Rao Guohoa melesat menghilang dengan membawa Shen Yang bersamanya. Dari caranya berkomunikasi dengan si pendekar Ahli beraura biru, gelombang air laut yang menghantam rombongannya itu sepertinya adalah rencananya sendiri. Rencana yang dibuat untuk mengeliminasi Feng Yaoshan, mungkin saja. Sebab nyatanya, ketika gelombang tsunami telah usai hanya ada dua orang yang tak muncul dari dalam lautan. Dua orang tersebut adalah Feng Yaoshan beserta satu kasimnya. “Bagus. Dengan begini, tak akan ada yang tahu jika gadis bangsawan ini telah sekarat!” ujar Rao Guohoa ketika matanya menoleh ke belakang dan sempat melihat tak adanya tanda-tanda kemunculan Feng Yaoshan. Harga kepala Shen Shen dalam keadaan hidup dibandrol 100 kali lipat lebih mahal ketimbang harga jasadnya yang tak bernyawa. Dan bisa jadi, kalau sampai ada yang membocorkan bahwa gadis itu tak bangun dari pingsan selama seminggu, harga kepala Shen Shen akan diturunkan. Sebagai pemuda yang terlanjur cinta mat
Sore menjelang senja itu, Zhou Fu dan Yang Zi memutuskan untuk berjalan-jalan keluar dari penginapan. Meski si nenek terlihat agak kecewa karena tak satupun kudapannya dimakan tamu-tamunya, ia masih merasa cukup beruntung karena ada satu kuda hitam yang akan menjadi miliknya.“Mereka tak akan pernah kembali lagi ke sini! Hik hik hik!” tawa nenek tersebut menyeringai melihat dua punggung anak-anak muda yang berjalan kian jauh dari kediamannya.Beberapa menit bejalan, Zhou Fu mulai merasakan kumpulan aura pekat yang datang dari arah keramaian tepi sungai Juda. Sepertinya apa yang dibicarakan orang-orang tentang sungai Juda memang ada benarnya. Orang-orang yang berlalu lalang baik itu para penjual makanan ataupun anak-anak dan perempuan, nyatanya semuanya memiliki warna aura.Dalam keadaan normal, warna aura baru muncul setelah seseorang menguasai
Perjalanan menyebrangi sungai Juda memakan waktu sekitar satu jam. Selama satu jam tersebut Zhou Fu dan Yang Zi telah mencuri dengar begitu banyak informasi tentang Shen Shen yang akan dibawa ke markas Kelelawar Merah. Dari pembicaraan Feng Yaoshan, diketahui bahwa markas Kelelawar Merah hanya berjarak sekitar sepuluh mil dari sungai Juda, dan terhitung lebih dekat daripada yang dipikirkan oleh Zhou Fu sebelumnya.Di markas pusat tersebut, setidaknya ada sekitar seratus ribu anggota organisasi yang hidup membentuk satu pemukiman layaknya sekte. Untuk memasuki area tersebut, seseorang haruslah memiliki lencana anggota Kelelawar Merah atau lencana khusus yang mereka keluarkan untuk tamu-tamu tertentu yang sudah mereka kehendaki. Tanpa lencana tersebut, seorang tamu tak akan bisa melewati gerbang masuk ke markas organisasi mereka.Kabar baiknya, Feng Yaoshan memiliki lencana khusus sementara kabar bur
Dari sebuah tempat yang tak terlihat, Yang Zi dan Zhou Fu bersembunyi. Mereka sedang mengawasi kereta kuda Feng Yaoshan yang telah tiba kembali di Biro Pengawal Juda sebelum tengah malam. Kedatangan kereta kuda itu cukup membuat dada Yang Zi berdegup kencang sebab itu adalah untuk yang pertama kalinya dia memiliki kesempatan untuk bisa bertemu dengan saudarinya setelah berbulan-bulan terpisah.Akhirnya, Feng Yaoshan keluar dari kereta dan turun dengan menggendong seorang gadis di punggungnya. Gadis itu nampak terkulai lemah dengan jari-jemari terlihat putih pucat. Suhu tubuh Shen Shen pun sudah seperti jasad yang baru saja kehilangan ruhnya. Andai saja hidung Shen Shen tak sedang bernapas, tentu wajah Feng Yaoshan tak akan seriang itu.“Tenang, Shen Yang-ku, sebentar lagi aku akan membawakan tabib terbaik untukmu. Kau akan selamat, dan kita berdua akan hidup bahagia selama-lamanya!” ucap Feng Yaoshan pelan, sembari mengusap-usap punggung tangan Shen Shen ya
Kalimat yang keluar dari mulut Shen Shen telah berhasil membuat Yang Zi dan Zhou Fu tertawa lega. Bahkan, Feng Yaoshan yang tadinya berada dalam keadaan setengah sadar pun kini terlihat berusaha bangun dan nampak ingin menyampaikan sebuah kalimat.“Shen Yang-ku tidak boleh kelaparan. Beri dia makanan yang banyak, cepaat…” ucap Feng Yaoshan dengan terbata-bata.“Tidak. Dia belum boleh diberi makanan!” jawab Zhou Fu seraya menyalurkan aliran tenaga dalam ke tubuh Shen Shen, “tubuhnya masih terlalu lemah. Kemungkinan ia bahkan belum kuat mengunyah. Akan berbahaya jika ia tersedak makanannya sendiri. Aku akan memulihkan tenaganya dulu.”“Kakak, apa yang bisa kubantu? Apakah kakak Zhou memerlukan sesuatu?” tanya Yang Zi pada Zhou Fu. Ia memang tak terbiasa untuk diam dan melihat saja, jika tangannya bisa membantu sesuatu maka gadis itu pasti akan senang memberi bantuan.“Kau bisa memberi pertolongan
“Fu’er, tidak bisakah kau menyingkirkan makhluk ini dariku?” ucap Shen Shen seraya memundurkan kepalanya untuk membuat jarak dari Feng Yaoshan. Ketika masih di Dengguang, Shen Shen menunjukkan sikap hangat dan hormatnya pada Feng Yaoshan, tetapi setelah dari pulau Yimin, agaknya terjadi sesuatu dan Shen Shen terlihat sudah tak menghormati kakak tingkatnya itu.“Shen Yang-ku, aku sudah meminta maaf seribu kali soal hal itu. Ayolah, itu hanya kesalahan kecil,” dua telapak tangan Feng Yaoshan menyatu layaknya seorang berdoa, ia memohon gadis itu memaafkan kekhilafannya beberapa hari lalu.Zhou Fu mengerutkan alis melihat dua orang manusia yang sedang berisik di depannya. Saat itu mereka masih duduk melingkar menghadap meja makan, beristirahat sejenak untuk memberi waktu bagi perut memproses makanan,”Kesalahan? Shen Shen, dia berbuat buruk padamu?” tanya Zhou Fu.Pada saat yang bersamaan, Yang Zi dan pengawal Feng Yaos
“Yang Zi, bawa Shen Shen menjauh dank au tuan muda manja, lindungi pengawalmu!” perintah Zhou Fu ketika lawannya mulai menyesaki ruangan tersebut dengan aura membunuh yang kental. Orang yang menguasai kurang dari 100 lingkaran tenaga dalam akan merasa tercekik lehernya jika tetap berada di ruang tersebut. “Baik!” jawab Yang Zi dan Feng Yaoshan secara bersamaan, mereka lantas bergegas mencari jalan keluar lewat pintu belakang. “Aku akan mengurangi separuh lebih dari seranganku agar kau tak mati terlalu cepat. Kukira bocah congkak sepertimu perlu diberi pelajaran yang tak sebentar!” Wei Sihao nampak membuat gerakan pelemasan tangan, sepertinya ia sedang mengatur kekuatan agar daya rusak yang dihasilkan jurusnya tak langsung mematikan lawannya. Tentu ia berharap bisa membunuh Zhou Fu dengan perlahan-lahan. “Aku menyarankanmu untuk menggunakan seluruh kekuatan yang kau miliki, Paman congkak. Jika perlu, tambah dua kali lipatnya sekalian!” Zhou Fu menimpali, ia ju
Wei Sihao menjadi sosok pendekar dari golongan hitam yang selalu membuat lawannya menggigil ketakutan. Minimnya pendekar-pendekar yang mampu mencapai tingkatan tenaga dalam di aura merah membuatnya selalu mengalami kemenangan dalam setiap duel dengan pendekar-pendekar lain. Tak hanya di Caihong, nama Wei Sihao juga cukup dikenal di daratan Shamo dan daratan Bingdao yang bahkan lokasinya cukup jauh dari daratan Caihong.Itulah mengapa, Wei Sihao memiliki keyakinan di atas 100% untuk bisa mengalahkan rombongan Feng Yaoshan ketika Liu Chang menantangnya. Tak hanya sebuah tantangan, Liu Chang setidaknya telah berjanji untuk menggelontorkan sebagian pasukan Kelelawar Merah guna membantu pergerakan Wei Sihao yang berniat menguasai daratan Bingdao. Tentu saja, Wei Sihao tak pernah menyangka jika akan bertemu dengan pendekar dengan level yang sama dengannya, atau bahkan kekuatan musuhnya itu berada di atasnya, ia tak begitu bisa mengira-ngira.“Sial! Apakah Liu Chang sen