja!' batin Xiu Zhangjian mengembuskan napas lega setelah mampu melewati pagar pembatas dengan selamat. "Siapa di sana?!" pekik seorang penjaga saat mendengar suara yang ditimbulkan ketika Xiu Zhangjian mendarat di tanah. Penjaga itu mengambil sebuah obor dan berkata pada rekannya, "Aku akan memeriksanya." Xiu Zhangjian yang menempel di balik pohon gaharu melihat ada cahaya yang kian mendekat. Sampai kemudian ia menyadari bahwa sang penjaga sudah berada tepat di samping pohon itu. Ketika Xiu Zhangjian melongok ke depan, ia melihat sang penjaga tengah berjongkok dan memegangi tanah bekasnya mendarat. 'Apa boleh buat, dia harus mati,' batinnya kesal. Dengan hati-hati Xiu Zhangjian menarik peda
"Mereka pasti bandit sialan itu! Habisi mereka!" teriak seorang lelaki yang berkacak pinggang di ambang pintu. Kedua biji matanya membesar hingga seperti hendak keluar dari soketnya. Lelaki yang kembang kempis hidungnya itu tidak lain adalah si pemilik rumah, Ketua Sekte Tengkorak Darah, Tong Mu! Ia menjadi begitu murka karena ada penyusup yang berani datang ke kediamannya dan mengacaukan tidur malamnya. Di samping itu, belakangan ini para pejabat di Quzhou mengeluh tentang keberadaan kawanan bandit yang kerap mencuri di rumah mereka. 'Jangan harap kalian bisa mencuri sekeping pun uang dariku!' Tong Mu yang masih mengenakan pakaian tidur, kembali masuk ke dalam untuk mengambil senjata. Ia bertekad untuk menyelesaikan penyusup itu malam ini juga. Akan sangat bagus jika mereka tewas di kediaman Tong Mu. Hal itu akan menjadi kebanggaan tersendiri untuknya. Tong Mu yakin Kaisar Huang akan memberikan hadiah padanya jika mampu melenyapkan bandit-bandit kepar*t itu.
Xiu Zhangjian tersenyum miring melihat Tong Mu jatuh ke belakang usai terkena pedang yang ia lemparkan. Nyatanya, pepatah yang mengatakan ‘kesombongan akan membunuhmu’ memang benar adanya. Setidaknya itulah yang baru saja dipraktikkan Xiu Zhangjian. Belati-belati yang ia lemparkan, sejak awal memang hanya pancingan belaka. Serangan sesungguhnya menggunakan pedang. Maka, ketika Tong Mu tertawa terbahak merayakan keberhasilannya dalam menangkis belati-belati, detik itu juga Xiu Zhangjian melemparkan pedangnya seolah ia sedang menggunakan tombak. Pedang tersebut kemudain menancap tepat di tengah-tengah dahi Tong Mu. Akibatnya, Tong Mu tak mampu menyelesaikan kalimatnya dan jatuh kehilangan nyawa. “Kau salah besar sudah menantangku. Andai saja kau bersikap lebih sopan, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membunuhmu dengan cara yang lebih manis,” ucap Xiu Zhangjian sambil menginjak wajah Tong Mu. Ia menatap mata Tong Mu yang mencuat seperti hendak keluar selama beberapa saat. Seanda
Dua lelaki tampak duduk ketika tahanan lainnya masih terbaring pulas. Meski berada di sel yang berbeda, keduanya bersandar pada jeruji yang sama, saling membelakangi dan berbicara."Kenapa Zhangjian belum juga kembali?""Bocah itu memang ceroboh, Tetua. Seharusnya dia sudah kembali. Apa Tong Mu membuatnya kesulitan?""Tidak, Tong Mu tidak sehebat itu. Semoga saja dia segera datang."Baru saja keduanya selesai membicarakan Zhangjian, suara derap langkah kaki seseorang terdengar. Namun, hal itu justru membuat mereka saling menoleh dan menatap kecemasan masing-masing. Dahi keduanya semakin berkerut seiring dengan kian dekatnya seseorang yang datang. Lalu Li Min dan Feng Yin dengan kompak memejamkan mata."Ketua Li," bisik seseorang dari balik jeruji besi. Namun, Li Min yang berpura-pura tidur, tidak menjawab dan masih melanjutkan sandiwaranya. Rasanya agak aneh jika seseorang yang terlelap nyenyak langsung bangun ketika orang lain berbisik memanggil,
Setelah berhasil memasuki istana, Xiu Zhangjian bergegas menuju penjara. Jika perhitungannya tepat, ia masih bisa tiba tepat waktu sebelum lonceng yang membangunkan para tahanan berbunyi. Namun, ketika ia hendak masuk ke dalam penjara bawah tanah, dahinya mengernyit melihat dua penjaga berdiri di dekat pintu dengan pandangan waspada, menyapu sekitar.Tidak biasanya hal itu terjadi. Meski hari-hari selalu ada penjaga yang bertugas berkeliling memantau keadaan penjara, mereka tidak pernah sewaspada ini.'Apa ini karena kematian Cao Yunding? Hah ... aku bahkan bisa keluar dengan mudah tadi, lalu mengapa tiba-tiba mereka menjadi seperti ini? Apa mereka mulai ragu dengan keamanan penjara? Tidak, tidak! Pasti ada yang tidak beres! Menyusahkanku saja!' gerutu Xiu Zhangjian dalam hati.Xiu Zhangjian mulai menggerayangi sekitar. Saat mendongak dan melihat ke atas, mendadak senyum terbit di wajahnya. Ia yang telah berada di koridor penjara sengaja membuat suara deng