"Maaf menyela!" Arya Santanu dan Asura telah bersatu kembali. Kali ini Asura yang memegang kendali atas tubuh dari Arya Santanu. Ia bergerak cepat dengan menggunakan sepatu iblis api dan berhasil berdiri menghalangi kobaran api dari sang manusia api. Asura mengendalikan kobaran api itu untuk tidak membakar Dewi Sari Kencana yang berada tepat di belakangnya."Arya Santanu?!" Dewi Sari Kencana terkejut dengan kehadiran si bocah petani."Bantu aku!" Asura berteriak keras. Ia mendobrak kobaran api dan melesak maju ke arah manusia api. Tinju mentah ia layangkan dua kali hingga membuat manusia api terlempar jauh. Kedua lengannya telah diselimuti oleh tangan iblis api. Netra mata dari Arya Santanu pun berubah menjadi merah darah. Dua gigi taring juga menyeruak menunjukkan tajinya."Aku mengerti!" Dewi Sari Kencana menggenggam erat pedangnya. Ia berselancar menggunakan sepatu es dan membentuk jalur es di udara untuk mendekati Manusia Api. "Teknik pedang es; tebasan badai es!"Angin kencan
Tiga kuda melaju cepat menyusuri hutan di kaki gunung api. Arya Santanu, Dewi Sari Kencana dan Ki Janggan Nayantaka menuju ke arah laut yang berada di belakang gunung api. Dengan menyusuri garis pantai di sepanjang wilayah selatan, mereka bisa sampai lebih cepat ke tempat iblis Hiranyaksipu. Setelah kemenangan raja Aji Kala Karna atas kerajaan Nuswapala di daratan Yawadwipa, beberapa iblis memilih untuk membangun kerajaannya sendiri. Bersama para siluman dan para Rakshasa, saudara dari Indrajit Maghanada mulai memperkuat wilayahnya masing-masing.Para iblis tersebut dikenal sebagai pendekar tiga belas iblis hitam. Namun setelah perang berakhir, ketiga belas iblis tersebut tercerai-berai menjadi pemimpin dari masing-masing wilayahnya sendiri. "Total semua iblis yang mesti kita basmi adalah berjumlah tiga belas iblis, bukan?" Dewi Sari Kencana bertanya."Rahu dan Ketu dihitung satu iblis. Mereka kembar dan memiliki wilayah yang sama. Kedua iblis kembar tersebut ada di peringkat akhir
"Memangnya apa yang kalian tahu tentang tuan Hiranyaksipu?! Kau mengaku bila ia adalah adikmu? Cih, kau kira, kau itu siapa, hah?!" Salah satu siluman malah menyulut perkataan dari Asura.SLASH!!!Asura melesak cepat dan langsung mencakar siluman tidak tahu diri itu. Ayunan cakar Asura langsung merobek dada siluman itu dan membakarnya hingga hangus dan menjadi abu. Melihat tragedi pembakaran itu, dua siluman lainnya tersentak dan langsung bergerak mundur. Mereka langsung mengamankan dua karung berisi anak-anak dan juga Aska Narendra. "Kau bukanlah siluman. Siapa kau sebenarnya?!" Siluman yang sedang menyandera Aska Narendra bertanya."Aku? Kau ingin tahu siapa diriku?" Asura meringis kembali. Ia sudah tidak sabar untuk merobek dua perut siluman itu."Ia adalah iblis api yang menjengkelkan." SLASH!!!Tiba-tiba dari arah belakang siluman yang sedang mengawasi dua karung muncul sosok Dewi Sari Kencana. Ia langsung menebas punggung dari siluman itu dan membuatnya membeku seutuhnya. "K–
Meski pun Sipuksura terlempar dan terkena serangan telak dari Dewi Sari Kencana, tubuhnya yang sekeras intan masih bisa bertahan. Ia bangkit kembali dan meraih gada Braja Inten miliknya. Hanya ada goresan yang tidak berarti di tubuh Sipuksura. "Airmu tidak akan bisa melukaiku. Hei, wanita sialan! Lebih baik kau menyerah sebelum semuanya menjadi lebih rumit. Atau kau memang ingin mati dengan gada Braja Inten ini?" Sipusura menyindir."Kepercayaan diri yang tinggi hanya akan membawa malapetaka di kemudian waktu. Semua itu akan berubah menjadi kesombongan yang mengikat makhluk tersebut ke dalam tindakan arogan." Dewi Sari Kencana mengubah pedang teratai es miliknya menjadi aliran air yang mengelilingi dirinya. "Apa pun bentuk pedangmu, semua itu tidak bisa menembus kulit intanku!" Sipuksura maju menyerang.Dewi Sari Kencana menari dengan air yang mengelilingi tubuhnya. Ia menangkis serangan dari ayunan gada Braja Inten yang diarahkan kepadanya. Langkahnya bergerak lincah dan tidak bisa
Malam panjang yang diakhiri dengan kalahnya dua iblis suruhan dari Hiranyaksipu memberikan kesempatan baru bagi tiga anak yang berhasil dibebaskan oleh Arya Santanu, Dewi Sari Kencana dan Ki Janggan Nayantaka untuk memulai hidup baru."Ke mana kalian akan pergi? Kembali ke desa, 'kah?" Arya Santanu bertanya."Rumah kami telah dihancurkan. Kedua orang tua kami dan para warga desa telah tewas dibantai oleh para siluman. Kami tidak tahu mau ke mana?" Aska Narendra menundukkan kepalanya. "Apa mereka bisa tinggal di desa Kulon Anyar? Aku rasa desa tempat asal Arya Santanu yang paling cocok untuk mereka. Lagi pula di sana tingkat kejahatan rendah." Dewi Sari Kencana coba memberi saran."Tentu saja rendah. Desa Kulon Anyar adalah satu-satunya desa yang dilindungi oleh para Dewa. Ditambah lagi ada diriku yang dikurung di sana. Bagi para siluman dan iblis, desa itu akan menjadi tempat terakhir yang akan mereka datangi untuk merampok atau pun melakukan pembantaian." Asura menyela pembicaraan me
"Kau sudah datang rupanya. Bagaimana dengan para perampok itu? Apa sudah beres?" Ki Janggan Nayantaka begitu santai bertanya.Dewi Sari Kencana hanya melirik tajam di kakek tua itu. Ia justru menarik Arya Santanu untuk masuk ke dalam desa Pantai Selatan setelah berhasil membekukan pasukan siluman. "Kau tahu, saat wanita marah, amarahnya jauh lebih menakutkan dari pada iblis." Asura menyindir Ki Janggan Nayantaka. Ia melipir pergi mengikuti Arya Santanu dan Dewi Sari Kencana."Aku tahu… karena itu aku yang memintanya melakukan pekerjaan itu." Ki Janggan Nayantaka tersenyum.Mereka mengendap-endap dan bersembunyi di belakang bangunan. Alun-alun desa begitu ramai oleh para siluman dan iblis. Mereka semua bersorak atas pesta pengorbanan puluhan anak kecil dan para wanita. Seluruh warga desa Pantai Selatan pun diminta untuk ikut serta dalam upacara persembahan untuk iblis kuno tersebut. Beberapa di antara mereka memasang raut wajah ketakutan. Ada juga yang panik dan bersedih. Dari kejau
Arya Santanu yang melihat kedatangan Hiranyaksipu langsung menghentikan bola api miliknya. Ia menapak di udara dan memusatkan energi miliknya. Tinju kanannya menyala-nyala bagaikan kobaran api merah. Tinju Braja Agni api merah segera dilayangkan ke arah bawah. Keduanya saling beradu senjata dan menyebabkan sebuah ledakan besar yang membuat sebuah gelombang kejut sangat besar.DUUUM!!!DUUUAR!!!Ki Janggan Nayantaka sampai terhempas dan menghantam dinding bangunan. Angin menggulung dan memporak-porandakan bangunan sekitar. Dewi Sari Kencana dan para tawanan lainnya sampai harus menunduk untuk menghindari kencangnya angin yang berembus. Tapi karena kejadian itu, Dewi Sari Kencana langsung menggunakan keahlian pedangnya untuk menghabisi lima iblis penjaga yang sedang lengah karena efek ledakan tadi. "Teknik pedang es; tarian bunga es!"SLASH! SLASH! SLASH!Secara cepat, kelima kepala dari iblis tersebut jatuh ke
Panah Agneyastra dipindahkan oleh Indrajit Maghanada menggunakan gerbang dimensi miliknya menuju ke tengah lautan. DUUUM!!!DUUUAR!!!Gelombang kejut menggerakkan air laut dan mengubahnya menjadi gelombang ombak besar yang menyapu area sekitar hingga merapat ke daratan. Sinar terang dari cahaya ledakan panah Agneyastra membias begitu silau hingga membuat langit menjadi sangat terang. Gemuruh suara dari ledakan itu pun hingga terdengar ke tempat Ki Janggan Nayantaka dan Dewi Sari Kencana. "Astaga, sebesar itu kekuatan dari Asura?" Rasa tidak percaya menghinggapi Dewi Sari Kencana."Energi ini, tidak salah lagi. Sang iblis yang telah mengotori pikiran dari raja Aji Kala Karna sudah berada di sini." Ki Janggan Nayantaka tidak jadi untuk pergi ke dalam hutan. Ia malah kembali menuju ke tepi pantai.Asura menatap tajam ke arah adiknya yang paling tua. Ia tahu bila tubuh yang sedang digunakan oleh adiknya bukanlah miliknya. Asura turun dan membiarkan roda api kembali ke asalnya di langit.