Zayn terlihat mengangkat jam ditangannya, bukan untuk melihat waktu, melainkan melihat berapa dalam sudah mereka menyelam. Di jam itu tertera angka 225 meter. Artinya mereka sudah menyelam sejauh 225 meter. Di kedalaman ini, memang cahaya matahari perlahan-lahan memudar dan laut pun menjadi gelap.
“Gunakan lampu penerang!” terdengar suara Surya dihelm pelindung masing-masing. Dan hampir bersamaan kelimanya saling mengangkat tangan dan memperhatikan jam tangan yang ada ditangan mereka.
Tombolpun ditekan.
Debh! Debh! Debh! Debh! Debh!
Sekujur tubuh kelimanya tampak mengeluarkan sinar kuning keemasan yang terang, sinar ini berasal dari warna keemasan dari Zentai Bodysuit yang mereka kenakan. Sehingga kini gabungan sinar keemasan yang keluar dari kelimanya membuat tempat disekitar kelimanya menjadi terang benderang.
Terlihat kini bagaimana ratusan ikan berbagai jenis yang biasanya hidup didalam kegelapan tampak berenang menjauh karena silau akan cahaya yang datang kearah mereka. Bahkan seekor gurita yang berukuran cukup besarpun tampak berenang menjauh saat terkena sinar lampu tersebut.
“Ayo!” Surya lebih dulu berenang kedepan, disusul yang lain mengikutinya. Kini kelimanya kembali melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda. Semakin jauh mereka menyelam, mereka semakin menyadari kalau tidak lagi melihat tumbuhan, yang tampak hanyalah permukaan tanah gersang seperti permukaan bulan. Sampai disini pikiran mereka masing-masing mulai merasa penjelajahan selanjutnya hanyalah akan berisi air laut yang tak kunjung habis.
Sambil terus menyelam, Zayn terus melirik kearah jam ditangannya untuk memantau kedalaman mereka menyelam, saat ini di layar jam telah menunjukkan lebih dari kedalaman 300 meter.
Kegelapan benar-benar menyelimuti pemandangan yang ada didepan sekarang setelah memasuki kedalaman 300 meter.
“Kita akan memasuki kawasan yang disebut twilight zone, ini adalah perbatasan laut dalam dan laut atas” terdengar suara Surya menjelaskan.
Tidak hanya gelap gulita, tekanan di sini juga mencapai titik berbahaya. Untunglah pakaian selam yang Surya dan yang lain kenakan sangat canggih sehingga tidak memiliki pengaruh apapun juga. Padahal seharusnya mereka yang menyelam dikedalaman ini bisa dikatakan sepeti merasakan beban layaknya 200 mobil diletakkan di atas tubuh kita. Ini hanya tiga persen dari perjalanan menuju laut dalam.
Semakin jauh menyelam, semakin banyak ikan-ikan laut dalam yang terlihat menjauhi mereka, saat Zayn melihat kedalaman yang saat ini mereka jelajahi telah mencapai kurang lebih 600 meter. Di kedalaman ini, ikan-ikan yang masuk ke golongan laut dalam bisa memahami makna cahaya. Makhluk hidup di sana paham jika cahaya adalah benda mewah atau sesuatu yang menarik perhatian. Oleh karena itu 90 persen makhluk hidup di sini berevolusi, menggunakan bioluminesensi untuk menciptakan cahaya. Kemampuan tersebut digunakan untuk berkamuflase dari cahaya matahari, hingga menakuti dan membingungkan lawan.
Lebih ke dalam lagi, mereka mulai melihat salju di laut, seperti halnya Zayn dan yang lainnya, kitapun pasti bertanya. Bagaimana bisa ada salju di laut? Ini bukan salju es yang kita kira. Salju di laut dalam ini merupakan sisa-sisa tumbuhan atau hewan mati yang jatuh. Tampaknya seperti butiran debu putih dan ini yang menjadi makanan pokok makhluk hidup pada laut dalam.
Menyelam lebih dalam lagi, Zayn dan lainnya disuguhkan dengan pemandangan yang sangat menakjubkan tapi juga menakutkan. Fenomena menarik dalam rantai makanan yang terjadi di sini. Paus sperma terlihat berburu cumi-cumi di laut dalam, ini sangat menakjubkan sekali untuk dilihat. Yang menakutkan adalah ukuran cumi-cuminya ? Sebesar rumah. Tentu saja cumi-cumi yang dimangsa tidak sekadar menerima nasibnya. Ada perlawanan yang dilakukan. Sehingga terjadilah pertarungan kedua mahluk raksasa laut dalam tersebut. Cumi-cumi raksasa akhirnya kalah dan dimangsa oleh Paus sperma, tapi ada banyak luka-luka di paus sperma.
“Sebentar lagi kita akan memasuki area Midnight” terdengar suara Surya memberitahukan kepada mereka. Jika kita mengira kegelapan sebelum kedalaman 1.000 meter sudah sangat mengerikan, maka itu bukan apa-apa ketimbang di bawahnya. Dinamakan midnight zone, area di bawah kedalaman 1.000 meter merupakan area air hitam tanpa ada apa-apa. Diperkirakan untuk berenang di sini akan jauh lebih susah ketimbang harus berjalan di luar angkasa. Di laut dalam ini juga kehidupan jauh lebih berat karena tidak adanya makanan. Makhluk hidup di sini melakukan evolusi lagi demi bertahan hidup: bergerak efektif untuk mengurangi tenaga. Bagi para pemburu, mereka harus bisa menangkap mangsanya dalam satu kali gerakan dan cara ini membuat mereka melakukan adaptasi bentuk tubuh, yaitu memiliki rahang yang panjang untuk bisa langsung menelan. Di kedalaman berikutnya, 3.000 meter, semuanya akan bergerak sangat lamban. Bukan karena kita melambatkan waktu ketika berada di area i
Kini kelimanya sudah menjejakkan kaki didasar palung yang berupa hamparan pasir yang dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi dan curam. Kelimanya tampak menatap takjub keindahan dan keangkeran tempat itu secara bersamaan. “Ternyata pengetahuanmu tentang laut dalam, perlu diacungi jempol Surya” kata Zayn kagum dengan penjelasan Surya disepanjang jalan mereka menyelam tadi. “Aku hanya senang membaca Zayn” “Kita sudah sampai didasar palung ini. Apa yang akan kita lakukan disini ?” celetuk Baron tiba-tiba. “Benar! Apa yang sebenarnya kita lakukan disini Surya ?” tanya Zayn. Kini Baron dan Zayn sama-sama menoleh kearah Surya. “Kita akan mencari harta karun” “Harta karun!” kata Baron dan Zayn bersamaan dengan nada terkejut. “Benar! Aku menduga ada banyak harta karun yang tenggelam disini” “Kalau begitu, ayo kita cari!” ucap Baron tak sabar. “Tunggu dulu Baron, disini bukan pasar bisa mencari harta karun seenaknya” cegah
Setelah sekian lama kedua rombongan itu berpisah. Baron dan Zayn sendiri masih terus melangkah kedepan saling berdekatan, keduanya bersikap waspada. Bahkan Baron sendiri sudah merentangkan telapak tangannya dengan menyiapkan meriam airnya, memang disekitar keduanya banyak sekali hewan-hewan berukuran besar yang selama ini belum pernah mereka lihat dan hewan-hewan laut dalam itu seperti terus mengawasi keduanya. “Zayn, apakah kau tidak merasa mahluk-mahluk ini seperti sedang mengawasi kita ?” kata Baron dengan bulu kuduk merinding. Di sebelahnya Zayn tetap terdiam, walaupun sebenarnya Zaynpun merasakan hal seperti itu. “Baron! Zayn! Kami menemukan harta karun. Cepat kemari!” tiba-tiba saja terdengar suara Surya dihelm pelindung mereka. “Ayo kita cepat ketempat mereka Zayn!” kata Baron cepat. Tanpa menunggu persetujuan Zayn, Baron langsung terbang melayang dengan jet pendorong dipunggungnya. Zaynpun terlihat ingin melakukan hal yang sama, tapi baru saja Zayn in
Tapi rasa penasarannya lebih kuat ketimbang rasa takutnya, maka Zayn terus melangkah kedepan. Anehnya setiap langkah demi langkah yang Zayn lakukan, hewan-hewan yang semula banyak dihadapannya, satu demi satu secara perlahan menyingkir menjauh. Zayn meyakini hal ini dikarenakan pagar kebatinan yang Zayn salurkan kesekujur tubuhnya yang membuat hewan-hewan itu menyingkir. “Tidak sia-sia aku belajar ilmu kebatinan” batin Zayn. Baru saja berkata begitu, tiba-tiba saja langkah Zayn terhenti, diujung pandangannya sesuatu yang menarik perhatiannya terlihat. Beberapa kali Zayn mengerjipkan matanya, tapi apa yang dilihatnya didepan benar-benar nyata. Dicoba dikucek-kucek matanya, tapi kenyataannya tetap ada. Apa yang sebenarnya dilihat oleh Zayn ?. Beberapa tombak dihadapan Zayn terlihat sebuah pemandangan menakjubkan, seekor kura-kura berukuran cukup besar untuk kura-kura pada umumnya, besarnya lebih kurang sebesar seekor gajah dewasa. Yang menarik perhatian Zayn selain uku
Zzzggghhhttt! Zzzggghhhttt! Terlihat jet pendorong yang ada dipunggung Zayn mengeluarkan suara keras sebagai tanda kekuatan jet pendorong itu sudah mencapai batas maksimalnya, tapi lagi-lagi batu besar itu tak bergeser dari posisinya. Setelah cukup lama mencoba, akhirnya Zayn menyerah juga. Dengan nafas terengah-engah Zayn menatap tak percaya kearah batu besar itu. Cukup lama Zayn terdiam, memikirkan cara untuk menyingkirkan batu besar itu. “Ah! Kenapa tidak kucoba dengan meriam airku” kata Zayn lagi dalam hati. “Benar juga, siapa tahu saja batu ini bisa hancur” sambung Zayn dalam hati. Memutuskan seperti itu, maka Zayn bersiap untuk menggunakan meriam airnya. Tak tanggung-tanggung, kedua telapak tangan sudah diarahkan kearah batu besar itu, siap untuk menembakkan meriam airnya. “Zayn! Dimana kamu?” Sebuah suara keras terdengar di helm pelindung Zayn, suara yang amat dikenalnya. Suara Baron. “Iya Zayn, dimana kamu ?” terdengar suara Su
“Biarkan aku mencobanya sendiri” kata Zayn pada ketiganya. Zayn lalu turun dan berpijak pada tempurung kura-kura hingaa posisinya kini sejajar dengan batu besar itu. Sejenak Zayn memejamkan mata, dan sayup-sayup terdengar halus suaranya membaca lafazh. “Yā ma'syaral-jinni wal-insi inista’a'tum an tanfużụ min aqtāris-samāwāti wal-ardi fanfużụ, lā tanfużụna illā bisultān” Walaupun teramat pelan, tapi Surya, Bayu dan Baron bisa mendengarnya, karena saluran komunikasi yang terpasang dihelm pelindung mereka, tapi mereka tak segera bertanya saat melihat Zayn mulai menempelkan kedua telapak tangannya dibatu besar itu. “Bismillah...” Zayn mulai mendorong batu besar itu. Kreeettts!!! Hampir saja Surya, Baron dan Bayu terlonjak kaget. Saat tiba-tiba saja batu besar itu tergeser dengan sangat mudahnya, Zayn yang terus mendorongnya hingga akhirnya batu besar itu terjatuh dari atas tempurung kura-kura besar itu. Surya, Baro
Kapal pesiar mewah itu sudah kembali berlayar memecah ombak. Diatasnya tampak Surya, Lyn, Baron dan Zayn yang sedang menikmati makanan yang terhidang dihadapan mereka. Sementara Bayu masih berada di anjungan kemudi.“Ini adalah pengalaman yang paling mendebarkan dalam hidupku!” ujar Baron.“Benar! Kalau bukan karena Zayn tadi, entah bagaimana nasib kita disana” sambung Surya. Kini sosok Zayn tampak menjadi perhatian. Yang diperhatikan hanya tersenyum simpul.“Bukan karena saya, tapi karena Allah yang masih melindungi kita semua”“Oh ya Zayn, darimana tadi kau bilang belajar ilmu itu ?” tanya Surya lagi.“SinLamBa” jawab Zayn singkat“SinLamBa, itu nama perguruan ya ?” tanya Baron. Zayn mengangguk.“Namanya seperti huruf hijaiyah ya” sambung Baron lagi.“Loh, tahu juga kau huruf Hijaiyah Baron ?” tanya Zayn kaget, karena melihat watak
Beberapa hari berlalu sejak peristiwa itu. ”Duer!!” guntur terdengar menggelegar dengan keras malam itu, disusul dengan rintik hujan yang malai turun membasahi bumi. Memang beberapa hari ini, pulau dewata selalu diliputi awan mendung, tapi bila malam tiba saja hujan baru mulai turun. Siang malam hawa dingin bagai menggerogoti tulang dan sumsum manusia. Bisa dibayangkan jika pada siang hari bolong dengan sinar matahari terik memancar, justru hawa terasa dingin meski tidak sedingin di malam hari. Tentu saja fenomena ini banyak menimbulkan berbagai macam pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Bathara Kala berhasil menemukan kembali tubuhnya, lalu mencari si musuh abadi dan terjadi perang tanding dengan Bathara Wisnu di khayangan sehingga terjadi bulan purnama penuh selama beberapa hari. Ada pula yang mengatakan bahwa sebentar lagi Pulau Dewata akan hancur karena pagebluk, dikarenakan terlalu banyak manusia yang adigang, adigung dan adiguna (bertindak semaunya) yang berteba