LOGINDiperbudak dan dipaksa menikah dengan lelaki beristri oleh sang ibu angkat, membuat Joana Leshia Valery (23 tahun) kabur tepat pada malam pernikahannya. Namun, semesta malah mempertemukannya dengan seorang CEO dingin dan kejam yang menjeratnya dalam sebuah pernikahan dadakan. Dialah Kennard Reagan Darriston (31 tahun). Akan tetapi, Kennard meminta Joana agar tidak memakai hati dalam pernikahan mereka, sebab dia akan menceraikan pengantin miskinnya tersebut ketika berhasil menemukan cinta masa kecilnya suatu hari nanti. Lalu bagaimana jadinya jika jati diri Joana terungkap kala Kennard telanjur larut dalam balas dendam tanpa akhir? Dapatkah mereka bertahan dalam badai yang kerap mengguncang kepercayaan satu sama lain? Ikuti terus kisahnya sampai tamat, ya. Jangan lupa follow akun profil dan sosmed Author. IG: @mjeona_mj.author, FB: May Jeona, dan TikTok: MJeona.
View MoreDi sebuah rumah sederhana di jantung Distrik Madeleine, Paris, yang temboknya mulai pudar dimakan usia, dan jendelanya hanya dibalut tirai lusuh warna putih gading, suara gaduh terdengar pecah—kursi tergeser kasar, pintu dibanting, disusul bentakan nyalang seorang wanita yang memecah keheningan malam. Suara itu bukan sekadar amarah, melainkan kepingan dari dendam yang lama dipendam, memantul di dinding-dinding sempit yang menjadi saksi bisu akan kehidupan yang jauh dari kata damai.
“Kamu itu hanya anak pungut, Joana! Kalau Ibu tidak memungutmu di tempat sampah malam itu dan membawa pulang ke rumah, pasti kamu sudah mati! Jadi, jangan tidak tahu balas budi!” berang seorang wanita berpenampilan sederhana dengan tatapan penuh amarah, setelah berhasil menampar perempuan muda di hadapannya hingga tersungkur ke lantai. Tidak cukup sampai di sana, wanita tersebut segera berjongkok, dan kembali mencengkeram kasar kedua sisi rahang tirus sosok cantik yang sudah banjir air mata. Benar-benar tak berperasaan. “Kamu harus menuruti semua perkataan Ibu, Joana!” “Sa-sakit, Bu. Le-lepaskan aku, tolong!” Joana Leshia Valery mengiba dan merintih kesakitan karena perbuatan kejam wanita itu. “Melepaskan kamu? Jangan bermimpi! Selama ini Ibu sudah cukup baik sama kamu, Joana. Ibu yang membesarkan kamu dari bayi! Sudah saatnya kamu balas budi. Malam ini, kamu harus menikah dengan Tuan Roland! Hanya dengan cara ini Tuan Roland bersedia mengembalikan sertifikat rumah Ibu yang sudah digadaikan Kakakmu, Javier. Tuan Roland juga berjanji memberikanmu mahar lima puluh ribu dolar. Jadilah berguna, Joana!” sentak wanita itu seraya menyeringai miring, membuat Joana menggeleng ketakutan di tempatnya. “Pokoknya Ibu tidak mau tahu! Pakai gaun pengantin yang dikirim Tuan Roland sekarang juga karena sebentar lagi kamu akan dijemput oleh anak buahnya. Mengerti?” hardiknya lagi penuh penekanan. Cengkeraman itu langsung dilepas dengan kasar hingga perempuan cantik berwajah mungil tersebut terhuyung ke belakang. Kepalanya kembali terantuk cukup kuat. Rasa sakit menjalar dengan cepat sampai air mata itu tak mampu dibendungnya lebih lama. “Dandan yang cantik. Ibu tunggu di depan!” Vioneta Harvey, wanita yang baru diketahui bukanlah ibu kandungnya, kini langsung bertolak pergi meninggalkannya sendirian di kamar sempit dan tak layak huni tersebut. Sekarang Joana kembali meratapi takdirnya, memeluk kedua lutut sambil menangis sesenggukan. Mengapa nasibnya begitu malang? Apa ia tidak pantas merasakan sedikit kebahagiaan? Setelah disiksa dan diperbudak selama belasan tahun, kini wanita itu semakin semena-mena memaksanya menikah dengan seorang pria yang sudah beristri. Demi apa pun, Joana tidak sanggup lagi bertahan dengan keluarga Valery yang kejam dan tak punya hati. “Aku harus mencari cara untuk kabur dari sini. Ya, hanya aku yang bisa mengubah takdirku sendiri. Aku akan meninggalkan keluarga Valery dan kabur dari pernikahan yang direncanakan si mesum Roland itu.” Dengan tergesa-gesa, Joana menyeka wajahnya yang terlanjur dipenuhi jejak air mata. Kini, satu rencana gila pun tercetus di benaknya. Joana langsung melirik gaun nikahnya itu dan mengulas senyuman tipis tak terbaca. *** Mobil jemputan sudah tiba di pelataran halaman depan kediaman Valery yang teramat sederhana di Distrik Madeleine, Kota Paris tersebut. Vioneta menyambut dua anak buah Roland dengan senyuman mengembang. “Tunggu sebentar, ya. Saya panggilkan Joana,” serunya ramah. Kedua lelaki berwajah sangar itu pun mengangguk pelan. Salah satunya segera menyahut tegas, “Cepat! Jangan lama-lama. Tuan besar kami tidak sabar menikahi putrimu yang cantik jelita.” “Tentu sa—.” “Aku di sini, Bu. Aku siap pergi ke acara pernikahanku dan Tuan Roland sekarang.” Tiba-tiba Joana muncul di belakang Vioneta dengan penampilan yang sangat cantik menawan. Vioneta sampai berdecak kagum menyadari kepiawaian putri angkatnya dalam berdandan. Wanita itu baru mengetahuinya. “Wah, cantik sekali. Ah, ayo cepat pergi dengan mereka, sebelum Tuan Roland menghubungi Ibu lagi. Dia sudah tidak sabar menikahimu. Cepatlah, Joana.” Tubuh ramping proporsional Joana sampai terdorong ke depan karena ulah Vioneta yang memaksanya memasuki mobil mewah tersebut. Joana hanya bisa mengembuskan napas panjang. Kali ini tidak ada lagi bantahan. Begitu sliding door mobil MPV mewah itu digeser anak buah Roland untuknya, Joana pun mengangkat sedikit gaun indahnya dan segera masuk ke sana. Ia masih sempat melirik kecil wanita kejam itu sebelum pintu benar-benar tertutup sempurna. Selamat tinggal, Vioneta. Mobil mewah berbodi besar itu pun melaju dengan akselerasi kecepatan tinggi memecah jalanan Kota Paris. Ada jantung yang berdetak dengan ritme lebih cepat dari sebelumnya. “Apa masih jauh, Pak?” cicit Joana dari jok tengah. Salah seorang anak buah Roland menoleh cepat ke arahnya. “Sekitar tujuh menit lagi kita sampai di mansion Tuan besar. Bersabarlah, Nona Joana.” “Oh, oke,” sahut Joana, tampak tenang. Akan tetapi, setelah itu ia segera membawa tangannya ke atas rambut, melepas satu penjepit hitam miliknya. Gadis itu diam-diam menyeringai. Dalam satu gerakan cepat, ia berhasil menekan lock pintu dan menggesernya. Pintu pun terbuka. Anak buah Roland tersentak bukan main. “Hei, apa yang kamu lakukan, Nona?” pekiknya. “Tahan dia, Tom!” teriak anak buah lain yang duduk di balik kemudi. “Oke, Andy!” Kala tangannya dicekal kuat, saat itu juga Joana menusuk tangan lelaki itu dengan penjepit rambutnya yang tajam. Teriakan nyalang dibersamai erangan kesakitan pun memendar. “Arghhh! Gadis sialan!” Berhasil. Cengkeraman lelaki itu terlepas dan Joana langsung melompat keluar. Tubuhnya sampai terguling di atas badan jalan. “Gadis itu benar-benar gila! Berhenti, Andy! Jangan sampai Joana kabur dengan mudah!” Lelaki yang terluka tangannya itu langsung berteriak pada temannya yang tengah mengemudi hingga pedal rem pun diinjak dengan cergas. Suara decitan ban terdengar ngilu merasuki indra pendengaran Joana. Menyadari mobil berhenti, gadis itu buru-buru melepas high heels putihnya dan berlari sekuat tenaga. Menahan sakit pada kedua lututnya yang terluka karena tadi terseret di atas aspal. Namun, nahas. Saat ia menyeberang, sebuah Mercedes Benz melaju cepat ke arahnya. Suara klakson berbunyi cukup nyaring. Gadis itu terperanjat dan refleks berjongkok ketakutan. Suara decitan ban mobil pun terdengar begitu sumbang. Saat Joana memejamkan mata dan berpikir tidak akan selamat, sekarang ia malah mendengar sebuah suara bariton memendar di dekatnya. “Nona, are you okay?” Joana mendongak cepat dan mendapati seorang lelaki dengan garis ketampanan sempurna, mata elang kebiruan yang mampu menjerat lawannya, dan aura dingin mencekam yang tengah berdiri. “Tu-Tuan, tolong saya!” Gadis bermata hazel itu langsung memeluk kaki jenjang berotot tersebut dan memelas dengan wajah sudah dipenuhi rinai air mata. High heels-nya malah terjatuh dari genggaman tangannya tersebut. “Tolong aku, Tuan. Ada orang jahat yang mengejarku. Mereka memaksaku menikah dengan lelaki mesum yang sudah beristri. Tolong bawa aku pergi dari sini. Aku mohon.” “Saya tidak punya waktu menolong wanita asing seperti kamu. Bagaimana jika kamu seorang penipu dan—.” Sepasang mata lelaki itu sukses terbelalak karena Joana baru saja membungkam bibirnya. To be continued ….Dunia Joana yang awalnya terasa damai mendadak tegang kala bayangan gelap itu jatuh di belakangnya. Refleksi samar di kaca besar memperlihatkan sosok perempuan berambut pendek—Ziola, salah satu karyawan butik yang sudah dua tahun terakhir bekerja di sana—berdiri tepat di belakang Joana sambil mengangkat gunting logam besar setinggi kepala. Cahaya lampu memantul di mata pisaunya, berkilat tajam.Waktu seolah-olah melambat. Joana menoleh cepat dengan mata membesar. Napasnya sukses tercekat.“Zi-Ziola?” serunya nyaris bergetar.Akan tetapi, sebelum sempat Ziola menjawab, pintu gudang bahan desain itu terbuka keras. “Joana!”Kennard muncul dengan langkah panjang dan wajah tegang. Matanya langsung menangkap pemandangan tersebut. Yang mana Ziola dengan gunting terangkat tinggi, berdiri di belakang istrinya yang sedang hamil muda.Refleks CEO dingin itu melangkah cepat dan mendorong tubuh Ziola hingga perempuan itu terjerembap ke lantai. Gunting di tangannya terlepas dan meluncur cepat ke uj
Atmosfer tegang belum sepenuhnya lenyap ketika mobil hitam Kennard berhenti di depan sebuah butik megah bergaya modern-klasik yang berdiri di kawasan La Défense. Begitu Kennard turun, ia langsung menoleh ke arah istrinya yang tengah berjuang membuka seatbelt sambil menahan mual ringan.“Pelan-pelan, Sayang,” ucapnya lembut, membungkuk sedikit dan membantu Joana keluar dari mobil.Tangannya menyokong punggung Joana dengan hati-hati. Diffuser yang memendar harum mawar itu menyambut mereka begitu melangkah ke dalam butik. Beberapa pegawai berdiri rapi memberi salam, tetapi pandangan mereka segera tertuju pada dua sosok yang tengah menunggu di area tengah butik. Siapa lagi jika bukan Edmund dan Ester.Ester tampak sangat cantik pagi itu dengan dress krem berpotongan sederhana ditambah blazer biru muda, dan rambutnya terurai indah dengan potongan bob layered. Akan tetapi, yang paling mencolok adalah tatapan canggung di wajahnya setiap melirik Edmund, yang berdiri di sebelahnya dengan poton
Apa yang salah dengan saya? Kenapa kalau disentuh Ester langsung bereaksi seaneh ini?Ester malah beralih memeluk erat hingga Edmund merasakan kepalanya pusing dan berat. Ia tidak biasa dengan reaksi aneh ini. Pernah sekali dipeluk Leah, tetapi tak semeresahkan ini reaksinya. “Aku yakin, hari ini aku semakin mencintaimu, Ed.” Gadis itu mendongak dengan mata berbinar, tetapi tiba-tiba ia merasakan ada pergerakan aneh di bawah sana. “Eh, apa ini? Kok—.”Ester hendak meraba celana Edmund, tetapi dengan cepat lelaki loyal itu menahan pergelangan tangannya. “Katanya mau ke barbershop, ‘kan? Ayo,” ajak Edmund dengan suara kian berat. Demi apa pun, ia bisa gila jika terus bertahan pada posisi ini dengan calon istrinya. Tolong Edmund! “Ya sudah, ayo. Setelah itu, kita ke butik Kak Ken. Aku tidak sabar melihat gaun pengantin rancangan Joana.” Ester kembali berjinjit dan mengecup rahang tegas Edmund, tetapi detik itu … ia membuat Edmund semakin tak mampu mengendalikan diri. Tangannya meraih
Pandangan yang saling mengunci dalam diam itu, melahirkan debar cinta yang tak bisa disanggah keduanya. Terlalu lama rasa ini bersemayam bersama rindu yang kian menyiksa. Tangan kekar Vernon pun terulur lantas menyelusup masuk ke balik tengkuk Agnesia dengan wajah yang ia condongkan tiba-tiba. Tentu saja sepupu bungsu Kennard itu mengerjap cepat. Namun, sebelum bibir tipis Vernon mendarat, suara bel sudah berbunyi riuh di seantero mansion. Refleks Vernon menarik diri dan melepaskan sang tunangan sambil tersenyum kikuk, lalu menggosok tengkuknya. Agnesia juga mendadak canggung. Nyaris saja ciuman pertama mereka terjadi. Akan tetapi, mungkin ini lebih baik, bukan?Untung saja gagal. Tidak lucu kalau first kiss kami malah terjadi di ruang keluarga. Eh, tapi itu siapa yang datang malam-malam? Agnesia memang bisa bernapas lega karena ciuman itu gagal, tetapi ia malah kepalang penasaran mengingat siapa tamu yang datang larut malam begini. “Ver, aku lihat dulu siapa tamunya, ya.” Ia pun
Kamar megah di lantai tiga mansion Darriston yang ditempati Kennard dan Joana terasa tenang, menciptakan suasana hangat yang berbeda dari malam-malam sebelumnya. Kini, Joana menyandarkan kepalanya manja di dada Kennard. Kennard, yang biasanya dingin, justru terdiam lama menatap wajah istrinya. Ada sesuatu yang berbeda di matanya—lebih dalam, lebih tulus, dan lebih lembut. Ia membawa tangannya perlahan untuk menyibak rambut Joana yang terurai berantakan di pipi.“Sayang, malam ini saya ingin menyentuhmu dalam keadaan sadar sepenuhnya. Tidak seperti pertama kita waktu itu. Can I …?”Joana mengerjap pelan, lalu tersenyum malu-malu. Pipinya seketika menghangat. “Kamu tidak perlu minta izin setiap kali ingin menyentuhku, Ken. Aku ini istrimu.”Kalimat sederhana itu seperti membuka pintu yang selama ini Kennard tahan rapat. Tangannya perlahan menyusuri sisi wajah Joana. Jari-jarinya menjelajahi pipi putih hingga rahang tirus itu, lalu berhenti di dagu. Sentuhan itu sangat hati-hati, seaka
Sudah satu minggu berlalu sejak Edmund mengejutkan semua orang dengan rencana pernikahannya bersama Ester. Siang itu, sebuah MPV hitam mengilap berhenti tepat di depan gerbang besi megah mansion Darriston di kawasan La Défense, Paris. Gerbang yang selama ini jarang terbuka penuh kini terayun lebar, ikut menyambut kedatangan sosok yang paling ditunggu semua orang. Di dalam mobil itu, Lionel duduk bersandar, tubuhnya masih tampak lemah meski wajahnya lebih segar dibanding satu minggu sebelumnya. Luka tusuk di dadanya sudah mulai pulih dan senyum teduhnya merekah ketika melihat barisan keluarga besar yang telah menunggu di halaman luas mansion.Mansion Darriston sendiri kini tampil berbeda. Dinding yang sempat ternoda amarah dan intrik telah dipugar. Beberapa ruangan direnovasi dalam waktu singkat, termasuk kamar Daniella yang selama ini menjadi sumber kegelapan. Ruangan itu dihancurkan, dirombak total hingga tak menyisakan jejak masa lalu. Bau cat baru masih samar tercium, menandakan












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments