Share

Bab 8. Pergi ke bar

Penulis: Andriani _Rieni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-02 23:16:34

Mendengar penuturan yang di ucapkan oleh Rayyan, Evelyn merasa lega, sambil berkata dalam hati, ‘Ternyata alasan Tuan Rayyan Kembali, karena Nona Amara sudah sadar. Untung saja nona Amara sudah sadar, kalau tidak aku pasti akan dalam masalah besar. Bisa saja justru malah dibawa ke kantor polisi atas tuduhan penipuan.’

Saat ini pandangan Rayyan tertuju pada kakinya, “Apa kakimu sudah lebih baik?” tanyanya.

Rayyan masih memikirkan pergelangan kaki Evelyn yang terkilir di hari pernikahan tempo lalu, sebenarnya dia pada saat itu melihat, tapi dia tidak terlalu peduli.

Dan hari ini sepertinya Rayyan memang perlu peduli dengan gadis ini, karena gadis ini telah bisa membuat adiknya bangun dari komanya.

Evelyn menggeleng, “Tidak apa-apa, sudah sembuh kok.”

Rayyan hanya mengangguk, kemudian dia berdiri dan berjalan menuju lantai atas. Saat melihat Rayyan pergi, Evelyn langsung merasa lega. Dia menarik nafas panjang, tapi belum beberapa detik tiba-tiba suara dingin Rayyan kembali terdengar memanggilnya. “Evelyn.”

“Eh, iya.” Evelyn begitu kaget, dia langsung berdiri dan menoleh. Menatap Rayyan yang masih berdiri di puncak tangga. Evelyn begitu gugup, nafasnya seakan berhenti. ‘Kumohon, jangan tanya lagi kenapa aku bisa tahu tentang nona Amara.” Dia berkata dalam hati.

Rayyan bisa menangkap kepanikan di mata gadis itu. Jakunnya terlihat bergerak, lalu dia memutuskan untuk menyimpan pertanyaannya. Kemudian dia berkata, ”Mienya sangat enak. Terima kasih, ya.”

Rayyan sudah memutuskan, jika gadis itu tidak ingin mengatakannya, maka dia juga tidak akan bertanya lagi. Sepertinya gadis itu sangat takut padanya. Sekarang dia tidak peduli bagaimana Evelyn bisa tahu dan bagaimana caranya menyembuhkan adiknya, yang terpenting Amara sudah sadar. Sisanya yang lain, tidak akan penting lagi baginya.

Evelyn yang tadi sangat tegang langsung lega, seketika dia mengulas senyuman lembut lalu menjawab dengan suara manis. “Sama-sama, Tuan Rayyan.”

Dalam hati dia tertawa kecil, ‘Kan aku memakai dapurmu, bahan-bahan juga milikmu. Seharusnya tidak perlu berterima kasih.’

Malam ini Evelyn bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada beban tekanan sedikitpun.

Besoknya, dia bangun dengan semangat dan dalam keadaan segar bugar. Lalu dia pergi ke kampus untuk menyelesaikan mata pelajarannya.

Ketika dia pulang dari kampus, di luar kelas tiba-tiba dia dipeluk seseorang dari belakang.

“Evelyn, Sayang.”

Evelyn terkejut, begitu dia menoleh rasa terkejutnya itu berubah menjadi senang.

“Mia! Ya ampun! Kupikir siapa tadi. Hampir saja aku meninjumu!” kata Evelyn.

Seminggu yang lalu Mia, sahabatnya ini ikut ibunya keluar kota. Evelyn tidak menyangka jika Mia tiba-tiba sudah kembali. Padahal waktu itu dia bilang katanya akan berminggu-minggu di luar kota. “Kapan kamu pulang?” tanyanya.

Bukannya menjawab Mia malah bertanya, “Aku dengar, katanya kamu tidak jadi menikah dengan Revan. Jadi aku sengaja pulang buru-buru untuk merayakan hari kebebasanmu dari pria Brengsek itu.” Dia mengulurkan tangan untuk mencubit pipi Evelyn.

Ini adalah pertama kalinya Evelyn mendengar nama Revan setelah pernikahan mereka gagal, hatinya tiba-tiba diselimuti rasa kehilangan. Senyum yang tadi sempat mengembang di wajahnya, kini sedikit mulai memudar.

Melihat itu Mia merasa bersalah, dia langsung memeluk sahabatnya itu dengan hangat, Kemudian berkata untuk menghiburnya, “Sudahlah. Untuk apa bersedih? Masih banyak pria yang baik di dunia ini. Kalau kamu tidak bisa bersamanya, carilah yang lain. Kamu itu cantik dan baik hati. Apa kamu takut, tidak ada pria yang menyukaimu.”

Jujur saja Mia sangat tidak menyukai Revan dari awal melihat pria itu. Itu sebabnya dia memilih pergi ikut ibunya daripada harus melihat temannya ini menikah dengan pria brengsek seperti Revan. Kadang dia juga merasa heran kenapa Evelyn bisa mau menikah dengan Revan dan berpikir jika pria itu adalah pria yang baik.

Evelyn terlihat menggelengkan kepalanya, “Siapa yang sedih? Mungkin aku memang tidak berjodoh dengannya.”

Mia terbengong, merasa tidak percaya dengan kata-katanya. Bagaimana mungkin dia mengatakan tidak sedih, padahal jelas dia tahu kalau Evelyn ini sangat berharap bisa menikah dengan Revan.

Ah, tapi hal itu sepertinya tidak penting untuk dipikirkan. Justru dia senang kalau temannya ini tidak jadi menikah dan bisa melupakan Revan.

Tiba-tiba dia punya ide.

“Ayo kita ke bar saja, untuk bersenang-senang merayakan hari kebebasanmu.”

Evelyn tercengang, “Aku tidak mau! Aku tidak pernah datang ke bar.”

Seumur hidup Evelyn memang belum pernah pergi ke bar  Arka akan marah besar jika tahu dia pergi ke bar. Arka selalu melarangnya pergi ke tempat-tempat seperti itu. Arka hanya memberinya izin untuk pergi ke sekolah dan menyalurkan bakatnya sebagai seorang pelukis.

“Ayolah. Sekali saja. Lihatlah dirimu, kamu itu sangat cantik. Kamu juga tidak pernah mau pergi kemana-mana dan mengurung diri di rumah. Malah memutuskan untuk langsung menikah. Kamu tidak pernah pergi bersenang-senang dengan temanmu, hanya menghabiskan waktu untuk melukis. Kamu hanya akan menjadi orang bodoh selamanya kalau seperti itu terus!”

“Tapi aku tidak bodoh!” Evelyn membantah, tapi sebelum dia menyelesaikan ucapannya Mia sudah menarik tangannya menuju mobil.

“Ayo kita pergi makan. Setelah itu kita pergi ke salon dan ke mall untuk membeli pakaian. Barulah kita akan pergi ke bar. Aku dengar ada bar baru yang bagus di dekat sini. Pasti banyak cowok-cowok tampan di sana.” Mia begitu riang.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 187. Happy Ending

    Mereka paham akan maksud dari ucapan Amara, mereka juga mengerti kegelisahan yang Amara rasakan.Pada akhirnya Amar pun menepuk pundak Arka, “Ada baiknya memang seperti itu Arka, kamu tidak keberatan kan, atas permintaan Amara?”Arka mengangguk, “Ya, Paman. Jika itu permintaan Amara, aku pasti akan menurutinya.”Amar kemudian keluar, dia menemui pihak rumah sakit untuk mengutarakan niatnya. Dokter tidak mempermasalahkan itu dan mengizinkan. Beberapa orang juga pernah melakukan hal yang sama seperti yang akan mereka lakukan. Menikah di rumah sakit, karena saat salah satu dari pasangan dari mereka kritis. Bahkan ada yang meninggal setelah mereka menikah. Dokter mengerti dan tidak mempersulit semua itu.Amar menghubungi Rayyan dan mengatakan hal ini. Lalu Rayyan menghubungi mertuanya dan menyampaikan apa yang dikatakan Amar.Siang ini di ruangan rawat inap tempat dimana Amara dirawat, nampak ramai orang. Tetapi mereka masih tetap menjaga ketenangan dan jarang yang berbicara. Sekali berbi

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 187. Menikah di Rumah sakit

    Evelyn menceritakan semuanya tentang kakaknya. Laras bukan tidak khawatir, dia bahkan menangis membayangkan jika hampir saja dia akan kehilangan putra satu-satunya milik mereka.Arka menoleh pada Azura, calon ibu mertuanya itu mengangguk. Dan mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh ibunya. Akhirnya Arka pun menurut.“Baiklah Bu, aku akan pulang.” Pada akhirnya Arka pun berpamitan pada Azura dan Amar untuk pulang dahulu.Ketika dia memasuki pintu, Laras dan Sofyan sudah berdiri menunggunya. Laras menatap putranya itu berjalan dengan lesu ke dalam rumah dengan wajah yang kusut dan pucat. Penampilan Arka sangat berantakan. Tetapi wajahnya tersirat sebuah kedewasaan. Jauh berbeda dengan Arka sebelum ini. Hati Laras sakit rasanya melihat keadaan putranya seperti itu. Langsung berlari dan memeluk Arka serta menangis tersedu-sedu.“Arka, jangan khawatir lagi. Semua akan baik-baik saja. Cinta kalian pasti akan bersatu.”Arka mendorong lembut tubuh ibunya kemudian mengangkat dagu

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 186. Mendapatkan Donor penganti

    Pintu ruangan dimana Amara dirawat terbuka, beberapa suster masuk dan hanya memerlukan waktu sekitar dua menit, mereka sudah keluar dengan mendorong tubuh Amara.Semua orang mengikuti, namun langkah mereka harus terhenti ketika pintu ruangan operasi tertutup, menyisakan cahaya lampu halogen dan lampu LED yang sinarnya menembus kaca jendela. Tapi itu hanya beberapa detik saja, cahaya lampu di dalam ruangan itu menghilang karena tirai jendela telah ditutup dengan rapat.Amar merengkuh tubuh Azura dan membawanya ke ruang tunggu, sementara Rayyan merengkuh tubuh Arka dan membawanya ke ruangan tunggu juga, Rayyan memperlakukan Arka seperti memperlakukan anak kecilnya saja, bahkan dia melupakan istrinya yang bengong melompong melihat suaminya yang bukannya merengkuh dirinya justru malah merengkuh kakaknya.Sejenak Evelyn tertegun kemudian dia langsung tersadar. Dia ikut menyusul mereka dengan berlari kecil, lalu duduk di samping Arka.Dia segera memeluk Arka kembali, menyisihkan tangan Ray

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 185. Gagal Mendonorkan Jantungnya

    Suasana kembali hening. Kembali tidak ada suara dari mereka, kembali tidak ada yang beranjak dari tempatnya. Mata mereka hanya terfokus pada satu titik saja yaitu ke arah dimana Dokter membawa Arka.Ingin rasanya mereka berlari menyusul kemudian berteriak memanggil Arka. Namun mereka menahan keinginan itu dengan sekuatnya. Bahkan cenderung dengan berat hati hanya bisa pasrah menghargai keinginan dan pengorbanan Arka.Sambil terus menekan dadanya, membayangkan apa yang sedang dilakukan para Ahli medis di dalam sana pada tubuh Arka. Membelah dadanya dan mengeluarkan jantungnya hidup-hidup? Atau Arka di bius dulu hingga mati kemudian diambil Jantungnya?Semua orang hanya bisa membisu ngeri dan menahan sakit dalam hati.Hingga beberapa saat lamanya, di tengah-tengah ketegangan yang meraja, seorang perawat berlari mendekati mereka. Semua berdiri."Tuan Rayyan, Dokter memanggil Anda. Mari silahkan ikut saya.""Aku ikut." Evelyn cepat ikut bangun."Mohon maaf Nyonya. Hanya Tuan Rayyan saja.

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 184. Pengorbanan

    Suasana semakin Pilu dan terasa sangat mencekam saat Arka menandatangani surat itu.Tidak ada yang tidak mengeluarkan air mata. Pengorbanan Arka saat ini sungguh tidak bisa dikatakan main-main. Arka akan menyerahkan jantungnya untuk kelangsungan hidup Amara. Dia akan mati, demi Amara bisa hidup."Ikut lah bersama kami." Dokter melangkah. Arka mengikutinya."Kak Arka!" Evelyn yang sejak tadi membeku kini tidak bisa lagi menahan diri. Dia memanggil Arka sambil menarik lengannya.Arka menghentikan langkahnya kemudian dia menoleh.“Kak Arka, apa kamu akan meninggalkan kami?”Arka membalikkan badannya dia menatap lekat wajah adiknya yang teramat ya sayangi itu. Kemudian tangannya terulur untuk mengusap air mata Evelyn ini yang sejak tadi sudah membasahi pipinya.“Kak Arka tidak pernah pergi. Kak Arka akan tetap ada di hati kalian.” Dia meraih kedua tangan Evelyn kemudian menggenggamnya dengan erat.“Evelyn dengarkan kakak, tanpa Kakak, kamu akan tetap hidup lebih baik asalkan ada Rayyan di

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 183. Demi cinta Arka Mendonorkan Jantungnya

    Tidak perlu menunggu waktu lama, seseorang yang dihubungi oleh Rayyan itu langsung mengangkat panggilan teleponnya.[Robi, segera mungkin hubungi semua tim kita, untuk bergerak keseluruh rumah sakit atau kemana saja untuk mencari seseorang yang bisa mendonorkan Jantungnya untuk Amara. Berapapun harganya, kita akan membayarnya! Dengar berapapun, itu aku tidak peduli!]Tanpa bertanya, Robi sudah paham dengan maksud dari perintah yang diutarakan oleh Rayyan dan cepat mengiyakan.Baru saja Rayyan mengakhiri panggilannya, Seorang Perawat masuk dan berseru."Dokter! Nona Amara kritis!"Tanpa bertanya, Dokter pun segera berlari menyusul langkah perawat itu yang dengan sigapnya disusul juga oleh yang lainnya.Dokter segera masuk ke dalam ruangan tempat Amara berbaring."Amar, kondisi Amara, Putri kita memburuk! Dia tidak sadarkan diri lagi!" Azura langsung menubruk tubuh Amar dan menangis histeris saat sang suami muncul di hadapannya.Amar cepat membawa tubuh Azura ke luar ruangan mengikuti i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status