Hendra langsung memeluk Sisca ketika masuk ke dalam kamar. Dia mencium wangi yang samar-samar. "Kamu sudah mandi, ya? Wangi sekali."Sisca mengiakannya, kemudian berputar dalam pelukannya untuk bertatapan dengan Hendra dan menanyakan, "Hendra, dengar kabar kamu sudah punya anak kedua."Hendra awalnya terkejut, tapi dia pun menjadi semangat menanyakan, "Sudah berapa lama?"Akan tetapi, rasa kekhawatiran muncul setelah kebahagiaan.Dia merangkul pinggang Sisca, lalu menyentuh perutnya dan menanyakan, "Kamu masih belum pulih total dari keguguran sebelumnya. Apa kamu sanggup hamil lagi?"Selain itu, mereka selalu melakukan perlindungan saat berhubungan agar tidak hamil.Hendra mengira itu adalah sebuah kecelakaan, dia berkata, "Besok pagi kutemani ke rumah sakit, ya."...Sisca berkata, "Bukan aku?"Hendra tercengang dan masih belum mengerti. "Bukan kamu? Siapa lagi yang bisa menghamili anakku?""Sharon."Hendra langsung terkejut.'Apa dia menghamili diri sendiri?'Sisca mengeluarkan ponse
Sisca merangkul leher Hendra dan mencium bibirnya, kemudian tersenyum lebar berkata, "Pak Hendra mengingatkanku berkali-kali, apa kamu takut menikah denganku?"Takut?Hendra langsung merangkul pinggangnya dan menatapnya berkata, "Apakah takut kamu pergi juga termasuk dalam ketakutan?"..."Sayangnya KUA masih libur."Selain itu, Hendra masih punya sebuah hadiah belum diberikan kepada Sisca. Dia berencana meminta Sisca menandatanganinya sebelum mereka menikah.Sisca mencium bau alkohol yang samar-samar langsung teringat tugas yang diberikan kepada Hendra malam ini."Oh ya, bagaimana tentang Zayn? Apa dia tahu apa yang terjadi pada keluarganya Nancy?""Suruh Nancy jangan berharap pada Zayn lagi."Hendra hanya memberikan sebuah peringatan.Sisca pun menebak maksud Hendra. Dia merasa Zayn lebih tidak berperasaan dari yang dipikirkannya. "Mereka menikah tiga tahun, apa dia nggak ada perasaan sama sekali?"'Dia memang kejam.'Hendra berkata, "Zayn menyukai uang, kekuasaan dan seks. Kalau har
Sisca kehabisan kata-kataApakah ini yang disebut bertahan hidup?...Keesokan harinya, Kafe Faith.Zayn adalah pemilik kafe ini, privasinya sangat bagus.Sisca dan Sharon duduk berhadapan di ruang VIP. Tengah meja sedang memasak teh hingga tercium wangi teh.Sharon adalah orang yang tidak sabar, dia melihat berkali-kali ke pintu ruang VIP dan menanyakan, "Bukankah semalam kamu sudah beri tahu Pak Hendra tentang kehamilanku? Kenapa Pak Hendra belum datang? Sisca, apa kamu membohongiku?"Sisca mengambil teh sambil berkata dengan santai, "Aku sudah menanyakannya. Dia nggak menginginkan anak itu."Tatapan Sharon terhadapnya menjadi sangat kejam, dia langsung mencibir, "Bukan Pak Hendra yang nggak menginginkannya, pasti kamu yang nggak mau!"Sisca berkata, "Itu bukan anaknya, kenapa dia harus menerimanya?""Apa yang kamu katakan?"Sharon awalnya terkejut, tapi setelah itu dia merasa bangga dan tertawa."Sisca, kamu pasti nggak menyangka Sharon yang dulunya sangat jelek bisa meniduri kekasi
"Sharon, kamu sudah tertipu. Pria di malam itu bukanlah Hendra."Sharon bagaimana mungkin percaya, dia langsung berkata, "Sisca, kamu membohongiku lagi! Aku tahu kalau kamu belum menikah dengan Pak Hendra, jadi kamu takut aku merebut posisimu menjadi istri Hendra. Bukankah kamu nggak suka mempersulit orang? Apakah kamu berani bersaing untuk merebut Hendra denganku?"Sisca berkata dengan pasrah, "Meskipun aku bersedia, setidaknya kamu harus tanya apakah Hendra bersedia bersamamu?"Sharon berkata, "Saat dia berhubungan seks denganku, dia bahkan sangat tergila-gila. Bagaimana mungkin dia nggak mau? Sisca, kalau kamu nggak mau percaya, aku boleh menunjukkan video kami berhubungan seks kepadamu."Sharon takut Hendra nggak mengakui perbuatannya karena mabuk, jadi dia pun diam-diam merekamnya.Semua ini adalah bukti keras.Kalau Sisca terus memaksanya, Sharon akan menyebarkan bukti-bukti ini.Melihat Sharon sudah tergila-gila, Sisca pun tidak ingin menyelamatkannya lagi.Sisca bersandar di ku
Hendra terkejut mengira dirinya salah dengar.Hendra menunduk dan mendekatinya dengan tatapan bahagia. "Sisca, apa yang kamu katakan barusan?""Lupakan saja kalau nggak mau cium."Ketika Sisca mau balik badan masuk ke dalam mobil, Hendra langsung menarik lengannya.Sisca pun tertabrak ke dalam pelukannya.Ketika Sisca mendongak, Hendra kebetulan menunduk. Bibir mereka bersentuhan secara kebetulan, tapi terasa sedikit sakit.Sisca tanpa sadar ingin menjauhkannya, tapi Hendra langsung menahannya di depan pintu mobil sambil menciumnya.Mereka jelas-jelas sudah sering berciuman, tapi Sisca masih saja merasa sulit mengendalikan perasaannya.Hendra menahannya dalam pelukan sambil menanyakan dengan suara yang serak, "Apakah teman sekamarmu itu menindasmu?""Nggak."Sebaliknya malah Sharon yang menindasnya.Di lantai atas.Ketika Sharon melihat mereka dua bermesraan, jari tangan yang menyentuh tirai jendela menjadi semakin kuat seakan-akan mau membolongi tirai tersebut.'Jelas-jelas pria yang
Hendra berkata di samping telinga Sisca, "Beraninya kamu menodongkan pistol kepadaku? Kalau nggak sengaja tertembak, siapa yang bertanggung jawab untuk kebahagiaan hidupmu?"Sisca bercanda, "Kalau kamu berani menipuku lagi, aku akan menodongkan pistol ini ke kamu. Apa kamu takut?"Hendra tersenyum menjawab, "Takut.""Coba tembak dan rasakan sensasi tolak baliknya."Dor!Peluru ditembakkan mengenai tengah sasaran.Ini pertama kalinya Sisca menembak. Pergelangannya yang kurang kuat langsung bergetar karena tolak balik yang kuat.Hendra langsung menahan tangannya sambil berkata, "Pergelangan tanganmu nggak stabil. Malam ini kamu harus banyak berlatih."Sisca menatapnya dengan kebingungan. "Bagaimana cara latihannya?"Hendra malah dengan nada santai tapi terdengar nakal berkata, "Gampang saja. Latihan dengan memegang pistol."...Telinga Sisca langsung memerah ketika dia memahaminya.Hendra dengan ekspresi serius memegang tangan Sisca menargetkan sasaran tembak lagi. Dia berkata, "Sekarang
Mereka kembali dari pangkalan.Pergelangan Sisca ditempelkan selembar koyo.Saat tiba di Cemara Praya, Angel bertanya dengan penasaran, "Ibu, ada apa dengan tanganmu? Apa Ibu terluka?"Hendra tersenyum berkata, "Tangan ibumu terkilir karena kepo ingin bermain."Sisca berkata, "Ibu terkilir karena bertengkar dengan anjing."Angel langsung menatap Lulu dengan curiga, dia langsung menegur, "Lulu, kamu terlalu jahat! Aku akan memukulmu!"Hendra tidak mengatakan apa pun.Di malam hari.Ponsel Hendra terus berbunyi.Ketika dibuka, WhatsAppnya langsung dipenuhi dengan pesan.Caleb mengirim pesan, "Hendra! Beraninya kamu jahat terhadap Hannah! Kamu tunggu saja, besok pagi aku akan menjemput Hannah kembali ke Kota Sela!"Pak Matthew mengirim pesan, "Aku serahkan Hannah kepadamu, tapi kamu malah memperlakukannya seperti ini? Kamu terlalu mengecewakan!"Moonly mengirim pesan, "Pak Hendra, ternyata kamu ganas sekali! Postur tubuhmu lumayan bagus juga, tapi aku nggak bisa mengatakan apa pun. Semoga
Beberapa pria berbadan kekar menerobos masuk ke ruang tamu lantai satu. Mereka merokok sambil membawa kapak dan pisau dengan tampak yang menakutkan.Kevin ketakutan seakan-akan melihat malaikat pencabut nyawa! Dia langsung kabur berlari ke lantai atas.Pria yang memimpin duduk di sofa ruang tamu. Dia hanya menaikkan dagunya saja, semua bawahannya langsung mengerti dan berlari ke atas untuk menangkap Kevin."Berlari saja terus! Kakimu lumayan lincah, ya. Bagaimana kalau kupotong kakimu saja agar kamu nggak bisa kabur?"Pria itu memegang sebuah kapak yang tajam sambil menghuyungkan di kaki kanan Kevin.Kevin berkata dengan ketakutan, "Pak, tadi aku bukan mau kabur! Aku hanya ingin naik ke atas lihat masih ada uang tunai untuk membayarmu atau nggak."Pria itu hanya tertawa menghina sambil berkata, "Lumayan tahu diri juga kamu."Pak Supra yang memimpin kelompok itu melihat sekilas vila yang besar berkata, "Pfft! Hutangmu begitu banyak, tapi masih tinggal di rumah semewah ini? Sepertinya ka