Share

Minuman mencurigakan

Penulis: YOSSYTA S
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-12 12:53:53

"Oh, ti-tidak usah. Sa-saya bisa melakukannya sendiri." Seketika itu wajah gadis berlesung pipi itu terlihat memerah karena merasa malu dan juga panik. Sebisa mungkin ia langsung menolaknya.

Dengan degup jantung yang berdetak sangat kencang, kedua tangannya gemetar mendorong dada bidang milik laki-laki tersebut berusaha agar bisa terlepas dari pelukannya.

Sungguh badan Nayla kini terasa panas dingin tidak karuan. Ada perasaan malu, panik, grogi, dan juga ketakutan semuanya bercampur aduk menjadi satu. Karena baru kali ini ia harus berhadapan dengan seorang pria dalam keadaan jarak yang begitu dekat seperti sekarang ini. Sehingga membuatnya menjadi salah tingkah dan tak tau harus berbuat apa sekarang.

"Hahaha ... kamu ini aneh dan lucu banget sih? Kenapa muka kamu jadi tegang banget kayak gitu?" Laki-laki itu malah tertawà seolah-olah sedang meledeknya. Entah mengapa ia merasa sangat senang dan gemas melihatnya.

"Lagi pula kita ini, 'kan udah sah menjadi suami istri. Jadi ... boleh dong, aku bantuin kamu untuk melepas semua pakaianmu ini. Dan pastinya kamu sangat kerepotan untuk melepasnya, bukan?" Masih sambil memeluk pinggang wanita itu, dengan sangat jail laki-laki itu sengaja ingin terus menggodanya.

Dengan sangat gugup Nayla langsung menggelengkan kepala. "Tidak, Tuan. Tidak apa-apa. Saya bisa kok melepasnya sendiri," tolaknya lagi.

"Baiklah, jika kamu tidak mau aku juga tidak akan memaksa. Tapi ... kalau aku melepas maskermu ini boleh, 'kan?"

Degg!

Lagi-lagi kedua mata Nayla terbelalak kaget mendengarnya. Di saat melihat salah satu tangan Arga yang akan melepas maskernya. Dengan segera tangan yang semula sedang mendorong dada bidang laki-laki Itu, seketika langsung berpindah menahan masker yang masih menempel di wajahnya. Lalu secara reflek gadis itu terpekik, "Jangan!"

Sehingga membuat Arga langsung mengerutkan dahinya merasa keheranan dan sekaligus syok melihatnya. "Lah, kenapa tidak boleh?" tanyanya bingung.

"Aduh ... aku harus beralasan apa lagi sekarang?" batin Nayla yang merasa sangat kebingungan.

"Em ... mak-maksudnya jangan sekarang, Tuan. Saya malu wajah saya masih sangat kotor karena make-up nya belum saya bersihkan," jawabnya asal.

"Na-nanti kalau setelah saya mandi pasti saya akan melepas masker ini," lanjutnya lagi.

"Oh, begitu. Em ... baiklah." Walaupun jawaban Nayla terdengar sangat mengada-ada. Tetapi pria itu berusaha untuk memakluminya.

"Ya sudah, sebaiknya kamu mandi sekarang! Dan aku akan menunggumu di sini!" Dengan mendengus kesal, pada akhirnya pria itu melepas pelukannya.

Sehingga membuat Nayla merasa sedikit lega. "Em ... tidak-tidak, Tuan. Biar Tuan saja yang mandi duluan. Nanti setelah itu baru bergantian saya yang mandi."

"Kalau begitu kenapa kita gak mandi bareng saja sekalian," celetuk Arga. Dengan menaikan sebelah alis, lelaki itu tersenyum tengil padanya.

"Hah! Dia mau mengajakku mandi bareng? Matilah aku! Bagaimana cara menolaknya ini? Ya Tuhan, tolonglah hambamu ini!" batin Nayla resah.

Ketika melihat raut wajah Nayla yang kembali tampak panik pucat pasi seperti itu, Arga malah semakin ngakak. Dirinya benar-benar merasa sangat lucu dan terhibur melihat betapa polosnya gadis yang ada di hadapannya ini.

"Hahaha ... bercanda lagi. Serius amat sih? Ya sudah, baiklah aku yang akan mandi duluan. Udah gak betah pingin ganti baju nih."

Lalu, tanpa memperdulikan bagaimana reaksi Nayla yang sudah kalang kabut tidak karuan, lelaki itu langsung saja membalikan badan dan segera berjalan menuju kamar mandi.

"Huff!" Begitu melihat Arga sudah memasuki kamar mandi, sambil mengusap dada gadis itu baru bisa bernafas lega. Sungguh ia seperti habis spot jantung saja. Dadanya terasa kempang-kempis hampir tidak bisa bernafas.

Walaupun yang sebenarnya ia masih panik dan juga ketakutan, tetapi setidaknya kali ini ia masih bisa mengulur waktu agar lelaki itu tidak bisa melihat wajahnya yang sesungguhnya.

"Duh ... mana sih, orang suruhan Nyonya Winda? Kok belum datang juga, sih?" gumamnya mulai resah.

Gadis itu kembali bergerak gusar. Dengan raut wajah yang terlihat sangat tegang, Nayla berjalan mondar-mandiri di depan pintu. Ia sangat berharap ada seseorang yang datang ke kamar tersebut.

Dan benar saja, tak berselang lama terdengar suara ketukkan pintu.

Tok-tok-tok!

Sehingga membuat gadis itu terlonjak kaget dan segera membuka pintu. Begitu membuka pintu ia melihat ada seorang pria berseragam pelayan hotel sedang berdiri di sana.

"Selamat malam, dengan Nona Larissa?" ucapnya sambil tersenyum ramah.

"Iya saya Nay, eh maksudnya Larissa. Anda ...." Gadis itu tampak sedang menebak siapa pria itu.

Sedangkan sang pelayan hotel itu langsung tersenyum lagi padanya. Ia pun mengerti kalau gadis yang ada di hadapannya itu sedang merasa kebingungan.

"Ya, Nona. Saya adalah orang suruhan Nyonya Winda. Dan ini adalah minuman yang sudah disiapkan untuk Nona dan Tuan Arga." Pria itu menyodorkan nampan bundar yang berisikan 2 gelas orange jus kepadanya.

"Oh, baiklah terimakasih." Dengan sangat hati-hati gadis itu segera mengambil 2 gelas minuman itu. Lalu bergegas ingin meletakkannya di atas meja yang ada di tengah ruang kamar tersebut.

Namun, baru saja ia membalikkan badan, si pelayan tadi kembali berkata, "Tunggu, Nona!"

"Ya, ada apa lagi, Mas?" jawab Nayla menoleh ke arahnya.

"Em ... saya hanya ingin memberitahukan kepada Anda. Kalau minuman yang untuk Tuan Arga itu yang ada di sebelah kanan tangan Anda. Awas jangan sampai tertukar!" tukas si pelayan itu.

"Hah, oh ya ya. Baiklah akan aku ingat. Terimakasih?" sahut Nayla sambil mengangguk.

"Kalau begitu saya permisi." Kemudian si petugas hotel itu pun segera undur diri dari hadapannya.

Lalu dengan sedikit gugup, gadis itu segera mendorong pintu dengan sikunya. Setelahnya ia pun bergerak mendekati meja. Namun, di saat ia akan meletakan gelas itu di atas meja, tiba-tiba saja ia mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.

Sehingga membuat gadis itu merasa sangat panik dan dengan asal segera meletakan kedua gelas tersebut.

Sedangkan Arga tampak mengernyitkan dahinya. Ia kembali merasa ada kejanggalan dari tingkah laku gadis itu. Entah hanya perasaannya saja atau memang ada yang tidak beres?

Ia melihat dari awal acara pernikahannya tadi, gerak gerik gadis tersebut sungguh terlihat sangat mencurigakan. Mulai dari ia yang terus-terusan memakai masker seolah-olah dirinya tidak boleh melihat wajahnya yang sesungguhnya.

Lalu sekarang, gadis itu tiba-tiba terlihat sangat kaget, tegang dan panik. Entah apa yang selalu membuatnya menjadi seperti itu. Sungguh ini benar-benar aneh bukan? Arga merasa kalau gadis itu seperti sedang sembunyikan ataupun merencanakan sesuatu padanya. Tetapi apa? Ia pun tidak tau dan merasa sangat penasaran saja.

Dengan memakai bathrobe yang sedikit terbuka di bagian dadanya, lelaki itu berjalan mendekatinya. Sehingga membuat Nayla yang melihatnya langsung menundukkan pandangan karena merasa sangat malu ketika melihat dada bidang lelaki itu yang kini sedikit terekspos jelas di hadapannya itu.

Dengan rambut yang masih sedikit basah, lelaki itu tersenyum miring padanya.

"Aku sudah selesai mandi. Sekarang giliran kamu yang mandi. Apa tidak sebaiknya kamu melepas semua pakaianmu itu di sini saja?" tawarnya lagi.

"Hah, tidak-tidak perlu. Biar saya melepaskannya di dalam kamar mandi saja nanti," jawab Nayla.

"Em ... ini, Tu-tuan. Saya telah memesan minuman untuk Tuan." Dengan sedikit kebingungan gadis itu menyambar salah satu gelas. Lalu dengan segera ia menyodorkan gelas tersebut kepada Arga.

Dengan sedikit curiga, Arga pun menerimanya. "Terimakasih. Lalu, minuman kamu mana?"

"O-oh Ini. Saya juga sudah ada kok." Nayla mengambil gelas yang satunya lagi. Kemudian menunjukkannya kepada Arga.

"Oke, ayo kita cerrss ...." Lelaki tampan itu segera menempelkan kedua gelas tersebut hingga berbunyi 'Ting!'. Lalu dengan tanpa ragu ia segera menenggak minuman tersebut hingga habis.

Berbeda dengan Nayla, yang hanya menyeruput beberapa teguk saja. Karena saking paniknya tadi, ia pun lupa minuman mana yang seharusnya ia berikan kepada Arga. Sehingga dirinya kini merasa ragu dan bingung, apakah minuman yang ia berikan padanya adalah minuman yang benar?

"Duh ... semoga saja tadi aku tidak salah mengambil minuman itu," batinnya lagi.

Lalu dengan harap-harap cemas, gadis itu kini tinggal menunggu bagaimana reaksi apa yang akan ditimbulkan oleh minuman tadi.

1 detik.

2 detik.

Hingga tiba-tiba saja ....

Brugg!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Akhir Yang Bahagia

    Aditama yang datang bersama sang istri, dengan wajah yang tampak masih sedikit sedih memberikan ucapan selamat kepada mantan menantunya. Dengan berlapang dada dan berpikiran bijak, ia beserta istri berusaha untuk saling memaafkan dan lebih memilih berdamai dengan keluarga mantan besannya tersebut. Karena mereka menyadari kalau kesalahan bukan hanya terletak pada Arga saja. Melainkan pada putrinya juga yang sama-sama bersalah karena telah berselingkuh. Lagi pula bila ia memilih untuk memusuhi keluarga itu, mereka sendirilah yang akan merugi. Karena pasti keluarga Dewantara akan langsung menghentikan kerjasama dan mencabut segala investasi pada perusahaan miliknya.Sehingga demi memikirkan kelangsungan perusahaan yang dikelolanya, mau tidak mau kedua paruh baya itu lebih memilih untuk berdamai saja dengan keluarga itu.Nayla yang masih tampak tertegun, tersenyum canggung dan sedikit ragu menyambut uluran tangan manta majikannya. "Te-terimakasih, Nyo-nyonya," ucapnya terbata.Sebenarn

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Menikah Lagi

    "Wah ... kamu cantik sekali, Nis!" Desi yang baru saja datang bersana Wati, langsung memujinya."Terimakasih!" Nayla tersipu malu."Kamu sudah siap?" tanya Wati menepuk pundaknya.Nayla mengangguk pelan."Ya udah, ayo kita turun sekarang. Tamu-tamu udah pada gak sabar nungguin kamu. Apa lagi si Arga," celetuk Wati dengan sengaja ingin mengodanya."Ih, apaan sih?" Nayla tersipu malu."Hahaha ... ternyata ada yang lagi malu-malu kucing nih," ledek Desi."Ah ... sudah-sudah. Ayo kita harus bawa Nayla sekarang. Kalau tidak, yang ada Tuan Agra nanti sampai ngamuk, gimana coba?" timpal Wati yang masih saja terus mengoda Nayla."Iya-ya, benar. Ya udah. Mari Tuan putri ikut kami ke bawah sekarang!" Nayla hanya busa tersenyum dan menggelengkan kepala melihat tingkah kedua temannya itu. Kemudian kedua gadis itu mengiringi Nayla berjalan menuju pelaminan.Lagi-lagi Nayla seperti merasa Dejavu. Di mana dengan dada yang berdegup kencang, ia merasa sangat gugup. Langkah demi langkah ia ayunkan

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Berbaikan

    Dengan dada berdetak kencang, Arga yang kini masih tetap berada di posisinya. Yaitu berlutut di depan Nayla, sungguh merasa sangat resah dan tak sabar ingin mengetahui jawaban darinya.Begitu juga dengan ketiga orang yang berada di depan ruangan itu pun sama tak sabarnya dengan Arga. Seraya terus mengintip lewat kaca bening yang ada di pintu, wajah mereka tampak menegang dan sangat penasaran ingin segera tau apa yang akan dikatakan oleh Nayla.Sementara Nayla kini masih tertegun menatap Arga. Wajah wanita cantik itu masih tampak bimbang untuk mengambil keputusan.Setelah ia berpikir dengan cukup lama, ia pun mempertimbangkan banyak hal. Mulai dari perkataan Ibunya yang menyarankan untuk memberi kesempatan pada Arga, hingga memantapkan bagaimana perasaannya terhadap laki-laki tersebut. Pada akhirnya ia pun memutuskan untuk memaafkannya."Em ... tapi maaf, Arga. A-aku tak akan memaafkanmu jika kau masih saja berlutut seperti ini," ucapnya.Dengan wajah yang berbinar, Arga mengangkat waja

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Dikerjain Oleh Dua Pria Tengil

    Degh!Seketika itu Nayla tampak syok, panik dan juga sangat cemas mengkhawatirkannya. "Aapaa?! A-arga kecelakaan?" Jelas Nayla langsung terpekik kaget. Begìtu juga Bu Salamah pun sama terkejutnya dengan Nayla. "Ka-kamu jangan bercanda deh, Daniel?" Nayla terbata-bata karena saking paniknya dan juga ketakutan membayangkan hal yang buruk terjadi pada pria itu. "Siapa yang bercanda, Nayla. Beneran Arga sekarang sedang dirawat di rumah sakit ini juga. Da-dan ... keadaanya kini--" Dengan sengaja Daniel menggantung ucapannya. Sehingga membuat hati Nayla semakin menjadi tak karuan. Dengan wajah yang terlihat pucat pasi, ia membayangkan bagaimana keadaan Arga sekarang. Berbagai pikiran buruk mulai bermunculan di benaknya."Kamu tenang dulu ya, Ela! Jangan berpikiran macam-macam dulu!" Bu Salamah mengusap bahunya dengan sangat lembut, berusaha untuk menenangkannya. "Sebaiknya kita melihat Arga sekarang! Di ruang mana dia di rawat?" Wanita paruh baya itu menoleh ke arah Daniel dan Reza. "

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Arga Kecelakaan

    Di tempat kejadian.Arga terlihat pingsan di dalam mobil, dalam keadaan duduk menunduk, kepalanya bersandar di atas kemudi mobil. Ada darah yang menetes di dahi akibat benturan keras dengan setir.Mobil itu menabrak sebuah pohon yang ada di pinggir jalan. Sehingga membuat bemper mobil hancur, lampu pada pecah dan kap mobil terbuka. Asap mengepul dari dalam bagian mesin mobil itu."Tolong ... ada yang kecelakaan. Cepat panggil polisi!" Salah satu pengendara motor dengan sigap berteriak meminta tolong dan menghampiri mobil Arga. "Toolong, tolong ... bantuin korban keluar dari dalam mobil!" teriak laki-laki berjaket kulit berwarna hitam.Sehingga membuat beberapa pengendara motor yang kebetulan lewat di sana, datang membantu. Ada sekitar empat atau lima orang yang turun dari motor berusaha memecahkan kaca jendela mobil.Namun tampaknya agak sulit untuk membuka pengait kunci otomatis mobil Arga. "Ah ... sial, macet susah buat dibuka!" seru yang lainnya sedikit mengeluh.Kecelakaan itu me

  • Pengantin Palsu CEO Arogan    Selamat Tinggal

    Bu Salamah yang baru saja kembali setelah mencari makanan di luar buat Nayla sarapan, merasa kaget ketika mendengar suara teriakan putrinya dari dalam kamar. Dengan seketika ia langsung menerobos masuk ke dalam kamar.Dan betapa terkejutnya ia, ketika melihat Arga sedang memeluk paksa Nayla. Lalu dengan sangat geram ia segera mendorong kasar tubuh lelaki itu agar menjauhi putrinya."Apa yang kamu lakukan?" bentaknya seraya menatap nanar pria itu. "Ibu!" Sembari menangis Nayla segera memeluk Ibunya. "Ibu, tolong usir dia dari sini!" tunjuknya ke arah Arga."Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi. Tolong jauhkan dia dariku, Ibu!" pintanya. Dengan raut wajah memohon, wanita berpakaian pasien itu tampak begitu tertekan dan sangat membenci Arga."Iya, Ela Sayang. Ini Ibu, Sayang. Sudah kamu yang tenang ya, jangan nangis lagi, ok?" Wanita paruh baya itu balas memeluknya dan mengusap-usap punggunggnya pelan. "Baiklah, Ibu pasti akan menjauhkan laki-laki itu darimu, Ela." Wanita paruh baya i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status