"kau sudah menghubungi Mr. D kan sayang?" Tanya Ariana pada Will.
"Aku belum menelpon Mr.D karena permasalahannya waktu yang kita punya tidak banyak. Bom - bom ini dapat meledak sewaktu- waktu." balas Will dengan suara pelan.
Ariana langsung terhenyak saat mendengar kalau bom yang mereka bicarakan saat ini bukan hanya satu bom melainkan banyak.
"Will?" Aiden terpaksa menyela pembicaraan Will dan Ariana karena waktu mereka tidak banyak.
"Hm-" respon Will singkat.
"Sayang menjauhlah, biar aku dan yang lain dapat memeriksa dengan seksama apakah bom itu ada di dalam tubuh Veronica atau tidak." Will, Aiden dan Ardio semangkin mendekat ke tempat tidur.
"Jarvis, apa dari jarak sedekat ini kau bisa mendeteksi bom yang terakhir?" Tanya Will pada Jarvis.
"Bos, sepertinya bom itu memang ada di dalam tubuh wanita ini. Kalau dari data yang terbaca di radar ku, bom nya terpasang di sekitar perut. Hmm hanya saja akan sangat sulit untuk mengelu
Di dalam kamar, suasana haru menyelimuti Ardio dan Veronica. Fakta kalau bom itu ada di dalam tubuh Veronica tentu saja membuat semua keteguhan yang Ardio punya runtuh.kalau sempat terjadi hal buruk pada istri nya, Ardio yakin dirinya tidak akan mampu untuk bertahan. Mungkin dia pun akan mengakhiri hidupnya menyusul istri dan anaknya."Berhentilah menangis Ardio. Tangisan mu hanya membuatku semankin sulit untuk iklas berpisah dengan mu."Kata- kata yang baru saja keluar dari mulut Veronica membuat tangis Ardio semakin kencang. Kini di depan Veronica, tidak ada lagi sosok Ardio yang gagah berani yang siap menghadapi segala masalah yang datang menerjangn nya. Kini yang tersisa hanya sosok sang kekasih yang terisak sedih yang belum siap untuk melepaskan cinta nya."Ardio! Aku mohon! Berhentilah menangis. Kau membuatku sedih." Ucap Veronica. Tapi lagi- lagi, Ardio bersikap seolah dia tidak mendengar apa yang Veronica katakan.Gwen, Ariana, Diana serta
"Aku? rasanya tidak ada. " Jawab Ariana sambil terkekeh. Dia dan Will sangat menikmati tingkahGwen dan Aiden. Ini sungguh sebuah hiburan yang sangat menghibur di tengah ketegangan suasana di dalam kamar VIP itu."Ash!" MataGwen membelalak pada Ariana, seolah minta tolong pada Ariana."Ariana! Masa kau tidak paham dengan kode mata ku ini??" TeriakGwen dalam hati.Tapi Ariana malah sembunyi- sembunyi menunjuk ke arah Will, seolah berkata Will lah yang melarangnya untuk berkata seperti itu.Gwen menghela nafasnya danlangsung memutar otaknya. Dia harus bisa mencari alasan lain untuk bisa terlepas dari amukan Aiden."Astaga! Aku lupa mengabari Kenzo kalau aku tidak bisa take part untuk video klip ku. Aiden sebentar ya?"Gwen secepat kilat menyelinap dari bawah tangan Aiden yang sedang mengukungnya dengan kedua tangan Aiden."Kau tidak perlu bersusah payang memberi tahu Kenzo karena aku sudah me
"What?!" Aiden dan Will sontak terkejut dengan jawaban yang Mr. D berikan. Apalagi wajah santai seperti di pantai milik Mr. D benar- benar membuat mereka tidak percaya kalau Mr. D belum menjinakkan bom itu."Mr. D, please jangan bercanda di saat- saat tegang seperti ini." Ujar Will pada Mr. D."Aku serius Will! Aku belum menjinakkan bom itu. Bukan karena aku tidak mau tapi keahlianku memang tidak dibidang itu. Aku ini dokter bukan anggota pasukan gegana. Aku tidak tahu cara untuk menjinakkan bom. Apalagi yang ukurannya sekecil itu. Entah kalau kalian berniat memasrahkan hidup kalian di tanganku, akan aku coba sebisaku." Jawab Mr. D dengan gaya wolesnya.Will dan Aiden yang mendengar hal itu auto menghela nafas mereka kasar."Kau saja yang terlalu berekspektasi tinggi terhadap bosmu!" celetuk Aiden sambil menepuk pundak Will pelan."Kenapa aku bisa lupa kalau bos ku adalah dokter? bukan anggota tim gegana!" Sarkas Will sengaja mengulang kembali kata
"Pletaaaaaaak!" Aiden langsung menjentik keningGwen."Itulah akibatnya kalau kau terlalu banyak baca komik conan dan novel nya aduh siaapa itu nama nya..." Aiden mengernyitkan dahinya memikirkan siapa nama penulis novel online yang selaluGwen baca."Kak Upe maksud mu?" JawabGwen dengan polosnya."Hm - Bener! Dia ! Otak mu jadi terkontaminasi! Sikit- sikit kau berpikir tentang konspirasi dan sebagai nya!" Ujar Aiden, geleng- geleng kepala sambil tetap mencoba menghubungi Rery."Ya, siapa tahu kan?? bisa saja kau benar - benar menanam sebuah chip di dalam kepala ku sewaktu aku tidur!" CeletukGwen."Sepertinya jentikan ku tadi masih kurang kuat!" Aiden bersiap- siap ingin menjentik kening Gwen lagi tapi untung nya panggilan nya ke Rery sudah tersambung."Rery?""Ya, Tuan muda. Maaf aku tadi tidak bisa mengangkat telponmu karena kami sedang berusaha menjinakkan satu bom lagi." Jelas Rery.
"Tunggu, kita cek berapa ledakan lagi yang mungkin terjadi dan berapa waktu menjelang ledakan nya Mr.D." Sela Gwen."Bom yang belum meledak itu ada tiga Gwen! Nwa lima, Nwa delapan dan Nwa sepuluh." Ujar Wennie."Benar." Timpal Aiden."Baik, itu artinya ada empat bom yang belum meledak. Mari kita analisa supaya kita tahu kapan bom yang lain akan meledak sambil menunggu Eagle Lou dan Rery menjinakkan bom di luar sana." UjarGwen."Setelah bom dengan nomor seri Nwa 12 meledak, tiga puluh menit kemudian bom dengan seri Nwa 11 juga turut meledak. Itu artinya tiga puluh menit lagi, jika bom dengan seri nwa 10 tidak ditemukan maka bom itu pun akan meledak. Artinya Eagle Lou dan Rery punya waktu 25 menit sebelum bom ke tiga meledak. Karena ini sudah lima menit berjalan." Simpul Gwen.Gwen pun mencatat waktu yang tersisa permenit ini adalah dua puluh lima menit menuju ledakan yang ketiga."Bom seri ke Nwa 9 usah berhasil kita jinakan, itu artin
Waktu terus berjalan, keadaan di luar kamar Aiden kian rusuh karena dua bom berikutnya sudah meledak. Para penumpang mulai panik dan pihak kapal pesiar sudah memulai evakuasi. Hanya saja permasalahannya bala bantuan yang mereka minta sampai saat ini belum tiba. Walau pun kondisi belum akan membuat kapal pesiar itu karam tapi keadaan per jam saat ini sudah sangat di luar kendali."Berapa sisa waktu yang kita punya Gwen?" tanya Mr. D pada Gwen yang memang bertugas untuk mengamati jumlah sisa waktu yang mereka punya."Bom yang ke empat sudah meledak D, itu artinya kita punya sisa waktu sekitar tiga sebelum bom seri nwa 5 dan bom yang ada di tangan Will itu meledak." JawabGwen yang sejujurnya saat ini cemas karena setelah delapan puluh lima menit Will, Aiden dan Jarvis berusaha untuk menjinakan bom berserikan Nwa 1 itu, hasilnya masih belum kelihatan.Entah karena bom itu sangat tiny atau memang sistemnya lebih rumit dari bom kebanyakan,Will, Aiden
" Apa tidak akan ada orang yang akan memegang lembut tanganku, atau pipiku dan memintaku untuk pergi secara pribadi?" Sarkas Mr. D yang sudah pasti menyindir sikap sok heroik dan romantik Aiden dan Will barusan."Kau mau aku yang melakukan itu untukmu, Mr. D?" Balas Aiden dengan satu alis mata terangkat, tentu saja hal ini Aiden tanyakan sebagai wujud respon yang paling tepat untuk sindirian Mr. D padanya dan Will."Lebih baik aku minta tolong pada lumba- lumba laut saja dari pada harus kau yang melakukannya !" Dengus Mr. D kembali duduk. Kali ini benar- benar tidak ada yang bisa Mr. D lakukan. Dia tidak se-expert Wil bila sudah berkaitan dengan teknologi."Bos?" Panggil Jarvis yang baru saja kembali usai berusaha untuk masuk ke dalam sistem bom itu. Namun bila di dilhat dari ekspresi Jarvis, sudah sangat jelas kalau dia tidak bisa menembus sistem yang Kenzie atau orang- orang Kenzi buat."Ya Jervis?" Will segera berlari ke laptop nya untuk mendengar apa
Gwen langsung mengalihkan wajah nya saat Aiden mendekatinya. Ada perasaan tidak rela dengan semua ini. Bagaimana kalau terjadi hal yang buruk?"Apa kau kira melemparkan bom ke angkasa bisa semudah itu hah, tuan muda Skyleden Gavin Junior?!!Botol yang kau lempar ke angkasa itu akan jatuh dan bisa saja mengenai heli kalian!!!!" Gwen memukul - mukul dada Aiden sambil mengalir terisak di dada bidang itu.Aiden memeluk erat Gwen untuk menenangkan Gwen. Aiden tahu saat ini istrinya ini sedang mengkhawatirkannya."Kau bodoh tuan muda Aiden!! Kau bodoh!!" Teriak Gwen masih memukul- mukul dada Aiden.Aiden berusaha untuk tidak ikut terhanyut dalam perasaan getir di dalam hatinya. Dia harus terihat kuat agar Gwen pun kuat."Hei!! tidak akan terjadi apapun, sayang!" Aiden mengangkat dagu Gwen."Hei tuan muda Skyleden Gavin Junior!!! Apa kau tidak belajar fisika sewaktu kau sekolah dulu, hah? Apa kau tidak belajar ilmu gravitasi? Atau