Share

BAB 19

Sisa perjalanan itu menghabiskan tenaga Dzurriya, hingga akhirnya ia terlelap sambil menyandarkan kepala ke jendela. Sayup-sayup, terdengar suara kaca diketuk-ketuk berjeda. 

Dzurriya hanya mengernyitkan dahinya, dan bergeser sedikit dari sandaran kursinya. Ia memindahkan kepala itu dari jendela karena berisik. Matanya terasa begitu berat karena lelah. Ia pun terlelap kembali. 

Kini terdengar samar pintu mobil di sampingnya dibuka, dan hidungnya mulai mencium aroma musk yang berbaur dengan wangi pengharum mobil bernuansa orange. 

Bau itu makin lama makin menyengat, bahkan sekarang ia bisa merasakan embusan napas seseorang menyapa lembut bagian bawah hidungnya. Ia merasakan debaran jantung yang berpacu dengan teratur. Namun….

‘Ini bukan debar j

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status