“Bocah sialan! Aku cincang kau!” Yong membuang tombak patahnya dan mengambil goloknya. Dia berganti senjata. Karena Yao Chen sudah mulai kehabisan energi Qi, dia terpaksa mengeluarkan pedangnya. “Hah! Akhirnya kau membutuhkan senjatamu juga! Apakah kau sudah kewalahan setelah mematahkan tombakku?” Yong mengejek. Ejekan Yong memang tepat, dan Yao Chen sadar dia harus lekas menyudahi pertarungan atau dirinya bisa celaka. Maka, tak membuang waktu, menggunakan sisa-sisa tenaganya, Yao Chen menyerbu ke Yong. Pedang di tangannya mulai mengeluarkan cahaya samar. Golok Yong juga demikian, tapi cahayanya lebih terang. Dia meraung ke Yao Chen, “Kau akan kucincang kecil-kecil dan kuberikan ke anjing jalanan!” Hembusan angin energi dari golok dan pedang saling menyebar ketika kedua senjata beradu mengeluarkan suara nyaring. Yong dengan aura penindasan memberikan pukulan-pukulan kuatnya menggunakan goloknya, ingin mendominasi pertarungan. Tapi Yao Chen yang dilatih Ouyang Hetian, tentu tak
Kekalahan Yong menjadi peringatan ke banyak Murid Luar untuk tidak mudah memprovokasi Yao Chen apabila tidak lebih kuat dari Yong. “Sepertinya hanya Murid Luar di peringkat 10 teratas yang bisa menangani bocah topeng itu.” Ada yang berpikir demikian. Banyak dari mereka yang mengangguk setuju mengenai itu. “Benar, apalagi Yong hanya di peringkat 14. Dia ternyata belum cukup tangguh untuk menghadapi si bocah aneh itu.” Yang lainnya memikirkan ini. Ketika banyak orang di Pelataran Luar berdiskusi mengenai Yao Chen dan kemenangannya di arena, Yao Chen justru menjalani hari dengan lebih damai beberapa hari ini. “Aku permisi dulu.” Yao Chen berujar sembari bersoja ke Hu Bersaudara ketika sore sudah mulai di ujung. Sebentar lagi langit akan berganti warna, Yao Chen ingin lekas kembali ke guanya di hutan. Tiba di gua, Yao Chen mengambil sikap bermeditasi untuk kultivasi. Dia menaruh sebagian kecil kesadarannya di luar sedangkan sisa besanya masuk ke dimensi jiwa. “Hm.” Yao Chen sudah b
“Hyakh! Ugh!” Zhuge Ling bertarung melawan ular besar bertanduk.Di dekatnya, Yao Chen masih bersembunyi di balik rimbunnya vegetasi. Dia tak mau serta-merta keluar dan ikut campur. Siapa tau Zhuge Ling tak ingin dibantu, karena gadis itu memiliki temperamen aneh.‘Hm, itu hewan roh level 1 tahap akhir. Mungkin setara dengan kultivator manusia tingkat 4 atau tingkat 5.’ Ini adalah dugaan Yao Chen. ‘Sepertinya Zhuge Ling sedikit kewalahan.’Sesuai penilaian Yao Chen, gadis yang bertarung di depan sana memang agak kewalahan menghadapi ular piton besar yang terus menyerangnya secara ganas.Bahkan, di kepala ular tersebut ada tanduk yang bisa menyemburkan cairan racun.Tsss ….Racun yang baru disemburkan melalui tanduk tadi, berhasil dihalau pedang Zhuge Ling.“Humph!” Zhuge Ling yang sudah mulai kelelahan masih menolak menyerah dan terus mengibaskan pedang ke ular roh.Dhuak!Ekor ular besar itu menyapu dan menghantam punggung Zhuge Ling ketika gadis itu lengah akibat lelah.‘Kenapa dia
“Semua racunmu sudah keluar. Ini pil pemulih energi untukmu.” Yao Chen memasukkan sebutir pil ke mulut Zhuge Ling.Pil itu buatan Ouyang Hetian dan termasuk pil kelas 1 tingkat sempurna. Dalam waktu beberapa helaan napas saja, tentu Zhuge Ling berhasil mendapatkan tenaga baru. Tangannya bahkan sudah mulai bisa digerakkan.Sementara itu, Yao Chen berpaling dari Zhuge Ling yang masih bertelanjang dada. Pipi mereka sama-sama merona akibat malu satu sama lain.“Aku akan tunggu kau di luar—ourgh!” Yao Chen belum sempat menuntaskan kalimatnya ketika dia terpental akibat tendangan di punggungnya. “Zhuge Ling!”“Dasar penjahat! Aku harus mencabut semua bola matamu!” Zhuge Ling memasukkan energi Qi yang sudah berhasil dia kumpulkan ke tangan dan digunakan untuk memukulkan angin energi ke Yao Chen.Tentu saja Yao Chen sudah bersiap dan memblokir hempasan angin tinju dari Zhuge Ling.“Hei, Nona! Kenapa kau malah memukulku setelah aku menolongmu?” Yao Chen tak habis pikir dengan tindakan tak terd
“Kau masih bisa bicara soal itu?!” Hu Gao bersiap memukul adiknya. “Kau begitu tak tau malu, Meng!”Hu Meng lekas berlari menghindari sambil tertawa bandel.“Ha ha ha! Kak Gao, kau juga pasti setuju dengan penilaianku, ‘kan? Kau terlalu pemalu, Kak!” Hu Meng bagaikan ular mendatangi tongkat. Hu Gao makin merah padam. “Kak Yao, ikutlah aku ke kelas formasi!” Dia berseru sambil menghindari pukulan kakaknya.Yao Chen menggeleng dan memutuskan akan pergi ke area kelas yang ingin dia masuki. Maka, mereka berpisah arah.Ketika tiba di aula area Alkimia, banyak mata memandang ke arahnya. Mereka segera berbisik-bisik.“Bukankah dia yang mengalahkan Yong? Mau apa dia di Divisi Alkimia?” Salah satu senior di sana bergumam ke temannya sambil melirik tajam ke Yao Chen.“Mungkin hendak mencari pil obat.” Temannya berbisik untuk menjawab.Murid lainnya di sana juga mulai membicarakan Yao Chen dengan nada rendah karena di aula tersebut dilarang membuat keributan.Mengabaikan kasak-kusuk mengenai dir
“Ayo, gadis kecil, temani aku minum dan mengobrol sebentar di dalam gua. Kebetulan aku punya arak bagus hari ini.” Pria itu mendekat ke Zhuge Ling dan hendak meraih wajahnya. Sudah pasti hal itu tak akan dibiarkan Zhuge Ling. Dia punya harga diri begitu tinggi sebagai nona kesayangan keluarga Zhuge di wilayah timur, apalagi status tak terelakkan sebagai cucu ketua sekte besar. “Cari mati!” Zhuge Ling mengibaskan pedangnya untuk menghalau tangan jahil pria tadi. Ayunan pedang Zhuge Ling tentu saja menyebabkan pria itu menarik kembali tangannya. Namun, Zhuge Ling terus mengayunkan pedang tanpa ingin menghentikannya karena dia sudah terlanjur marah. Kekesalan pada Yao Chen, dan kini pria mesum? Harinya begitu buruk! “Ha ha! Hei, gadis kecil, kenapa seganas itu? Lebih baik keganasanmu kau gunakan nanti di ranjang saja bersamaku, aku akan dengan senang menerimanya.” Pria itu tertawa terkikik. Jijik dengan ucapan bernada melecehkan yang memalukan, Zhuge Ling semakin beringas dengan pe
“Krrkkhh ….” Yao Chen terus bertahan memegangi tangan pria mesum yang sudah menghantam dadanya dan menyebabkan beberapa tulang rusuknya patah.“Bocah! Mau apa kau! Lepaskan aku!” Pria mesum itu tak mengerti apa mau Yao Chen. Padahal pedang pemuda itu sudah terlontar jauh ketika pemukulan sebelumnya.Menggunakan sisa kekuatan yang dia punya, Yao Chen memutar energi kultivasinya dan memunculkan api murni dia yang sepekat darah di telapak lain.“Hyaarrkkhhh!” Yao Chen berteriak keras sambil menghantamkan api murninya ke dada pria mesum.Karena jarak mereka sangat dekat, pria itu tak mungkin bisa mengelak serangannya kali ini.“Bocah! Apa-apaan kau ini, arrghh!” Pria itu meraung keras dan lekas meninjukan tapaknya lebih keras ke Yao Chen agar bebas.Yao Chen sudah setengah pingsan ketika terlempar beberapa meter. Tapi dia sangat puas dan lega karena serangan api murninya ternyata berhasil di detik-detik terakhir sebelum kekuatannya benar-benar habis.“Argh! Aaarghh! Tidak!” Pria mesum itu
“Aku yang membunuh banteng itu, maka aku berhak atas dagingnya!” Zhuge Ling menjawab. Sebagai nona muda keluarga ternama di wilayah timur, tak mungkin dia mengakui begitu saja kalau dia tertarik dengan penawaran pemuda antah-berantah seperti Yao Chen. “Kau, cepat panggang daging banteng itu sebaik mungkin!” Untuk menutupi kegugupan dan rasa malunya, Zhuge Ling mengatakan kalimat yang terdengar seperti sebuah kearoganan. “Baik, Yang Mulia.” Yao Chen hanya sekedar menggoda saja. “Kau! Tak usah meledekku! Hmph!” Zhuge Ling mendengus keras-keras sambil cemberut. Mengabaikan kekesalan Zhuge Ling, Yao Chen mulai membawa daging-daging banteng roh ke dalam gua. “Aku tak ingin mengekspos apiku sembarangan di luar.” Dia sudah memasukkan tulang dan sisa tubuh banteng roh lainnya di cincin ruang. Seluruh bagian tubuh hewan roh merupakan benda berharga untuk dikonsumsi ataupun dijual, karena mereka lebih kuat dari hewan biasa dan bagian tubuh mereka memang dibutuhkan kultivator untuk mengol
Asap darah belum sepenuhnya hilang ketika Mo Gu — Raja Iblis berkepala botak — akhirnya menyadari bahwa kakaknya, Raja Iblis Mo Yang, benar-benar telah dibakar habis oleh api mengerikan milik Yao Chen.“K-Kau ... KAU MEMBUNUH KAKAKKU!!!” raungnya, suara parau, gemetar antara amarah dan ketakutan.Wajahnya pucat, matanya liar menatap jasad hangus yang tak lagi menyerupai makhluk hidup.“Tidak! Ini belum waktunya! Aku harus pergi dari sini! Aku harus membalasnya suatu hari nanti!”Tanpa ragu, Mo Gu menghantam tanah dengan teknik iblis pelarian, membelah udara dan membuka celah dimensi.Namun suara dari belakang membuat darahnya membeku."Kamu pikir bisa seenaknya muncul dan kabur di hadapanku?"Langkah kaki bergema, disusul aura iblis menyelimuti tanah seperti malam menelan siang."Dasar anjing busuk!" bentak Yao Chen.Tubuhnya masih dalam Mode Asura Neraka, namun kini tampak goyah. Asap hitam mengepul dari punggungnya, darah mengalir deras dari hidung dan telinganya.Tubuh Tingkat 8-ny
“Bocah cari mati!” teriak salah salah satu Raja Iblis bernama Mo Yang. sambil dia membuat segel tangan dan memunculkan anak buahnya dari ruang hampa yang dia robek.Segera anak buah itu beterbangan ke arah Yao Chen dan Putri Suci.“Biarkan saya yang meladeni mereka, Putra Suci.” teguh Putri Suci sambil memunculkan pedang esnya. “Anda fokus saja pada raja iblisnya.”Maka, Putri Suci mulai membantai belasan demi belasan anak buah Raja Iblis yang menyerbu ke arahnya.Langit mendadak bergetar ketika dua Raja Iblis melesat turun seperti meteor gelap, menghantam tanah dan menciptakan kawah selebar dua puluh zhang. Angin menghantam deras ke segala arah, menyapu pepohonan, meretakkan bebatuan, dan menghentikan napas sejenak.“Humph!” Raja Iblis Mo Yang berjubah ungu kelam, membawa trisula hitam yang tampak seperti ditempa dari tulang naga iblis.Dia turun seperti dewa kematian, menyisakan jejak badai hitam dan awan berdarah.“Lihat bagaimana kami berurusan denganmu, bocah keras kepala!” Satun
“Mu Hailan keparat!” geram Yao Chen.“Ha ha ha! Kenapa, bocah? Aku akan menangkapmu dan akan kuserahkan ke Kaisar Iblis Langit.” Kini terang sudah apa tujuan Mu Hailan menggiring Yao Chen ke tempat itu. “Aku yakin Kaisar Iblis Langit akan memberiku banyak kebaikan. Sedangkan Putri Suci, kita bisa menikmati waktu sebaik mungkin nantinya.”Wajah mesum menjijikkan Mu Hailan tidak ditahan-tahan ketika menatap Putri Suci.Yao Chen melangkah maju, suaranya pelan tapi tajam seperti pedang. “Berani kau menyentuh dia dan aku akan memastikan kau kehilangan semua keinginanmu — termasuk lidah dan nyawa.”Mu Hailan tertawa gila sebelum dia mengangkat tangannya, berseru ke delapan kawannya. “HANCURKAN MEREKA!”Para pembunuh darah langsung menyerang. Serangan udara dan teknik darah meluncur seperti badai merah. Formasi pengepungan mematikan pun menyala di bawah kaki mereka.Tapi Yao Chen tiba-tiba menghilang.SRAK!Dua dari delapan penyerang langsung terpental, tubuh mereka hangus terbakar.BRRZZT!!
“Aku akan bicara! Aku akan bicara!” Mu Hailan menggigil.Dia sama sekali tidak menyangka seseorang yang masih berada di Tingkat 8 bisa menindasnya, bahkan mengaktifkan tubuh Asura yang mendominasi.Mu Hailan merupakan murid Sekt Istana Dewa yang kurang berkemampuan. Karena kerap mendapatkan penindasan dari teman dan seniornya, maka dia gelap mata dan mempelajari Teknik Kultivasi Sihir Darah yang cukup terlarang dan berbahaya.Itulah kenapa dia diusir dari Tanah Suci setelah ketahuan. Ini yang mengakibatkan kebenciannya terhadap Tanah Suci semakin berkali lipat.Saat dia mengetahui keruntuhan Tanah Suci, dia adalah orang yang tertawa paling awal.“Yang menyerang Tanah Suci ... memang Kaisar Iblis Langit! Tapi dia tidak sendirian!” serunya ketakutan. “Ada ... ada Tiga Raja Iblis lain bersamanya! Mereka mencari sesuatu — sesuatu yang hanya bisa dibuka oleh garis keturunan keluarga Gongsun.”Kini dia tidak bisa meremehkan Yao Chen. Meski kekuatannya telah ditingkatkan sampai di tahap yang
“Di mana dia sekarang?”Yao Chen berdiri, api perlahan menyala di matanya.Bo Qian ragu-ragu. “Desas-desus terakhir ... dia terlihat di reruntuhan Kota Hitam — perbatasan gurun dan rawa kematian.”Yao Chen mengangguk. Langkahnya terasa lebih berat, tapi niatnya lebih kuat dari sebelumnya.“Aku akan ke sana,” ucapnya. “Aku akan menemukan kebenaran. Dan aku akan membuat Kaisar Iblis Langit berlutut ... di bawah pedangku!”Langit kota Oasis Besar mulai berubah jingga. Angin gurun kembali berdesir ... menyambut perjalanan baru yang jauh lebih berbahaya.“Anda yakin hendak ke sana?” tanya Putri Suci.Ada pijar cemas dalam matanya.Yao Chen mengangguk yakin. “Aku harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin.”Malam mulai turun ketika Yao Chen dan Putri Suci tiba di tepi Kota Hitam — sebuah kota mati, penuh reruntuhan dan aura kematian yang begitu kental.Dinding runtuh, menara patah, dan batu-batu hitam berserakan seperti kuburan raksasa.“Berhati-hatilah, Putra Suci,” bisik Putri Suci, mer
“Aku yakin mereka baik-baik saja, Putra Suci.” Suara lembut Putri Suci mengalun. “Mereka wanita kuat dan cerdas, takkan terjadi hal buruk pada mereka. Anda bisa tenang.”Yao Chen tau Putri Suci hanya sedang menghiburnya agar dia tenang. Dia mengangguk dan berharap dua istri lainnya benar-benar dalam situasi yang baik.Mentari gurun menyinari hamparan emas yang tiada berujung. Kafilah bergerak perlahan di tengah suhu yang menyengat, roda-roda kayu berderit, dan langkah unta roh membentuk irama lelah yang konsisten.Di atas sebuah kereta utama, Yao Chen duduk bersila dengan mata terpejam, namun aura yang keluar dari tubuhnya masih belum stabil.Di sampingnya, Putri Suci duduk dalam diam, sesekali melirik Yao Chen dengan rasa prihatin.‘Semenjak mendengar tentang kehancuran Tanah Suci Istana Dewa, Putra Suci berubah. Tatapannya semakin dalam, ucapannya lebih hemat, dan energi spiritual dalam tubuhnya... semakin ganas. Seolah setiap helaan nafasnya menyimpan ledakan kemarahan yang terbung
“Pu-Putra Suci?” Salah satu dari rombongan caravan itu terkesiap. Matanya membelalak, seakan tak percaya dengan apa yang didengarnya. “Apakah kalian ... berasal dari sekte besar?”Suasana sekitar mendadak sunyi. Hanya desiran angin gurun yang terdengar, membawa debu dan serpihan pertempuran.Sementara itu, sisa-sisa gerombolan perampok gurun yang menyaksikan jatuhnya Jin Ying Shi Yao langsung ketakutan.Tanpa komando, mereka melarikan diri, seperti anjing liar yang baru kehilangan induknya.Yao Chen menarik napas berat. Dia tau, menyembunyikan identitas lebih lama hanya akan menimbulkan lebih banyak kecurigaan.Dengan suara parau namun tegas, dia berkata, “Aku Gongsun YiChen ... Putra Suci dari Tanah Suci Istana Dewa.” Tak lupa dia menangkupkan salam sojanya.“Wuaaahhh!”Seakan badai kecil meledak di antara kerumunan caravan.“Apa?!”“Tidak mungkin! Bukankah Tanah Suci Istana Dewa sudah—”“Tunggu, bukankah seluruh Tanah Suci itu dihancurkan beberapa bulan lalu?!”Bisik-bisik panik ber
“Manusia sombong!” teriak Jin Ying Shi Yao.DUARRR!!Benturan kembali terjadi. Jin Ying Shi Yao menerjang seperti meteor, cakarnya membelah ruang, memancarkan gelombang energi hitam keunguan yang brutal.Yao Chen melompat menghindar, mengerahkan Teknik Langkah Hantu dan hukum ruang seoptimal mungkin, menciptakan jejak ilusi di belakangnya untuk mengecoh lawan.CRASSSHH!!Tanah tempat Yao Chen berdiri sebelumnya meledak, membentuk kawah besar. Batu-batu beterbangan, badai pasir kembali mengamuk liar.Jin Ying Shi Yao tak memberi jeda. Dia mengaum keras, lalu menghantamkan kedua cakarnya bersamaan, menciptakan dua gelombang energi berbentuk singa hitam raksasa yang melesat mengejar Yao Chen dari dua arah."Mengerikan!" gumam Yao Chen. Namun dia tak gentar.Dengan pedang merah di tangan, Yao Chen meluncur maju, tubuhnya dikelilingi api, petir, tanah, angin, dan air sekaligus.Dia berputar di udara, menciptakan pusaran lima elemen untuk menahan serangan itu.BRAKKK!Gelombang energi berta
“Ayo!” seru Yao Chen sambil mempersiapkan serangannya.Suasana berubah mencekam. Jin Ying Shi Yao, si Panglima Gurun, mengepakan sayap elang raksasanya, membuat badai pasir mengamuk di sekitar mereka.Tubuhnya yang kekar, kepala singanya yang ganas, dan mata kuning menyala itu benar-benar memancarkan aura buas.Yao Chen mengencangkan cengkeraman pada pedang merahnya, napasnya berat."Dia ... tingkat 14 awal!" desis Yao Chen dalam hati. "Bahkan lebih kuat dari banyak tetua sekte!"BUUUMM!Jin Ying Shi Yao menerjang, cakarnya mengoyak udara, mengarah ke dada Yao Chen. Kecepatan dan kekuatannya membuat tanah bergetar.CLANG!Yao Chen menangkis, namun terpental mundur sejauh belasan langkah. Tanah di sekitarnya retak, debu berhamburan."Anak kecil! Berani menghalangi Panglima Gurun?!" Jin Ying Shi Yao meraung. Suaranya bergemuruh seperti guruh di tengah badai.Yao Chen mengertakkan gigi. Darah dalam tubuhnya bergolak. Tanpa ragu, dia mengerahkan lima elemen sekaligus — Api, Air, Tanah, An