Share

Chapter 61 | Cemburu?

Author: MJeona
last update Last Updated: 2025-08-04 23:02:13

Aroma antiseptik masih menggantung tipis di udara, bercampur dengan aroma bunga segar dalam vas di atas nakas sisi ranjang pasien. Joana menyibak matanya perlahan. Perih dan berat, tetapi jauh lebih baik dibanding saat terakhir ia sadar di ruang ICU.

Kala ia mencoba menyesuaikan penglihatannya setelah terlelap cukup lama sejak di ruang ICU, ruangan yang ia lihat sekarang terasa asing. Dindingnya krem lembut, ranjang besar dengan seprai putih bersih, terdapat rak buku kecil, bahkan sofa empuk di sudut ruangan.

Ia menoleh hati-hati. Di sisi kanan, Vernon duduk di kursi, membaca dokumen kantor dari tabletnya dengan wajah lelah, tetapi tetap memancarkan kesabaran.

"Ini ... kamar rawatku, Kak?" tanya Joana serak khas bangun tidur.

Vernon yang mendengar suara lemah itu langsung menoleh dan tersenyum lega. "Syukurlah, kamu sudah bangun, Joana. Kata Suster, kamu terlelap karena efek obat pereda nyeri yang disuntik ke dalam cairan infus. Oh, ini kamar rawatmu sekarang. Tadi dipindahkan dari
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (54)
goodnovel comment avatar
Almira Larasati
Ngga usah salting Cia kw Kamu itu cuman jadi boneka buat Daniella
goodnovel comment avatar
Almira Larasati
Jangan jangan kamu udah ngga anggap Joana sebagai adik lagi Vernon Please jangan kamu tanam rasa untuk wanita yang udah jelas statusnya sebagai istri orang
goodnovel comment avatar
Ika Dewi Fatma J
penasaran juga apa yg dibisikkan kennard ke joana
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Bab 73 | Perangkap dan Siasat

    Kennard bersandar di sisi body mobil hitamnya, jemarinya mendial sebuah kontak di layar ponsel. Denting sambungan terdengar dua kali sebelum suara Vernon menjawab dari seberang.“Ken?” sahut Vernon terdengar ragu, masih dengan latar belakang dengungan mesin monitor dari recovery room tempat Agnesia masih terbaring tak sadarkan diri.Kennard mengembuskan napas panjang, lalu mengucapkan kalimat dengan nada datar dan tegas, “Mulai sekarang, Joana tinggal bersamamu. Saya tidak akan mengganggunya lagi.”Hanya itu. Tidak ada basa-basi. Tidak ada alasan.“Apa? Ken? Halo? Ken, tunggu—.”Akan tetapi, sambungan sudah terputus. Kennard memasukkan ponsel ke saku jasnya, lalu membuka pintu mobil. Mesin langsung meraung halus, dan tanpa ragu ia menekan pedal gas. Mercedes Benz itu pun meluncur keluar dari basement parkir, ban belakang sedikit berdecit karena tarikan awal yang terlalu cepat. Namun, di samping itu, air matanya nyaris menitik. ***Di lantai atas rumah sakit, Vernon masih berdiri terp

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 72 | Berpisah

    Koridor rumah sakit Distrik ke-8 itu mulai sepi menjelang sore. Cahaya oranye matahari senja menembus kaca panjang di ujung koridor, memantulkan siluet langkah Vernon yang tergesa-gesa. Aroma antiseptik bercampur bau kopi dari mesin vending di pojok lorong membuat dadanya terasa sesak. Bukan karena bau itu, tetapi karena pikirannya yang penuh akan Joana.Sesampainya di depan pintu ruang rawat VVIP milik Joana, Vernon hendak meraih gagang pintu. Namun, telapak tangannya menggantung di udara kala sebuah tubuh tinggi tegap dengan seragam bruder rumah sakit, lengkap dengan ID card resmi yang tergantung di dada, berdiri menghalangi.“Tuan Vernon, maaf, Anda tidak bisa masuk sekarang,” ucap bruder itu datar, tetapi dengan nada tegas.Dahi Vernon mengerut. “Apa maksudmu? Saya mau melihat Joana. Dia—.”Kalimat itu terhenti. Ia sadar, meski bukan secara hukum, hatinya masih menempatkan Joana di posisi sebagai adik angkat atau mungkin … lebih. Bruder itu menegakkan bahu. “Tuan Kennard sedang d

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 71 | Di antara Benci dan Cinta

    Bunyi monitor detak jantung di ruang IGD terdengar stabil, tetapi Vernon tetap merasa tidak tenang. Ia duduk gelisah di kursi tunggu di sebelah ranjang, kedua tangan terkepal di pangkuannya. Wajahnya tertunduk, rahangnya ikut mengeras. Setiap kali ia mengangkat pandangan dan melihat wajah pucat perempuan itu—Agnes, atau Cia, atau siapapun dia sekarang—ada sesuatu di dadanya yang terasa sesak.Ia ingin bangkit, meninggalkannya, lalu kembali ke sisi Joana. Akan tetapi, kaki Vernon seolah-olah tertancap di lantai. Ia bahkan sudah setengah berdiri ketika suara langkah tergesa memasuki ruang IGD.Pintu didorong perlahan, masuklah seorang dokter wanita berusia sekitar 40-an tahun, mengenakan jas putih panjang, masker tergantung di bawah dagu, diikuti seorang perawat perempuan yang membawa map tebal berisi dokumen rekam medis.“Selamat siang, Tuan. Anda yang tadi mengantar pasien ini?” tanya sang dokter sambil memandang Vernon.Vernon mengangguk singkat. “Ya, saya, Dok buat.”Dokter menatap

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 70 | Luka Lama yang Terbuka

    Sementara itu, di rumah sakit, dua bruder berbadan tegap masih berdiri di sisi kiri dan kanan pintu kamar rawat VVIP Joana. Mereka mengenakan seragam putih rumah sakit, wajahnya tegas, tetapi netral, menyamar sempurna sebagai staf medis, padahal tangan mereka terbiasa menggenggam senjata.Namun, tiba-tiba langkah cepat terdengar dari ujung koridor. Seorang gadis cantik berambut pirang panjang dengan balutan coat merah tua berjalan tergesa-gesa. Tatapannya tajam, bibirnya terkatup rapat, dan di kedua matanya terpancar kemarahan yang nyaris meledak.Cia.Ia berhenti tepat di depan pintu kamar rawat, napasnya memburu. “Ada Kennard di dalam?” tanyanya dingin, nyaris gemetar menahan emosi.Bruder di sebelah kanan bergerak setengah langkah maju, mencoba menghalangi. “Maaf, Nona. Tidak ada tamu yang diizinkan masuk, kecuali yang sudah mendapat persetujuan Tuan Kennard.”“Aku tidak peduli!” Cia langsung mencoba mendorong tubuh bruder itu, tetapi pria itu tidak bergeming. “Aku mau masuk! Aku m

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 69 | Mata-Mata Musuh

    Udara pagi itu menggigit. Bahkan, setelah keluar dari rumah sakit, Kennard masih bisa merasakan hawa steril dari ruangan Joana yang seakan-akan menempel di kulitnya, bercampur aduk dengan aroma obat-obatan yang menusuk.Ia melangkah cepat menuju taksi yang sudah menunggunya di tepi jalan. Begitu masuk, ia langsung menyebutkan alamat acak di distrik lain. Sopir taksi itu sempat melirik lewat kaca spion, heran dengan tujuan yang tak lazim untuk pagi-pagi begini. Kennard tidak peduli.Perjalanan hanya berlangsung kurang dari lima belas menit. Begitu berhenti, Kennard membayar, lalu berjalan masuk ke sebuah kafe kecil di pinggir jalan. Di dalam, ia memutar arah, keluar lewat pintu belakang, dan memesan taksi kedua lewat aplikasi.Bukan kebiasaan baru, ia sudah melakukannya puluhan kali di masa lalu. Teknik membingungkan pengekor ini pernah ia pelajari dari Edmund sendiri.Setelah berpindah ke taksi kedua, ia mengeluarkan jaket tebal yang bisa dibalik. Warna abu-abu gelap yang tadinya mene

  • Pengantin Miskin Milik CEO Dingin   Chapter 68 | Pagi yang Memanas

    Masih pagi buta, ketika langkah Vernon begitu cepat dan mantap di atas lantai marmer koridor rumah sakit. Mantel wol hitamnya berkibar pelan tertiup angin pagi. Di tangan kanannya, ia menggenggam erat sebuah paper bag cokelat tebal yang memancarkan aroma sedap croissant mentega dan quiche lorraine hangat—sarapan khas Paris yang ia buat sendiri di mansion-nya, spesial hanya untuk satu orang. Joana.Wajahnya terlihat letih, mungkin karena tidur yang tidak nyenyak semalam. Akan tetapi, di balik lingkaran gelap di bawah matanya itu, ada tekad yang jelas. Ia ingin menjadi orang pertama yang Joana lihat pagi ini.Begitu menapaki koridor menuju kamar rawat VVIP di lantai tiga itu, Vernon mendapati sesuatu yang aneh. Ada beberapa bruder berdiri di berbagai titik. Seragam putih mereka tampak seperti rohaniwan rumah sakit di mata Vernon, tetapi tatapan mata mereka terlalu tajam, terlalu awas, tidak seperti bruder biasa yang pernah Vernon temui.Beberapa dari mereka menoleh bersamaan, mengikuti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status