“Kang Geni, Geni Paksa,” jawab pria itu dengan cepat saat kedua kaki Indra semakin kuat menjepit lehernya.
“Hihihi.. Gitu dong,” ucap Indra sambil tertawa puas sebab akhirnya dia mau membuka mulutnya.
‘Beukh’
‘Dagh’
“Heuk,” pekik pria itu saat Satria melompat dari pundaknya dan menghantam dadanya dengan tendangan secara beruntun dua kali.
Pria itu terjungkal ke belakang setelah memuntahkan darah dari mulutnya, dia langsung terbaring tidak sadarkan diri saking kuatnya serangan Indra. Sedangkan Indra sendiri masih berdiri menatap orang-orang yang terbaring di sekitarnya. Sejak awal dia sudah punya prasangka kalau para pendekar keparat itu memang anak buah Geni Paksa yang datang dari Desa Jambe, kemungkinan mereka ingin memperluas wilayah kekuasaannya dengan cara yang sama.
“Eh?” ucap Indra sambil mengang
Indra tetap berdiri menatap sekelilingnya, semua pendekar yang ada di sana sudah tergeletak tak sadarkan diri. Tapi di kejauhan puluhan orang tampak berbondong-bondong datang ke tempat Indra berada. Namun Indra hanya tersenyum sambil garuk-garuk kepalanya, dia tidak pernah takut sedikitpun menghadapi pendekar jahat sebanyak apapun mereka.“Hihihi.. kelihatannya ada pesta ya di sekitar sini,” tukas Indra sambil tertawa.“Kau akan mati di sini keparat!” bentak pria yang tadi lari dari pertarungan melawan Indra.“Kau pasti akan menyesal berbuat keributan di tempat kami!” timpal satu pendekar lagi yang tadi melarikan diri.“Kita akan mengepungnya dan menghabisinya di sini!” ucap seorang pria yang membawa golok.“Hihihi.. Hah, aku sudah bosan mendengar perkataan orang jahat seperti itu. Apa kalian tidak bisa mengatakan hal lain apa
‘Beukh’Dengan telak tendangan Indra menghantam dua pendekar yang maju, saat itu juga mereka langsung memuntahkan darah karena tendangan Indra memang disertai dengan tenaga dalam. Tubuh mereka berdua terjungkal ke belakang hingga membentur tanah, mereka langsung tidak bisa bangkit lagi dengan darah yang terus keluar.‘Deugh’Sementara itu satu pendekar yang melesat langsung menghantamkan tinjunya dan berhasil menghantam punggung Indra, tapi Indra tidak terlihat kesakitan sedikitpun. Dalam sekejap Indra tanpa menoleh langsung memutar tubuhnya dan menghantam dagu lawan di belakangnya dengan lutut, kepala pendekar itu mengdongak ke atas sekaligsu sambil mengucurkan darah dari mulutnya.‘Beukh’Tak tanggung lagi Indra kembali menghantam dada si pendekar sampai sempoyongan ke belakang lalu ambruk ke tanah kehilangan kesadaran. Kedua tangan Indra langsung mencengkram rantai yang mengekang
Hanya mendengar suaranya saja ketiga pendekar itu langsung ambruk duduk di tanah dengan tubuh yang lemas, keringat dingin terlihat mengalir di tubuh mereka yang bergetar hebat. Nafas mereka terlihat memburu seiring rasa takut yang mereka rasakan. Indra perlahan menghampiri seorang pendekar dan berdiri di dekatnya.“Ketahuilah, orang-orang yang kalian habisi akan menagih balasannya di alam baka nanti. Di dunia fana mereka mungkin tidak akan mendapatkan keadilan yang setimpal, tapi di alam sana kalian akan menanggung semua akibatnya!” kata Indra sambil menghantam tubuh pendekar itu sampai menjerit kesakitan dan memuntahkan darah, tubuhnya berguling-guling di tanah sebelum akhirnya tak sadarkan diri. Indra kembali mendekati pendekar kedua yang langsung bersujud di depan Indra.“Ampun.. ampuni aku pendekar..” ucap pendekar tersebut sambil tersedu-sedu.“Aku hanyalah manusia biasa. Bagiku orang s
“Apa kau pemimpin mereka?” tanya Mira dengan penuh kewaspadaan, dia sadar kalau pria di hadapannya itu bukanlah pendekar sembarangan.“Hahaha.. selain cantik ternyata kau juga pintar main tebak-tebakan. Kau memang benar, aku pemimpinnya di sini. Jadi aku jamin kau tidak akan menyesal jika mau menjadi pendampingku,” jawab Geni Paksa.“Cih! Sejengkalpun aku tidak akan sudi!” tegas Mira.“Hahaha.. Aku sering mendengarnya dari para wanita yang aku taklukan. Pada akhirnya kau juga akan berakhir sama seperti mereka, berlutut di depanku dan meminta kasih sayang dariku,” kata Geni Paksa sambil menepuk dadanya dengan bangga.“Itu tidak akan terjadi jika kau mati!” bentak Mira yang langsung melompat.Anak buah Geni yang tersisa berniat menghadang Mira tapi ditahan oleh Geni. Mira langsung melayangkan tinju kirinya mengincar wajah
Kusna melesat cepat dengan totokan tangan kanan terbuka mengincar leher satu anak buah Geni, tapi lawannya dengan lincah langsung mengelak ke samping sembari melayangkan lutut kanannya mengincar perut Kusna. Tapi Kusna dengan gesit mengangkat lututnya sampai beradu dengan lutut lawannya, tangan kirinya langsung melesat dengan totokan menuju dada lawan.‘Beukh’‘Cleb’‘Deukh’“Heukh.. Aaarrrggghh,” pekik anak buah Geni.Suara benturan terdengar saat lutut mereka beradu, tapi Kusna berhasil menancapkan totokannya ke dada lawan hingga menjerit kesakitan dan mengeluarkan darah dari bekas totokan Kusna. Tubuh Kusna sendiri kembali terpental karena anak buah Geni yang lain sejak tadi tidak diam saja dan menyerang Kusna dengan tendangannya yang dengan telak berhasil menghantam pinggang kiri Kusna yang sedang fokus menyerang rekannya.Sementara itu Mira yang me
Suara ledakan hebat langsung terdengar menggelegar bagaikan guntur tepat saat ajian bayubaraja milik Mira menghantam ajian tribaya milik Geni Paksa. Riuh angin yang bergemuruh langsung menderu kencang, bertiup membawa debu-debu dari bongkahan-bongkahan tanah yang berhamburan ke udara.Tanah di sekitar tempat mereka berdiri langsung bergetar saat kedua ilmu kanuragan tingkat tinggi itu beradu. Cekungan tanah langsung tercipta disekitar Mira dan Geni. Tapi perbedaan kekuatan mereka bisa terlihat jelas sebab Mira langsung memuntahkan darah lagi saat kedua ajian mereka beradu.Perlahan riuh angin dan getara tanah mulai mereda seiring debu-debu yang mulai memudar, terlihat jelas Mira yang terluka parah masih berdiri di depan Geni yang tampak baik-baik saja. tinju tangan kiri Mira terlihat masih menekan telapak tangan Geni. Tapi saat kepalan tangannya terasa semakin panas, Mira buru-buru menarik tangannya dan mundur dengan tubuh yang sempoyongan.
Indra tiba-tiba melompat dan melayangkan pukulannya di udara, mau tidak mau Geni langsung melayani serangan Indra di udara. Geni menahan pukulan tangan kanan Indra sambil membalas dengan tendangan kaki kanannya, tapi Indra dengan gesit menahan tendangan Geni dengan betisnya. Mereka terus jual beli serangan hingga akhirnya menapak di tanah.“Hihihi.. lawanmu itu aku Geni! Apa kau hanya berani melawan orang yang sudah terluka saja hah?” ejek Indra sambil tertawa.“Keparat! Kau akan menyesal karena sudah membuatku marah bajingan!” bentak Geni.“Pergilah,” ucap Indra kepada Mira. Tanpa membuang waktu, Mira langsung memapah Kusna dan pergi dari tempat itu secepatnya. Kini di sana hanya tinggal Geni dan Indra saja yang masih berhadapan.“Aku harap Maung Lara tidak menyelematkanmu lagi kali ini,” tukas Geni yang langsung memasang kuda-kuda dengan tatapan tajam
Geni tidak membuang kesempatan dan langsung menerjang sambil menyerang Indra dengan serangan telapak tangan secara beruntun. Indra dengan sigap langsung melayani serangan demi serangan yang Geni lakukan dan menahannya menggunakan kedua tangannya. pergerakan tangan mereka berdua tampak cepat saling menyerang, memukul, menghantam, menyikut dan mengunci.‘Beukh’‘Dakh’‘Beugh’Suara benturan demi benturan yang kencang terdengar secara beruntun, debu-debu di sekitar mereka berdiri langsung beterbangan terbawa deru angin yang bertiup dari titik benturan serangan mereka. Dedaunan kering serta rumput yang tercabut ikut berhamburan ke udara setiap kali hempasan angin bertiup.Geni benar-benar dibuat kaget dengan perkembangan kemampuan Indra yang berbanding jauh dengan saat mereka bertarung 6 bulan yang lalu. Geni melancarkan serangan dengan hantaman telapak tangan mengincar dada