Share

21| Menyelinap ke Perpustakaan Rockwool

Eryk selalu merasa gelisah jika keluar pada siang hari. Saat malam, ketika menjelajahi kota mencari makanan dan persediaan atau sekadar berjalan-jalan, kegelapan melindunginya dari tatapan para manusia yang ingin tahu.

Bergerak di malam hari membuatnya lebih bebas di jalanan dan di sepanjang bubungan atap. Tapi, di darat di bawah cahaya menyilaukan sinar matahari, Eryk merasa terpapar.

Eryk harus menutupi kepalanya dengan tudung jaket dan berjalan dengan kepala tertunduk. Di sepanjang trotoar, Eryk terus melipat kedua lengannya ke dada. Seolah-olah, dengan begitu dia akan mampu menghalau pandangan orang pada keberadaan dirinya.

“Rockwool kota yang cukup luas,” gumam Eryk. “Jalan-jalannya diatur menyerupai kisi-kisi. Sayangnya, aku tak bisa membaca nama jalan. Karena beberapa ditulis menggunakan huruf-huruf asing yang aku tak mengerti.”

Seolah-olah Rockwool adalah sebuah kota fantasi yang tak ada dalam kehidupan nyata. Faktanya sela

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status