Terimakasih yang udh baca cerita ini dan biggg thanks untuk yg udh kasih vote 💓DELAPAN : LIBURAN DI BALI"Lagipula kami sempat menjadi suami istri sebelum bercerai."Mungkin maksud Agam baik murni untuk menjelaskan persepsi Pak Supir. Bukan untuk mempermalukan Anjali. Bagaimanapun tidak ada kesalahan dalam ucapan Agam. Namun, perkataan Agam telah mengusik hati Anjali."Tapi, saya hampir menyesali status kami saat ini," Agam kembali menoleh pada Anjali sehingga pandangan mereka kembali bertemu. Bedanya, selang beberapa detik Agam kembali mengalihkan matanya.Tidak ada yang berani mengeluarkan suara setelahnya. Baik Anjali maupun Pak Supir sama terdiam. Bedanya Pak Supir sempat melempar senyum penuh arti kepada Anjali dan Agam secara bergantian.Sementara tanpa sepengetahuan Anjali, Agam mengepalkan tangannya kuat-kuat menahan rasa malu setelah mengutarakan isi hatinya. Ketika sampai di hotel pun Agam tidak banyak bicara selain menyuruh Anjali untuk beristirahat di kamar yang sudah d
SEMBILAN : PIKIRAN DEWASA ANYA.Terimakasih yang udh baca cerita ini dan biggg thanks untuk yg udh kasih vote 💓Happy reading!Harusnya hari ini adalah hari terakhir mereka di Bali. Namun Anya meminta untuk tinggal satu hari lagi. Katanya mau ke pantai dan beberapa tempat yang belum pernah dia kunjungi. Dan tanpa berpikir panjang Agam langsung menyetujui permintaan putrinya itu."Reksa, tolong bantu kami untuk menjaga Anya, ya." Pesan Anjali kepada Reksa. Sudah Anjali larang keras untuk tidak menyewa Reksa lagi, tetapi Agam bersih keras dan keras kepala. Katanya biar Anya lebih terjaga."Sudah kewajiban saya untuk menjaga Anya, Bu."Anjali tersenyum mendengarnya. Lalu mereka masuk ke dalam mobil yang sudah Agam sewa sebelumnya. Begitu Anjali akan membukakan pintu belakang mobil, Agam berteriak. "Di sini saya bukan supir!""Yasudah kamu duduk di depan Sa biar saya dan Anya di belakang." Anjali mengambil alih Anya dari tangan Reksa. Sementara pria itu mengangguk patuh. "Gapapa bu, Anya
SEPULUH : TIDAK UNTUK KEMBALIHOWAAA!! TERIMAKASIH YANG SUDAH BACA CERITA INITERIMAKASIH JUGA YG UDH MAU NGOREKSI DISCLAIMER : UNTUK PENULISAN RIANTI DIGANTI YA MENJADI RYANTI JADI HURUF I-NYA DIMUSNAHKAN SAJA!TERIMAKASIH.***PUK!Bunyi segepok uang yang di taro ke atas meja memenuhi ruangan Agam. Anjali yang beberapa menit lalu di panggil oleh Agam, mengernyit bingung. Entah apa maksud Agam memberikan amplop coklat tebal itu."Ini apa, Pak?" Agam tersenyum tipis, "Uang."Anjali menaikkan alisnya membuat Agam melanjutkan perkataannya, "Uang nafkah untuk Anya."Terbilang sudah hampir 5 bulan mereka berpisah. Baru kali ini Agam menunaikan kewajibannya sebagai ayah. "Setelah lima bulan berlalu?" Anjali tertawa sumbang.Agam menaikkan satu alisnya melihat tingkah Anjali, di luar ekspetasinya. Dia kira Anjali akan sangat berterima kasih."Sudah saya lebihkan untuk menutupi bulan-bulan sebelumnya. Katakan kalau itu tidak cukup biar saya tambahkan nanti."Anjali menyipitkan matanya ku
SEBELAS : PERUBAHAN AGAM.HALO, ABSEN DULU KALIAN DARI KOTA MANA AJA NIH?MAAFKAN KALO BANYAK TYPO!SELAMAT MEMBACA!***Pengakuan Anjali tempo hari telah menampar hati Agam. Belakangan ini Agam termenung memikirkan sifat buruk dalam dirinya. Dirinya egois dan arogan.Setiap kali Agam hendak meminta maaf pada Anjali lidah terasa keluh. Tiap kali Agam akan mengucapkan kata maaf, bibir nya terasa kaku dan sulit digerakkan."Agam, apa ada sesuatu mengganggu pikiran kamu?" Ryanti meraih tangan Agam. Dilihat nya calon tunangannya itu masih belum sadar."Agam?"Kali ini Ryanti memberikan sebuah kecupan di bibir Agam. Ryanti tersenyum lebar melihat reaksi terkejut Agam. Perlahan senyuman di bibir Ryanti lenyap begitu mendapat pandangan tidak suka dari Agam. Bola mata Agam menyorot tajam seolah memberi peringatan."Kenapa? Marah?" Melihat reaksi Agam tidak biasanya membuat Ryanti takut. Takut kehilangan Agam. Apalagi sikap Agam akhir-akhir ini berubah. Tidak menutup kemungkinan Agam sudah s
DUABELAS : REKSA ASTATINE ALATHAS.KALO BOLEH TAU KALIAN BISA NEMU CERITA INI GIMANA?Warning : Typo berserakan.***Hari ini Irma jatuh sakit jadilah Anjali yang harus mengantar jemput anaknya. Selepas mengantar Anya, taksi yang ditumpangi Anjali melesat menuju kantor. Namun, di tengah perjalanan tiba-tiba mesin mobil mati membuat Anjali kelimpungan. Anjali sungguh tidak punya banyak waktu."Maaf ya bu, padahal kemarin sudah saya servis. Tapi masih aja mati ini mobil. Saya benar-benar minta maaf tolong jangan kasih bintang 3 ya, Bu."Bibir Anjali tertarik sebelah dengan dahi mengerut. Keadaan sedang spaneng gini pak supir masih sempatnya mikirin bintang. "Iya, Pak. Tapi tolong saya dulu untuk carikan mobil ataupun ojek. Saya sudah tidak ada waktu lagi ini," "Baik, Bu."Anjali menarik napas dalam-dalam menenangkan pikirannya. Sambil menunggu pak supir, Anjali segera memesan taksi online. Namun tidak ada satupun yang nyangkut. Bisa-bisanya kedua aplikasi kebanggaannya tidak berguna
TIGA BELAS : SINDIRAN UNTUK AGAM.TERIMAKASIH SUDAH NGIKUTIN SAMPE SINI!!DAN TERIMAKASIH UNTUK YANG MAU RIBET NGASIH TAU KLO ADA TYPO.SELAMAT MEMBACA!***Alarm berbunyi. Membuyarkan mimpi buruk Anjali. Memimpikan Agam adalah hal terburuk. Apalagi kalau sampai berani mengancamnya akan mengambil Anya. Apapun yang terjadi Anjali akan mempertahankan Anya untuk tetap di sampingnya. Anjali tidak akan membiarkan seorangpun mengambil Anya, sekalipun itu Agam, ayah kandungnya.Anjali menatap kosong tembok di kamarnya, memikirkan jadwal terulangnya setiap hari. Memastikan Anya pergi sekolah lalu bekerja dengan baik di perusahaan mantan suaminya.Tuhan, kenapa aku harus takut untuk memulai hari? Bukan kah kau sudah menentukan kebahagiaan untuk setiap hambamu? Anjali menahan napasnya sejenak. Memantapkan niatnya untuk bergerak membersihkan diri dan membantu Irma menyiapkan sarapan."Bu, di depan ada dua orang tamu." Irma segera menghampiri Anjali begitu turun dari tangga.Dahi Anjali membentu
EMPAT BELAS : KETAHUAN.Hola selamat membaca.***Anjali menatap berkas yang berserakan di atas meja. Sesekali dia menatap tab di samping komputernya. Dirinya tengah membuat laporan surat masuk untuk di setorkan pada Agam."Selamat pagi, Anjali."Anjali mengalihkan matanya dari komputer. Di sana berdiri Ryanti dengan anggun. Wanita itu terlihat lebih fresh dengan rambut sebahunya."Boleh saya bertemu dengan Agam?" Anjali balas tersenyum ramah. Melihat kembali Ryanti setelah seminggu sejak dikabarkan putus dengan Agam. Tubuh wanita itu terlihat lebih kurus walau masih keliatan cantik dan seksi. Anjali pikir mungkin dia terlalu stress setelah diputuskan Agam.Nampak wanita itu tidak menghilangkan senyuman manis menunggu jawaban dari Anjali.Hembusan napas keluar melalui bibir Anjali. Walaupun dirinya sempat kecewa dengan kelakuan Ryanti, namun tidak tega juga melihat keadaan wanita itu sekarang. Anjali jadi iba.Ketika Anjali bersiap meraih gagang telepon untuk menghubungi Agam, suara
HALO. APA KABAR KALIAN??GAK NYANGKA BANGET MENGENANG RASA BANYAK YANG SUKA!! TERIMAKASIH YANG SUDAH BACA CERITA INI SAMPE SINI.SORI SLOW UPDATE SOALNYA BANYAK KESIBUKAN LAIN DI DUNIA NYATA.HAPPY READING!***Anjali diberi cuti dua minggu oleh Agam. Luka di tangannya juga belum kering. Anjali hanya tidak bisa menggunakan tangan kanannya dengan normal. Selebihnya bisa kok. Siang ini juga perempuan itu sudah siap untuk menjemput Anya di sekolah. "Irma, biar saya saja yang menjemput Anya. Kamu di rumah saja ya,"Anjali melihat Irma yang tengah merapihkan kerah bajunya. Sepertinya perempuan itu juga sudah bersiap menjemput putrinya."Saya juga gak papa kok bu. Apalagi Ibu sedang tidak sehat, biar saya saja Bu."Anjali tersenyum kecil, "Cuman tangan saya Irma. Yang lainnya masih berfungsi kok."Irma tersenyum canggung, "Yasudah, Bu."Oh iya, mungkin sudah seminggu Anya pindah sekolah ke sekolah lamanya. Setelah mendengar tawaran Agam, anak itu gencar merayu Anjali untuk menyetujui perp