Share

Bab 48. Calon Imam

Andin dan Sisil saling pandang saat mendengar suara yang mereka kenal. Andin dan Haidar menoleh secara bersamaan pada sumber suara. Sisil terlihat salah tingkah dengan kedatangan seseorang yang namanya sudah ia ukir di dalam hatinya.

“Abang, tumben ke sini?” tanya Andin pada saudara kembarnya. Ini adalah kali pertama Aldin berkunjung ke rumah suami sang adik.

Seseorang itu adalah Aldin, saudara kembarnya Andin. Laki-laki yang begitu manis, walau sikapnya sedingin es, tapi di hati Sisil, Aldin adalah sosok calon imam yang sempurna. Sisil mencintai Aldin dalam diam, ia tidak mau merusak persahabatannya dengan Andin jika ia berhubungan dengan kakak sahabatnya itu.

“Kamu susah banget dihubunginnya, Dek. Nenek sakit, manggilin kamu terus,” kata Aldin pada adiknya.

Andin langsung bangun dan berdiri. “Nenek sakit apa? Kenapa aku baru dikabari sekarang?” cecar Andin pada a

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status