Seharian itu pun Kaneesa tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya, pikirannya masih dipenuhi oleh Buck. Sampai malam hari, banyak pekerjaan yang tidak terpegang membuatnya harus pulang larut malam.Kaneesa tidak mungkin menyelesaikan semua pekerjaannya malam ini. Dia memutuskan untuk pulang dan menyelesaikannya besok pagi. Kekesalan Kaneesa bertambah, saat dirinya keluar dari gedung dan ternyata hujan deras menyambutnya.Karena sudah terlalu malam, tidak mungkin dia menunggu hujan reda untuk pulang. Akhirnya dengan mobilnya, dia menerobos di tengah hujan.Selama perjalanan mata Kaneesa sedikit terganggu dengan derasnya air hujan yang mengguyur, jarak pandang menjadi sangat terbatas. Tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah mobil terlihat kehilangan kendali.Kejadian itu sangat cepat, bahkan Kaneesa tidak sempat untuk menghindar. Sebuah tabrakan tidak bisa dia hindari.Decit suara rem mobil, terdengar di telinga. Hantaman keras bisa Kaneesa rasakan. Mobilnya berputar cepat beberapa k
Menjelang dini hari Kaneesa sampai di kediaman Pieere. Saat semua masih terlelap tidur, dia masuk ke kamar. Tubuhnya remuk redam karena aktivitasnya bersama Buck. Dia tidak menyesali apa yang telah dilakukan karena itu adalah kenangan indah yang tidak akan dia lupakan.Mulai sekarang, Kaneesa akan mengunci rapat-rapat hatinya. Dia sudah membuat Keputusan dan akan menerima semua konsekuensinya meski harus hidup dalam penyesalan.Dua hari setelah acara gathering, Kaneesa tidak masuk ke kantor. Dia membutuhkan waktu untuk berdiam sejenak dan menyiapkan diri jika bertemu dengan Buck.Setelah memantapkan hati, hari ke tiga dia pergi ke kantor karena tidak mungkin meninggalkan pekerjaannya terlalu lama, banyak tanggung jawab yang harus dia kerjakan. Aaron akan kewalahan jika dia tidak bisa segera menemukan karyawan yang dibutuhkan.Hari pertama masuk kerja, Kaneesa bisa bernafas lega karena seharian tidak bertemu atau berpapasan dengan Buck. Hari ke dua pun tetap sama sampai hari berikutnya
Saat tiba di hotel, tampaknya ada sedikit keramaian di bar. Kaneesa melewati bar tersebut begitu saja karena tidak mau mencampuri urusan orang lain. Dia langsung menuju meja resepsionis untuk menanyakan ponselnya yang tertinggal di kamar.Beruntung petugas penginapan yang membersihkan kamarnya menemukan ponsel tersebut dan menyerahkannya ke pihak hotel. Sehingga saat Kaneesa menanyakan ponselnya, mereka langsung menyerahkan ponsel tersebut tanpa prosedur yang rumit.Setelah mendapatkan ponselnya, Kaneesa berniat langsung pergi, tapi keramaian di bar menarik perhatiannya. Saat menoleh ke arah bar, dia melihat Buck sedang membuat masalah di sana. Pria itu sepertinya sudah kehilangan kendali karena terlalu minum banyak.Saat pihak keamanan membawanya keluar dari bar, Buck benar-benar dalam keadaan kacau. Kaneesa yang melihatnya merasa tidak tega membiarkan Buck begitu saja.“Permisi, biar saya yang membawanya ke kamar. Dia adalah teman saya,” ujar Kaneesa pada petugas keamanan yang memba
Suatu pagi, Kaneesa terkejut saat seseorang mengetuk pintu kamarnya. Dia beranjak dari ranjang dan terkejut mendapati Aaron berdiri di depan kamar dengan wajah yang terlihat tidak tidur semalaman.“Ada apa Aaron?” tanyannya.“Bisakah kamu menggantikanku sebagai wakil dari perusahaan Pierre untuk acara gathering nanti? Semalam Leonard panas tinggi dan rewel, aku dan Olivia tidak tidur sama sekali,” terang Aaron.“Bagaimana keadaan Leonard sekarang?” tanya Kaneesa khawatir.“Sekarang panasnya sudah turun. Dia sudah bisa tidur beberapa jam yang lalu. Aku tidak bisa meninggalkan Olivia untuk menjaga Leonard sendiri soalnya Olivia juga kurang istirahat,” kata Aaron.Kaneesa berfikir sejenak untuk mempertimbangkan apakah dia bisa menggantikan Aaron atau tidak. Beberapa hari yang lalu, dia sudah bilang tidak bisa ikut gathering karena dilakukan di luar kota selama tiga hari dua malam, sedangkan dirinya sedang tidak ingin pergi ke mana pun.Sekarang Leonard sedang sakit, tidak mungkin dia mem
“Tidak mungkin itu dirimu,” ujar Kaneesa yang tidak bisa menahan air matanya lagi.Tubuhnya seakan melemah tidak bertulang. Pria bertopeng yang selama tidak pernah hilang dari pikirannya ternyata adalah Buck. Takdir seakan sedang mempermainkannya. Disaat dia sudah memantapkan hati untuk memilih Jaime, tiba-tiba pria dari masa lalunya datang dan dia adalah Buck.Dengan cepat Buck menarik tangan Kaneesa dan membawanya ke ruang kosong. “Kenapa aku tidak pernah mengenalimu? Wanita yang selama ini aku cari ternyata ada di depan mataku,” kata Buck, merasa dirinya sangat bodoh.Buck memeluk pinggang Kanessa dan membuat tubuh wanita itu menempel erat pada tubuhnya. Dengan rasa yang membucah, Buck melumat bibir Kaneesa. Kaneesa yang merasakan hal yang sama, menyambut lumatan bibir Buck. Mulutnya terbuka mengizinkan pria itu menjelajahinya, Kaneesa terengah saat Buck menciumnya rakus.Bibir manis Kaneesa bisa Buck rasakan kembali. Tangannya mengusap leher Kaneesa, membuat kulitnya meremang. Tub
Mobil ketiga menjadi sorotan banyak media, Nicholas yang tampan dan gagah, turun dari mobil. Tubuhnya kemudian membungkuk kembali untuk menggendong dan menurunkan putrinya. Athena terlihat sangat cantik dengan gaun warna merah muda kesukaannya.Saat Nicholas sedang membantu istrinya yang sedang hamil keluar dari mobil, tangan mungil Athena memegang erat celana Papanya. Laura akhirnya turun dan sontak membuat para wanita iri. Dia benar-benar anggun dengan pakaian yang tidak mencolok. Apalagi dengan perutnya yang sedikit buncit, membuatnya tampak menggemaskan. Nicholas masuk ke gedung dengan menggandeng kedua wanita yang dicintainya.Menyusul di belakang ada Austin yang turun dari mobil. Wajahnya tampak segar dan tampan, dengan sangat lembut dia membantu istrinya yang hamil tua untuk turun dari mobil. Bahkan tanpa segan membantu Gabriella memakaikan sepatu.Gabriella tidak bisa lama-lama memakai sepatu karena kakinya sedikit bengkak akibat kehamilannya. Saat turun dari mobil, dia tidak