Share

Tertipu Lagi

last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-31 16:54:19

"Kau?"

Dhexel dan Selina masih saling menatap dengan kaget.

Bukan hanya Dhexel yang kaget, namun Marlo juga sudah membelalak melihat wanita yang sudah menipu Dhexel itu.

Sedangkan Selina sudah panik luar biasa. Selina mendadak gemetar, ia ingin kabur lagi tapi ia tidak bisa kabur karena ibunya sedang dirawat.

Namun Selina tidak mau sampai Ibu dan adiknya mengetahui apa yang sudah ia lakukan.

Dhexel sendiri sudah menatap Selina berapi-api dan Dhexel masih kesal luar biasa pada Selina yang berhasil membuat Dhexel cukup lama tersiksa oleh berita skandal itu. Ditambah lagi Selina yang mendadak muncul di pesta kemarin lalu menghilang begitu saja.

"Akhirnya aku menemukanmu lagi, wanita..."

Belum sempat Dhexel menyelesaikan ucapannya namun Selina yang panik langsung bersuara dengan lantang.

"Ah, jadi kau yang menyelamatkan ibuku, Pak? Terima kasih banyak, tapi bisa kita bicara di luar saja? Tidak enak di sini banyak orang sakit! Haha! Ibu, Juna, Kakak keluar dulu untuk bicara dengan Bapak ini! Permisi!"

Selena segera melangkah keluar dengan jantung yang berdebar kencang. Sedangkan Dhexel pun akhirnya berpamitan keluar menyusul Selina.

"Silakan diperiksa dulu, Dokter! Kau tetap di sini untuk memastikan kondisinya, Marlo!"

"Baik, Bos!"

Selina sendiri terus menautkan tangannya dengan gelisah di luar ruang UGD, sampai tidak lama kemudian, Dhexel pun keluar dari sana dan Selina langsung menarik Dhexel menjauh.

"Ke sini! Ke sini dulu!"

"Siapa yang mengijinkanmu menyentuhku, penipu sialan?" geram Dhexel sambil menarik tangannya kasar.

"Ya ampun, Pak! Kau pikir aku suka menyentuhmu? Tapi apapun itu, tolong jangan mengatakan apapun pada ibuku tentang apa yang terjadi di antara kita, dia bahkan tidak tahu kalau aku bekerja untuk para rentenir. Ibuku sakit, dia gagal ginjal dan sakit jantung, aku juga tidak berbohong padamu waktu aku bilang dia bisa mati kalau tidak rutin cuci darah."

Dhexel memicingkan mata mendengarnya karena ternyata apa yang wanita itu katakan waktu itu tidak sepenuhnya bohong.

"Hmm, jadi ibumu belum tahu apapun tentang apa yang kau lakukan?"

"Tidak! Sama sekali tidak! Panjang sekali ceritanya. Intinya aku tidak mau Ibu maupun adikku mengetahui apapun!" tegas Selina lagi.

Dhexel masih memicingkan matanya menatap Selina tanpa menyahuti Selina sampai Selina pun salah tingkah sendiri karena menganggap Dhexel tidak percaya padanya.

"Ya ampun, mengapa kau diam saja, Pak? Aku tidak sedang berbohong sekarang! Hmm, jadi begini, kalau kau mau tahu, aku sendiri yang memutuskan bekerja untuk para rentenir itu..."

"Jadi singkatnya, ayahku berhutang tapi sialnya pria brengsek itu kabur sampai para rentenir itu menyiksa keluarga kami. Ayahku sama sekali bukan pria yang bertanggung jawab. Sejak itu ibuku sakit-sakitan, tapi sudahlah, melow itu bukan gayaku, yang jelas sekarang aku baik-baik saja namun aku tidak mau keluargaku tahu, aku tidak mau mereka malu, Pak!"

Selena tertunduk sejenak karena ia sedikit melow membayangkan adiknya dan ibunya yang pasti malu saat mengetahui semuanya.

Namun dengan cepat Selina kembali menatap Dhexel dan memohon.

"Aku benar-benar tidak berbohong, aku tahu kau tidak peduli padaku, tapi setidaknya kasihanilah wanita tua itu, jangan membocorkan apapun padanya, urusanmu adalah denganku jadi denganku saja ya..." pinta Selina lagi.

Dhexel sendiri masih terdiam menatap wanita muda di hadapannya yang terlihat masih sangat muda, sangat cantik dengan kulit putih bersihnya, dan sangat aktif. Bahkan wanita itu juga sangat seksi saat tidak memakai apapun.

Oh, tapi sial! Mengapa mendadak pikiran Dhexel malah absurd sendiri?

Dhexel pun segera berdehem untuk menghilangkan pikiran absurdnya.

"Ehem! Baiklah, jadi berapa umurmu, penipu?"

"Bisakah jangan memanggilku penipu? Aku punya nama, namaku Selina!"

"Aku tidak peduli siapa namamu! Tapi baiklah! Selina, berapa umurmu?"

"Aku... dua puluh tahun."

"Baru dua puluh tahun. Kau tahu kalau kau itu masih sangat muda untuk bekerja dengan baik, hah? Semua orang punya alasan untuk berjuang dalam hidup mereka, tapi itu tetap tidak membenarkan perbuatanmu, Selina! Bayangkan bagaimana perasaan ibumu kalau tahu tentang hal ini?"

"Karena itu jangan memberitahunya! Lebih baik aku saja yang susah, asal jangan mereka, Juna juga masih berumur sepuluh tahun, aku tidak mau dia malu punya Kakak sepertiku. Sungguh kalau aku punya pilihan lain, aku tidak akan melakukan ini, Pak. Tapi sudahlah, tidak usah dibahas lagi, aku juga tidak perlu dikasihani! Katakan berapa aku harus membayar biaya pengobatan ibuku? Aku tidak terbiasa berhutang pada orang lain!"

Dhexel hanya tertawa kesal mendengarnya.

"Entah bagaimana konsep yang ada di pikiranmu, Selina! Kau mencuri uangku dan kau menipu orang, kau masih bilang tidak mau berhutang pada orang lain? Seharusnya kau memikirkannya sebelum menipu orang, semuanya itu hasil berhutang pada orang lain, Selina, kau hanya belum ketahuan saja! Huh, sombong sekali mau membayar biaya pengobatan!"

Selina yang mendengarnya pun langsung terdiam.

Dhexel sendiri pun menghembuskan napas panjangnya.

Untuk sesaat, Dhexel iba pada Selina namun juga kesal pada wanita sok suci itu padahal sudah jelas-jelas apa yang ia lakukan itu salah.

Dan sebenarnya kalau hanya masalah uang, Dhexel bisa membantu Selina, hanya saja Dhexel tidak punya alasan mengapa ia harus melakukannya.

"Ck, begini saja, Selina! Kalau kau membantuku membersihkan namaku, aku juga akan membantumu."

Selina mengernyit mendengarnya. "Bantuan seperti apa maksudmu?"

"Beritahu aku siapa dalang yang menjebakku dan aku akan membantu memberimu uang yang mungkin bisa kau pakai untuk ibumu atau adikmu."

Tatapan Selina pun berbinar-binar mendengarnya. Setiap kali mendengar tentang hal baik untuk Ibu dan adiknya, Selina selalu bersemangat, tapi sayangnya ia tidak bisa membantu Dhexel kali ini.

"Aku sudah bilang aku mendapatkan pekerjaan itu dari rentenir, jadi aku tidak tahu siapa dalangnya."

Selina pun menceritakan bagaimana awalnya ia mendapat pekerjaan itu dan obat itu dari rentenir.

Dhexel yang mendengarnya pun kembali memicingkan matanya berpikir keras.

"Hmm, kalau begitu begini saja! Besok datanglah ke perusahaan ini karena aku akan mengadakan konferensi pers untuk membersihkan namaku. Kau harus bersaksi kalau kita tidak melakukan apa-apa dan kau hanya dibayar untuk menjebakku, kau mengerti?"

Dhexel memberikan kartu nama pada Selina dan Selina pun menatap kartu nama itu sedikit lebih lama sebelum ia menerimanya. Namun Selina langsung menggenggam kartu itu tanpa membacanya.

Selina menelan salivanya. Itu mustahil. Sangat mustahil Selina mengaku seperti itu dalam konferensi pers.

"Aku..."

"Berikan juga nomor ponselmu padaku! Aku harus memastikan kau datang besok, Selina!"

"Eh, nomor ponsel? Untuk apa? Kita bukan teman! Aku tidak mau memberikan nomor ponselku pada sembarang orang."

"Siapa juga yang mau jadi temanmu? Aku hanya harus memastikan kau datang besok, Selena!"

Dhexel terus memaksa sampai Selena pun terpaksa memberikan nomornya.

Dhexel mencoba melakukan missed call dan ponsel Selena pun berbunyi.

"Simpan nomorku! Besok jam tujuh pagi kau harus sudah tiba di perusahaan! Kau harus datang atau aku tidak akan sebaik ini lagi!" ancam Dhexel.

Namun Selina tidak sempat memikirkannya lagi hari itu karena ibunya memaksa pulang dari rumah sakit dan rawat jalan saja.

Selina pun terus mengurus ibunya sampai malam dan sebelum tidur, Selena baru memikirkan ancaman Dhexel.

Selina langsung mencari di mana kartu nama yang Dhexel berikan tadi namun sialnya kartu namanya menghilang.

"Eh, di mana aku menyimpannya tadi? Di kantong celana tidak ada, di tas tidak ada. Apa mungkin terjatuh? Hmm, tapi biarkan saja, aku juga tidak mungkin datang ke sana dan menunjukkan wajahku pada semua orang!" keluh Selena.

Cukup lama Selena membalik-balikkan posisi tidurnya sebelum akhirnya ia pun tertidur dan keesokan harinya, Selina pun langsung melarikan diri ke rumah Bora.

*

Beberapa wartawan mulai memasuki ruang rapat perusahaan Dhexel pagi itu karena Dhexel akan membuat klarifikasi tentang dirinya yang dijebak. Bukan konferensi pers besar, hanya beberapa rekan wartawan yang memang sudah berteman baik dengan perusahaan.

Beberapa wartawan itu juga yang selalu gencar meliput semua proyek perusahaan untuk mengangkat nama perusahaan dan Dhexel kembali memanggil mereka untuk membantu membersihkan namanya.

Dhexel pun sudah menyiapkan semuanya dan ia tinggal menunggu Selina datang ke sana.

"Apa Selina sudah datang, Marlo?"

"Belum, Bos! Tapi para wartawan sudah mulai berdatangan, Bos!"

"Mengapa dia belum juga datang! Sebentar, aku akan meneleponnya!"

Dhexel langsung menelepon Selina di nomor yang Selina berikan dan nomor itu tidak aktif.

"Sial, mengapa nomornya tidak aktif?"

Dhexel mencoba menelepon beberapa kali lagi namun ponsel Selina tidak pernah aktif.

"Sial, Marlo! Seharusnya aku sudah tahu bahwa wanita sialan itu akan menipuku lagi! Aku terlalu baik karena percaya padanya. Sial! Kau sudah mencatat alamat Selina dari daftar pasien kemarin kan?"

"Sudah, Bos!"

"Baguslah! Bawa beberapa orang ke rumah Selina dan bawa penipu itu ke hadapanku sekarang juga, Marlo!" geram Dhexel yang sudah tidak bisa menahan kemarahannya lagi.

Dengan cepat, Marlo pun membawa anak buah ke rumah Selina dan ia langsung disambut oleh Aula yang ternyata tidak tahu ke mana Selina pergi.

Marlo pun terus bertanya beberapa hal sebelum Marlo segera berpamitan dan kembali berputar-putar di sekeliling rumah Selina namun ia tetap tidak menemukan wanita itu.

Dhexel yang sudah membatalkan konferensi persnya pun marah luar biasa saat Marlo melapor padanya bahwa ia tidak menemukan Selina. Sungguh kebencian Dhexel pun makin menjadi-jadi untuk wanita itu.

"Penipu sialan! Sekalipun kisah hidupmu menyedihkan, tapi kau pantas mendapatkannya! Aku bersumpah tidak akan memaafkanmu, Selina!" geram Dhexel lagi dengan kesal.

**

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Penipu Cantik dan Hot CEO (END)

    "Aku ingin menjadi badut lagi di depan The Market Suka-Suka!" Dhexel langsung membelalak mendengar permintaan Selina yang begitu mustahil. Tiga bulan awal kehamilan, Selina jalani dengan cukup sulit karena Selina terus muntah, tapi memasuki bulan keempat, Selina sudah mulai aktif. Selina pun mulai ngidam, tapi bukan ngidam makanan, melainkan ngidam beraktivitas, seperti bersepeda atau joging. Tentu saja itu masih normal saja walaupun Dhexel tetap tidak menurutinya sampai Selina terus mengomel, tapi sekarang di umur kehamilan Selina yang masuk bulan kelima, permintaan Selina makin aneh."Mana bisa kau menjadi badut lagi, Sayang? Pertama karena promosinya memang sudah tidak memakai badut, dan yang kedua kau sedang hamil, Selina," sahut Dhexel sabar. "Memangnya kenapa kalau aku sedang hamil? Aku kan tetap bisa memakai topeng monyetnya. Lagipula kau kan CEO-nya, adakan lagi promosi dengan badutnya." "Tidak bisa, Sayang! Sudah berbeda sekarang." "Apanya yang berbeda, Dhexel? Aku mau

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Kebahagiaan Yang Sempurna

    Hampir dua bulan berlalu sejak pesta pernikahan dan pasangan pengantin baru itu pun akhirnya pulang dari bulan madunya keliling Eropa. Semua anggota keluarga pun menyambutnya dengan sumringah, terutama Aula dan Juna yang sudah sangat merindukan Selina. "Akhirnya kalian pulang juga, Ibu sangat merindukanmu, Selina!" "Aku juga, Ibu!" Selina dan Aula berpelukan begitu erat dan mereka pun menghabiskan waktu bersama beberapa hari setelahnya. Dhexel dan Selina sendiri juga sudah pindah ke rumah baru mereka di mana Dhexel dan Selina hanya tinggal berdua saja bersama dengan pelayan. Dhexel sendiri sebenarnya sudah mengajak Aula dan Juna untuk tinggal bersama tapi mereka menolaknya. Bagi Aula, kehidupan rumah tangga akan lebih sehat kalau hanya ada satu kepala keluarga di dalamnya yaitu Dhexel. Biarkan mereka mengatur rumah tangga mereka dengan cara mereka sendiri. Dan pikiran itu sama seperti yang Rebecca pikirkan. Walaupun begitu, Dhexel dan Selina sangat sering mengunjungi rumah Aula

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Malam Pertama Yang Menggebu

    "Akhirnya acaranya selesai juga, Sayang!" "Ya, aku mulai mengantuk, Dhexel. Aku bangun subuh tadi untuk make up."Dhexel dan Selina sudah berada di kamar hotel mereka malam itu setelah akhirnya serangkaian acara pesta pun selesai. "Aku juga bangun subuh, Sayang, bukan untuk make up tapi aku terlalu bersemangat menyambut hari ini," sahut Dhexel. Selina tersenyum mendengarnya dan Dhexel pun langsung memeluk mesra istrinya itu. "Aku mencintaimu, Selina! Dan akhirnya kita tidak perlu berjauhan lagi sekarang." "Haha, kapan kita pernah berjauhan, Dhexel? Kau selalu menarikku mendekat." Dhexel tergelak dan ya, itu memang benar. Dhexel selalu mempunyai seribu satu cara dan alasan untuk menarik Selina mendekat. Dhexel pun mendekap istrinya ikut makin erat, begitupun Selina yang balas memeluk suaminya dan mereka pun begitu menikmati hangatnya pelukan setelah sah menjadi suami istri itu. Cukup lama mereka berpelukan di sana sebelum tiba-tiba Dhexel bergerak dan secara mengejutkan membopo

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Wedding Day

    Persiapan pernikahan selalu menjadi hari yang sibuk untuk pasangan manapun, termasuk pasangan Dhexel dan Selina. Dhexel menginginkan pernikahan yang sempurna untuk mereka, tapi Selina menginginkan yang sederhana saja. Hidup sederhana sejak kecil membuat Selina tidak punya banyak impian untuk pesta pernikahannya, Selina lebih fokus pada kehidupan setelah menikah nanti. Selina pun selalu menolak semua dekorasi mewah yang Dhexel sodorkan sampai Dhexel gemas sendiri pada calon istrinya itu. "Aku akan ikut apa pun yang kau persiapkan, Dhexel. Bagiku yang penting adalah kehidupan kita nanti setelah menikah." "Aku tahu, Sayang! Aku bangga padamu tentang itu juga, padahal calon pengantin wanita lain sangat banyak menuntut ini dan itu. Tapi kali ini aku yang ingin memberikan yang istimewa padamu, Selina! Ini bukti cintaku untukmu!" Selina mengangguk dan akhirnya ia ikut memilih bersama Dhexel walaupun Selina tidak berhenti mengomel saat tahu berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untu

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Menikahlah Denganku!

    Beberapa waktu berlalu dan kondisi pun kembali tenang. Heidy sudah kembali ke Paris dan kali ini Darrel tidak menyusulnya. Darrel tetap berada di Indonesia untuk membantu Dexter memegang perusahaan ayahnya itu yang lain. Tentu saja menghilangkan perasaan pada Heidy tidak semudah itu, tapi Darrel sudah bertekad menghilangkannya karena Heidy pun tidak akan pernah membalas perasaannya. Butuh waktu, tapi Darrel yakin pada akhirnya perasaan itu akan hilang juga. Darrel pun tidak ingin mencari penggantinya secepat itu karena Darrel akan fokus pada bisnisnya saja. Di sisi lain, Dhexel dan Selina pun makin mesra. Dhexel yang tidak mau berjauhan dengan Selina pun akhirnya meminta Selina bekerja di kantor pusat HWG bersamanya menjadi sekretaris barunya karena kebetulan sekretaris lama Dhexel yang sudah tua juga ingin pensiun. Elvan sendiri sebenarnya tidak rela kehilangan Selina, bukan karena Elvan masih menyukai Selina, tapi karena Selina ternyata sangat kompeten dalam bekerja. Namun, El

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Cinta Yang Tidak Akan Berbalas

    Dhexel tidak bisa menahan amarahnya begitu mendengar nama Heidy disebut. Dhexel pun langsung memeriksa CCTV dan persis seperti kesaksian Madam Poni, Heidy memang bertemu dengan beberapa karyawan kantor. Malahan Dhexel menemukan pertemuan lain yang tidak dilihat oleh Madam Poni. Brak!Dhexel menggebrak meja kerjanya dengan penuh emosi. "Sial, Darrel! Sial! Aku tidak mengerti apa yang ada di otak Heidy. Aku tidak mencintainya, bagaimana dia bisa memaksaku untuk mencintainya? Dan saat aku mencintai orang lain, dia melakukan semua ini untuk menjelekkan nama Selina. Aku tidak bisa menahannya lagi, Darrel! Sial!" Darrel tidak bisa berkata apa-apa untuk membela Heidy kali ini karena memang Heidy tidak pantas dibela. Darrel sendiri juga menahan amarah di dadanya, tapi cintanya tetap masih ada. Karena itu, hatinya bergejolak dan rasanya menyakitkan sekali mengetahui wanita yang ia cintai ternyata adalah wanita yang berhati busuk. Namun, setelah mendapatkan bukti ini, Dhexel pun makin mu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status