Rebeca harus menahan nafas melihat Tyrone keluar dari kamar mandi. Tubuh bagian atas suaminya tidak tertutup apa pun, membuat inti miliknya memanas. Apalagi saat menatap wajah Tyrone yang kelihatan lebih segar. Tetesan air membasahi rambut dan tubuhnya. Dia harus menahan saliva karena tubuh sempurna suaminya tersebut.Tyrone mendekati Rebeca untuk mengambil pakaian yang sudah disiapkan istrinya, saat jari mereka bersentuhan, sesuatu seakan menarik keduanya untuk saling mendekat.Entah siapa yang memulai, tiba-tiba bibir mereka sudah menyatu dan saling melumat dengan lembut dan menggoda. Tangan Rebece mencengkeram kuat pakaian Tyrone yang dia bawa. Tanpa berniat untuk menghindar, menyambut lumatan bibir Tyrone dengan senang hati.Tyrone tidak bisa menahan gairahnya lagi saat menyentuh jari Rebeca. Dia mengecup sekejap bibir istrinya dan ternyata wanita itu tidak menghindarinya, Rebeca malah tersenyum seolah menyukainya.Mendapat lampu hijau, Tyrone langsung melumat bibir istrinya yang
Paginya jeritan suara wanita mengagetkan tidur Geofrey. Saat membuka mata, Geofrey tidak menemukan istrinya di dalam pelukannya. Dia langsung beranjak dari ranjang dan berlari ke sumber suara tersebut.Geofrey terkejut saat istrinya berdiri di depan pria yang hanya menggunakan celana boxer seperti dirinya. Bahkan tubuh bagian atasnya tampak terbuka. Letichia masih berdiri dengan menutup muka.“Tyrone, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Geofrey dengan nada tinggi.Goefrey langsung menarik tubuh istrinya dan mendekapnya. Rahangnya mengeras karena Letichia hanya menggunakan jubah tidur, mengingat malam panas yang mereka lalui. Beruntung tubuh istrinya terlindungi oleh jubah tidur itu.Letichia bisa bernafas lega, saat masuk ke dalam dekapan suaminya dan merasa terlindungi.“Aku numpang tidur di sini,” ujar Tyrone santai.“Pakai bajumu, jangan membuat istriku takut karena penampilanmu itu,” kata Geofrey yang geram pada unclenya sendiri.“Maafkan aku. Aku tidak tahu jika kalian sedang b
“Rebeca sangat marah saat tahu kenyataan yang sebenarnya. Dia merasa kami membohongi dirinya, berniat menjualnya padamu hanya untuk uang,” kata Mama Rebeca menjelaskan kondisi Rebeca.“Dia selalu menyimpulkan sesuatu terlalu cepat dan menyakiti dirinya sendiri dengan pemikirannya,” ujar Tyrone.“Kami harus bagaimana, Nak? Aku dan Ronald tidak ingin merepotkanmu dengan sikap manja Rebeca. Jika memang dia terus bersikap keras, kamu boleh menceraikannya.”“Apa yang Mama katanya? Jika kami menikah untuk bercerai, maka dari awal aku tidak akan menikahinya.”“Tapi kamu akan tersakiti dengan sikap Rebeca.”“Tenang saja aku masih bisa menanggungnya, jangan pikirkan aku. Rebeca jauh lebih memerlukan perhatianmu. Apakah Mama membutuhkan Rebeca untuk menemani Mama selama masalah Papa belum selesai? Dia bisa tinggal di sini sementara waktu,” ujar Tyrone.“Tidak, Rebeca harus ikut bersamamu. Dia sekarang adalah istrimu dan kamu harus membawanya pulang ke rumah kalian. Masih ada beberapa pelayan ya
Dia melanjutkan langkah kakinya menuju kamar, langkah terhenti saat mendengar bunyi barang berjatuhan dan gelas yang pecah dari dalam kamar Tyrone. Terdengar jelas jika pria itu sedang menghancurkan apa pun yang ada di dalam kamar tersebut.Tangannya sudah terulur untuk membuka pintu kamar Tyrone, tapi seketika dia mengurungkan niatnya karena tahu kesalahan yang dia perbuat. Dia berlari masuk ke kamar lalu menutup pintunya rapat-rapat.Dari balik pintu dia duduk di lantai dan menangis sambil menyentuh pergelangan tangannya yang masih terasa sakit karena cengkraman tangan Tyrone.Malam itu ada dua hati yang terluka karena satu sama lain tidak saling percaya, maka ketulusan hati pun tidak akan terlihat. Mereka hanya bisa saling melukai satu sama lain.Pagi harinya, Rebeca bangun saat pelayan yang sama yang dulu melayaninya masuk ke kamar. Dengan pertanyaan yang sama seperti yang dulu dia tanyakan pada wanita itu, Rebeca menanyakan nya kembali.“Apakah Tyrone sudah bangun?”“Sudah Nyonya
“Aku akan melihat persiapan Rebeca lebih dulu,” kata Tyrone pada Mamanya.“Dia pasti sangat cantik, semoga kamu bahagia bersama Rebeca, Sayang.” Doa Kaneesa untuk putra tunggalnya.Tyrone berjalan menuju kamar Rebeca dengan senyum yang terkembang. Dia tidak menyangka jika akhirnya bisa menikah dengan Rabeca, wanita yang sering membuatnya hilang kendali.Saat ingin masuk ke rumah, mata Tyrone menangkap Rebeca dengan membawa tas di tangan. Wanita itu keluar dari rumah dengan mengendap-endap seperti pencuri.Mengetahui hal itu, senyum Tyrone seketika menghilang, rahangnya mengeras marah. Dia sadar jika Rebeca sedang berusaha melarikan diri dari pernikahan mereka.Setelah Rebeca naik taksi, Tyrone mengambil mobilnya lalu mengikuti taksi yang membawa wanita itu. Dadanya terasa sesak melihat taksi itu pergi menuju ke bandara. Tangannya mencengkeram kuat kemudi mobil untuk menahan rasa marah yang menghentak.Tyrone mengikuti langkah Rebeca saat memasuki bandara. Dia ingin tahu mau ke mana wa
“Bagaimana jika kita menonton film? Aku mempunyai koleksi banyak film,” Tyrone memberi saran.“Sepertinya itu ide yang bagus, dari pada aku harus mendengarmu mendongengkan sesuatu,” Rebeca menyetujui.“Baiklah kalau begitu,” jawab Tyrone yang kemudian mendekat ke arah Rebeca, tangannya terulur untuk menggendong wanita itu.“Apa yang kamu lakukan?” bentak Rebeca sambil berusaha menghindari tangan Tyrone yang terulur.“Menggendongmu, memangnya kamu bisa berjalan sendiri?”“Tentu saja aku bisa berjalan sendiri, aku hanya bilang kakiku terasa nyeri jika berjalan. Bukan berarti aku tidak bisa berjalan.”“Itu terlalu lama, aku hanya menggendongmu sebentar untuk membawamu ke sofa depan TV,” tegas Tyrone yang tidak mau dibantah.Rebeca memutar bola matanya kesal karena sikap Tyrone yang suka sekali memaksa, dia pun akhirnya mengikuti perkataan pria itu dengan melingkarkan tangan ke leher Tyrone.Dengan mudah Tyrone menggendong dan membawanya ke ruang tengah apartemen. Pria itu meletakkannya d