LOGINWARNING!!! 18+++ Pastikan usia kalian sudah dewasa untuk membaca cerita ini! Aneesa punya segalanya-ketenaran, kekayaan, dan keyakinan bahwa tak ada pria yang setara dengannya. Namun, Marcello datang bukan untuk mengagumi Aneesa. Ia adalah bintang F1 yang berdiri sejajar dengannya di dunia yang gemerlap. Sementara Barron, si gentelman yang kaya Raya dan perfectionis adalah sosok yang 'pantas' dijadikan pasangan. Mampukah Marcello menaklukkan hati seorang wanita yang terlalu tinggi menilai dirinya sendiri? Di antara balapan, panggung megah, dan luka, cinta jadi taruhan yang paling berani.
View MoreChapter 66 Melarikan Diri Di antara para jemaat misa tengah malam, aroma dupa bercampur dengan dinginnya udara gunung. Lilin-lilin bergetar di atas altar, menyorot wajah-wajah yang khusuk berdoa. Denting lonceng gereja menggema lembut, menandai malam yang seharusnya penuh damai. Saat paduan suara mulai menyanyikan Ave Maria, Marcello yang berada di bangku paling belakang dengan lembut menarik siku Aneesa, sementara Aneesa yang sedang khusyuk berdoa dengan lembut menepisnya. Namun, Marcello kembali menarik sikunya membuat Anesa menoleh. Keduanya bertatapan. Aneesa terlihat kesal, sementara ekor mata Marcello mengarah ke pintu samping. Aneesa mengerutkan alisnya dan kepalanya sedikit miring seolah mengisyaratkan penolakannya membuat Marcello menarik paksa Aneesa meninggalkan gereja. Di luar, udara malam langsung menyambut keduanya. Dingin, tajam, namun terasa seperti kebebasan. Salju tipis menutupi jalanan batu desa, Aneesa menutup telinganya dengan telapak tangannya seraya menol
Chapter 65 Ancaman Marcello Salju menebal di luar kastel, menutupi, dan menenangkan seluruh lembah di bawahnya. Di dalam ruangan yang dulu digunakan sebagai aula perang, cahaya dari lilin-lilin yang menempel di dinding batu berkilau lembut, memantul pada perak, gelas kristal, dan pita merah tua yang menghiasi sepanjang jamuan meja perjamuan. Langit-langit tinggi bertulang kayu gelap dan perapian batu sebesar dua orang dewasa di ujung ruangan, api di dalamnya berderak lembut memunculkan aroma kayu terbakar yang hangat bercampur dengan harum rempah dari anggur panas di kalkun panggang yang baru dihidangkan. Taplak meja merah gelap menjuntai hingga lantai, kontras dengan piring porselen dan serbet yang dilipat sempurna. Di antara piring-piring itu, bunga poinsettia dan dedaunan holly berkilau menambah meriah khas Spanyol dan setiap pria mengenakan tuksedo sementara wanita mengenakan gaun malam yang indah dan elegan. Acara perjamuan itu hanya dihadiri oleh keluarga rasa Spanyol, tig
Chapter 64Mendaptkan Aneesa Seutuhnya Marcello duduk di samping Max dan bersandar dengan santai di sandaran sofa, caranya duduk dan sikapnya sangat bertolak belakang dengan Max sementara tatapannya tertuju pada Aneesa yang sedang membaca tabloid dan seolah tidak ingin bergabung dengan obrolan di sana. "Omong-omong, kita hanya tidak bertemu beberapa bulan, tetapi kulihat kau semakin tinggi saja, Max, bahkan sudah sama tingginya dengan Marcello," ucap Jessie. Max tersenyum, sedikit sombong karena pujian bibinya. "Latihan fisik di pendidikan militer membuatku tumbuh semakin tinggi, kelak tinggiku mungkin akan sampai 200 cm atau lebih.""Kau akan terlihat seperti monster jika terlalu tinggi, Max," sahut Serafina, adik perempuan Marcello.Max mengalihkan pandangannya dengan tenang kepada Serafina yang hanya mengenakan basic crop top berwarna putih dan celana jeans sedang berjalan ke arah mereka. Sebagai seorang yang dibesarkan dengan tata krama tinggi kerajaan, ia tidak biasa menyaksi
Chapter 63 Transaksional Marcello melangkah dengan sangat santai menghampiri Maximilian de Navaro, saudara sepupunya sekaligus putra mahkota Spanyol yang bersedekap sembari menyandarkan punggungnya pada dinding di dekat tangga dan tatapannya datar tertuju padanya. “Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Marcello. "Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan di gudang bawah tanah?" jawab Max kemudian tersenyum miring, seperti mengejek. "Apa Paman dan Bibi sudah datang?" tanya Marcello, menanyakan orang tua Max. Sebagai bagian dari keluarga kerajaan, meskipun tidak tercatat secara resmi, tetapi Marcello dan keluarganya tetap mengikuti protokol kerajaan. Salah satunya adalah anggota keluarga tidak diperbolehkan datang bersamaan, mereka datang secara acak dan terpisah-pisah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan misalnya kecelakaan di perjalanan. "Mereka dijadwalkan datang sebelum jamuan malam Natal dimulai," jawab Max dan Marcello mengangguk-angguk pelan. Max, begitu
Chapter 62 Penyihir "Aku hanya ingin menunjukkan tempat ini," kata Marcello. Kekecewaan tiba-tiba bergelung di benaknya seperti seekor anak gajah setelah mendengar jawaban Marcello, tetapi mengapa harus kecewa dengan jawaban Marcello yang terdengar lumrah? "Kukira kau tidak akan datang," ucap Aneesa seraya mencoba tersenyum. "Kenapa berpikir begitu?" "Kupikir kau akan merayakan Natal di Los Angeles, bersama gadis incaranmu." Marcello tersenyum penuh arti. “Cemburu?” Aneesa merasakan jantungnya diremas. Namun, cemburu? Tidak mungkin. Aneesa tersenyum malas. “Mana mungkin aku cemburu padanya.” “Aku memang akan merayakan Natal bersama gadis incaranku, di Spanyol,” ucap Marcello tegas dan menatap Aneesa dengan serius. Menunggu reaksi gadis itu. Sekali lagi jantung Aneesa seperti diremas, kali ini lebih sakit hingga membuat napasnya terasa sesak dan ada rasa tidak senang mendengar pengakuan Marcello. Namun, ia menyangkal jika cemburu pada gadis incaran Marcello, mungkin han
Chapter 61 Gudang Bawah Tanah Aneesa mengikuti Marcello, berjalan di belakang Marcello dan berusaha menjaga jaraknya seolah-olah Marcello adalah orang asing dan berbahaya. "Ini... pertama kali kau ke Ainsa?" tanya Marcello. Beberapa kali Aneesa bergabung merayakan perjamuan malam Natal bersama keluarga ibu tirinya, perjamuan diadakan di Madrid, di kediaman tidak resmi Raja, dan di Barcelona, di kediaman orang tua Marcello. Pernah satu kali di tempat tinggal ayahnya. Baru kali ini Aneesa berkesempatan menghadiri jamuan makan malam keluarga kerajaan di Ainsa, di kastel yang pastinya sangat bersejarah bukan hanya bagi keluarga kerajaan, tetapi sejarah berdirinya Spanyol. "Ya, ini pertama kali aku ke sini," jawab Aneesa. "Jam berapa kau tiba?" tanya Marcello tanpa menoleh dan terus melangkah. "Masih sangat pagi," jawab Aneesa pelan. "Sudah berkeliling?" tanya Marcello lagi. Aneesa mengangguk, tetapi menyadari jika anggukannya tidak dilihat Marcello, ia pun menjawab, "Jessie mem
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments