Jejak Pedang di Langit

Jejak Pedang di Langit

last updateLast Updated : 2025-01-24
By:  YantifitriOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
29Chapters
366views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Liang Feng hidup tenang di Lembah Awan Abadi, sebuah tempat yang tersembunyi di balik pegunungan berkabut. Ia adalah pemuda sederhana yang terbiasa dengan irama bambu yang bergoyang diterpa angin dan gemercik air sungai yang tak pernah berhenti. Namun, nasib berubah ketika ia menemukan sebuah gua tersembunyi di balik air terjun. Dalam gua itu, ia menemukan gulungan kuno yang memancarkan aura dingin. Gulungan tersebut menyebutkan nama legendaris, "Jejak Pedang di Langit," yang konon mampu memecah cakrawala.

View More

Chapter 1

1. Jejak di Bawah Air Terjun

Di Lembah Awan Abadi, di balik deretan pegunungan yang diselimuti kabut tebal, ada sebuah dunia yang sunyi. Keheningan itu hanyalah pecah oleh gemerisik angin yang menggetarkan daun bambu, dan suara air sungai yang mengalir perlahan, memanjat bebatuan dan meluncur ke bawah seolah sedang menyanyikan lagu kehidupan yang tak pernah berhenti. Di tengah lembah yang terlindung ini, Liang Feng hidup dalam kesederhanaan. Pemuda itu telah lama mengenal kesejukan alam yang menjadi pelindung dan teman setianya.

Sejak kecil, Liang Feng dibesarkan oleh kakeknya yang bijaksana. Kakeknya, seorang mantan pendekar yang memutuskan untuk meninggalkan dunia persilatan, selalu mengajarkan bahwa kekuatan sejati bukan terletak pada pedang atau tenaga dalam, melainkan pada kedamaian hati dan keharmonisan dengan alam. Dalam setiap langkahnya, Liang Feng selalu mengingat ajaran itu.

Namun, hari itu, sesuatu yang tak terduga datang. Liang Feng sedang berjalan menyusuri tepi sungai, menikmati pemandangan alam yang damai, ketika tiba-tiba ia mendengar sesuatu yang berbeda. Suara gemuruh dari air terjun yang besar terdengar seperti sebuah panggilan. Tanpa pikir panjang, ia mengikuti suara itu.

Ketika sampai di tempat yang lebih dekat, ia menemukan sebuah air terjun yang tersembunyi, dikelilingi oleh hutan lebat yang jarang dijamah oleh manusia. Di balik air terjun yang deras, Liang Feng melihat sesuatu yang aneh. Sebuah celah kecil di bebatuan, hampir tak terlihat oleh mata manusia biasa. Dengan rasa penasaran, ia mendekat, merasakan udara dingin yang keluar dari celah itu.

“Apakah ini?” Liang Feng bergumam dalam hati. Ia merasakan semacam dorongan yang kuat, seakan alam itu sendiri memanggilnya untuk masuk.

Tanpa ragu, Liang Feng melangkah ke dalam celah itu. Langkah demi langkah, ia menyusuri jalan sempit yang penuh dengan lumut. Kegelapan mengelilinginya, tetapi ia terus maju. Setelah beberapa saat, ia tiba di sebuah ruang besar yang diterangi oleh cahaya rembulan yang menembus celah-celah batu di atasnya. Di tengah ruangan itu, terletak sebuah meja batu yang dikelilingi oleh bayang-bayang misterius.

Di atas meja itu, tergeletak sebuah gulungan kuno yang tampaknya sudah sangat tua. Gulungan itu memancarkan aura dingin yang membuat Liang Feng merinding. Tanpa sengaja, ia mengangkatnya, dan seolah dunia terhenti sejenak.

Dengan hati-hati, ia membuka gulungan itu. Tertulis di sana, dalam aksara kuno yang jarang ditemui:

"Jejak Pedang di Langit: Kekuatan yang dapat memecah cakrawala dan mengguncang langit."

Liang Feng terdiam. Kata-kata itu seakan menggetarkan jiwanya. Nama "Jejak Pedang di Langit" adalah legenda yang hanya dikenal dalam cerita-cerita orang tua. Konon, pedang yang menguasai teknik ini memiliki kemampuan untuk mengubah takdir. Pedang itu, jika ditemukan oleh tangan yang tepat, bisa membelah langit dan memanggil badai.

Namun, dalam hati Liang Feng, ada perasaan campur aduk. Ia tak pernah berniat untuk menjadi seorang pendekar besar, apalagi terlibat dalam konflik yang bisa menghancurkan kedamaian hidupnya. Tetapi sesuatu yang lebih besar sepertinya sedang menunggunya, menariknya ke dalam pusaran takdir yang tak bisa dihindari.

Di luar gua, angin tiba-tiba berubah. Semacam gelombang energi yang tak tampak mengalir di udara, seolah alam mulai merespons penemuan itu.

"Apakah ini yang seharusnya terjadi?" Liang Feng bertanya pada dirinya sendiri, suara hatinya berbisik penuh keraguan.

Tiba-tiba, suara dari belakangnya terdengar, mengejutkannya.

"Sepertinya kamu telah menemukan sesuatu yang tidak seharusnya kamu temui."

Liang Feng berbalik cepat, menemukan seorang perempuan berdiri di ambang gua. Perempuan itu mengenakan pakaian tabib yang sederhana, namun aura yang terpancar dari dirinya sangat berbeda, seperti seseorang yang telah melihat dunia yang penuh dengan rahasia.

"Siapa kamu?" Liang Feng bertanya dengan suara yang penuh ketegangan, pedang yang tergantung di punggungnya terasa semakin berat, meski ia tak berniat menghunusnya.

Perempuan itu tersenyum tipis. "Aku Mei Lian. Dan kamu, pemuda, sepertinya baru saja mengungkap sebuah rahasia besar."

Liang Feng menyipitkan matanya. "Apa maksudmu?"

Mei Lian melangkah lebih dekat, matanya tajam menilai. "Aku tahu apa yang kamu temukan, Liang Feng. Gulungan itu bukanlah milik sembarang orang. Itu adalah bagian dari sebuah cerita yang sudah lama terlupakan—cerita tentang kekuatan yang bisa mengubah dunia."

Liang Feng merasa ada sesuatu yang ganjil. "Kekuatan apa? Aku hanya seorang pemuda biasa, aku tidak mencari kekuatan apapun."

"Tapi kekuatan itu sudah menemukanmu," jawab Mei Lian, suaranya tenang namun penuh makna. "Dan sekarang, dunia akan mencari kamu."

Liang Feng menatap gulungan itu sekali lagi, perasaan bingung bercampur takut. "Apakah aku harus mengambilnya? Aku hanya ingin hidup tenang."

Mei Lian menggelengkan kepala, wajahnya serius. "Kadang-kadang, kita tidak bisa memilih jalan kita. Jalan itu yang memilih kita."

Hening sejenak. Liang Feng menggenggam gulungan itu lebih erat, merasa beban yang sangat besar sedang menantinya. Dunia yang selama ini tenang dan damai, tiba-tiba terasa begitu jauh. Sekarang, langkahnya terasa lebih berat, seperti ada sesuatu yang tak bisa dihindari, sesuatu yang lebih besar dari dirinya.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Liang Feng, matanya memandang ke luar gua, ke dunia yang penuh misteri dan bahaya.

Mei Lian melangkah mendekat, menatapnya dengan tatapan penuh pemahaman. "Kamu akan menemui orang-orang yang akan mengubah hidupmu. Tapi ingatlah satu hal, Liang Feng—jalanmu tidak akan mudah. Banyak yang akan menginginkan gulungan itu, dan mereka tidak akan segan untuk mengorbankan apa saja untuk memilikinya."

Liang Feng menarik napas dalam-dalam. "Aku tak ingin hidup dalam kekerasan. Aku hanya ingin kedamaian."

"Kadang kedamaian hanya ditemukan setelah badai besar," jawab Mei Lian, suaranya rendah namun penuh makna. "Namun, itu adalah pilihan yang hanya bisa kamu buat."

bersambung

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
29 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status