"Tunggu, kita cek berapa ledakan lagi yang mungkin terjadi dan berapa waktu menjelang ledakan nya Mr.D." Sela Gwen.
"Bom yang belum meledak itu ada tiga Gwen! Nwa lima, Nwa delapan dan Nwa sepuluh." Ujar Wennie.
"Benar." Timpal Aiden.
"Baik, itu artinya ada empat bom yang belum meledak. Mari kita analisa supaya kita tahu kapan bom yang lain akan meledak sambil menunggu Eagle Lou dan Rery menjinakkan bom di luar sana." Ujar Gwen.
"Setelah bom dengan nomor seri Nwa 12 meledak, tiga puluh menit kemudian bom dengan seri Nwa 11 juga turut meledak. Itu artinya tiga puluh menit lagi, jika bom dengan seri nwa 10 tidak ditemukan maka bom itu pun akan meledak. Artinya Eagle Lou dan Rery punya waktu 25 menit sebelum bom ke tiga meledak. Karena ini sudah lima menit berjalan." Simpul Gwen.
Gwen pun mencatat waktu yang tersisa permenit ini adalah dua puluh lima menit menuju ledakan yang ketiga.
"Bom seri ke Nwa 9 usah berhasil kita jinakan, itu artin
Waktu terus berjalan, keadaan di luar kamar Aiden kian rusuh karena dua bom berikutnya sudah meledak. Para penumpang mulai panik dan pihak kapal pesiar sudah memulai evakuasi. Hanya saja permasalahannya bala bantuan yang mereka minta sampai saat ini belum tiba. Walau pun kondisi belum akan membuat kapal pesiar itu karam tapi keadaan per jam saat ini sudah sangat di luar kendali."Berapa sisa waktu yang kita punya Gwen?" tanya Mr. D pada Gwen yang memang bertugas untuk mengamati jumlah sisa waktu yang mereka punya."Bom yang ke empat sudah meledak D, itu artinya kita punya sisa waktu sekitar tiga sebelum bom seri nwa 5 dan bom yang ada di tangan Will itu meledak." JawabGwen yang sejujurnya saat ini cemas karena setelah delapan puluh lima menit Will, Aiden dan Jarvis berusaha untuk menjinakan bom berserikan Nwa 1 itu, hasilnya masih belum kelihatan.Entah karena bom itu sangat tiny atau memang sistemnya lebih rumit dari bom kebanyakan,Will, Aiden
" Apa tidak akan ada orang yang akan memegang lembut tanganku, atau pipiku dan memintaku untuk pergi secara pribadi?" Sarkas Mr. D yang sudah pasti menyindir sikap sok heroik dan romantik Aiden dan Will barusan."Kau mau aku yang melakukan itu untukmu, Mr. D?" Balas Aiden dengan satu alis mata terangkat, tentu saja hal ini Aiden tanyakan sebagai wujud respon yang paling tepat untuk sindirian Mr. D padanya dan Will."Lebih baik aku minta tolong pada lumba- lumba laut saja dari pada harus kau yang melakukannya !" Dengus Mr. D kembali duduk. Kali ini benar- benar tidak ada yang bisa Mr. D lakukan. Dia tidak se-expert Wil bila sudah berkaitan dengan teknologi."Bos?" Panggil Jarvis yang baru saja kembali usai berusaha untuk masuk ke dalam sistem bom itu. Namun bila di dilhat dari ekspresi Jarvis, sudah sangat jelas kalau dia tidak bisa menembus sistem yang Kenzie atau orang- orang Kenzi buat."Ya Jervis?" Will segera berlari ke laptop nya untuk mendengar apa
Gwen langsung mengalihkan wajah nya saat Aiden mendekatinya. Ada perasaan tidak rela dengan semua ini. Bagaimana kalau terjadi hal yang buruk?"Apa kau kira melemparkan bom ke angkasa bisa semudah itu hah, tuan muda Skyleden Gavin Junior?!!Botol yang kau lempar ke angkasa itu akan jatuh dan bisa saja mengenai heli kalian!!!!" Gwen memukul - mukul dada Aiden sambil mengalir terisak di dada bidang itu.Aiden memeluk erat Gwen untuk menenangkan Gwen. Aiden tahu saat ini istrinya ini sedang mengkhawatirkannya."Kau bodoh tuan muda Aiden!! Kau bodoh!!" Teriak Gwen masih memukul- mukul dada Aiden.Aiden berusaha untuk tidak ikut terhanyut dalam perasaan getir di dalam hatinya. Dia harus terihat kuat agar Gwen pun kuat."Hei!! tidak akan terjadi apapun, sayang!" Aiden mengangkat dagu Gwen."Hei tuan muda Skyleden Gavin Junior!!! Apa kau tidak belajar fisika sewaktu kau sekolah dulu, hah? Apa kau tidak belajar ilmu gravitasi? Atau
Kapal pesiar itu kembali bergoyang karena gelombang air laut yang cukup kuat saat sebuah benda meledak di angkasa, tepat tiga puluh menit sebelum Wil dan yang lain naik ke atas sekoci."Aiden?" teriak Gwen sambil menutup mulutnya saat puing- puing helikopter yang meledak itu jatuh satu persatu ke lautan.Pandangan Gwen menghitam dan tidak sampai dalam hitungan tiga Gwen kehilangan kesadaran nya.***Tiga hari pun telah berlalu semenjak kejadian itu. Gwen kehilangan nafsunya untuk melakukan sesuatu. Bahkan tidur dan makan pun, dia tidak bersemangat melakukannya. Yang Gwen lakukan hanyalah memandangi wajah Aiden di foto yang sempat dia ambil saat pergi ke taman bermain bersama Aiden beberapa waktu lalu.Air mata Gwen kembali menetes. Sampai saat ini tidak ada kabar dari Aiden. Gwen benar- benar tidak tahu di mana kira nya keberadaan suami nya itu. Satu - satunya hal yang Gwen tahu adalah sebuah Helikopter meledak. Dan orang yang ada di dalam Helikopt
Dua jam kemudian mereka bertigapun telah sampai di taman yang dimaksud."Gwen, pergilah dahulu. Aku dan Will akan mengeluarkan bawaan piknik di belakang mobil. Aku yakin yang lain pasti sudah berada di sana."Ariana memintaGwen untuk pergi ke taman itu terlebih dahulu. Tanpa ada rasa curigaGwen pun mengangguk dan pergi. Hatinya yang kosong membuatnya tidak terlalu banyak berpikir ini dan itu sebelum melakukan sesuatu.MataGwen melihat ke hamparan bunga Lily yang ada di kiri dan kanannya. Ini adalah bunga Lily yang Aiden persembahkan untuknya. Tapi hari ini, disaat semua bunga Lily ini bermekaran dan menyambut kedatangannya, malah orang yang mempersembahkan semua bunga Lily ini yang tidak ada di sini untuk menemaninya menikmati semua keindahan ini.Gwen tiba- tiba langsung berjongkok. Disembunyikannya wajahnya dalam lipatan tangannya. Dia benar- benar tidak kuasa menahan semua rasa sedih yang menyeruak dari dalam sanubari ya.
"Kenapa kau tega tidak memberiku kabar apapun kalau kau baik- baik saja tuan muda Skyleden Gavin Junior?! Kau tahu aku dan calon anakmu mencemaskan mu! Aku pikir akan menjadi orang tunggal setelah anak ini lahir. Huuaaaaaaa...."Gwen kembali menangis."Tunggu! Apa yang kau katakan barusan,Gwen? Kau sedang hamil?" Seru Aiden menggenggam erat kedua lenganGwen."Hei sayang kau hamil? Gwen?! jawab aku." Aiden menatapGwen dengan penuh harap. Dia tidak menyangka kalau dirinya lah yang akan mendapat kejutan. Padahal rencana awal nya, hari ini Aiden ingin memberikan kejutan padaGwen karena hari ini adalah tiga bulan pernikahan mereka.Tapi siapa sangka malah dirinya yang mendapat kejutan.Dengan wajah cemberutGwen mengelap air mata di pipinya. Bibirnya mengkerucut dan pandangannya yang kini telah berubah tajam, menandakan kalau dirinya sedang sebal tingkat tinggi pada Aiden."Aku mau sendiri." Rajuk Gwen lalu bangun dan b
"Apa ada lagi yang ingin kau tanyakan padaku tuan muda Skyleden Gavin Junior? Kalau tidak ada aku ingin duduk bersama Diana di sana. Tiba- tiba saja perut ku merasa lapar." ujar Gwen dengan nada datar yang masih sarat getir- getir amarah di dalam setiap ucapannya. "Kau mau duduk di sana? Ayoo aku antar." Aiden dengan cepat mengaitkan jari jemari ya dengan jari jemari Gwen. Tapi secepat apa Aiden melakukannya maka secepat itu pula itu Gwen melepaskannya kembali. Dan tanpa berkata apa - apa Gwen melenggang pergi sambil memanggil nama orang- orang yang ada di depannya. Aiden melihat ke arah jari- jarinya yang kosong yang diterpa angin sambil berkata, " bersiap- siaplah Skyleden Gavin Junior! Ini tidak akan berlalu dengan begitu saja. Pasti si rubah kecilmu itu sudah mempersiapkan sebuah rencana balas dendam untukmu. Siapa suruh kau menjahilinya seperti ini." Aiden menarik nafas dalam sebanyak yang dia bisa. Matanya kini hanya terfokus pada Gwen yang sedang asik ngobrol dengan DIana,
Aiden yang tidak bisa berkata apa-apa hanya bisa diam sambil menyembunyikan kegeramannya pada penulis yang menulis novel online yang Gwen baca."Astaga! Haruskah aku kirim penulis ini ke bulan?" Batin Aiden sambil melihat ke arah jam jati yang ada di sudut ruangan nya. "Satu jam dia hanya asik dengan novel online nya. Apa dia tidak tahu kalau aku sedang menunggunya?" teriakan Aiden – Aiden kecil di dalam sana frustasi."Gwen sayang, aku keluar sebentar ya? Aku ingin menelpon seseorang.” Ujar Aiden pada Gwen. Bagaimana pun caranya dia harus membuat Gwen berhenti bicara. Meski harus dengan cara yang licik sekali pun, tetap akan dia lakukan.“Kau mau kemana sayang? Kenapa tidak di sini saja kau menelpon? Aku tidak akan mengganggu mu sayang? Aku kan sibuk membaca.” Tahan Gwen. Dia ingin Aiden tetap berada di sisinya supaya dia bisa menyiksa Aiden lebih lama.“Tidak sayang. Aku keluar saja. Kau teruskan saja membaca. Aku tid