Share

Bab 335: Api di Bawah Senyum

Author: Rizki Adinda
last update Last Updated: 2025-08-13 13:53:53

“Tidak apa-apa. Saya hanya ingin meluruskan saja,” ucap Kirana, berusaha menambatkan senyum tipis di wajahnya.

Tapi senyum itu terasa seperti kaca yang retak, nyaris patah. Matanya menunduk sesaat, menyembunyikan riak kecil di dalam dirinya.

Panitia yang berdiri di hadapannya hanya mengangguk buru-buru, canggung. Gerak-geriknya seperti seseorang yang ingin menghilang begitu saja dari percakapan yang tak nyaman itu.

Dari samping, Raka menatap Kirana. Sorot matanya suram, menyimpan sesuatu yang tak diucapkan.

Seperti mendung yang menggantung, tapi belum juga turun hujan.

Mereka baru saja menyelesaikan penanaman bibit pohon kedua. Tanah yang basah dan aroma rumput yang tercabik memenuhi udara.

Kirana berdiri, menepuk-nepuk tanah dari telapak tangannya, lalu mengulurkan bibit ketiga kepada Raka.

Namun sebelum bibit itu berpindah tangan, sebuah keributan kecil mencuri perhatian mereka.

“Bu Pratama? Ngapain Ibu di s

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 342: Dia Pergi Mencariku

    Bu Rini mengambil alih dengan sigap. “Baik, Ibu mengerti. Kalian tunggu di sini, ya,” katanya lembut namun tegas.“Ibu akan panggil yang lain untuk bantu cari.”Senyum menenangkan disunggingkan sebentar, lalu ia berjalan cepat menjauh, sambil menunduk menulis pesan di ponsel.Jemarinya mengetik kilat di grup WhatsApp orang tua murid, disusul panggilan-panggilan singkat ke staf TK.Suaranya tetap rendah, tapi matanya menyapu sekitar, penuh kewaspadaan. Satu nama: Elina. Hampir semua orang tahu siapa dia, gadis kecil bermata bulat yang selalu menyapa siapa pun dengan senyum selebar mentari.Di tempat lain, aroma hotel yang dingin dan mewah menyergap begitu Kirana mendorong pintu lobi. Bau karpet bersih bercampur aroma bunga segar dari vas besar di sudut ruangan menyentuh inderanya, tapi pikirannya terlalu kacau untuk meresapi itu semua.Lalu ia melihatnya.Zelina duduk di sofa panjang berlapis beludru bi

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 341: Bukan Sekadar Petak Umpet

    Langkah Kirana makin cepat saat mendekati gerbang kebun raya, sepatu kanvasnya menimbulkan suara berdebum halus di atas jalan setapak berbatu.Udara sore yang lembap menusuk hidungnya, menyatu dengan aroma tanah basah dan dedaunan yang mulai menguning.Hatinya berdegup tidak karuan, seolah mengikuti irama langkahnya yang terburu-buru.Di bawah lengkungan besi gerbang tua yang dibalut sulur-sulur tanaman rambat, berdirilah Raka. Ia tampak mematung, pandangannya terpaku ke arah jalan setapak yang melingkar ke arah danau.Bahunya sedikit membungkuk, dan dari jarak segitu pun Kirana bisa melihat ketegangan yang merambat di garis rahangnya.“Gimana? Ketemu?” tanyanya begitu tiba di sisi pria itu, suaranya terdengar lebih tinggi dari biasanya, nyaris patah.Raka mengerjap, baru menyadari kehadirannya. Ia menoleh perlahan. Tatapannya bertemu mata Kirana, lalu meluruh pelan menjadi ekspresi muram.Ia menggeleng sekali, gerakannya

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 340: Di Antara Bayangan dan Dingin Embun

    Lift menderu pelan menuruni lantai, menyisakan keheningan yang janggal di dalam kabin kecil itu. Lampu kuning temaram menyorot wajah Zelina yang berubah kaku seperti topeng porselen.Di sebelahnya, Elina berdiri mematung, kedua tangannya mengepal erat di sisi rok, kepala tertunduk seperti sedang menahan sesuatu yang terlalu berat untuk diucapkan."Ellie? Ngapain kamu ikut? Di kamar aja sama Ayah, ya?" tanya Zelina, nadanya mengandung teguran yang dibalut senyum tipis.Tapi senyum itu tak sampai ke matanya.Elina hanya diam. Tidak menjawab, tidak menatap. Hanya helai rambut halusnya yang sedikit bergetar karena hembusan AC lift.Zelina mencibir pelan, lalu berpaling, seolah anak itu hanya dinding tambahan yang tak perlu dipedulikan.Suasana di dalam lift menegang, seperti tali yang direntangkan terlalu kencang. Tak ada kata-kata. Hanya bunyi mekanis dari sistem lift dan detak jam tangan di pergelangan Zelina.Ketika pintu terbuka perla

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 339: Kamar untuk Dua Dunia

    Cahaya yang semula mengisi mata Zelina, seperti kilau hangat dari sore yang indah, meredup seketika saat sosok itu muncul di ambang pintu.Bibirnya bergerak membentuk senyum, tetapi hanya sekilas, lebih mirip bayangan senyum yang dipaksakan."Ellie," gumamnya dengan nada yang nyaris tak terdengar.Langkah-langkah kecil Elina terdengar lembut di karpet kamar hotel, memeluk boneka kelinci lusuh di pelukannya.Sementara itu, Zelina berdiri terpaku di ambang pintu, tubuhnya sedikit condong ke depan, seolah mencoba menyatu kembali dalam dunia yang terasa asing baginya.Rambutnya yang sempat tertata rapi kini berantakan, sedikit kusut oleh angin taman bunga yang tadi membelainya selama ia berjalan sendiri, menyusuri jalan setapak menuju hotel.Udara kamar beraroma pendingin ruangan dan parfum anak-anak, tapi ada ketegangan yang menggantung di antara ketiga orang di sana, seperti benang halus yang siap putus kapan saja.Raka duduk di tepi ra

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 338: Menanti Bu Alesha

    Langkah Kirana nyaris tanpa suara saat ia menarik Aidan dan Bayu menjauh dari taman bunga yang mulai dingin tertiup angin malam.Jemarinya mencengkeram erat tangan dua bocah itu, seakan khawatir mereka akan tergelincir dari genggamannya seperti pasir.Tak ada satu kata pun ia lontarkan, hanya kilatan di matanya yang lebih lantang dari amarah. Wajah Raka mengeras, rahangnya mengatup kaku saat melihat punggung mereka menjauh.Tunangan? Pihak ketiga? Ucapan Kirana tadi terus menggema di kepalanya, menusuk lebih dalam ketimbang tatapan sinis siapa pun.Wanita itu memang tahu cara menusuk tepat di luka.Elina berdiri di tengah jalan setapak, tak bergerak. Cahaya lampu taman memantul samar di wajahnya yang basah oleh air mata, tapi ia tak menangis keras.Isaknya justru datang dalam diam, membuatnya terlihat lebih rapuh, seperti daun yang jatuh tak bersuara.Di sampingnya, Zelina mematung, pandangannya kosong, tak tahu harus memeluk

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 337: Jangan Bikin Saya Canggung

    Sejenak, sorot mata Zelina berkabut oleh kecewa. Namun, seperti daun yang tersapu angin dan kembali ke tempatnya, ia buru-buru menarik senyum dan menyembunyikan perasaannya di balik anggukan tipis.Seolah berkata, “Tidak apa-apa,” meski jelas-jelas jiwanya tak sedang baik-baik saja.Begitu lonceng makan siang berbunyi, Raka dengan santai meraih tangan Elina, menggandengnya ke arah kantin sekolah yang penuh suara piring beradu dan tawa para orang tua.Aroma nasi hangat dan sup kaldu menguar di udara. Zelina menyusul di belakang, langkahnya sedikit ragu namun tetap berusaha tenang.Hari itu pertama kalinya ia ikut antre makan bersama para orang tua murid. Suasana ramai, penuh bisik-bisik dan sorotan mata yang tak henti menilai.Entah karena lengah atau terdorong, Zelina tiba-tiba saja terlempar ke barisan paling belakang.Ia panik, matanya sibuk mencari sosok Raka. Namun ketika hendak bergerak mendekat, beberapa ibu-ibu mencegat la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status