Beranda / Rumah Tangga / Penjara Dendam Suami Konglomerat / Tidak Ada Jalan Keluar Untuk Aleeta

Share

Tidak Ada Jalan Keluar Untuk Aleeta

Penulis: SweetWater
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 13:10:00

Aleeta menyadari hari mulai beranjak pagi ketika ia melihat siluet cahaya menembus jendela kamarnya. Sepanjang malam ia terus terjaga. Duduk meringkuk di atas tempat tidur. Pikirannya kosong dan juga terasa buntu. Ia masih belum mengerti dengan apa yang terjadi saat ini.

Semalam setelah Nicholas mengatakan soal pernikahan, pria itu langsung membawanya ke sebuah apartemen yang saat ini ia tempati. Ia sudah berusaha memberontak tapi pria itu sama sekali tidak peduli.

“Menikah denganmu.”

Itu adalah kata-kata gila yang pernah Aleeta dengarkan. Bagaimana bisa Nicholas berkata seperti itu pada dirinya?

“Kamu sudah gila, ya?!” Teriak Aleeta ke hadapan Nicholas.

Pria itu hanya menaikkan sebelah alisnya.

“Berani sekali mulut kotormu itu menyebutku gila.” Nicholas berujar sinis.

Aleeta mendesah. “Lalu apa?! Kenapa tiba-tiba kamu mengajakku untuk menikah? Bukankah itu yang namanya gila? Dengar, Nicho. Aku nggak akan p
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hari Pernikahan

    Nicholas tengah berdiri menatap dirinya di depan cermin dengan balutan tuxedo berwarna hitam.“Kamu terlihat tampan.”Nicholas menoleh, menatap Javier—Papanya yang memasuki kamarnya. “Terima kasih, Papa.”Javier berdiri di depan Nicholas, membenarkan letak dasi kupu-kupu di leher putranya. “Papa masih belum percaya kalau hari ini putra Papa akan segera menikah.”Nicholas tersenyum singkat. Ia tahu harusnya hari pernikahan ini menjadi hari yang bahagia untuknya maupun seluruh keluarganya. Tapi sepertinya hal itu tidak akan berlaku. Karena baginya pernikahan ini hanyalah sebuah pernikahan palsu.“Apa kamu butuh nasehat pernikahan?”Nicholas mendengus pelan. “Sayangnya, aku nggak membutuhkannya, Pa.”Javier hanya bisa tersenyum. “Bersikap baiklah kepada istrimu. Jangan sampai membuatnya berlari ketakutan di hari pernikahan kalian.”Tentu saja hal itu tidak akan terjadi karena Nicholas yakin, bagaimanapun usaha wanita bernama Aleeta itu untuk lari. Wanita itu tetap tidak akan pernah bisa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Sekarang Aku Adalah Suamimu

    Nicholas sengaja hanya mengundang beberapa anggota keluarga besarnya saja sebagai saksi pernikahannya. Tidak ada wartawan, maupun media yang tahu perihal kabar pernikahannya. Karena tujuan pernikahan Nicholas ini memang bukan untuk menjadi sorotan publik.Cukup keluarganya saja yang tahu. Dengan begitu, rencana yang sudah ia siapkan bisa berjalan dengan sempurna.Tidak ada juga acara khusus yang di buat Nicholas untuk merayakan pernikahannya. Begitu selesai mengucapkan janji sucinya bersama Aleeta tadi, acaranya pun juga turut ikut selesai.Setelah beberapa keluarganya yang hadir dalam pernikahan tadi mengucapkan selamat atas pernikahannya. Nicholas segera mengajak Aleeta pulang. Bukan ke rumah orang tuanya yang ia tuju, melainkan rumah miliknya sendiri.Sejak lama Nicholas sudah menyiapkan sebuah rumah untuk ia tempati ketika ia sudah berkeluarga. Bahkan rumah itu juga yang rencananya akan Nicholas tempati bersama dengan Sesilia. Jika saja Sesilia—wanita yang di cintainya itu masih h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Peraturan Di Rumah Nicholas

    Aleeta hanya diam saja ketika Nicholas melemparkan beberapa lembar uang ke wajahnya. Padahal mereka sudah menikah tapi Nicholas masih menganggap Aleeta seperti wanita murahan. Wanita yang bisa pria itu beli dengan uangnya. “Selama tinggal di sini, kamar ini akan menjadi milikmu.” Nicholas berujar seraya mengancingkan kemejanya.Aleeta mendongak. “Apa kamu juga akan tidur di sini?”Nicholas tersenyum sinis. “Untuk apa aku tidur di sini? Jangan pernah bermimpi!” Ketusnya dingin. “Sampai kapanpun aku nggak akan pernah sudi untuk tidur satu ranjang dengan wanita pembunuh sepertimu.”“Kamu pikir aku sudi tidur seranjang dengan pria iblis sepertimu?”Nicholas mendengus. Untuk apa ia meladeni ucapan Aleeta? Ia memilih untuk segera melangkah menuju pintu, tapi sebelum membukanya, Nicholas kembali menoleh melalui bahunya.“Satu hal lagi yang perlu kamu ketahui. Setelah aku menikahimu, kamu jangan pernah berpikir untuk bisa bebas melakukan apapun. Termasuk di rumah ini, terutama di lantai dua.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Berubah Pikiran

    “Kenapa kamu nggak membolehkanku keluar dari tempat ini?!” Tanya Aleeta.Wanita itu sengaja menunggu Nicholas pulang. Hanya untuk menanyakan hal tersebut.Nicholas menoleh, seperti biasa tatapannya begitu datar, dan penuh akan kebencian.“Dulu, aku pernah membeli seekor anjing. Dan kamu tahu apa yang di lakukan anjing itu ketika aku membolehkannya keluar?” Nicholas menatap Aleeta. “Anjing itu pergi dan sampai sekarang dia nggak pernah kembali,” sambung Nicholas datar.Aleeta menatap percaya ke arah Nicholas. Apa barusan pria itu menyamakannya dengan seekor anjing?“Tapi aku bukan seekor anjing! Kamu tahu, Nicho. Aku memiliki pekerjaan. Aku harus pergi bekerja, supaya aku nggak di pecat dari tempat tersebut.”“Lalu apa hubungannya denganku?”Aleeta melongo. “Kamu nggak membolehkanku keluar dari rumah ini. Kalau sampai aku di pecat jelas itu gara-gara kamu.”“Apa dengan keadaanmu yang sekarang masih membuatmu merasa kekurangan uang?” Tanya Nicholas. “Apa maksudmu?”“Maksudku, dengan me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ada Apa Di Lantai 2?

    Aleeta masuk ke sebuah apotek yang terletak cukup jauh dari kawasan perumahan milik Nicholas. Ia hanya pergi seorang diri ke sana, karena tadi ia menolak ketika Mark ingin mengantarnya.“Nicholas sudah memberiku kebebasan untuk keluar rumah. Kalau kalian nggak percaya, silahkan tanyakan sendiri pada Tuan kalian. Sekarang menyingkirlah, karena aku harus segera pergi bekerja.” Begitulah yang Aleeta katakan saat hendak keluar rumah tadi.Rencananya, setelah dari apotek Aleeta langsung ingin pergi ke Cafe Thomas. Ia yakin sekali Thomas dan yang lainnya pasti sedang mencari keberadaannya.“Ada yang bisa kami bantu, Nona?” Seorang apoteker bertanya ramah ketika Aleeta mendekatinya.“Em, iya. Saya ingin membeli pil kontrasepsi. Apakah ada?” Tanya Aleeta.“Ada, Nona.” Apoteker tersebut segera memberikan satu strips berisi pil yang di maksud Aleeta.“Apa pil ini benar-benar bisa untuk mencegah kehamilan?”“Tentu saja, Nona. Asal Anda mengonsumsinya secara teratur, maka pil itu akan bekerja seb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Jiwa Iblis Yang Tidak Berbelas Kasihan

    “Apa kamu lupa dengan perintahku tadi?!”Aleeta tersentak kaget dan bangkit duduk. Pintu kamarnya terbuka secara kasar, dan tubuh Nicholas berdiri di sana. Mata pria itu menatapnya tajam.Wanita itu tidak mampu menjawab. Bukanya Aleeta lupa dengan perintah Nicholas, hanya saja selesai mandi tadi, Aleeta merasa sedikit kelelahan. Ia baru sampai di rumah Nicholas sekitar jam setengah dua belas malam, butuh hampir satu jam perjalanan dari Cafe Thomas ke rumah Nicholas. Cukup lama memang. Karena rumah Nicholas berada di pusat kota.Lagipula untuk apa sih pria itu meminta Aleeta untuk datang ke kamarnya segala?“Maaf, aku hanya—“Aleeta kembali mengerjap ketika Nicholas menendang pintu kamarnya hingga tertutup.“Apa yang kamu lakukan?” Tanya Aleeta panik.Nicholas menyeringai, berjalan perlahan mendekati ranjang tempat tidur Aleeta. “Setelah aku pikir-pikir, memang sebaiknya kamu jangan pernah menginjakkan kaki

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Memilih Untuk Menyerah

    “Tuhan ... Aku sudah nggak sanggup lagi.” Aleeta merintih dengan suara penuh luka.Ketika tidak ada lagi air mata yang tersisa untuk di keluarkan, saat itulah seseorang memilih untuk menyerah karena tidak mampu lagi bertahan. Apa yang akan kamu lakukan jika kamu lelah dengan keadaan, tetapi kamu di tuntut untuk tetap bertahan?Tidak ada. Sudah saatnya ia berhenti berjuang. Saat perjuangannya pun tidak pernah di hargai oleh orang lain. Sudah saatnya Aleeta menyerah. Jika hidup sudah terasa begitu berat baginya, maka lebih baik ia mengakhirinya saja.Aleeta beranjak duduk, ia mengusap sisa cairan Nicholas yang tadi sempat menetes keluar dari mulutnya dengan gerakan kasar. Ia segera melangkah dengan tatapan kosong menuju dapur. Tidak ada siapa-siapa di luar. Mungkin Nicholas sudah kembali ke kamarnya setelah puas menuntaskan nafsunya tadi.Aleeta berdiri di dapur, menatap sebilah pisau yang ada di sana. Apalagi yang ia harapkan? Berharap Nicholas akan muncul dan mencegahnya? Aleeta ra

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Enggan Bercerita

    Aleeta berjalan keluar dari kamar inap itu seraya mengancing jaket hingga ke leher. Ia lalu menaikkan tudung jaket hingga menutupi kepalanya. Dengan bertelanjang kaki, ia melangkah tergesa dengan kepala tertunduk. Menyusuri koridor rumah sakit untuk mencari jalan keluar. Wanita itu mendesah ketika sudah berhasil keluar dari gedung rumah sakit. Rupanya hari masih sangat pagi. Ia segera berlari menyusuri jalan raya tanpa alas kaki. Aleeta mengenali jalanan ini. Jalan yang searah dengan rumah Nicholas. Aleeta ingat karena kemarin ia lewat jalan ini ketika Nicholas membawanya pulang. Gawat.Jika rumah sakit ini dekat dengan rumah Nicholas, maka pria itu bisa saja menemukannya di sini. Aleeta menggeleng, lalu semakin berlari cepat, tidak berhenti meski hanya sekedar untuk menoleh. Aleeta harus pergi menjauh dari tempat ini.Ia meringis ketika kakinya beberapa kali menginjak kerikil kecil yang ada di pinggir jalan. Aleeta memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket. Ia terdiam saat mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04

Bab terbaru

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Berkata Jujur Ke Lukas

    “Lukas? Sedang apa kamu di sini?”Aleeta menatap Lukas yang langsung saja tersenyum ke arahnya. Rasanya sudah lumayan lama Aleeta tidak bertemu dengan Lukas. Sedikit terkejut dan senang juga sebenarnya, karena akhirnya Aleeta bisa kembali bertemu dengan pria yang dulu hampir setiap hari bersedia datang menjenguknya di saat sakit.“Seharusnya kamu nggak bertanya seperti itu,” sahut Lukas datar.Aleeta hanya mendengus. Sudah lama tidak bertemu ternyata sifat Lukas masih saja belum berubah. “Lalu aku harus bagaimana?” Tanya Aleeta seraya duduk di kursinya sendiri.“Ya seharusnya kamu mengatakan perasaan senangmu karena akhirnya bisa bertemu lagi denganku. Bukankah begitu?”Aleeta mengernyit. Sial. Bagaimana Lukas bisa tahu kalau ia tadi sempat merasa senang saat bertemu dengan pria itu?“Ck! Jangan berharap,” cetus Aleeta yang langsung membuat Lukas terkekeh.“Ah, rupanya kamu belum berubah ya, Ale

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hari Tanpa Nicholas

    Hal terburuk yang tidak ingin Aleeta rasakan di pagi ini adalah, ia harus menerima kenyataan bahwa Nicholas benar-benar tidak pulang semalaman. Ia harus terbangun seorang diri tanpa ada Nicholas di sampingnya. Aleeta menatap layar ponselnya dengan matanya yang masih terasa perih. Bahkan puluhan panggilannya yang sejak kemarin pun juga masih tak kunjung juga di balas oleh Nicholas. Tanpa berpikir panjang, Aleeta segera menekan nomor Nicholas. Berharap pagi ini Nicholas mau mengangkat panggilannya. Tapi lagi-lagi Aleeta harus menerima kenyataan pahit saat Nicholas tak kunjung menjawab panggilannya juga. Mendesah putus asa. Aleeta segera beranjak turun dari atas tempat tidur. Berjalan dengan langkah gontai menuju kamar mandinya. Jika biasanya di pagi hari seperti ini Aleeta akan bersemangat pergi ke dapur untuk membantu Mary memasak. Tapi kali ini ia sama sekali tidak bersemangat untuk melakukannya. Salah satu alasan Aleeta bersemangat menginjakkan kaki

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Merindukanmu

    “Aku ingin pulang.” Victor berujar sembari menyambar gelas minuman yang ada di depan Lukas “Kenapa terburu-buru sekali? Apa burungmu sudah nggak sabar ingin di lepaskan dari sangkarnya, hm?” Victor segera menggeleng. “Bukan, Luke. Yang benar, burungku sudah nggak sabar ingin bermain-main di dalam guanya,” ujarnya sambil terkekeh.“Kamu yakin gua kali ini bisa membuat burungmu senang?” Tanya Lukas.“Bukan hanya senang, melainkan puas.” Victor lalu mendekati Lukas. “Dia bilang, dia masih perawan,” ujarnya sambil terbahak.“Berengsek!” Nicholas yang mendengar percakapan bodoh dari kedua saudaranya itu hanya mampu mengumpat. Seperti tidak ada percakapan lain saja yang bisa mereka bicarakan. Kenapa juga harus membicarakan burung dan juga gua? Sial. Benar-benar hanya membuat Nicholas jengkel saja.“Dan apa kamu akan percaya begitu saja dengan apa yang wanita itu katakan?” Lukas kembali bertanya.Victor menggeleng. “Nggak juga. Makanya, aku ingin membuktikannya.” Mereka berdua lalu kembal

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Melarikan Diri Dari Masalah

    Nicholas menoleh saat mendengar suara pintu ruangannya di ketuk. Dan saat pintu itu terbuka ternyata ada Ella yang sedang berdiri di sana.“Ada apa?” Nicholas segera bertanya datar.“Begini, Tuan ...,” Ella terlihat canggung di tempatnya. “Apa pekerjaan Tuan Nicholas masih banyak? Jika iya, saya bersedia membantu supaya pekerjaan Tuan bisa segera selesai. Saya—““Kamu pulang saja.”“Ha?”“Aku bilang, kamu pulang saja,” ulang Nicholas datar.Pria itu lalu melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Hampir tengah malam. Ia tahu kalau Ella sudah tidak memiliki pekerjaan sejak beberapa jam yang lalu. Tapi sekretarisnya itu tetap saja bersikeras untuk menemaninya lembur. “Tuan yakin menyuruh saya pulang? Saya benar-benar bersedia membantu kalau Tuan masih memiliki banyak—““Sudah aku bilang, kamu pulang saja. Kamu ingin aku mengulang kalimat itu sampai berapa kali, ha?” Nicholas menatap tajam pada Ella yang langsung menciut.“M-maaf, Tuan. Saya hanya benar-benar berniat untuk

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Nicholas Tidak Pulang Ke Rumah

    “Kamu baik-baik saja, Kak?”Emily bertanya cemas pada Aleeta. Ia akui, sejak tadi ia memang terus memerhatikan gerak-gerik kakar iparnya tersebut yang terlihat sedikit berbeda. Aleeta terlihat tidak fokus, sering melamun, dan memasang raut wajah sedih seharian ini.“Ya.” Aleeta berusaha memberikan sebuah senyuman dari wajahnya yang terlihat pucat.“Kalau kamu sakit, lebih baik istirahat di rumah saja tadi, kak. Nggak usah memaksakan diri untuk berangkat.” “Nggak, Emily. Ini hanya efek datang bulanku saja. Percayalah, aku nggak apa-apa.” Aleeta berujar seraya mengecek gambar yang di berikan oleh Emily. “Lagipula pekerjaan kita sangat banyak hari ini. Jadi, kamu pasti akan membutuhkan bantuanku.”Emily diam sejenak. Ia sudah menduga hal ini sejak pagi tadi. Tapi ia masih ragu untuk menanyakannya. “Kak Aleeta ...,” kakak iparnya itu langsung menoleh ke arahnya. “Apa kamu bertengkar dengan kak Nicholas?”Aleeta langsung

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Menyembunyikan Masalah

    Taksi yang di tumpangi Aleeta berhenti di depan butik Emily tepat saat jam sudah menunjuk di angka sembilan pagi. Aleeta tahu ini memang sudah terlambat dari jam datangnya pada hari-hari biasanya. Tapi tadi Aleeta sudah meminta Mary untuk menghubungi adik iparnya itu untuk mengatakan kalau dirinya memang akan datang terlambat hari ini. Dan Aleeta yakin, Emily pasti tidak akan keberatan.“Pagi.” Aleeta menyapa para karyawan adik iparnya yang sudah mulai bekerja.“Pagi, Nona Aleeta.” Mereka tampak menjawab kompak.“Kak Aleeta!”Aleeta segera menoleh saat mendengar suara Emily memanggilnya. Aleeta berusaha memasang senyumnya saat adik iparnya itu mulai mendekat.“Kak, kenapa kamu lama sekali? Padahal kan aku ...,” tiba-tiba Emily menghentikan kalimatnya. Kedua matanya mengamati wajah Aleeta dengan lekat. “Kamu baik-baik saja kan, Kak?”“Ya. Tentu saja.” Aleeta berusaha menjawab setenang mungkin. Tak lupa ia juga kembali

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Butuh Waktu

    Aleeta hanya bisa diam membeku di tempatnya. Rasanya ia seperti di tampar oleh kata-kata yang di ucapkan Nicholas barusan. Kenapa Nicholas bisa berkata seperti itu? Kenapa Nicholas bisa kecewa padanya? Meski masih membingungkan, tapi entah kenapa hati Aleeta ikut terasa sakit ketika mendengarnya. “Nicho ...,”“Jangan sentuh aku,” peringat Nicholas ketika Aleeta hendak menyentuh tangannya.Sementara Aleeta hanya bisa menarik kembali tangannya, kemudian meremasnya pelan.“Kenapa kamu bisa mengatakan kalau kamu kecewa padaku, Nicho?” Aleeta bertanya pelan.Nicholas memicing. “Kamu masih bertanya kenapa? Dengar, Aleeta. Aku sudah bilang kalau aku nggak suka orang yang membohongiku. Dan kamu pikir setelah apa yang kamu lakukan aku nggak kecewa padamu, begitu?!”Aleeta menunduk. “Tapi, bukankah aku sudah menjelaskannya. Semua ini untuk kita, Nicho. Supaya nggak ada lagi rasa sakit yang bertambah di antara kita berdua.”

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Penjelasan Aleeta

    “Kenapa? Kamu merasa kesakitan, hah?”Nicholas menatap Aleeta yang hanya diam saja di hadapannya. Sedangkan tangannya terus meremas lengan Aleeta, tanpa peduli pada Aleeta yang meringis sakit sekalipun.“Jawab, Aleeta!” Bentak Nicholas kasar. “Kalau kamu nggak menjawab, maka aku nggak akan segan-segan untuk membuatmu semakin merasa kesakitan!”Aleeta menelan ludah. Setelah sekian lama tidak melihat kemarahan Nicholas, ia jadi takut saat kembali melihatnya lagi. Terlebih pria itu pasti akan selalu menyakitinya jika sedang dalam keadaan marah. Tapi Aleeta bisa apa? Semua kemarahan Nicholas itu memang karena salahnya.“Jawab!” Nicholas kembali membentak. Dan kali ini Aleeta mengangguk.“Y-ya ... Sa ... S-sakit, Nicho,” rintih Aleeta pelan.Nicholas tersenyum miring. “Tapi sepertinya kamu memang suka aku sakiti, ya?”Aleeta kembali menggeleng. “Nggak, Nicho. Aku mohon lepaskan tanganku.”“Kamu pasti

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Perasaan Marah Sekaligus Kecewa

    Nicholas menghentikan mobil tepat di pelataran parkir salah satu Apotek ternama yang ada di kotanya. Sebenarnya Nicholas bisa saja datang ke Apotek tadi malam, karena kebetulan Apotek yang ia datangi tersebut buka selama dua puluh empat jam. Tapi, semalam Nicholas masih terlalu bingung. Ia masih membutuhkan waktu untuk berpikir dan memahami apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Aleeta bisa mengonsumsi pil itu tanpa sepengetahuannya? Seraya meremas bungkus pil tersebut, Nicholas melangkah keluar mobil. Lalu berjalan ke arah pintu masuk Apotek. “Selamat datang. Ada yang bisa saya bantu?” Seorang petugas di Apotek tersebut langsung menyapa ramah saat Nicholas masuk. “Saya ingin menanyakan soal pil ini,” ujar Nicholas seraya menunjukkan bungkus pil yang ia bawa. Petugas Apotek itu tampak melihat sejenak bungkus obat yang di berikan Nicholas. “Baik, Tuan. Mari ikut saya.” Tanpa banyak berpikir N

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status