Seperkian detik, Amber menyerang Steve. Dia melakukan lompatan setengah meter seraya kaki kanannya menderu. Menyusul kaki kiri berputar seratus delapan puluh derajat.Dua serangan itu berhasil dihindari Steve yang menggeserkan badannya. Tetapi, belum lagi dia membalas, Amber sudah bergerak. Tangan kanannya mengarah ke ulu hati Steve.Sontak Steve mencoba menutup dengan mengibaskan tangannya. Namun, pukulan Amber memang tidak akan pernah sampai pada sasarannya. Karena, itu hanya pancingan belaka.Steve menyadari hal itu dan melompat mundur. Sayangnya, kepalan tangan kiri Amber melayang deras tepat menghajar pelipisnya, ditambah lagi satu tendangan mengenai perutnya membuat dirinya terhuyung."Hahaha.. kondisi sadar atau tidak kau yang terbaik!"cibir Steve menstabilkan tubuhnya. Lalu Tangan kanannya siap menggedor kepala Amber.Amber bergeming, dia cepat bergerak ke arah kiri. Lalu, menghantamkan pukulan ke wajah Steve. Dilanjutkan tendangan memutar dengan kaki kirinya, membuat pemuda
Pria tua itu mengambil napas panjang sebelum melanjutkannya,"Sementara yang terjadi pada Amber adalah kasus yang berbeda!"."Jiwanya masuk ke kedalaman yang luar biasa. Ujung alam bawah sadar di sebut alam Syakukyou. Disana, sakit bukan kepalang, rasanya aliran kuat sedang memasuki isi kepala. Diteruskan dengan seperti ada yang melahap dari dalam. Seolah merusak jiwa, menahan segala rasa sakit, itu merupakan bukti telah meraup kekuatan dahsyat!""Menurut prediksiku, dengan kekuatan tersebut Amber tak sadar telah membangunkan jiwa lain yang disegel oleh seseorang di dalam dirinya. Bisa di pastikan kalau dia belum sempurna menguasai tenik beladiri Gyaku tahap akhir!" jelas Jack panjang lebar.Dia memberi isyarat kepada anaknya untuk membawa Amber ke kamarnya.Setelah menyanggupi, Steve membopong Amber dan meninggalkan tempat itu.Sore harinya, jam lima tepat...Seorang laki-laki berusia sekitar dua puluhan tengah duduk diatas kursi.Tubuhnya kurus dengan rambut agak gondrong. Matanya
Mereka berdua mundur karena di dorong oleh datangnya Jack bersama Soe dan Joe. Steve tampak tak puas. Tetapi, tidak berani berbuat apa-apa lagi, terutama setelah mendengar Jack berkata, "Satu tindakan saja melihat kalian bertarung lagi, aku akan menjadi lawan kalian sekarang!" Tak terpacaya apa yang di lihat semua orang. Bahkan Steve yang di sebut penggila perang, tubuhnya bergetar. Setetes keriangat ikut terjatuh melewati keningnya. Belaian angin menyisir lembut rambut Amber. Dia tidak peduli dengan peringatan Jack, memasang kuda-kuda siap untuk menghadapi sang Master. Sekujur tubuh Jack mengeluarkan aura yang sangat berat. Udara di sekitanya juga terasa pengap. "Huahaha..! Apa, anak muda? Kau bahkan lebih bodoh dari yang terlihat!" "Apa aku terlihat seperti orang sekecil itu? Kau mengatakan sebelumnya, bukan! Jika aku meminta air, kau pasti akan memberiku air, kan!" kata Jack. "Lalu, apa?" "Artinya, aku akan m
Pagi ini Amber dan Jack mulai melakukan perjalanan ke suatu tempat yang terletak di belakang kediaman Verbegens. Beruntung anak muda itu tidak kesiangan, karena semalam beberapa kali mengadakan pertempuran dengan Steve hingga kelelahan. Sementara, Steve masih bermalas-malasan di tempat tidurnya. Padahal, Jack sudah berkali-kali membangunkannya. Sejauh mata memandang, hanya ada pepohonan yang menjulang tinggi. Percikan kuning yang terlihat di langit, menjadi pertanda bahwa malam akan berganti dengan siang. Kabut tipis yang berada di pucuk pohon, kian memudar seiring waktu. Siang akan segera datang, dan Amber tidak tahu mau dibawa kemana oleh Jack. Sebab, tepat pukul empat pagi, saat Amber terlelap dalam tidur, Jack tiba-tiba membangunkannya. Katanya Amber harus menjadi lebih kuat agar mampu menaklukan Monster yang berada didalam tubuhnya. 'Tapi, aku sama sekali tidak mengerti! Monster? Di tubuhku?' 'Yang jelas, kau ikut aku!'
Siang hampir menjelang malam.Amber tak sempat makan hari ini karena terlalu fokus pada latihanya."Sudah cukup!" kata Jack.Namun Amber tidak bergeming, matanya masih terpejam dalam kondisi meditasi."Apa kau akan terus berlatih dengan perut kosong? Mari kita kembali ke sungai yang tadi. Mencari makan lalu istirahat!" imbuh Jack lagi.Amber membuka matanya, dia tidak menolak ajakan Jack, sebab perutnya sudah keroncongan.Keduanya pun beranjak pergi ke sebuah perbukitan yang sedikit berumput, beserta sungai yang tidak cukup jauh dari persinggahan mereka."Apa kita akan bermalam di sini?" tanya Amber."Tidak ada pilihan lain. Setidaknya kita bisa beristirahat untuk malam ini!""Anda bercanda? Di tempat ini?" Amber kaget dengan pernyataan Sang Master."Ya! Aku tidak tahu latihanmu mengendalikan Qi akan membutuhkan waktu lama atau tidak! Sebab itu, kita akan menghemat jarak dengan bermalam di sini!" ucap Jack."Sebelu
Amber merasa ada tepukan tangan di wajah, yang mengganggu tidur nyenyaknya."Aaah.. aku masih ngantuk, jangan ganggu!""Bangun! Cepat bangun bocah!"Mendengarnya, Amber langsung membuka kedua mata. Dia sangat mengenali suara itu. Dilihatnya, Jack Tampak memengang sesuatu."Bagus! Karena kau sekarang sudah terbangun, mungkin ini tidak di butuhkan lagi?" imbuh Jack seraya melempar botol berisi air. Sepertinya, dia akan mengguyur Amber jika tidak bangun.Mengeluarkan aliran Qi untuk membalut tubuh membutuhkan konsentrasi tinggi. Jika Amber tidak berhasil menguasainya, maka sebelum sampai di gua bawah tanah Yultim, dia akan mati dilalap panasnya aliran Qi gunung Yultim, disepanjang perjalanan masuk ke gua.Dengan duduk bersila ditambah mata tertutup, Amber tampak antusias dalam latihannya."Konsentrasi, Amber!" kata Jack sembari mengawasinya.Amber mulai mengalirkan energi dalamnya ke seluruh badan. Aura yang keluar darinya tampak
Seperti malam-malam kemarin, Amber memakan buah pisang yang ditemuinya waktu lalu. Dia selalu menyantap makanannya dibawah pohon besar."Huaah! Masih saja sulit untuk terbiasa memakannya!""Aku tidak tahu, seberapa banyak yang telah aku makan?""Dihitung dari pertama memakan buah ini, aku telah menghabiskan sekitar tujuh pohon!"Amber merasa kekenyangan, perutnya buncit seperti orang yang mengandung tiga bulan. Dia pun bermalas-malasan, merebahkan tubuhnya di atas tanah hingga terdengar suatu seruan, mengusik ketenangan."Kau sedang apa? Mengapa tubuhmu begitu?" tanya Jack menggema. Kedua bola matanya membulat besar.Firasatnya benar, Jack terkejut melihat ke arah depan. Dia tertegun ngeri karena melihat pemandangan yang sangat buruk, yang belum pernah dilihatnya."Master? Kenapa anda kemari?" kata Amber terbelalak kaget."Karena kau bocah!" Jack menghampiri Amber, lalu menampar wajahnya."Apa ini?" tanya Amber merasa he
Pernyataan anak muda itu, membuat Jack tersenyum misterius. Entah apa yang ingin disampaikannya lewat mimik wajahnya. Yang pasti, itu belum bisa diungkapkan kepada Amber."Anda mau kemana, Master?""Aku ingin menenangkan diri sebentar. Kau juga sebaiknya cepat istirahat!"Jack kembali ke tempatnya...Didepan perapian, raut muka pria tua itu menunjukan ekspresi tidak percaya. Dia tahu buah yang dimakan muridnya bisa berakibat fatal pada tubuh si pemakannya. Tetapi nyatanya, Amber seolah- olah bisa menetralisir bahaya dari buah tersebut.'Itu tidak mungkin?''Dia memakan buah pohon Pyacu selama dua puluh dua hari! Namun, mengapa tubuhnya tampak biasa?''Hanya saja tubuhnya memancarkan Qi yang tidak biasa! Mustahil dia masih bisa bernafas?'Isi kepalanya terus berputar, memikirkan kondisi Amber yang telah memakan buah terlarang.Sementara, diwaktu yang sama. Terlihat dua sosok bayangan tengah mengawasi Amber dari dekat.