Alyssa dan Joker ditemani Wanda pergi untuk menemui sang Summoner Petir. Dia adalah seorang pria bertubuh tinggi besar dengan senjata tombak yang bisa memancarkan aliran listrik.Pria itu duduk berhadapan dengan Wanda di sebuah kafe. Sedangkan Alyssa dan Joker berdiri tidak jauh dari mereka, tapi tetap bisa mendengar percakapan keduanya.“Benarkah senjata yang dibuat oleh Iron telah membunuh Kayes?”Flash sang Summoner Petir terlihat sangat terkejut dengan informasi yang baru saja disampaikan oleh Wanda.Dengan muram, Wanda mengangguk. “Itu benar.”Tiba-tiba, Flash berdiri dan berteriak marah di hadapan Wnada.“Kenapa Kayes baru dibunuh sekarang? Apakah Iron bermaksud untuk menjebakku dan menjadikanku sebagai pelaku? Apakah Iron juga yang merebut roh summon tersegel itu dari tangan Sandra? Apakah dia yang membunuh Sandra waktu itu?”Wanda sangat geram. Dia pun berdiri tegak membelakangi jendela kafe dan menatap tajam pada Flash.“Kenapa kau bertanya itu padaku? Seharusnya, akulah yang
“Siapa kalian? Apa mau kalian? Turunkan aku di sini sekarang juga!” teriak Eryk.“Diam dan jangan banyak bicara!” ujar pria yang terus-menerus menyedot rokoknya sambil mengemudi. “Kau hanya perlu duduk diam di sana dan kita akan tiba di tempat tujuan.”Eryk terus memperhatikan jalanan yang mereka lalui. “Tapi, jalan ini tidak menuju ke rumahku atau ke pemakaman kakekku. Ke mana kalian akan membawaku?”Eryk mulai sadar bahwa dia sedang berada dalam bahaya. Dia mulai mencari ponsel di dalam tasnya. Akan tetapi, pria yang duduk di samping kemudi menarik ransel Eryk dan merebut ponselnya. Ketika Eryk akan melawan, sebuah tinju melayang ke wajahnya. Pandangan Eryk menggelap dan dia tidak ingat apa pun.Ketika Eryk tersadar sekitar tiga jam kemudian, dia sudah disekap di sebuah gudang tua terbengkalai. Eryk tidak tahu di mana dia berada saat ini. Seluruh pakaiannya telah dilucuti dan dia hanya mengenakan celana pendek miliknya. Tubuh Eryk sudah penuh dengan darah dan luka. Wajahnya lebam
“Eryk, sudah enam bulan berlalu sejak aku menemukanmu di tempat pembuangan akhir Rockwool. Kenapa kau masih terus menolak untuk mengikat perjanjian denganku? Aku akan memberimu kekuatan yang tak terkalahkan. Bukankah kau ingin balas dendam pada orang-orang yang telah menyingkirkanmu?”Eryk melirik pada White si burung hantu putih.“Kenapa aku harus percaya padamu? Aku cukup banyak belajar dari masa lalu untuk tidak menaruh kepercayaan pada siapa pun.”White mengepakkan sayap putih lebarnya untuk menyusul Eryk.“Tentu saja kau harus percaya padaku! Karena aku telah memberimu kesempatan kedua. Aku sudah menyelamatkanmu dari kematian. Aku juga yang memberimu kemampuan bisa berkomunikasi dengan burung.”Eryk muak. “Sepertinya aku perlu mempertegas hubungan kita. Kau sendiri yang memilih untuk menyelamatkanku lagi. Sebenarnya, kematian mungkin lebih baik untukku saat itu!”Eryk kembali melompat dari satu atap gedung ke atap yang lainnya dengan disaksikan mata perak rembulan dan White yang
“Brengsek! Apa itu tadi?” pekik Eryk sambil menghindari serangan.Sesuatu meluncur ke arah kepala Eryk. Benda itu memulur seperti cambuk panjang dan lentur tetapi tebasannya sangat menyakitkan seperti pedang.Slap!Kali ini, Eryk menghindar sedikit terlambat. Ujung cambuk itu menggores pipinya hingga berdarah. Setelah mengenai pipinya, cambuk yang terbuat dari sulur tanaman itu kembali ditarik masuk ke dalam telapak tangan seseorang yang berdiri menutupi ujung gang.“Siapa kau? Kenapa kau tiba-tiba menyerangku? Kau naskir padaku?” Eryk terlihat sangat kesal.Seorang gadis cantik berambut hitam sepinggang yang menggunakan pakaian qipao merah (gaun khas Cina) yang sudah dimodifikasi menjadi lebih kasual dan sedikit terbuka di bagian dada mengadang langkah Eryk. Entakan sepatu boot selututnya membuat Eryk sedikit gemetar.“Diam di sana kau, pembunuh!” teriak gadis itu.“Pembunuh? Siapa? Aku?” Eryk hampir menjerit dan juga ingin tertawa mendengar tuduhan itu.Perempuan itu berdiri dengan
“Kumohon, jangan!” Eryk berusaha mempertahankan hidupnya dengan segala cara tapi tenaganya terlalu lemah ketika dijerat dengan sangat kuat oleh sulur-sulur tanaman itu.Gadis aneh dengan sulur tanaman di sekujur tubuhnya itu masih duduk di atas kaki Eryk. Dia urung mencobloskan ujung tanaman berduri ke jantung Eryk. Dia malah mengeluarkan belati dan ingin memotong jari-jari Eryk yang terentang di permukaan aspal.Eryk tak bisa melihat White di mana pun. Kadangkala burung hantu itu datang menolongnya. Lebih sering tiba-tiba dia menghilang saat Eryk dalam keadaan terdesak. Rasa takut memompa ke dalam pembuluh darah Eryk.“Aku mati malam ini,” pikirnya berulang-ulang.Tapi, belati itu hanya tipuan untuk mempermainan Eryk.“Awas!” teriak si burung hantu tiba-tiba datang sambil menukik tajam. Dia mencengkeram kuat sulur tanaman yang hampir menembus jantung Eryk.Eryk setrika mendongak saat mendengar teriakan burung hantu itu yang terdengar sangat meremangkan tengkuk.Seseorang datang dari
Ketika Eryk melangkah ke salah satu atap bangunan berikutnya, dia tidak terlalu memperhatikan karena gelap. Seseorang tiba-tiba memukulnya dengan sebuah tongkat bisbol hingga Eryk tersungkur.White terbang berputar di atasnya tanpa suara. Dia hanya bisa melihat Eryk yang berguling-guling di atap bangunan. Terdengar langkah-langkah kaki bergegas menaiki tangga darurat tak jauh dari tempat Eryk terjatuh.Suara langkah kaki itu membuat Eryk seketika waspada. Ketika dia mencoba untuk bangkit sekelompok pria berpakaian serba hitam datang untuknya.Eryk berjuang mengayunkan kaki untuk berdiri dan lari. Akan tetapi, jemari kakinya terasa terbenam di dalam sepatunya yang berlubang. Ada sesuatu yang menghambat gerak Eryk. Dia menjadi kaku dan tak seluwes biasanya.Tempatnya berdiri terlindung bayangan. Tapi, dia bisa melihat dari berkas-berkas cahaya dari gedung-gedung di sekitarnya. Sejumlah pria berjajar di dekat dinding dan mengepungnya. Mereka semua berpakaian serba hitam dan mengenakan to
Eryk terbangun sambil menjerit. Keringat mulai mengering di dahinya dan lengannya merinding. Dia bisa melihat napasnya di bawah lapisan kain tenda yang membentang di antara dahan-dahan di atasnya. Selagi duduk, pohon itu berderit dan sarang tempatnya berbaring goyang sedikit. Burung hantu putih bergegas menjauh dari tangan Eryk.“Kebetulan,” gumam Eryk. “Ini pasti hanya kebetulan.”“Ada apa?” tanya White. Dia mendarat dari dahan di atas kepala Eryk dan menghampirinya di samping pemuda itu.Eryk memejamkan mata dan membayangkan cincin emas dengan simbol yang sangat khas pada jari pria pucat yang menyerangnya.“Katakan padaku, White. Bagaimana aku bisa kembali ke sini? Bukankah terakhir aku diserang di trotoar di tengah Kota Rockwool?”“Yeah, kau pingsan setelah segerombolan pria melemparkanmu dari ketinggian. Aku dan kawan-kawan berusaha menangkapmu dan mendaratkanmu di trotoar. Tapi setelah itu, kau menjerit-jerit ketakutan seperti orang gila dan setelah itu lagi kau kembali pingsan t
Suara alarm darurat dan sirine mobil polisi meraung-raung secara bersamaan hingga membuat kepala Eryk rasanya ingin meledak. Tiba-tiba dia lupa bagaimana cara keluar dari sana karena saking panik dan bingungnya.Tangan dan pakaian Eryk dipenuhi darah sang paman. Dia berlari menuju pintu, tapi sejumlah orang dengan langkah kaki berderap datang mendekat. Eryk mundur ketakutan. Dia mencari jalan lain dan melihat korden putih yang berayun-ayun seperti hantu yang pucat. Eryk menyibak korden dan mendapati pintu menuju ke balkon sedikit terbuka.Eryk membuka lebih lebar pintu kaca geser itu. Angin segera menerpa tubuhnya. Dia mendengar suara berisik dari balkon. Saat melangkah keluar, Eryk memergoki seseorang baru saja melompat dari sana.“Siapa itu?” pikir Eryk.Saat dia bersiap melompat dari lantai dua dan memburu orang yang baru saja kabur, dia mendengar pintu ruang kerja pamannya terbuka dengan keras. Sejumlah pengawal pribadi berdiri di sana dengan senjata api dan radio di tangan mereka