Share

Menolong Ibunya

last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-13 17:38:09

Jantung Selina masih berdebar tidak karuan melihat Dhexel di sana.

Selina pun menelan salivanya dan langsung membalikkan tubuhnya membelakangi Dhexel.

"CEO itu di sana, Bora. Aku harus pergi!"

"CEO siapa? Apa maksudmu, Selina?"

"Yang tidur denganku."

Bora memiringkan wajahnya menatap Dhexel yang sedang memicingkan matanya menatap Selina dan Bora pun seketika juga membelalak.

"Tunggu dulu! Maksudmu CEO yang tidur denganmu itu adalah dia? Dhexel Harris Wijaya?"

"Apapun itu namanya tapi dia yang tidur denganku, Bora, dan aku harus pergi!"

"Tapi bagaimana dengan pekerjaannya, Selina?"

"Tolong bantu aku, Bora! Aku tidak tahu bagaimana dengan pekerjaannya, tapi yang jelas aku tidak boleh sampai tertangkap atau aku akan masuk penjara! Aku pergi dulu, Bora!"

Dengan cepat Selina pun pergi dari Bora dan Dhexel yang melihatnya pun menegang.

Tadinya Dhexel masih mengobrol dengan rekan bisnisnya sampai tatapannya bertemu dengan tatapan wanita penipu itu dan Dhexel pun langsung mengejarnya.

"Kau mau ke mana, Bos?" seru Marlo yang langsung menyusul Dhexel.

Dhexel tidak menjawabnya dan langsung melangkah cepat mendekati Bora.

"Pergi ke mana wanita barusan?" tanya Dhexel pada Bora.

Bora yang tegang pun hanya bisa menggeleng.

"Aku tidak tahu siapa maksudmu, Pak!"

"Jangan bohong! Wanita yang baru saja bicara denganmu di sini, ke mana dia?"

"Maaf, Pak, aku tidak tahu! Permisi!"

Bora juga segera melarikan diri dari Dhexel sampai Dhexel pun kesal sendiri.

"Sial!" geram Dhexel.

Namun Dhexel tidak bisa mengejar Selina lagi saat tiba-tiba rekan bisnisnya menghampirinya dan menyapanya lagi.

Dhexel pun berakhir dengan tidak bisa berkutik dan lagi-lagi ia kehilangan jejak Selina.

*

Selina menghembuskan napas leganya saat ia sudah pergi jauh dari hotel itu, apalagi saat Bora meneleponnya dan memberitahu kalau Dhexel sudah tidak mencarinya lagi.

"CEO-nya memang tidak mencari lagi, tapi bosku marah sekali, Selina, dia tidak mau memakaimu lagi."

"Ya ampun, aku mengacaukan pekerjaanku sendiri, Bora. Maafkan aku juga yang membuatmu tidak enak pada bosmu!"

"Tidak apa, Selina! Tapi kau ada di mana ini? Kita bertemu nanti malam ya!"

"Baiklah, Bora! Terima kasih banyak ya! Sekali lagi maafkan aku!"

Dan pekerjaan halal pertama Selina pun gagal.

Lagi-lagi Selina tidak punya pilihan selain kembali bekerja pada para rentenir yang memang kebetulan mencarinya.

Selina kembali menjadi penipu hari itu dan menipu pemilik toko di salah satu mall.

"Aku tidak berbohong, investasi ini sangat bagus, Pak! Sudah banyak klienku yang mendapatkan imbal hasil yang sangat banyak."

"Investasi ini juga aman, tidak seperti saham yang tingkat resikonya tinggi," kata Selina lagi.

Selina sudah memakai setelan formal hari itu dan memainkan peran sebagai seorang agen yang menawarkan investasi. Selina berbicara dengan begitu meyakinkan dan pemilik toko pun akhirnya tergoda untuk menginvestasikan uangnya.

"Kau bisa langsung transfer melalui link ini nanti, semua akan dipandu setelah dana kami terima, besok aku akan datang lagi, Pak! Sampai jumpa!"

Selina pun tertawa senang karena saat menjelaskan tentang investasi, ia mendadak merasa pintar.

Tanpa Selina ketahui, Aula, ibu Selina, dan Juna juga sedang ada di mall yang sama.

Setelah Juna pulang dari sekolah, Juna pun mengajak ibunya untuk melihat sebuah pameran edukasi di mall.

Aula sendiri sebenarnya sudah merasa tidak enak badan namun ia tidak mau mengecewakan Juna, apalagi pameran yang ingin dilihat oleh Juna adalah pameran edukasi.

Aula pun akhirnya menemani Juna ke mall namun rasa tidak enak di tubuhnya pun makin menjadi-jadi.

Juna terlihat antusias sendiri berkeliling pameran mencari buku-buku bagus sedangkan Aula mulai tertatih.

Di saat yang sama, Dhexel dan Marlo juga sedang berkeliling di mall yang sama.

Dhexel sendiri juga adalah pemilik mall besar itu dan Dhexel pun datang ke sana untuk melihat produk barunya dipasarkan secara langsung.

Namun saat Dhexel dan Marlo masih melangkah melewati tempat pameran, Dhexel dikejutkan dengan seorang wanita yang mendadak ambruk.

"Akhh!" pekik beberapa orang yang melihatnya.

"Ada apa dengan wanita itu, Marlo? Ayo kita ke sana!"

Dhexel nampak panik dan langsung melihat sendiri wanita yang sudah lemas itu.

"Permisi! Permisi! Kau tidak apa, Bu? Kau tidak apa?"

Wanita itu masih membuka matanya namun ia sangat lemas.

Juna sendiri awalnya masih mengedarkan pandangan ke sekeliling mencari Aula yang menghilang saat tiba-tiba ia mendengar suara teriakan, dan Juna sendiri langsung berlari menghampiri kerumunan orang di sana.

"Ibu! Ibu!" panggil Juna yang langsung berjongkok di samping Aula.

"Dia ibumu? Apa dia sakit?" tanya Dhexel pada Juna.

Dhexel sendiri juga sudah berjongkok di samping Aula.

"Iya, dia Ibuku. Ibuku punya sakit jantung dan gagal ginjal, mungkin dia sesak napas! Ibu, mengapa kau tidak bilang kalau kau sedang tidak sehat? Aku harus menelepon Kakak."

"Teleponlah kakakmu tapi kita harus membawa ibumu ke rumah sakit segera!"

Juna yang panik pun segera menelepon Selina sedangkan Dhexel dibantu oleh Marlo pun membawa Aula ke mobil medis.

Di mall sana memang disediakan transportasi medis untuk pengunjung yang tiba-tiba kolaps. Untung saja ada rumah sakit besar di dekat mall itu dan mereka pun langsung melaju ke sana.

Juna ikut dengan mobil medis dan petugas medis sedangkan Dhexel naik mobilnya sendiri bersama Marlo ke rumah sakit.

"Pastikan dia mendapat perawatan yang terbaik, Marlo, aku tidak mau ini menjadi berita kalau sampai Ibu itu kenapa-kenapa di mall kita!"

"Baik, Bos!"

*

Selina memekik kaget saat Juna meneleponnya dan memberitahu tentang kondisi Aula.

"Apa? Bagaimana bisa? Mengapa kau harus mengajak Ibu ke mall, Juna? Kau bisa menelepon Kakak kan?"

"Aku tidak mau mengganggu pekerjaanmu, Kak. Maafkan aku! Lagipula Ibu terlihat sehat-sehat saja tadi!"

"Ibu itu memang suka menahan dirinya! Tapi baiklah, nanti saja bicaranya, Kakak akan segera ke rumah sakit!"

Selina pun segera menutup teleponnya dan mencegat taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat Aula dibawa.

Sepanjang jalan, jantung Selina tidak bisa berhenti berdebar kencang karena Ibu dan adiknya adalah segalanya baginya.

Hingga akhirnya Selina tiba di rumah sakit dan Selina pun langsung berlari ke UGD.

"Juna, bagaimana kondisinya?"

Selina masuk ke bilik tempat Aula terbaring di sana dan Selina langsung meneteskan air matanya melihat Aula yang sudah lemas.

"Ibu sesak napas dan sudah mendapat bantuan oksigen, Kak!"

Selina pun menatap ibunya dan melangkah mendekatinya.

"Ibu, kau baik-baik saja kan?"

Aula hanya mengangguk dan mencoba tersenyum lirih. Aula belum bisa banyak bicara karena masih terlalu lemas namun Aula langsung menggenggam tangan Selina.

"Untung saja orang di mall begitu cepat membantu Ibu dan kami diantar dengan mobil ambulans. Malahan biaya rumah sakitnya juga sudah dibayar oleh orang tadi, Kak!" seru Juna yang membuat fokus Selina pun kembali pada adiknya itu.

Selina mengusap air mata di pipinya dan mencoba tersenyum.

"Syukurlah masih ada orang baik, Juna! Tapi apa kau mengenalnya?"

"Tidak, Kak! Dia hanya tiba-tiba muncul dan menolong ibu!"

"Apa dia masih di sini? Kakak tidak suka berhutang, Juna! Kau tahu itu kan?"

"Aku tidak tahu dia ada di sini atau tidak, tapi kami tidak membawa banyak uang tadi, Kak. Maafkan aku."

"Tidak apa, Juna! Semoga saja orang baik itu masih ada di sini jadi Kakak bisa melunasi hutang kita!"

Juna mengangguk dan Selina pun membungkuk sambil kembali fokus pada ibunya.

Sampai tidak lama kemudian, Dhexel dan Marlo pun melangkah ke bilik Aula bersama dokter yang menangani Aula.

"Jadi aku mau perawatan yang terbaik, setidaknya sampai kondisinya stabil kali ini dan bisa pulang!"

"Kami mengerti, Pak Dhexel!"

Dhexel mengangguk dan mengikuti dokter yang membuka tirai bilik Aula.

Juna yang melihat Dhexel pun langsung sumringah.

"Ah, untung kau masih di sini, Pak! Kakakku sudah datang dan kakakku ingin berterima kasih padamu! Kak, ini orangnya yang menolong ibu tadi."

Selina yang mendengarnya pun segera menoleh sambil memasang senyuman terbaiknya pada orang baik itu.

Begitu juga dengan Dhexel yang sudah tersenyum untuk menyapa kakak dari Juna itu.

Namun saat tatapan mereka bertemu, senyuman keduanya pun langsung lenyap tak bersisa.

**

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Mommykai22
Halo, Kak. Salam kenal. Mohon maaf tahun lalu novelnya memang sempat dihold. Tapi mulai hari ini sudah direvisi dan akan dilanjutkan sampai tamat. Semoga berkenan membaca lagi. Makasih, Kak ...️...️
goodnovel comment avatar
Mommykai22
Halo, Kak. Salam kenal. Mohon maaf sebelumnya karena tahun lalu bulu ini sempat dihold. Tapi per hari ini sudah mulai direvisi dan diupdate lagi ya dan pasti akan dilanjutkan sampai tamat. Semoga berkenan membaca lagi. Makasih, Kak ...️...️
goodnovel comment avatar
Nunu Nanu
dikit amat thor...ada lanjutane ga ki...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Penipu Cantik dan Hot CEO (END)

    "Aku ingin menjadi badut lagi di depan The Market Suka-Suka!" Dhexel langsung membelalak mendengar permintaan Selina yang begitu mustahil. Tiga bulan awal kehamilan, Selina jalani dengan cukup sulit karena Selina terus muntah, tapi memasuki bulan keempat, Selina sudah mulai aktif. Selina pun mulai ngidam, tapi bukan ngidam makanan, melainkan ngidam beraktivitas, seperti bersepeda atau joging. Tentu saja itu masih normal saja walaupun Dhexel tetap tidak menurutinya sampai Selina terus mengomel, tapi sekarang di umur kehamilan Selina yang masuk bulan kelima, permintaan Selina makin aneh."Mana bisa kau menjadi badut lagi, Sayang? Pertama karena promosinya memang sudah tidak memakai badut, dan yang kedua kau sedang hamil, Selina," sahut Dhexel sabar. "Memangnya kenapa kalau aku sedang hamil? Aku kan tetap bisa memakai topeng monyetnya. Lagipula kau kan CEO-nya, adakan lagi promosi dengan badutnya." "Tidak bisa, Sayang! Sudah berbeda sekarang." "Apanya yang berbeda, Dhexel? Aku mau

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Kebahagiaan Yang Sempurna

    Hampir dua bulan berlalu sejak pesta pernikahan dan pasangan pengantin baru itu pun akhirnya pulang dari bulan madunya keliling Eropa. Semua anggota keluarga pun menyambutnya dengan sumringah, terutama Aula dan Juna yang sudah sangat merindukan Selina. "Akhirnya kalian pulang juga, Ibu sangat merindukanmu, Selina!" "Aku juga, Ibu!" Selina dan Aula berpelukan begitu erat dan mereka pun menghabiskan waktu bersama beberapa hari setelahnya. Dhexel dan Selina sendiri juga sudah pindah ke rumah baru mereka di mana Dhexel dan Selina hanya tinggal berdua saja bersama dengan pelayan. Dhexel sendiri sebenarnya sudah mengajak Aula dan Juna untuk tinggal bersama tapi mereka menolaknya. Bagi Aula, kehidupan rumah tangga akan lebih sehat kalau hanya ada satu kepala keluarga di dalamnya yaitu Dhexel. Biarkan mereka mengatur rumah tangga mereka dengan cara mereka sendiri. Dan pikiran itu sama seperti yang Rebecca pikirkan. Walaupun begitu, Dhexel dan Selina sangat sering mengunjungi rumah Aula

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Malam Pertama Yang Menggebu

    "Akhirnya acaranya selesai juga, Sayang!" "Ya, aku mulai mengantuk, Dhexel. Aku bangun subuh tadi untuk make up."Dhexel dan Selina sudah berada di kamar hotel mereka malam itu setelah akhirnya serangkaian acara pesta pun selesai. "Aku juga bangun subuh, Sayang, bukan untuk make up tapi aku terlalu bersemangat menyambut hari ini," sahut Dhexel. Selina tersenyum mendengarnya dan Dhexel pun langsung memeluk mesra istrinya itu. "Aku mencintaimu, Selina! Dan akhirnya kita tidak perlu berjauhan lagi sekarang." "Haha, kapan kita pernah berjauhan, Dhexel? Kau selalu menarikku mendekat." Dhexel tergelak dan ya, itu memang benar. Dhexel selalu mempunyai seribu satu cara dan alasan untuk menarik Selina mendekat. Dhexel pun mendekap istrinya ikut makin erat, begitupun Selina yang balas memeluk suaminya dan mereka pun begitu menikmati hangatnya pelukan setelah sah menjadi suami istri itu. Cukup lama mereka berpelukan di sana sebelum tiba-tiba Dhexel bergerak dan secara mengejutkan membopo

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Wedding Day

    Persiapan pernikahan selalu menjadi hari yang sibuk untuk pasangan manapun, termasuk pasangan Dhexel dan Selina. Dhexel menginginkan pernikahan yang sempurna untuk mereka, tapi Selina menginginkan yang sederhana saja. Hidup sederhana sejak kecil membuat Selina tidak punya banyak impian untuk pesta pernikahannya, Selina lebih fokus pada kehidupan setelah menikah nanti. Selina pun selalu menolak semua dekorasi mewah yang Dhexel sodorkan sampai Dhexel gemas sendiri pada calon istrinya itu. "Aku akan ikut apa pun yang kau persiapkan, Dhexel. Bagiku yang penting adalah kehidupan kita nanti setelah menikah." "Aku tahu, Sayang! Aku bangga padamu tentang itu juga, padahal calon pengantin wanita lain sangat banyak menuntut ini dan itu. Tapi kali ini aku yang ingin memberikan yang istimewa padamu, Selina! Ini bukti cintaku untukmu!" Selina mengangguk dan akhirnya ia ikut memilih bersama Dhexel walaupun Selina tidak berhenti mengomel saat tahu berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untu

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Menikahlah Denganku!

    Beberapa waktu berlalu dan kondisi pun kembali tenang. Heidy sudah kembali ke Paris dan kali ini Darrel tidak menyusulnya. Darrel tetap berada di Indonesia untuk membantu Dexter memegang perusahaan ayahnya itu yang lain. Tentu saja menghilangkan perasaan pada Heidy tidak semudah itu, tapi Darrel sudah bertekad menghilangkannya karena Heidy pun tidak akan pernah membalas perasaannya. Butuh waktu, tapi Darrel yakin pada akhirnya perasaan itu akan hilang juga. Darrel pun tidak ingin mencari penggantinya secepat itu karena Darrel akan fokus pada bisnisnya saja. Di sisi lain, Dhexel dan Selina pun makin mesra. Dhexel yang tidak mau berjauhan dengan Selina pun akhirnya meminta Selina bekerja di kantor pusat HWG bersamanya menjadi sekretaris barunya karena kebetulan sekretaris lama Dhexel yang sudah tua juga ingin pensiun. Elvan sendiri sebenarnya tidak rela kehilangan Selina, bukan karena Elvan masih menyukai Selina, tapi karena Selina ternyata sangat kompeten dalam bekerja. Namun, El

  • Penipu Cantik dan Hot CEO   Cinta Yang Tidak Akan Berbalas

    Dhexel tidak bisa menahan amarahnya begitu mendengar nama Heidy disebut. Dhexel pun langsung memeriksa CCTV dan persis seperti kesaksian Madam Poni, Heidy memang bertemu dengan beberapa karyawan kantor. Malahan Dhexel menemukan pertemuan lain yang tidak dilihat oleh Madam Poni. Brak!Dhexel menggebrak meja kerjanya dengan penuh emosi. "Sial, Darrel! Sial! Aku tidak mengerti apa yang ada di otak Heidy. Aku tidak mencintainya, bagaimana dia bisa memaksaku untuk mencintainya? Dan saat aku mencintai orang lain, dia melakukan semua ini untuk menjelekkan nama Selina. Aku tidak bisa menahannya lagi, Darrel! Sial!" Darrel tidak bisa berkata apa-apa untuk membela Heidy kali ini karena memang Heidy tidak pantas dibela. Darrel sendiri juga menahan amarah di dadanya, tapi cintanya tetap masih ada. Karena itu, hatinya bergejolak dan rasanya menyakitkan sekali mengetahui wanita yang ia cintai ternyata adalah wanita yang berhati busuk. Namun, setelah mendapatkan bukti ini, Dhexel pun makin mu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status