Home / Romansa / Pengantin Dadakan Sang Mafia / Bab 14. Sedikit Dendam

Share

Bab 14. Sedikit Dendam

Author: Lafiza
last update Last Updated: 2025-07-06 19:57:40

Anna telah membuat Garret terdesak dan nyaris menyerah saat Felix melihat keduanya di depan kamar Adam.

“Apa yang terjadi?” tanyanya sambil melihat pada pintu kamar.

Dia sedang dalam perjalanan ke lantai atas bersama Erick ketika melihat ada yang tidak beres.

“Tuan.” Garret merasa lega melihat Felix, berpikir dia bebas sekarang. Dengan kedatangan sang kepala keluarga, dia berharap bisa membuat nyonya ini segera pergi.

Garret ingin menjelaskan, tapi kalah cepat. Anna telah mendahului bicara.

“Sayang, kau sudah datang? Sesuatu terjadi pada kakek. Dokter sudah memeriksa dan memberi obat. Aku ingin melihatnya, tapi Garret terus menghalangiku dan berdiri di depan pintu untuk menjaga. Aku rasa dia punya sesuatu yang lain yang lebih penting untuk dilakukan. Aku akan menggantikannya menjaga kakek. Tapi lagi-lagi dia menolak. Kau harus melakukan sesuatu.”

Tidak ingin disalahkan, Garret terburu-buru membantah. “Tuan, bukan begitu—“

“Kau ingin mengatakan aku berbohong?” Anna segera menyela, me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 18. Sebuah Isyarat

    Felix terdiam beberapa saat, berusaha mencerna pendapat Erick. Matanya menatap kosong ke arah tumpukan dokumen di mejanya, sementara pikirannya memutar ulang kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Kemudian dengan murung dia berkata, "Kau benar."Dua orang dengan perbedaan usia yang sangat jauh. Yang tua pemarah, sedangkan yang lebih muda terlihat tidak punya malu. Keduanya memiliki kemampuan lisan yang tajam. Tapi tetap saja Anna memiliki tingkat kepintaran yang lebih tinggi. Sebenarnya tidak ada permusuhan yang jelas antara keduanya. Jadi, mereka bukanlah lawan bagi yang lainnya. Tapi keduanya memiliki kemampuan yang sama. Sama-sama bisa membuat Felix sakit kepala.Menyadari kemungkinan dua orang ini bersekutu melawannya, Felix menghela napas dengan berat. Bayangan Anna dan kakeknya yang berkomplot membuatnya merinding. Meski bukan jenis perlawanan yang membahayakan, tapi tetap saja akan menimbulkan kekacauan di sekitarnya."Kita lihat saja nanti," ujar Felix akhirnya. Dia melan

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 17. Doa yang Tidak Terkabul

    "Kakek?!" Anna bergegas menghampiri Adam yang terbatuk keras. Tangannya bergerak cepat menepuk-nepuk punggung pria itu. "Kenapa tersedak lagi? Apa yang salah?"Wajah Anna tampak panik. Matanya melebar dengan kekhawatiran yang jelas terlihat. Sementara Adam terus batuk tanpa henti, suaranya yang kasar memenuhi ruangan. Dia hampir kewalahan mengambil napas. Setiap kali dia mencoba menarik udara, batuk lain langsung menyusul. Tangannya menekan dadanya yang terasa sakit karena batuk yang tak kunjung reda."Aku ambilkan air." Anna melompat ke arah meja tempat air minum diletakkan. Langkahnya tergesa-gesa hingga hampir tersandung ujung karpet. Dia kembali dengan segelas air jernih di tangannya, sedikit air tumpah karena tangannya yang gemetar.Ketika batuk Adam sedikit berkurang, dia meneguk air yang diberikan. Tenggorokannya terasa kering. Tapi lalu dia terbatuk lagi beberapa saat kemudian, lebih keras dari sebelumnya. Wajahnya sudah sangat merah dan bagian dadanya terasa nyeri seperti dit

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 16. Cucu yang Sangat Berbakti

    Terdengar suara deheman dari Anna yang berusaha menarik perhatian Adam. “Kakek,” tegurnya hati-hati. “Felix bermaksud baik. Dia terlihat seperti cucu yang sangat berbakti. Kau tidak boleh marah padanya. Lihatlah bagaimana sibuknya dia. Semua beban keluarga ini dilimpahkan di pundaknya saat ayahnya tidak ada. Kau hanya perlu duduk memperhatikan dan menikmati hari tuamu.”Adam terdiam. Gadis ini berbicara seolah-olah dia tahu segalanya tentang keluarga mereka.Mendengar ucapan lembut penuh pembelaan pada cucunya, Adam melirik gadis itu.Baru satu hari menjadi cucu menantu di rumah ini, apa yang gadis ini tahu tentang puteranya, ayah Felix? Dia juga menyebutkan dengan penuh hormat soal Felix yang memikul beban keluarga ini di pundaknya. Seperti dia bisa melihat masa lalu sekaligus masa depan secara bersamaan.“Kau tahu banyak tentang keluarga ini untuk seseorang yang baru saja menikah kemarin,” Adam berkata pelan.Anna tersenyum. “Aku menebaknya.”Lagi-lagi menebak?Ada sedikit kecurigaa

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 15. Dia Pasti Kesepian

    “Felix, aku tidak perlu seseorang mengawasiku saat tidur.” Adam mencoba menolak ‘kebaikan’ cucunya. Dia curiga, Felix mengetahui masalahnya dan sengaja mendorong dia, seorang pria tua yang lemah, ke dalam lubang api.Dia melirik pada cucu menantunya yang memiliki wajah berseri-seri. Semangat di mata polos itu membuat nyali Adam menciut.Apa yang sedang dipikirkan gadis ini? Apa dia berencana membunuhnya dengan beberapa patah kata lagi tanpa sedikit pun rasa bersalah?“Maksudku, kau bisa mengakrabkan diri dengan Anna. Aku terlalu sibuk untuk menemaninya.” Felix membuat alasan yang terdengar masuk akal di telinga siapa pun, tapi tidak bagi Adam. “Dia pasti kesepian di rumah besar ini.” Felix menambahkan dengan wajah serius.Adam mengernyitkan alis. Kesepian? Adam bahkan tidak yakin Anna bisa kesepian. Gadis ini bisa berbicara pada apa saja. Dia mungkin mengobrol dengan tembok atau pohon dan tidak akan peduli apakah mereka merespon atau tidak.“Aku tidak butuh teman mengobrol,” Adam berk

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 14. Sedikit Dendam

    Anna telah membuat Garret terdesak dan nyaris menyerah saat Felix melihat keduanya di depan kamar Adam.“Apa yang terjadi?” tanyanya sambil melihat pada pintu kamar.Dia sedang dalam perjalanan ke lantai atas bersama Erick ketika melihat ada yang tidak beres. “Tuan.” Garret merasa lega melihat Felix, berpikir dia bebas sekarang. Dengan kedatangan sang kepala keluarga, dia berharap bisa membuat nyonya ini segera pergi. Garret ingin menjelaskan, tapi kalah cepat. Anna telah mendahului bicara.“Sayang, kau sudah datang? Sesuatu terjadi pada kakek. Dokter sudah memeriksa dan memberi obat. Aku ingin melihatnya, tapi Garret terus menghalangiku dan berdiri di depan pintu untuk menjaga. Aku rasa dia punya sesuatu yang lain yang lebih penting untuk dilakukan. Aku akan menggantikannya menjaga kakek. Tapi lagi-lagi dia menolak. Kau harus melakukan sesuatu.”Tidak ingin disalahkan, Garret terburu-buru membantah. “Tuan, bukan begitu—““Kau ingin mengatakan aku berbohong?” Anna segera menyela, me

  • Pengantin Dadakan Sang Mafia   Bab 13. Garret Sakit Kepala

    Garret mundur selangkah, posisinya semakin menutupi pintu. "Nyonya, tuan Adam sedang beristirahat. Dokter Harry baru saja memberikan obat penenang.""Obat penenang?" Anna menaikkan alis, ekspresi wajahnya berubah curiga. "Kenapa dia membutuhkan obat penenang?”Garret merasakan keringat dingin mulai menetes di belakang lehernya. Dia seharusnya tahu bahwa gadis ini tidak akan menerima penjelasan sederhana. "Maksud saya, obat untuk memperkuat jantungnya." Dia mulai merasa pusing dengan pertanyaan-pertanyaan Anna yang selalu membutuhkan jawaban yang masuk akal.Anna menatap wajah pelayan yang biasanya tenang itu. "Kau terlihat gugup. Apa yang disembunyikan? Apa kakek dalam kondisi yang lebih buruk dari yang kau katakan?""Tidak, Nyonya. Dia baik-baik saja. Hanya butuh istirahat yang cukup." Garret berusaha menjaga suaranya tetap stabil, meski dalam hati dia mulai panik. "Kalau begitu, aku akan duduk di sampingnya sambil menunggu dia bangun. Aku janji tidak akan berbicara." Anna melangka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status