Share

Para Mantan

POV Hera

Terik matahari tepat di atas kepala begitu menyengat. Peluh mulai membasahi pakaian yang aku benci ini. Gamis dan hijab lebar mengurung lekuk indah tubuh yang aduhai, gerah menjalar ke seluruh badan.

Kuseka bulir bening yang membasahi dahi dengan ujung hijab hitam lebar, berhenti sejenak untuk mengatur napas yang mulai tersengal. Aku harus bergegas pulang sebelum es krim yang kutenteng mencair.

Rahman ternyata masih gila. Dia menyuruhku berjalan ke swalayan dan warung makan Mak Bawon, sedangkan letaknya saling berlawanan arah. Mana jauh lagi!

Untuk saat ini tak ada pilihan selain mengikuti kemauan pria depresi itu. Ada sesal menyusup dalam hati, kenapa aku harus menerima perjanjian sepihak itu.

Kuayunkan langkah lebih panjang agar cepat sampai, meski napas makin tersengal dan oksigen seolah sulit masuk. Tepat tiba di depan pagar, dari arah berlawanan terlihat mesin beroda empat menepi.

"Bukannya itu mobil Bobby?" gumamku sambil menghentikan langkah.

Mobil itu memasuki halaman
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status