Di sepanjang acara resepsi pernikahan itu, tak sedetik pun Nayla melepaskan masker yang menutupi wajahnya, hingga acara itu selesai.
Sehingga membuat lelaki berparas tampan nan rupawan yang kini sedang berdiri di sampingnya itu semakin merasa aneh dan bertambah curiga saja padanya. Karena bukan hanya itu saja keanehan yang ia rasakan. Bahkan tempat ganti baju pengantin saja mereka harus di tempat yang berbeda. Sehingga keinginannya untuk bisa melihat wajah gadis itu harus terpaksa Ia tunda hingga di malam pengantin nanti.Setelah melakukan semua deretan susunan acara di pesta pernikahan tadi. Pada akhirnya kini tiba waktunya sang kedua mempelai pengantin masuk ke dalam sebuah kamar hotel mewah dan megah yang memang telah disiapkan oleh Arga sebagai sang pengantin sekaligus pemilik hotel tersebut.Nayla sudah terlebih dahulu berada di dalam kamar pengantin. Sedangkan Arga masih sibuk menemani para tamu undangan hingga acara itu pun selesai, barulah lelaki itu bergegas ingin segera menuju ke kamar tersebut.Sungguh laki-laki itu sudah tidak sabar ingin segera berada di sana. Karena ia merasa sangat penasaran ingin melihat bagaimana wajah gadis yang kini tengah menjadi istrinya itu.Selain itu, pastilah kalian semua tau apa yang ingin ia lakukan bersama gadis tersebut. Ya, apa lagi? Sebagai pasangan pengantin baru, ini saat yang paling ditunggu-tunggunya yaitu malam pertama.Dengan raut wajah yang terlihat sumringah, senyum manis terus tersungging di bibir tipisnya. Entah mengapa kali ini ia begitu bersemangat ingin sekali mencicipi malam pertama bersama gadis tersebut. Ya, memang ini bukan kali pertama baginya untuk menghabiskan malam bersama seorang wanita.Akan tetapi kali ini berbeda, ia akan menghabiskan malam bersama seorang gadis yang kini telah sah dan halal baginya. Dan ia pun menebak sepertinya gadis itu masih virgin. Karena ia bisa melihat dari tingkah laku Nayla yang masih malu-malu dan salah tingkah apa bila ia sedang menatapnya tadi. Membuatnya merasa sangat gemas dan semakin tertarik saja dengan gadis tersebut.Ya, memang untuk sebelumnya, mungkin sudah tak terhitung lagi berapa gadis yang telah tidur dengannya. Mulai dari anak rekan bisnis, model, artis bahkan para karyawan wanita yang ada di perusahaannya itu akan dengan suka rela mau menyodorkan tubuhnya kepadanya.Siapa sih yang tidak akan tergiur dengannya? Selain kaya raya, Arga juga mempunyai wajah yang sangat tampan nan rupawan. Dengan rahang yang tegas, kedua alis yang tebal, hidung mancung, sorot mata yang tajam dan bibir titisnya itu mampu membuat para wanita langsung terhipnotis jika melihat senyum manis yang terkesan dingin namun sangat mempesona.Tetapi kenapa ia malah mau menikah dengan gadis seperti Larissa? Eh bukan, maksudnya Nayla yang dianggap sebagai Larissa olehnya.Ya, tentu saja ini semua karena desakan dari sang ayah yang terus saja memaksanya agar segera menikah. Kalau tidak, semua hak waris perusahaan yang seharusnya menjadi miliknya akan ia alihkan kepada adik tirinya.Sehingga membuat Arga mau tak mau harus menurut demi semua harta warisan tersebut. Karena ia tidak akan rela jika semua harta milik ayahnya itu harus jatuh ke tangan adik tirinya yang bisa membuat ibu tirinya nanti akan merasa sangat puas karena telah berhasil merebut senua harta itu darinya.Sementara di dalam kamar, dengan penuh kegelisahan Nayla kini tampak panik dan juga kebingungan. Dengan wajah yang terlihat sangat tegang dan gusar, gadis itu kini berjalan mondar mandir tidak karuan di samping sebuah ranjang besar dengan ukuran king zise. Di mana di atas tempat tidur itu terdapat taburan bunga mawar merah yang memenuhi ranjang tersebut.Sungguh ia merasa takut jika apa yang telah direncanakan oleh kedua majikannya nanti tidak bisa berjalan dengan lancar ataupun tidak sesuai dengan rencana mereka."Duh ... sekarang aku harus bagaimana ini?" gumamnya membatin.Ceklik!Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Sontak Nayla langsung terkesiak kaget. Saking kagetnya badan gadis tersebut sampai terjingkat dan segera menoleh ke arah pintu.Tampak seorang pria tampan dengan perawakan tinggi dan atletis itu sedang membuka pintu. Setelah mengunci pintu, dengan tersenyum miring, lelaki itu mulai melangkah masuk ke dalam kamar.Dengan wajah terlihat sangat dingin, sedingin gunung es di kutub utara. Kini laki-laki itu seperti sedang tersenyum menyeringai padanya.Lalu, lelaki itu mulai melangkah untuk mendekatinya. Sehingga membuat Nayla dengan susah payah menelan salivanya karena merasa gugup dan sangat tegang.Dug-dug ... dug-dug!Debar jantung Nayla langsung berdetak dengan sangat kencang, seolah-olah jantungnya itu ingin melompat dari tempatnya saja. Tubuhnya kini terasa kaku dengan keringat yang mulai mengucur deras membasahi seluruh badan ia mulai melangkah mundur.Dengan perasaan yang campur aduk tidak karuan, saat ini ia sedang menduga-duga apa yang akan dilakukan oleh pria yang ada di hadapannya ini. Sehingga membuatnya merasa waspada dan sangat panik. Ia takut jika lelaki itu sampai tau jika dirinya bukanlah pengantin wanita yang sesungguhnya.Untuk menghindari hal itu terjadi, gadis yang masih lengkap memakai gaun pengantin itu ingin segera masuk ke dalam kamar mandi saja. Sembari menundukkan pandangannya, kakinya mulai bergerak menuju ke arah sana.Namun, tanpa terduga, lelaki yang sedari tadi hanya terdiam menatapnya ini, malah langsung menghadangnya. Kini tubuh tegap itu berdiri tepat di hadapannya. Membuat gadis berlesung pipi itu langsung menegakkan kepalanya dan menatapnya dengan keheranan.Namun hanya sebentar, dengan sangat gugup ia kembali menundukkan wajah lagi sambil berucap, "M-maaf, Tu-tuan. Sa-saya mau ke kamar mandi.""Ekhem-hem!" Dengan sengaja lelaki itu berdehem ingin menggodanya. "Mau ngapain kamu di kamar mandi, huh?" tanyanya dengan setengah berbisik ia tersenyum miring kepadanya.Nayla langsung bergidik ngeri dan merinding mendengarnya."Em ... sa-saya mau berganti pakaian terlebih dahulu, Tu-tuan!" jawab Nayla terbata. Ia tidak berani menatap manik coklat milik lelaki tampan yang kini sedang terus menatapnya tajam."Kenapa harus ke kamar mandi? Kamu, 'kan bisa ganti baju di sini saja. Dan ...." Dengan tersenyum penuh arti, lelaki itu kian mendekatinya.Sehingga dengan reflek, Nayla bergerak mundur ingin menjauhinya. Akan tetapi, tiba-tiba saja lelaki berambut belah samping itu langsung meraih tangannya dan menarik mendekat ke arahnya. Hingga akhirnya tubuh gadis cantik itu jatuh ke dalam dekapannya."Akhh!" Nayla terkesiak kaget.Dengan jarak wajah yang begitu dekat, kedua netranya beradu pandang dengan gadis tersebut. Lalu, sambil terus menatap dalam kedua mata bening gadis itu, ia kembali berkata, "Kalau kamu mau berganti pakaian, aku ... bisa kok membantumu!"Degg!Kedua bola mata Nayla langsung membulat dengan sempurna. Ia merasa sangat syok ketika mendengarnya."Hah?! A-apaa maksudnya ini? Jangan-jangan ...." batin Nayla resah."Oh, ti-tidak usah. Sa-saya bisa melakukannya sendiri." Seketika itu wajah gadis berlesung pipi itu terlihat memerah karena merasa malu dan juga panik. Sebisa mungkin ia langsung menolaknya.Dengan degup jantung yang berdetak sangat kencang, kedua tangannya gemetar mendorong dada bidang milik laki-laki tersebut berusaha agar bisa terlepas dari pelukannya.Sungguh badan Nayla kini terasa panas dingin tidak karuan. Ada perasaan malu, panik, grogi, dan juga ketakutan semuanya bercampur aduk menjadi satu. Karena baru kali ini ia harus berhadapan dengan seorang pria dalam keadaan jarak yang begitu dekat seperti sekarang ini. Sehingga membuatnya menjadi salah tingkah dan tak tau harus berbuat apa sekarang."Hahaha ... kamu ini aneh dan lucu banget sih? Kenapa muka kamu jadi tegang banget kayak gitu?" Laki-laki itu malah tertawà seolah-olah sedang meledeknya. Entah mengapa ia merasa sangat senang dan gemas melihatnya."Lagi pula kita ini, 'kan udah sah menjadi suami istri. Jadi ... boleh don
Sementara di dalam sebuah taksi, sekitar beberapa jam yang lalu. Terlihat seorang gadis cantik berpakaian modis dengan gaya ala-ala k-pop sedang duduk seorang diri di kursi penumpang.Gadis itu terlihat sangat cantik dengan rambut lurus yang panjang terurai berwarna pirang, kulit putih bersih, hidung mancung dan tidak lupa sepasang bola mata yang indah berwarna kecoklatan itu terlihat begitu sempurna bak seorang artis Korea saja.Dan gadis itu bernama Larissa Aditama Putri, yang merupakan putri tunggal dari pasangan Winda Atmajaya dan Aditama Putra. Ya, dia adalah sang pengantin asli yang berhasil kabur dari rumahnya sendiri.Namun setelah berhasil kabur, kenapa gadis kaya nan manja dan keras kepala itu kini malah berniat ingin kembali ke rumah? Ada apakah gerangan?"Hiks-hiks ... dasar brengsek! Sialan kau Riky! Udah aku bela-belain kabur dari pernikahan untuk datang ke apartemen kamu. Ternyata kamu malah lagi main belakang dan asik-asikan sama si cewek murahan itu.""Apa kurangku se
Sementara masih berada di dalam sebuah kamar VVIP hotel milik keluarga Dewantara, sepasang pengantin baru Itu masih terdiam berdiri mematung di dekat meja samping ranjang. Mereka kini saling berhadapan. Lelaki tampan nan rupawan itu dengan intens terus memangamati gadis cantik tersebut dari atas hingga bawah.Dengan sorot matanya yang tajam, sudut bibirnya menyungging menampakkan senyum devil padanya. Seolah pria tersebut tengah merencanakan sesuatu hal ataupun sedang menilai dirinya saja.Glek!Sehingga membuat gadis yang ada di hadapannya itu gugup dan langsung menelan salivanya dengan kasar. Sungguh ia benar-benar merasa sangat panik dan tidak karuan. Ingin rasanya ia menghilang dari muka bumi ini agar ia tidak berada di posisi yang sangat menegangkan seperti yang saat ini.Dengan harap-harap cemas, gadis itu kini tinggal menunggu bagaimana reaksi apa yang akan ditimbulkan oleh minuman tadi. Dan ia berharap bahwa dirinya tadi tidak salah memberikan minuman padanya.Karena, apa bila
Aditama dan Winda yang ikut menginap di kamar lain yang letaknya tak jauh dari kamar Arga dan Nayla, merasa sangat syok. Di saat mereka sedang keluar kamar, tiba-tiba saja keduanya melihat ada sesosok gadis muda yang sedang berdiri di depan kamar pengantin."Larissa!" pekik keduanya, secara bebarengan membelalakan mata.Lalu dengan sangat panik, sebelum Arga sempat membuka pintu, terlebih dahulu pasangan suami istri itu langsung menghampiri dan menyeret anak gadisnya tersebut untuk masuk ke dalam kamar mereka."E-eh ... Papa, Mama!" Larissa terpekik kaget. Karena tiba-tiba saja ada yang menarik tubuhnya dari belakang."Stt ...." Kedua paruh baya itu langsung melotot dan menempelkan jari telunjuk di bibirnya masing-masing."Jangan berisik, Rissa!" tandas Aditama."Ya ampun, Rissa! Kamu ke mana saja, Sayang? Sukurlah kamu sudah kembali. Jadi, Mama sama Papa gak perlu susah-susah lagi cariin kamu," sambar Winda. Sembari memeluk tubuh gadis itu, ia kini bisa bernafas lega."Tunggu-tunggu,
Keesokan harinya.Dengan rasa kantuk dan lelah yang luar biasa, perlahan Nayla mulai terbangun. Di antara setengah sadar ia merasa seperti habis mimpi bercinta dengan seorang pria yang sangat tampan, menawan dan gagah perkasa di atas ranjang. Sehingga membuat tubuhnya merasa sangat kelelahan."Tetapi, kenapa seperti nyata, ya? Dan kenapa pula badanku ini terasa sakit semua?" ujarnya membatin.Pelan-pelan gadis itu membuka mata dan mulai menngedarkan pandangannya ke sekitar. Dan betapa tekejutnya ia, ketika menyadari bahwa ia tidak berada di kamar yang biasanya ia tempati."Di mana aku?" gumamnya merasa kebingungan. Ia masih belum menyadari apa yang tengah terjadi padanya semalam.Lalu di detik berikutnya, ia merasa semakin syok.'Degg!'Seketika itu ia membelalakan matanya ketika merasa ada sebuah tangan kekar yang sedang memeluk pinggangnya dari belakang.Dengan dada yang bergemuruh, badannya kini serasa membeku dan tidak bisa digerakan. Lalu dengan tangan yang bergetar ia mulai meny
"Tunggu, Nayla? Kenapa kamu jalannya seperti itu? Dan kenapa pula kamu semalam tidak keluar dari kamar, huh? Atau ... jangan-jangan--" Dengan memicingkan sebelah mata, Larissa mentapnya curiga.Walaupun sebenarnya Nayla merasa sangat panik dan juga ketakutan. Namun sebisa mungkin ia tetap terlihat biasa saja. Agar wanita judes yang ada di hadapannya ini tidak mencurigainya lagi."Em, i-itu. Karena saya tadi terburu-buru ingin keluar dari kamar, sehingga dengan tidak sengaja kaki saya malah membentur pintu. Sahingga membuat kaki saya ini merasa sedikit kesakitan, Nona." Dengan tersenyum kaku gadis itu mengarang cerita."D-dan se-semalam ... karena kami berdua merasa sangat kecapean. Se-sehingga kami pun langsung tertidur dengan begitu saja, Non," lanjutnya dengan gugup."Hah, tertidur?!" Larissa mengeryitkan dahinya."Ta-tapi, Nona tenang dulu! Karena semalan kami tidur terpisah kok. Saya tidur di sofa dan Tuan Arga di kasur. Ja-jadi --" Belum selesai Nayla bercerita, dengan sangat kes
"Siapa kamu?" tanya Arga menatap tajam ke arah wanita cantik bergaun merah maroon yang sedang berdiri mematung di depan pintu kamarnya.Deg!Larissa langsung tersadar dari lamunannya. Kini raut wajahnya tampak gugup dan juga kebingungan."H-hay, Sayang. Kamu sudah bangun?" tanyanya tergagap. Dengan tersenyum manis, sebisa mungkin gadis itu bersikap normal seperti tidak pernah terjadi apa-apa.Padahal kalau boleh jujur, hatinya kini terasa deg-deg ser tidak karuan. Ia sangat gugup dan juga ketakutan sedang menduga jangan-jangan lelaki itu sudah melihat wajah Nayla semalam.Perlahan wanita itu berjalan mendekati Arga yang masih terbengong terus menatapnya kebingungan."Tunggu-tunggu-tunggu! Sebenarnya kau ini siapa? Dan kenapa pula kau berada di sini, huh?" bentak Arga. Ia merasa sangat yakin kalau wanita yang ada di hadapannya ini bukanlah Larissa.Lelaki berparas tampan itu masih mengingat dengan jelas bagaimana rupa wajah Larissa semalam jelas sangat berbeda jauh dengan wanita ini. Ya
Pada sore hari, Arga masih berada di dalam kamar hotel. Sedangkan Larissa meminta izin untuk pulang ke rumahnya terlebih dahulu.Dengan ditemani dua orang pria yang terlihat sedang duduk santai di sisi kanan- kirinya. Lelaki tampan berkemeja hitam itu kini sedang duduk termenung di sebuah sofa yang ada di tengah-tengah ruangan.Lelaki itu sengaja mengundang kedua orang tersebut untuk menceritakan semua hal kejadian aneh yang telah dialamaminya sejak awal pernikahannya kemarin."Jadi, tadi pagi Abang nyuruh aku ngirim foto Larissa itu karena masalah ini, Bang?" tanya seorang pria yang berusia 3 tahun lebih muda dari Arga.Arga pun mengangguk malas."Tunggu tunggu tunggu! Kok aku jadi bingung ya?" sela pria yang satunya lagi. "Kamu bilang kalau gadis yang kemarin itu adalah Larissa palsu? Maksudnya bagaimana sih?" Dengan memasang wajah kebingungan, pria yang bernama Daniel Jackson itu menatap kedua temannya secara bergantian."Huff!" Terlihat Arga menghela nafas panjang. Sepertinya pria