Ternyata Zero mencoba untuk melakukan gerakan jurus ketiga yang ada di kitabnya. Zero memang sudah pernah melihatnya namun belum bisa mengingatnya dengan fasih. Tapi karena rasa percaya diri Zero yang tinggi, ia akhirnya mencoba jurus itu semampunya.'Jurus Ketiga!' gumam Zero.Dan ternyata, kali ini tebasan pedang Zero terlihat sangat menakjubkan. Bagaimana tidak? Hasil dari tebasan itu membentuk seekor naga yang meliuk-liuk di udara. Dan melihat dari aura kekuatan yang terpancar, kekuatan tebasan pedang Zero ini sudah berada di level tingkat atas.Satu tebasan pedang yang Zero lakukan ternyata mampu membuat lima orang terluka sekaligus. Kelima orang itu awalnya menganggap remeh seorang Zero yang memang masih berusia sepuluh tahun. Tapi ternyata, akibat mereka yang terlalu meremehkan Zero, kini merekalah yang menanggung akibatnya. Satu tebasan itu benar-benar mengoyak pertahanan kelima orang bertopeng itu. Baju yang mereka kenakan langsung sobek dan dibanjiri oleh darah segar yang me
Vivi menjelaskan tentang kawanan itu kepada Zero. Ternyata mereka adalah Serikat Pembunuh. Serikat Pembunuh terkenal akan kekejamannya. Jelas saja, dari nama organisasinya saja, sudah bisa kita tebak pekerjaan apa yang mereka lakukan."Apakah Serikat Pembunuh ini ada kaitannya dengan Ayahku, Guru?" celetuk Zero."Entahlah, Zero. Aku tidak tahu tentang keadaan dan kondisi pada kala itu. Dan jujur saja, sampai saat ini aku masih menunggu kembalinya Ayahmu. Aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi kala itu, Zero. Sebab itulah aku merasa sangat kebetulan bisa berada di dunia luar Perguruan Aslah sehingga kita bisa bersama-sama mencari keberadaan Ayahmu," ujar Kioda."Baik, Guru! Kalau begitu aku sudah memutuskan bahwa perjalanan kita ini bertujuan untuk mencari tahu tentang Ayahku! Apakah Guru dan Vivi Setuju?" Zero mencoba mencari jawaban dengan cara menatap wajah Vivi dan Kioda."Terserah apa katamu saja, Zero. Aku rasa Guru pun akan memiliki pendapat yang sama denganku," ujar Vivi.Akhi
Singkat cerita, Dua puluh tahun kemudian Zero dan Vivi benar-benar berkembang dengan pesat . Ternyata gaya berpedang yang mereka miliki sangatlah serasi. Dan hari ini, kebetulan tepat di mana Zero menginjak usia dua puluh satu tahun."Selamat ulang tahun, Sayang." Pagi hari ini, Zero mendapat satu ciuman manis dari Sang Istri untuk menyambut sejuknya pagi ini."Eh? Aku ulang tahun? Bahkan aku sendiri saja lupa, terima kasih ya, Sayang. Kau memang yang terbaik!" Tentu saja Zero akan membalas ciuman hangat itu dengan ciuman pula.Hubungan mereka terasa sangat harmonis. Namun, nampaknya keharmonisan itu tidak akan bertahan lama. Brak!Tiba-tiba terdengarlah suara pintu yang terbuka secara paksa."Mau apa lagi kalian ini?!" Vivi langsung mencabut pedang dari sarungnya."Sebaiknya kita berhati-hati." Begitu pula dengan Zero, ia langsung meraih dua pedang miliknya lalu memasang kuda-kuda pertahanan."Kau, Rakyat Jelata! Jangan ikut campur! Ini adalah urusan kami! Kami adalah utusan Raja.
Sring!Sring!Sring!Dengan sekuat tenaga Zero memusatkan titik kekuatannya pada dua kepalan tangan yang memegang pedang itu, terlihat sangat anggun pula gerakannya.'Jurus Ketiga!' gumam Zero.Blar...!Kaisar Juned sangat terkejut saat menerima serangan dari Zero. Tubuhnya pun terpental jauh saat mencoba menahan jurus ketiga milik Zero ini. Ternyata Zero berhasil melakukan gerakan jurusnya yang ketiga.Setelah beberapa puluh menit kemudian, akhirnya Zero berhasil membuat Kaisar Juned terpental. Gara-gara tubuhnya yang terpental itu. Kaisar Juned juga kehilangan pedangnya.Pedang Kaisar Juned yang terlepas dari genggamannya itu secara tidak sengaja menancap tepat di hadapan Zero."Pedang ini sepertinya memang mencariku. Baiklah, sekarang aku tak perlu lagi menggunakan pedang kayu. Sudah puluhan tahun mencari pedang yang cocok ternyata di hari ulang tahunku inilah aku mendapatkannya." ujar Zero seraya mengelap bilah pedang yang baru saja ia dapatkan menggunakan jari telunjuknya."Kuran
Akhirnya pertarungan antara pasukan Kaisar Juned melawan Zero dan Vivi pun tak terelakan."Ayo kita lanjutkan pertarungan kita!" Kaisar Juned masih bersikap sombong karena sangat yakin mampu mengalahkan Zero."Tentu saja, kau pikir aku takut melawanmu? Akan aku tunjukan kepada kalian semua bahwa aku memang pantas bersanding dengan Vivi! Aku akan melindunginya sampai nafas ini masih berhembus." Dengan gagahnya Zero langsung melesat menyerang Kaisar Juned terlebih dahulu.Slash...!Satu tebasan yang Zero lakukan langsung berhasil membuat Kaisar Juned terpental.Padahal baru juga dimulai, namun tubuh Kaisar Juned sudah terpental karena tak mampu menahan serangan pertama dari Zero. Kesombongan yang ia perlihatkan tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Dan setelah itu, Zero langsung menyerang kembali. Nampaknya Zero tidak mau berlama-lama melawan orang-orang ini. Sebab, jika pertarungan ini berlangsung lebih lama lagi maka area sekitar bisa saja mengalami kerusakan yang lebih besar. Zero ti
Ternyata Zero berhasil menggunakan jurus ketiganya lagi dengan sempurna. Dan kali ini, aura yang berbentuk seekor naga terlihat sangat luar biasa. Sepertinya ada perbedaan pada jurus ketiga yang Zero kerahkan kali ini. Mungkin karena Zero menggunakan dua pedang Legendaris. Pedang yang baru saja ia rebut dari Kaisar Juned trnyata memiliki kecocokan dengan pedang miliknya. Zero dapat merasakan kalau kedua pedang itu bahagia bisa digunakan bertarung bersama oleh orang yang terpilih.Lalu dengan sekuat tenaga Kaisar Juned berusaha menahan tebasan dari pedang Zero menggunakan pedang biasa yang ia ambil sembarang bekas anak buahnya. Sepertinya Kaisar Juned kali ini terlihat sedikit panik. Tanpa sadar, tubuh Kaisar Juned langsung dibanjiri oleh keringat dingin. Ternyata yang tak disangka oleh Kaisar Juned, kalau dirinya yang sudah menelan pil mujarab hitam pun masih saja ada orang yang mampu menekannya seperti ini. Justru tubuh Kaisar Juned lah yang akhirnya terpental karena tak sanggup mena
"Bertanya apa?" Vivi menatap wajah Zero yang terlihat sangat serius."Kemarilah sebentar." Lalu Zero mengajak Vivi ke tempat yang lebih sepi.Ternyata Zero bertanya kepada Vivi tentang keluarganya yang ada di Istana. Zero khawatir kalau ada orang yang nantinya akan membahayakan keselamatan Vivi. Namun Vivi meyakinkan Zero bahwa dirinya akan baik-baik saja. Vivi sangat percaya kalau Zero akan melindunginya apapun yang terjadi nanti di Istana. Vivi juga memberitahu kepada Zero kalau ia sudah bisa menebak jika nanti ada yang akan mencelakainya. Tapi Vivi merasa beban tanggung jawab yang ia tanggung sebagai seorang Putri Raja harus berani menghadapi masalah ini.Masalah yang ada di Istana yang tak kunjung selesai itu adalah masalah perebutan tahta. Padahal sudah jelas kalau Raja terakhir mengatakan bahwa kerajaan ini harus di teruskan dengan Vivi lah yang menjadi Ratu. Namun banyak yang tidak setuju karena Vivi sudah dianggap tidak ada lagi di dunia ini. Sudah puluhan tahun kabar tentan
Di tengah perjalanan, ternyata rombongan kereta kuda yang membawa Sang Putri dihadang oleh sekelompok orang."Berhenti!" ucap orang itu."Hiyeik...!""Hiyeik...!"Terdengar suara kuda-kuda itu yang merasa tak nyaman karena disuruh berhenti secara mendadak."Ada apa?" tanya Vivi pada pengawalnya."Sepertinya kita kedatangan Tamu Yang Tak diundang, cih!" Kaisar Juned merasa kesal dengan adanya gangguan dalam perjalanannya. Ia sudah sangat senang akan mendapatkan hadiah dari Raja jika berhasil membara Tuan Putri Kembali ke Istana.Namun ketika ia melihat lima orang yang ada di depannya, nyalinya langsung ciut."Sepertinya akan ada hal berbahaya," Kaisar Juned berbisik pada Zero.Namun, Zero dengan gagah beraninya maju dan langsung berbicara kepada lima orang tersebut.Zero bertanya apa yang mereka inginkan. Setelah beberapa puluh menit kemudian barulah Zero kembali ke dalam kereta kudanya.Ternyata yang mereka inginkan adalah meninggalkan Kaisar Juned beserta pasukannya. Mereka memiliki