Share

Akhirnya Sama-sama Tahu

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2025-07-17 10:27:16

Emma terkesiap. Dia menoleh ke arah pintu ruang ganti dan melihat Ethan di sana.

Emma buru-buru menurunkan pandangan dan mengalihkan tatapannya ke kotak beludru yang dibawa Ellen.

“Papa kok punya anting?” tanya Ellen sambil memperlihatkan kotak beludru yang ada di tangannya.

Ethan diam memandang ke kotak beludru itu, lalu tatapannya beralih pada Emma yang tampak panik.

“Bawa kemari,” ucap Ethan dengan nada lembut seraya mengulurkan tangannya ke arah Ellen.

Ellen segera berjalan ke arah Ethan, sedangkan Emma masih berdiri diam di tempatnya tanpa berani memandang ke arah Ethan.

Ethan menatap sejenak pada Emma, lalu pandangannya beralih pada Ellen yang menghampirinya dan kini sudah berdiri di hadapannya.

“Papa kok nyimpan anting? Ini juga bukan punya Ellen?” tanya Ellen masih mengamati anting di dalam kotak beludru itu.

Ethan berjongkok di depan Ellen, lalu dengan lembut mengambil kotak itu dari tangan Ellen sambil menutupnya.

“Iya, ini bukan punya Ellen atau punya papa. Ini punya seseor
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adeena
karna Emma bujan wanita gila harta walau dia butuh uang Ethan...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Kedatangan Imelda

    Ethan melangkah menuruni anak tangga. Saat tiba di lantai bawah, sudah ada sang nenek yang berdiri di tengah ruangan sedang mengedarkan pandangan.“Nek,” panggil Ethan seraya melangkahkan kaki menghampiri Imelda.Ethan cukup terkejut mendengar pelayan mengatakan kalau Imelda datang, dan ternyata benar sang nenek berkunjung sepagi ini di rumahnya.Imelda membalikkan badan dengan perlahan, senyum tipis terpajang di wajah keriputnya.“Apa yang membawa Nenek datang ke rumah sepagi ini?” tanya Ethan begitu berdiri di samping sang nenek.“Apa datang berkunjung ke rumah nenek dan cicit harus ada jadwalnya?”Ethan menipiskan senyum. Dia lebih dulu mengajak Imelda duduk sebelum kembali bicara.“Hanya terkejut saja karena Nenek datang sepagi ini.” Ethan membantu Imelda duduk, lalu dia ikut mendudukkan tubuhnya di sofa dekat Imelda.Imelda mengembuskan napas kasar. Dia menatap sejenak pada Ethan yang berwajah ceria, lalu pandangan matanya tertuju ke sekitar seolah sedang mencari-cari sesuatu.“A

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Fiona Tak Mau Menyerah

    Di rumah orang tua Ethan.Rosalinda sedang duduk berdua dengan Fiona di balkon atas.Fiona memasang wajah kusut, bahkan bibirnya mengkerut dan kedua tangannya terlipat di depan dada.“Aku benar-benar sudah tidak kuat, Bi. Tidak tahu lagi bagaimana cara mendekati Kak Ethan, tapi sikapnya benar-benar mengabaikanku.” Fiona mulai mengeluhkan semua yang dialaminya di perusahaan.“Aku juga tidak tahu, apa sebenarnya yang wanita itu berikan sampai Ethan membelanya bahkan memperlakukan keluarga sendiri seperti orang lain.” Rosalinda mendengkus kasar dengan ekspresi wajah yang begitu kesal.Fiona diam. Dia kembali kesal ketika mengingat Ethan yang membela Emma. Tapi apa benar sikap Ethan sekarang karena dipengaruhi oleh Emma.“Tapi, bagaimana jika Kak Ethan sebenarnya memang mengabaikanku dan tak pernah tertarik padaku, Bibi?” tanya Fiona dengan tatapan cemas.Rosalinda menoleh pada Fiona, dia diam sejenak sebelum kembali bicara.“Tidak mungkin. Siapa yang bisa mengabaikan wanita sepertimu? Ak

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Bertanggung Jawab Dengan Caraku

    Bola mata Emma membulat sempurna. Dia menatap bingung akan maksud Ethan. Namun, walau Ethan berkata demikian, tapi itu bukan sebuah tawaran, melainkan sebuah pertanyaan akan kemauan yang Emma inginkan.Emma tidak ingin besar kepala, baginya ucapan Ethan hanya sebuah bentuk rasa bersalah saja padanya.“Saya benar-benar tak mengharapkan Anda bertanggung jawab, Tuan. Saya juga menyadari siapa saya. Saya benar-benar sudah menganggap apa yang terjadi dengan saya adalah sebuah tragedi yang tak diharapkan siapa pun, baik itu saya atau Anda.” Emma bicara dengan sikap tegap untuk meyakinkan agar Ethan tak terus menerus dihantui rasa bersalah.“Saya takkan memaksakan tanggung jawab apa pun. Saya juga berharap, Anda tak perlu memikirkan lagi kejadian malam itu,” imbuh Emma lalu mencoba memaksakan senyum di wajahnya.Emma melihat Ethan yang diam dengan tatapan masih tertuju padanya. Kepala Emma tertunduk sejenak, lalu senyum getir terbit di wajahnya.“Kalau sudah tak ada yang Anda butuhkan, say

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Mempertimbangkan Tawaran

    Saat sore hari.Ethan turun dari mobil yang baru saja berhenti di depan garasi. Dia melangkahkan kaki memasuki rumah mewahnya seraya sesekali mengusap tengkuk leher yang terasa pegal.Pekerjaannya begitu berat hari ini, membuat tubuhnya sedikit kaku dan pegal karena lebih banyak duduk di kursi mengecek berkas-berkas laporan yang disodorkan padanya.Ethan menaiki anak tangga dengan langkah pelan. Saat sampai di lantai atas menuju kamarnya, Ethan berpapasan dengan Emma yang baru saja keluar dari kamar Ellen.Emma menghentikan langkah saat bertemu dengan Ethan. Dia langsung menggeser posisi kakinya agar tak menghalangi langkah ethan.“Selamat sore, Tuan,” sapa Emma sambil sedikit membungkukkan badan.Ethan mengangguk kecil dengan tatapan tertuju pada Emma.Emma menegakkan badan lagi. Dia melihat ekspresi wajah Ethan yang lesu dan begitu lelah.“Anda mau kopi, Tuan?” tanya Emma.“Boleh.” Ethan mengangguk kecil, “antar ke kamarku,” imbuh Ethan dengan tatapan tak teralihkan dari Emma.Ethan

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Tetap Memaksa

    Bola mata Rosalinda membulat sempurna. Giginya mengerat kuat dengan tatapan tajam pada Ethan.“Kamu benar-benar egois, Ethan! Bagaimanapun Fiona itu keluarga kita, tapi kamu dengan gampangnya bicara seperti itu? Kamu sepertinya sudah tak menghargai mama juga.”Rosalinda bicara dengan nada sangat tinggi sampai menggema di ruangan itu.Ethan hanya diam menatap amarah yang terpancar dari sorot mata sang mama dan suara yang begitu memekakkan telinga.“Apa kamu sadar, Ethan. Kamu berubah semenjak ada pengasuh kampungan itu di rumahmu!” Rosalinda masih berusaha keras untuk membuat Ethan agar mengikuti semua ucapannya.Kening Ethan berkerut samar, tatapan matanya berubah tak senang.“Mama boleh marah atau tidak terima dengan keputusan yang aku buat. Tapi jangan pernah menyangkutpautkan orang lain dalam ketidaksukaan yang Mama rasakan. Keputusan yang kubuat berdasarkan dari prosedur perusahaan. Kalau Mama tidak percaya dengan apa yang kusampaikan, silakan tanya langsung ke Papa atau ke staff

  • Pengasuh Kesayangan Presdir Arogan   Perdebatan Ethan dan Rosalinda

    Ethan tidak fokus saat bekerja. Dia lebih banyak melamun meski pandangan matanya tertuju pada laptop yang ada di depannya.Bahkan saat Samuel mengetuk pintu, Ethan tak mendengar dan tak mempersilakan Samuel masuk, membuat asisten pribadi Ethan itu masuk ke ruang kerjanya tanpa izin.Samuel melangkah menghampiri meja Ethan. Dia melihat Ethan yang hanya diam dengan tatapan kosong.“Pak, apa ada masalah?” tanya Samuel memastikan.Sebagai satu-satunya orang yang selalu ada hampir dua belas jam sehari di samping Ethan, Samuel tahu kalau sikap Ethan saat ini karena ada sesuatu yang pasti mengganjal di pikiran atasannya itu.Ethan tersadar dari lamunan saat mendengar suara Samuel. Dia menatap pada asistennya yang sedang menatapnya.“Tidak ada,” balas Ethan lalu menyandarkan punggung ke sandaran kursi.Samuel mengangguk-angguk pelan, tapi ekspresi wajahnya seperti meragukan jawaban Ethan.“Kenapa kamu?” tanya Ethan dengan mata menyipit.Samuel berdeham kecil, lalu menggeleng pelan.“Tidak ada

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status