Setelah mobil Naomi meninggalkan depan gerbang rumah. Ethan menatap ke gerbang rumah yang mulai dibuka oleh security.Ethan kembali melajukan mobil memasuki halaman rumah. Ethan menghentikan mobil tepat di depan garasi.Emma menoleh pada Ellen yang buru-buru keluar dari mobil sambil membawa boneka, lalu tatapannya tertuju pada Ethan yang hanya diam tak seperti tadi.“Anda baik-baik saja, Tuan?” tanya Emma memastikan karena setiap kali bertemu dengan Naomi, ekspresi wajah Ethan selalu memperlihatkan rasa tak senang.Ethan menoleh ke arah Emma. “Aku baik.”Emma mengangguk kecil. Dia sudah membuka seatbelt dan siap membuka pintu, tapi Ethan tiba-tiba meraih pergelangan tangannya.Emma kembali menoleh pada Ethan, tatapan mata mereka kembali bertemu dan Emma melihat tatapan cemas dari sorot mata Ethan.“Jaga Ellen dengan baik. Dia pasti sedih karena tadi melihat aku dan Naomi bertengkar lagi,” pinta Etha
Tatapan mata Ethan berubah dingin. Dia menarik tuas rem tangan, lalu melepas seatbelt.“Tunggu di sini, jaga Ellen dan jangan biarkan dia keluar dari mobil,” perintah Ethan dengan tatapan terus tertuju ke depan, lalu pria itu membuka mobil dan keluar dari sana.Emma langsung paham. Dia mengangguk meski Ethan tak melihat, lalu Emma menoleh ke belakang dan tersenyum pada Ellen yang bingung, lantas tatapannya kembali tertuju pada Ethan yang sedang menghampiri mobil di depan mereka.Ethan berjalan dengan cepat, saat itu security ikut mendekat menghampiri Ethan yang baru saja datang.“Saya sudah meminta Nyonya Naomi untuk pergi, tapi beliau tidak mengindahkan permintaan saya, Tuan.” Security itu langsung menjelaskan sebelum terkena amukan dari Ethan.Security itu langsung menundukkan kepala ketika melihat sorot mata Ethan yang begitu dingin ketika menoleh padanya.Ethan mengalihkan pandangannya dari security ke pintu mobil di sampingnya, lalu dia mengetuk kaca pintu mobil Naomi.Ethan sedi
Di sebuah kafe. Seorang wanita berusia tiga puluh tahunan masuk ke kafe itu dengan gaya anggun menuju ke salah satu meja yang ada di kafe itu.Wanita itu adalah teman Naomi, orang yang tadi mengambil foto Ethan dan Emma, lalu mengajak bertemu dengan Naomi di kafe.“Kamu mau membahas apa? Mengganggu kegiatanku saja,” gerutu Naomi saat menatap wanita yang baru saja tiba di hadapannya saat ini.Wanita itu meletakkan tas di kursi yang kosong, lalu duduk di kursi sampingnya sambil terus memulas senyum..“Kamu pasti tidak akan rugi mendengar apa yang akan kukatakan padamu,” ucap teman Naomi penuh percaya diri, “aku sengaja tak mengirim informasi yang kudapat lewat telepon, karena sepertinya tidak asyik.”Naomi mengerutkan kening mendengar ucapan sahabatnya.“Apa sebenarnya yang mau kamu katakan?” Naomi semakin penasaran.Teman Naomi tersenyum lalu dia mengeluarkan ponsel dan menunjukkan foto yang diambilnya tanpa izin.“Apa mantan suamimu sekarang berganti selera jadi suka sama pelayan? Aku
Setelah mendapatkan anting untuk Emma. Ethan mengajak Emma dan Ellen pergi ke fine dining yang ada di lantai teratas mall itu.“Kapan Papa mau kasih hadiah ke Ellen?” tanya Ellen saat sudah duduk di kursi bersisian dengan Emma.“Setelah Ellen makan, Papa akan membelikan apa pun yang Ellen mau,” jawab Ethan.Ellen tertawa senang. Dia menoleh pada Emma untuk menunjukkan betapa bahagianya dia saat ini.Emma memulas senyum. Dia menatap Ellen yang menggerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri, melenggok-lenggok karena senang.Saat Emma menoleh ke arah Ethan, tatapan mata Emma langsung bertemu dengan tatapan Ethan. Seketika ekspresi canggung terpajang di wajah Emma, lalu dia segera mengalihkan pandangan dari pria itu.Tak ada percakapan di meja makan itu, hanya sesekali terdengar Ellen yang berceloteh menceritakan apa yang dilakukan di sekolah.Pelayan akhirnya datang menyajikan makanan yang sudah dipesan. Ethan tidak membedakan makanan untuk Emma, apa yang dia makan, maka itulah yang Emma makan.
Ethan mengajak Emma dan Ellen ke mall. Mereka baru saja masuk mall, Emma berjalan di belakang Ethan yang menggandeng Ellen.Namun, tiba-tiba Ellen menghentikan langkah, yang membuat Ethan berhenti begitu juga dengan Emma.Ellen sedikit memutar tubuh ke belakang dan menatap pada Emma yang sudah memandangnya.“Kok Kakak Emma jalan di belakang, nanti hilang. Sini sama Ellen.” Ellen mengulurkan tangan ke arah Emma.Emma menatap Ellen yang menggerak-gerakkan jarinya yang menggantung di udara, lalu pandangan matanya beralih pada Ethan yang mengangguk padanya.Emma akhirnya menggapai tangan Ellen, lalu tangan gadis kecil itu menggenggamnya erat.“Nah, kalau gini, Kakak Emma tidak akan hilang, nanti Ellen nangis kalau Kakak Emma hilang,” celoteh Ellen lalu mengajak dua orang dewasa itu untuk kembali melangkah.Emma cukup terkejut mendengar ucapan Ellen, tanpa sengaja tatapan matanya tertuju pada Ethan yang kembali menoleh padanya.Buru-buru Emma mengalihkan pandangan dari Ethan pada Ellen ya
Saat siang hari. Emma berdiri di dekat ruang kelas menunggu Ellen selesai dengan kelasnya.Dia berdiri dengan tenang, sampai akhirnya Ellen keluar dari ruang kelas sambil berlari kecil mengarah pada Emma.“Kakak Emma, Miss kasih aku bintang lima.” Ellen mengayunkan langkah kecilnya sambil mengibas-ngibaskan kertas yang dibawa untuk diperlihatkan ke Emma.Emma langsung berjongkok untuk menangkap Ellen yang berlari. Begitu sampai di hadapan Emma, Ellen langsung menubrukkan tubuhnya pada Emma sambil tertawa keras.“Memangnya Ellen bikin apa sampai dapat bintang lima?” tanya Emma sambil mengusap punggung Ellen.Emma bisa mendengar napas berat Ellen karena berlarian dari kelas menghampirinya.Ellen melepas pelukan, lalu memperlihatkan kertas gambar yang mendapat bintang lima pada Emma.“Lihat, Ellen gambar ini, lalu dapat bintang lima. Gambar Ellen bagus, kan?” Kedua tangan Ellen memegang sisi kanan dan kiri kertas gambar itu, memperlihatkan hasil karyanya yang mendapat apresiasi dari guru