Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Bab 7. Evelyn takut pada Rayyan 

Share

Bab 7. Evelyn takut pada Rayyan 

last update Last Updated: 2024-10-02 23:13:06

Sementara itu, sejak Rayyan mengungkapkan kebohongannya, Evelyn sangat ketakutan selama beberapa hari ini. Setiap hari dia menghabiskan waktu di perpustakaan kampus. Dia akan pulang saat hari sudah larut malam dan bergegas pergi saat hari masih subuh, hanya demi menghindari bertemu dengan Rayyan.

Hari-harinya menjadi cemas sampai dia tidak punya waktu untuk memikirkan Revan lagi.

Tapi pagi ini rupanya dia kesiangan. Dia sudah panik setengah mati, dia takut bertemu dengan Rayyan di luar. Untung saja kepala pelayan mengatakan jika Rayyan baru saja pergi karena ada bisnis di luar kota.

Kepala pelayan juga mengatakan jika saat Rayyan sedang berada di luar kota, biasanya itu akan memakan waktu hingga berminggu-minggu. Akhirnya Evelyn bisa merasa tenang sekarang.

Hari ini dia bisa pulang tidak terlalu malam.

Tapi ketika dia sampai di villa itu, suasana tampak sepi semua pelayan sudah pergi beristirahat. Lampu utama Villa juga telah dimatikan, hanya tersisa satu set lampu dinding untuk menerangi interior.

Evelyn tidak peduli, dia masuk ke dalam kamar dan segera pergi mandi lalu menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosennya.

Mungkin karena tadi dia belum makan, dia merasa sangat lapar. Kemudian dia turun dan berjalan santai menuju dapur.

Evelyn memang sangat suka dengan malam hari. Semua orang sudah tertidur. Hanya menyisakan dirinya sendiri, jadi suasana terasa begitu tenang. Seperti saat ini, rasanya dia bisa melakukan apapun yang diinginkan seperti memasak makan malam untuk dirinya sendiri.

Lalu dia bergerak dengan hati-hati, karena tidak ingin mengganggu orang-orang di villa ini. Dia memasak mie instan. Begitu dia berbalik dengan membawa mie didalam mangkuk menuju ruang tamu, tiba-tiba sebuah bayangan hitam terlintas mengejutkannya.

Dia sangat terkejut, mangkok di tangannya hampir terjatuh. Tapi tiba-tiba tangan seseorang menangkap bagian bawah mangkoknya, sementara tangan yang lainnya langsung menggenggam tangannya.

Evelyn menoleh, menatap wajah orang yang telah menolongnya dalam keremangan cahaya. Dia terkejut bukan main.

“Tuan Rayyan!”

‘Kok dia sudah pulang sih? Bukannya dia sedang ada diluar kota?’ Evelyn berkata demikian tapi hanya berani di dalam hati saja.

Rayyan yang sedang menatap mie di dalam mangkuk itu kini beralih menatap wajah kecilnya, kemudian Rayyan berkata dengan pelan, “Kenapa tidak menghidupkan lampu?”

Evelyn tercekat kemudian buru-buru berkata, “Itu, aku, aku hanya tidak ingin mengganggu orang-orang yang sedang beristirahat.” Dia menggigit bibir bawahnya.

Sebenarnya pelayan sudah memasak untuk dirinya, tapi Evelyn ini sangat tahu diri. Dia merasa sudah menumpang di sini, dia tidak ingin sering-sering merepotkan mereka.

Rayyan tidak berbicara lagi, dia hanya mengangkat kedua alisnya. Tiba-tiba lampu utama Villa menyala, kegelapan langsung sirna dan menjadi terang benderang.

Robi masuk dengan menarik sebuah koper, pria itu terkejut bukan main ketika melihat Tuan Rayyan-nya sedang memegang tangan Evelyn. Bola matanya hampir saja menggelinding, saking dia terkejutnya dengan apa yang dilihat.

‘Tuan Rayyan menyentuh tangan gadis itu?’ Batin Robi.

Robi melotot. Selama ini, jangankan kontak fisik dengan lawan jenis, Rayyan Miga bahkan tidak pernah melirik satu wanita pun.

Karena selama ini yang pernah dekat dengannya dan dipedulikan olehnya hanyalah Nona Amara saja. Dan hari ini dia melihat Tuan Rayyan memegang tangan Nona Evelyn.

Seperti seorang ibu yang baru saja mendapati anaknya sembuh dari sakit yang parah, Robi sampai hampir menangis karena saking senangnya.

Rayyan tersadar karena tatapan dari Robi, lalu melepaskan tangannya kemudian membawa mie itu ke ruang makan. Dia melirik mie putih tipis dengan taburan bawang di dalam mangkok yang mengeluarkan aroma sedap.

Dia meletakkan mangkok diatas meja lalu berkata dengan pelan, “Lain kali, jika kamu ingin makan kamu bisa meminta pelayan saja untuk membuatnya.”

“Tidak perlu repot-repot, aku bisa membuatnya sendiri.” Evelyn berjalan mengikutinya di belakang kemudian berkata lagi, “Terima kasih.”

Rayyan tidak menjawab. Dia hanya berdiri diam di depan meja makan sambil menatapnya dengan tenang. Evelyn sedikit gelisah, suasana juga menjadi canggung dan terasa aneh. Evelyn berdehem kecil memecah keheningan. “Tuan Rayyan, kamu pulang selarut ini. Apa kamu sudah makan? Apa mau makan mie seperti ini?”

Robi yang mendengar tawaran Evelyn hampir menolak atas nama Rayyan, karena selama bersamanya Rayyan tidak pernah makan lebih di atas jam 08.00 malam. Tapi Robi kembali terkejut saat mendengar Rayyan justru menjawab, 

“Boleh.”

Evelyn mendengar, hatinya sedikit merasa kecewa. Padahal dia hanya sedang berbasa-basi saja, ternyata diluar dugaan Rayyan malah menanggapinya dengan serius.

Terpaksa dia menjawab, “Tunggu sebentar, aku akan memasaknya untukmu.”

Saat Evelyn kembali dengan semangkuk mie, Robi sudah pergi. Sedangkan Rayyan sudah duduk di meja makan. Lalu dia memakan mie yang disuguhkan oleh Evelyn. Begitu dia memakan mie buatan Evelyn, dia mendapati rasanya jauh lebih enak dari yang dibayangkannya tadi.

Evelyn duduk di ujung sana, sengaja ingin lebih jauh dari Rayyan. Dia memakan mie dalam diam, dengan kepala menunduk.

Dia melihat tangan Rayyan meletakkan sumpit kemudian mengambil sebuah tisu untuk menyeka mulutnya. Sepertinya Rayyan sudah selesai memakan mie yang dibuatnya.

Kenapa begitu cepat? Baru saja Evelyn ingin mengintip mie dalam mangkok Rayyan, tiba-tiba Rayyan berkata, “Adikku sudah sadar.”

Evelyn terkejut bukan main, “Apa? Nona Amara sudah sadar? Benarkah?” Dia hampir tidak percaya.

“Iya. Tadi pagi aku mendengarnya saat masih di luar kota. Jadi aku langsung buru-buru pulang saat dokter menelepon dan mengabarkan ini. Dan ternyata benar, Amara kami sudah sadar.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 187. Happy Ending

    Mereka paham akan maksud dari ucapan Amara, mereka juga mengerti kegelisahan yang Amara rasakan.Pada akhirnya Amar pun menepuk pundak Arka, “Ada baiknya memang seperti itu Arka, kamu tidak keberatan kan, atas permintaan Amara?”Arka mengangguk, “Ya, Paman. Jika itu permintaan Amara, aku pasti akan menurutinya.”Amar kemudian keluar, dia menemui pihak rumah sakit untuk mengutarakan niatnya. Dokter tidak mempermasalahkan itu dan mengizinkan. Beberapa orang juga pernah melakukan hal yang sama seperti yang akan mereka lakukan. Menikah di rumah sakit, karena saat salah satu dari pasangan dari mereka kritis. Bahkan ada yang meninggal setelah mereka menikah. Dokter mengerti dan tidak mempersulit semua itu.Amar menghubungi Rayyan dan mengatakan hal ini. Lalu Rayyan menghubungi mertuanya dan menyampaikan apa yang dikatakan Amar.Siang ini di ruangan rawat inap tempat dimana Amara dirawat, nampak ramai orang. Tetapi mereka masih tetap menjaga ketenangan dan jarang yang berbicara. Sekali berbi

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 187. Menikah di Rumah sakit

    Evelyn menceritakan semuanya tentang kakaknya. Laras bukan tidak khawatir, dia bahkan menangis membayangkan jika hampir saja dia akan kehilangan putra satu-satunya milik mereka.Arka menoleh pada Azura, calon ibu mertuanya itu mengangguk. Dan mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh ibunya. Akhirnya Arka pun menurut.“Baiklah Bu, aku akan pulang.” Pada akhirnya Arka pun berpamitan pada Azura dan Amar untuk pulang dahulu.Ketika dia memasuki pintu, Laras dan Sofyan sudah berdiri menunggunya. Laras menatap putranya itu berjalan dengan lesu ke dalam rumah dengan wajah yang kusut dan pucat. Penampilan Arka sangat berantakan. Tetapi wajahnya tersirat sebuah kedewasaan. Jauh berbeda dengan Arka sebelum ini. Hati Laras sakit rasanya melihat keadaan putranya seperti itu. Langsung berlari dan memeluk Arka serta menangis tersedu-sedu.“Arka, jangan khawatir lagi. Semua akan baik-baik saja. Cinta kalian pasti akan bersatu.”Arka mendorong lembut tubuh ibunya kemudian mengangkat dagu

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 186. Mendapatkan Donor penganti

    Pintu ruangan dimana Amara dirawat terbuka, beberapa suster masuk dan hanya memerlukan waktu sekitar dua menit, mereka sudah keluar dengan mendorong tubuh Amara.Semua orang mengikuti, namun langkah mereka harus terhenti ketika pintu ruangan operasi tertutup, menyisakan cahaya lampu halogen dan lampu LED yang sinarnya menembus kaca jendela. Tapi itu hanya beberapa detik saja, cahaya lampu di dalam ruangan itu menghilang karena tirai jendela telah ditutup dengan rapat.Amar merengkuh tubuh Azura dan membawanya ke ruang tunggu, sementara Rayyan merengkuh tubuh Arka dan membawanya ke ruangan tunggu juga, Rayyan memperlakukan Arka seperti memperlakukan anak kecilnya saja, bahkan dia melupakan istrinya yang bengong melompong melihat suaminya yang bukannya merengkuh dirinya justru malah merengkuh kakaknya.Sejenak Evelyn tertegun kemudian dia langsung tersadar. Dia ikut menyusul mereka dengan berlari kecil, lalu duduk di samping Arka.Dia segera memeluk Arka kembali, menyisihkan tangan Ray

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 185. Gagal Mendonorkan Jantungnya

    Suasana kembali hening. Kembali tidak ada suara dari mereka, kembali tidak ada yang beranjak dari tempatnya. Mata mereka hanya terfokus pada satu titik saja yaitu ke arah dimana Dokter membawa Arka.Ingin rasanya mereka berlari menyusul kemudian berteriak memanggil Arka. Namun mereka menahan keinginan itu dengan sekuatnya. Bahkan cenderung dengan berat hati hanya bisa pasrah menghargai keinginan dan pengorbanan Arka.Sambil terus menekan dadanya, membayangkan apa yang sedang dilakukan para Ahli medis di dalam sana pada tubuh Arka. Membelah dadanya dan mengeluarkan jantungnya hidup-hidup? Atau Arka di bius dulu hingga mati kemudian diambil Jantungnya?Semua orang hanya bisa membisu ngeri dan menahan sakit dalam hati.Hingga beberapa saat lamanya, di tengah-tengah ketegangan yang meraja, seorang perawat berlari mendekati mereka. Semua berdiri."Tuan Rayyan, Dokter memanggil Anda. Mari silahkan ikut saya.""Aku ikut." Evelyn cepat ikut bangun."Mohon maaf Nyonya. Hanya Tuan Rayyan saja.

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 184. Pengorbanan

    Suasana semakin Pilu dan terasa sangat mencekam saat Arka menandatangani surat itu.Tidak ada yang tidak mengeluarkan air mata. Pengorbanan Arka saat ini sungguh tidak bisa dikatakan main-main. Arka akan menyerahkan jantungnya untuk kelangsungan hidup Amara. Dia akan mati, demi Amara bisa hidup."Ikut lah bersama kami." Dokter melangkah. Arka mengikutinya."Kak Arka!" Evelyn yang sejak tadi membeku kini tidak bisa lagi menahan diri. Dia memanggil Arka sambil menarik lengannya.Arka menghentikan langkahnya kemudian dia menoleh.“Kak Arka, apa kamu akan meninggalkan kami?”Arka membalikkan badannya dia menatap lekat wajah adiknya yang teramat ya sayangi itu. Kemudian tangannya terulur untuk mengusap air mata Evelyn ini yang sejak tadi sudah membasahi pipinya.“Kak Arka tidak pernah pergi. Kak Arka akan tetap ada di hati kalian.” Dia meraih kedua tangan Evelyn kemudian menggenggamnya dengan erat.“Evelyn dengarkan kakak, tanpa Kakak, kamu akan tetap hidup lebih baik asalkan ada Rayyan di

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 183. Demi cinta Arka Mendonorkan Jantungnya

    Tidak perlu menunggu waktu lama, seseorang yang dihubungi oleh Rayyan itu langsung mengangkat panggilan teleponnya.[Robi, segera mungkin hubungi semua tim kita, untuk bergerak keseluruh rumah sakit atau kemana saja untuk mencari seseorang yang bisa mendonorkan Jantungnya untuk Amara. Berapapun harganya, kita akan membayarnya! Dengar berapapun, itu aku tidak peduli!]Tanpa bertanya, Robi sudah paham dengan maksud dari perintah yang diutarakan oleh Rayyan dan cepat mengiyakan.Baru saja Rayyan mengakhiri panggilannya, Seorang Perawat masuk dan berseru."Dokter! Nona Amara kritis!"Tanpa bertanya, Dokter pun segera berlari menyusul langkah perawat itu yang dengan sigapnya disusul juga oleh yang lainnya.Dokter segera masuk ke dalam ruangan tempat Amara berbaring."Amar, kondisi Amara, Putri kita memburuk! Dia tidak sadarkan diri lagi!" Azura langsung menubruk tubuh Amar dan menangis histeris saat sang suami muncul di hadapannya.Amar cepat membawa tubuh Azura ke luar ruangan mengikuti i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status