Home / Romansa / Pengantin Pria Pengganti / Bab 6. Ada harapan untuk Amara sembuh.

Share

Bab 6. Ada harapan untuk Amara sembuh.

last update Huling Na-update: 2024-10-02 23:11:18

Rayyan jadi bertanya-tanya, tetapi untuk saat ini dia tidak tertarik dengan keanehan keluarga Limanto itu. Saat ini yang dia pikirkan hanyalah, apakah benar gadis itu bisa menyadarkan Amara? Karena bagi Rayyan, kesembuhan Amara adalah senyuman untuk keluarga besarnya terutama Bibi.

Mengenai hal ini, bukan hanya Rayyan saja yang khawatir, tetapi Robi juga. Dia menatap Nona muda Amara mereka yang masih terbaring tak sadarkan diri di atas ranjang, lalu terdengar dia berkata tanpa menoleh, “Tuan Rayyan, bagaimana jika Nona Evelyn hanya ingin menipumu?”

Rayyan melempar dokumen di atas meja, “Tidak perlu khawatir.” Kemudian dia bangun, melipat lengan bajunya sampai ke siku, dan berkata lagi, “Jika dia menipuku, maka kakak kesayangannya lah yang akan membayar semua perbuatannya.”

Tentu saja Rayyan tidak akan melakukan apapun pada seorang gadis kecil seperti Evelyn, tetapi Arka mungkin akan menjadi sasarannya.

Sementara disini lain, saat ini Arka baru saja pulang dari balap liar. Suatu hobi yang digemari olehnya untuk memacu adrenalin.

Arka nampak lelah, sampai dia ketiduran. Dalam tidurnya dia mimpi buruk. Di dalam mimpi itu dia sedang diperlakukan semena-mena oleh Rayyan Miga.

“Adikmu telah menipuku, kamu yang harus membayar semuanya. Mulai sekarang patuh lah padaku. Kamu harus menjadi budakku seumur hidup. Apapun yang aku katakan, kamu harus menuruti. Jangan berani melawanku lagi, jika tidak, maka adik kesayangan mu itu akan mendapatkan perlakuan sama seperti yang kamu rasa sekarang ini!”

Arka terbangun dari mimpi buruknya itu. Keringat dingin sudah memenuhi wajahnya. Dia mengusapnya dengan kasar kemudian mengumpat. “Dasar Rayyan kurang ajar! Berani-beraninya kamu mengancam ku dalam mimpi. Apa Kamu pikir aku takut padamu, hah!”

***

Sore ini, setelah pekerjaan kantor selesai, Rayyan pulang ke rumah utama keluarga besarnya.

Ketika dia menaiki tangga, di ruangan tengah dia melihat bibinya, Azura, sedang menangis di dekapan pamannya.

Lalu neneknya, juga terlihat meneteskan air mata di sudut sofa tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Terdengar bibinya bergumam disela isak tangisnya.

“Aku tidak mengerti, kenapa seluruh tim medis yang kita mintai pertolongan tidak ada yang bisa membuat Amara terbangun?”

“Kita akan mencoba pengobatan lain. Tenanglah, Sayang, jangan seperti ini terus. Kamu juga harus menjaga kesehatanmu agar tetap bisa mendukung putri kita.” Paman Amar hanya bisa berkata demikian untuk menguatkan Bibi Azura.

Sejak enam bulan yang lalu Amara tidak sadarkan diri, kesehatan bibi Azura memang menurun, tubuhnya sampai kurus karena siang malam dia hanya menangisi Amara.

Itu sebabnya Rayyan jarang sekali datang ke rumah utama ini, jika tidak benar-benar sedang merindukan mereka. Rasanya dia tidak kuat melihat penderitaan bibinya yang selama ini begitu menyayangi putrinya, tapi harus melihat putri kesayangan satu-satunya, terbaring tanpa membuka matanya selama setengah tahun ini.

Tiba-tiba dari ujung sana Varega Brahmana keluar, dia berkata sambil berjalan mendekati Bibi Azura.

“Papa mendengar, pengobatan alternatif akupuntur terapi menggunakan jarum. Orang-orang mengatakan jika itu sangat mujarab. Bagaimana kalau kita mencoba metode itu saja?”

Mendengar ayahnya berbicara, Azura langsung menarik tubuhnya. Matanya terangkat menatap sang ayah dengan penuh emosi.

“Kami sudah mencari ke segala penjuru! Tetapi metode seperti itu sepertinya sudah sangat langka dan sulit ditemukan. Jika pun ada, hanya tabib tertentu yang bisa melakukannya. Tapi, di mana kita bisa menemukan sang ahlinya?”

Mendengar apa yang diobrolkan mereka, Rayyan tercekat.

Akupuntur menggunakan jarum?

Bukankah barusan tadi pagi, dia melihat gadis itu melakukannya pada adiknya?

Meskipun matanya dipenuhi kesedihan karena melihat keadaan bibinya dan bibirnya pun terkatup rapat, tapi dalam hati Rayyan mendadak tersenyum lega. Banyak sekali harapan yang terselip, ‘Semoga saja gadis itu benar-benar menguasai teknik akupuntur seperti yang dikatakan Kakek.’

Saat dia ingin melangkah ke kamar pribadinya di rumah ini, Wulan sang nenek melihatnya kemudian langsung menyapa, “Rayyan, apa hari ini kamu sudah melihat adikmu?”

Rayyan menoleh, dia mengurungkan langkahnya untuk ke kamar, memilih untuk menghampiri mereka kemudian dia menatap bibinya.

“Bibi, jangan khawatir lagi. Sepertinya aku sudah menemukan pengobatan terbaik untuk Amara. Percayalah, semua akan baik-baik saja. Sebentar lagi Amara akan kembali berkumpul dengan kita.”

Mendengar Rayyan berkata demikian, wajah sedih Azura tadi perlahan berubah. Rayyan tidak pernah mengatakan hal seperti ini sebelumnya. Setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya, semua orang akan percaya padanya. Sebab itu Azura  berangsur tenang dan mengangguk.

Kemudian Rayyan berbalik dan pergi ke kamarnya. Setiba di kamarnya dia langsung menatap foto Amara yang terpampang di meja rias miliknya.

Dulu, dia sampai bermimpi-mimpi memiliki seorang saudara. Ibunya tidak bisa memberinya seorang adik dan mereka menjanjikan seorang adik dari sang bibi. Setelah penantian panjangnya berbuah manis. Bibinya pulang dari rumah sakit dengan membawa seorang bayi mungil yang begitu cantik dan imut.

Tanpa tahu asal usul Amara yang sebenarnya, Rayyan merasa begitu bahagia. Hidupnya menjadi berwarna, setiap saat dia selalu ingin menjaga Amara dengan baik. Tetapi karena fisik Amara yang sakit-sakitan dan lemah sampai suatu hari membuat Amara tiba-tiba pingsan, saat Amara berada di kamarnya dan hingga saat ini belum pernah sadar sama sekali.

Pada saat itu seakan-akan saja, dunia Rayyan rasanya seketika luruh. Bahkan hari-harinya berubah menjadi sangat sepi. Sepanjang waktu dia selalu ketakutan, takut kehilangan sang adik satu-satunya yang dia sayangi.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 187. Happy Ending

    Mereka paham akan maksud dari ucapan Amara, mereka juga mengerti kegelisahan yang Amara rasakan.Pada akhirnya Amar pun menepuk pundak Arka, “Ada baiknya memang seperti itu Arka, kamu tidak keberatan kan, atas permintaan Amara?”Arka mengangguk, “Ya, Paman. Jika itu permintaan Amara, aku pasti akan menurutinya.”Amar kemudian keluar, dia menemui pihak rumah sakit untuk mengutarakan niatnya. Dokter tidak mempermasalahkan itu dan mengizinkan. Beberapa orang juga pernah melakukan hal yang sama seperti yang akan mereka lakukan. Menikah di rumah sakit, karena saat salah satu dari pasangan dari mereka kritis. Bahkan ada yang meninggal setelah mereka menikah. Dokter mengerti dan tidak mempersulit semua itu.Amar menghubungi Rayyan dan mengatakan hal ini. Lalu Rayyan menghubungi mertuanya dan menyampaikan apa yang dikatakan Amar.Siang ini di ruangan rawat inap tempat dimana Amara dirawat, nampak ramai orang. Tetapi mereka masih tetap menjaga ketenangan dan jarang yang berbicara. Sekali berbi

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 187. Menikah di Rumah sakit

    Evelyn menceritakan semuanya tentang kakaknya. Laras bukan tidak khawatir, dia bahkan menangis membayangkan jika hampir saja dia akan kehilangan putra satu-satunya milik mereka.Arka menoleh pada Azura, calon ibu mertuanya itu mengangguk. Dan mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh ibunya. Akhirnya Arka pun menurut.“Baiklah Bu, aku akan pulang.” Pada akhirnya Arka pun berpamitan pada Azura dan Amar untuk pulang dahulu.Ketika dia memasuki pintu, Laras dan Sofyan sudah berdiri menunggunya. Laras menatap putranya itu berjalan dengan lesu ke dalam rumah dengan wajah yang kusut dan pucat. Penampilan Arka sangat berantakan. Tetapi wajahnya tersirat sebuah kedewasaan. Jauh berbeda dengan Arka sebelum ini. Hati Laras sakit rasanya melihat keadaan putranya seperti itu. Langsung berlari dan memeluk Arka serta menangis tersedu-sedu.“Arka, jangan khawatir lagi. Semua akan baik-baik saja. Cinta kalian pasti akan bersatu.”Arka mendorong lembut tubuh ibunya kemudian mengangkat dagu

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 186. Mendapatkan Donor penganti

    Pintu ruangan dimana Amara dirawat terbuka, beberapa suster masuk dan hanya memerlukan waktu sekitar dua menit, mereka sudah keluar dengan mendorong tubuh Amara.Semua orang mengikuti, namun langkah mereka harus terhenti ketika pintu ruangan operasi tertutup, menyisakan cahaya lampu halogen dan lampu LED yang sinarnya menembus kaca jendela. Tapi itu hanya beberapa detik saja, cahaya lampu di dalam ruangan itu menghilang karena tirai jendela telah ditutup dengan rapat.Amar merengkuh tubuh Azura dan membawanya ke ruang tunggu, sementara Rayyan merengkuh tubuh Arka dan membawanya ke ruangan tunggu juga, Rayyan memperlakukan Arka seperti memperlakukan anak kecilnya saja, bahkan dia melupakan istrinya yang bengong melompong melihat suaminya yang bukannya merengkuh dirinya justru malah merengkuh kakaknya.Sejenak Evelyn tertegun kemudian dia langsung tersadar. Dia ikut menyusul mereka dengan berlari kecil, lalu duduk di samping Arka.Dia segera memeluk Arka kembali, menyisihkan tangan Ray

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 185. Gagal Mendonorkan Jantungnya

    Suasana kembali hening. Kembali tidak ada suara dari mereka, kembali tidak ada yang beranjak dari tempatnya. Mata mereka hanya terfokus pada satu titik saja yaitu ke arah dimana Dokter membawa Arka.Ingin rasanya mereka berlari menyusul kemudian berteriak memanggil Arka. Namun mereka menahan keinginan itu dengan sekuatnya. Bahkan cenderung dengan berat hati hanya bisa pasrah menghargai keinginan dan pengorbanan Arka.Sambil terus menekan dadanya, membayangkan apa yang sedang dilakukan para Ahli medis di dalam sana pada tubuh Arka. Membelah dadanya dan mengeluarkan jantungnya hidup-hidup? Atau Arka di bius dulu hingga mati kemudian diambil Jantungnya?Semua orang hanya bisa membisu ngeri dan menahan sakit dalam hati.Hingga beberapa saat lamanya, di tengah-tengah ketegangan yang meraja, seorang perawat berlari mendekati mereka. Semua berdiri."Tuan Rayyan, Dokter memanggil Anda. Mari silahkan ikut saya.""Aku ikut." Evelyn cepat ikut bangun."Mohon maaf Nyonya. Hanya Tuan Rayyan saja.

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 184. Pengorbanan

    Suasana semakin Pilu dan terasa sangat mencekam saat Arka menandatangani surat itu.Tidak ada yang tidak mengeluarkan air mata. Pengorbanan Arka saat ini sungguh tidak bisa dikatakan main-main. Arka akan menyerahkan jantungnya untuk kelangsungan hidup Amara. Dia akan mati, demi Amara bisa hidup."Ikut lah bersama kami." Dokter melangkah. Arka mengikutinya."Kak Arka!" Evelyn yang sejak tadi membeku kini tidak bisa lagi menahan diri. Dia memanggil Arka sambil menarik lengannya.Arka menghentikan langkahnya kemudian dia menoleh.“Kak Arka, apa kamu akan meninggalkan kami?”Arka membalikkan badannya dia menatap lekat wajah adiknya yang teramat ya sayangi itu. Kemudian tangannya terulur untuk mengusap air mata Evelyn ini yang sejak tadi sudah membasahi pipinya.“Kak Arka tidak pernah pergi. Kak Arka akan tetap ada di hati kalian.” Dia meraih kedua tangan Evelyn kemudian menggenggamnya dengan erat.“Evelyn dengarkan kakak, tanpa Kakak, kamu akan tetap hidup lebih baik asalkan ada Rayyan di

  • Pengantin Pria Pengganti    Bab 183. Demi cinta Arka Mendonorkan Jantungnya

    Tidak perlu menunggu waktu lama, seseorang yang dihubungi oleh Rayyan itu langsung mengangkat panggilan teleponnya.[Robi, segera mungkin hubungi semua tim kita, untuk bergerak keseluruh rumah sakit atau kemana saja untuk mencari seseorang yang bisa mendonorkan Jantungnya untuk Amara. Berapapun harganya, kita akan membayarnya! Dengar berapapun, itu aku tidak peduli!]Tanpa bertanya, Robi sudah paham dengan maksud dari perintah yang diutarakan oleh Rayyan dan cepat mengiyakan.Baru saja Rayyan mengakhiri panggilannya, Seorang Perawat masuk dan berseru."Dokter! Nona Amara kritis!"Tanpa bertanya, Dokter pun segera berlari menyusul langkah perawat itu yang dengan sigapnya disusul juga oleh yang lainnya.Dokter segera masuk ke dalam ruangan tempat Amara berbaring."Amar, kondisi Amara, Putri kita memburuk! Dia tidak sadarkan diri lagi!" Azura langsung menubruk tubuh Amar dan menangis histeris saat sang suami muncul di hadapannya.Amar cepat membawa tubuh Azura ke luar ruangan mengikuti i

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status