Unfree to Fly

Unfree to Fly

Oleh:  BundaAkasyah  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
11 Peringkat
17Bab
1.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Quitta diam-diam memendam perasaan pada Ghaza, salah satu siswa di sekolahnya yang terkenal playboy. Namun saat tahu ibunya menjodohkannya dengan Ghaza, Quitta memilih untuk menyembunyikan perasaannya dari semua orang. Apalagi setelah keinginannya untuk menjadi seorang chef, ditentang oleh ibunya. Kevlar terjebak dalam hubungan toxic dengan Alea, wanita yang sudah menjadi tunangannya. Saat mengetahui bahwa Alea berselingkuh, Kevlar berencana untuk memutuskan hubungan dengannya. Namun orang tuanya malah mendesak dirinya untuk segera menikahi Alea.

Lihat lebih banyak
Unfree to Fly Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
miss.possan
wow age gap. pilih stay d hub toxic atau age gap nih
2021-08-14 12:24:28
1
user avatar
ICETEA
wah, hubungan toxic mah cepat2 diakhiri ajaaa. pasti kevlar tersiksa juga dengan keadaan seperti itu ......
2021-08-14 10:51:52
1
user avatar
Ailana Misha
Menarik ceritanya, bahasanya ngalir, nama karakternya juga unik... Bagus kak story-nya...
2021-08-14 09:36:18
1
user avatar
Fraghesia
Ceritanya menarik banget thor, wajib masuk rak nih!
2021-08-14 09:32:52
1
user avatar
Arien Adjah
Baru baca awal bab udah suka, tapi kasihan kevlar .........
2021-08-14 09:25:58
2
user avatar
lexiez
Woylah Ghaza beneran player nih main sosor aja tanpa persetujuan... kaya nya Kevlar bakalan kesemsem nih sama Quitta ... next lagi
2021-08-14 08:53:28
1
user avatar
Putri Oktaviani
Aku suka banget sm diksinya, alur ceritanya juga menarik😍 semangat update thorrrr🥰🥰
2021-05-09 09:40:11
1
user avatar
Key Nara
Seru nih, otw bacaaa.
2021-05-08 23:13:43
1
user avatar
LaLuna
Adam drama😖
2021-05-08 22:29:08
1
user avatar
Miracle
Lanjut lagi, seruuuu
2021-05-08 21:20:07
1
user avatar
Kyna
Adam kang drama ya, Bund. 😂
2021-05-08 10:31:53
1
17 Bab
Fly 1
Di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang furnitur. Di salah satu ruangan direktur utama. Sudah setengah jam Kevlar duduk membelakangi mejanya, memandangi awan yang bergerak menggantung di atas cakrawala. Sekali dua, seekor burung melintas, menampakkan kebebasan yang tiada batas. Bahagia dengan takdirnya. Tumpukan map di atas meja yang biasanya selalu semangat dibacanya, tak lagi menarik minatnya. Pikirannya saat ini tidak bisa dipaksa untuk bekerja. Seolah buntu, atau lebih tepatnya, terblokir oleh masalah besar yang tak bisa lagi diabaikan olehnya. Seandainya dia tidak terikat dengan tanggung jawab terhadap perusahaan mungkin saat ini dia sudah melarikan diri. Pergi ke luar negri atau luar kota yang jauh dari Jakarta. Tanpa harus memedulikan siapa pun, atau merasa berat tentang apapun. "Masuk!" serunya pada seseorang di luar yang mengetuk pintu ruangannya. "Kev, proposal dari ReMain udah lu periksa?" tanya Naren, sahabat sekaligus asistennya, dengan tergesa. "Belum." Jawa
Baca selengkapnya
Fly 2
Kevlar baru saja tiba di rumahnya, saat kedua matanya tertumbuk pada sepasang stiletto ungu di pintu masuk menuju ruang tamu. Meski dia tahu siapa pemilik sepatu itu, namun hati kecilnya berharap yang datang bukan wanita itu. "Halo sayang!" Suara dengan nada manja yang dibuat-buat terdengar bahkan saat jarak mereka masih berjauhan. "Aku langsung ke sini loh dari bandara. Abisnya Mamih nitip ini." Sebuah bungkusan nasi jinggo favorit Kevlar dikeluarkan dari tas, saat Kevlar mendekati si pemilik suara. Kevlar menelan ludahnya. Bayangan nasi jinggo yang nikmat terpampang nyata dalam pikirannya. "Ayo kita makan, aku tahu perut kamu kosong karena tadi siang ngga makan. Sini, biar aku suapin kamu." "Ngga usah repot-repot, tanganku masih bisa digunakan untuk makan." Kevlar berkata dengan nada dingin dan cuek. "Oke, tapi biarkan aku melakukannya. Anggap aja latihan buat jadi istri kamu." Ucapnya. Dia tertawa dengan anggun. Hal yang dulu selalu membuat Kevlar tergila-gila pada wanita d
Baca selengkapnya
Fly 3
Di sebuah rumah yang lain. Gebrakan keras di pintu membuat si pemilik kamar mengkerut di tempat tidurnya. Ibunya sudah menggila, pikirnya. "Qitt, buka pintunya kita perlu bicara!" Seorang wanita yang terlihat cantik di usianya yang tak lagi muda itu tampak diliputi amarah. "Quitta! Buka pintunya atau Mama minta tukang membobol pintu ini!" Sebuah kalimat yang langsung membuat si empunya nama bangkit dan segera membuka pintu kamarnya. Gadis berusia 18 tahun itu memasang wajah tak kalah masam saat netra keduanya saling bertemu. "Apa yang kamu lakukan? Mau bikin kacau semuanya?" bentak wanita yang lebih tua. Gadis remaja di depannya tak bergeming, dia hanya diam mendekap boneka stitch kesayangannya. "Quitta! Jawab Mama!" "Apa lagi yang harus aku jawab Ma, apa?! Mama cuman mau dengar apa yang mau Mama dengar, bukan bagaimana sebenarnya perasaan aku, apa yang aku inginkan, atau apa yang ingin aku katakan pada Mama!" Quitta mulai terisak. Namun tak membuat Anastasia menjadi luluh.
Baca selengkapnya
Fly 4
Setiap saat ada saja tingkah Tessa untuk mengerjai omnya, Narendra. Usia mereka yang hanya berjarak sepuluh tahun, membuat mereka dekat layaknya kawan. Kali ini Tessa meminta Naren untuk mentraktirnya makan siang. Tak tanggung-tanggung, Tessa memilih restoran western terkenal yang harganya tentu saja tidak cocok untuk dompet anak SMA seusianya. "Kamu tuh tahu aja cara bikin orang bangkrut." Gerutu Naren. "Om ih, ngga boleh bilang gitu. Biar gini juga aku tuh ponakan Om yang tersayang, kalo ngga ada aku, hidup loe ngga asik!" kekeh Tessa. "Salah! Justru ngga ada kamu dompet Om jadi makmur." Tessa mencebikkan bibirnya dengan tak acuh, tak ingin perkataan omnya membuat harinya yang sudah berwarna menjadi kelabu. Setelah sederet pesanannya yang cukup untuk porsi rame-rame datang, Tessa mulai meng-up date status di Twitter, I* dan W*-nya, lengkap dengan foto dari berbagai angle. Naren hanya berdecak melihat tingkahnya. Terlalu enggan mengomentari kebiasaan Tessa yang hanya akan membu
Baca selengkapnya
Fly 5
Tepat pukul 5, Kevlar turun dari kantornya. Beberapa karyawan galeri furnitur yang berada di lantai bawah kantornya tersenyum dan mengangguk hormat saat Kevlar lewat di depan mereka. Jam tutup galeri berbeda satu jam dengan kantor, tapi beberapa karyawan sudah mulai berbenah, dan sebagian lainnya masih melayani klien yang ingin membeli furnitur atau sekedar hanya melihat-lihat. Kevlar memasuki mobil Range Rover miliknya, dan melaju dengan kecepatan sedang. Menyesal dia tidak meminta Pak Mur, supir perusahaan, untuk mengemudikan mobilnya karena baru lima belas menit berada di jalan, dia sudah merasakan kantuk yang tak tertahankan. Semuanya gara-gara semalam dia begadang. Padahal tidak ada hal penting yang harus dilakukannya. Pun mengenai masalahnya dengan Alea yang beberapa hari terakhir sempat menyita pikirannya, kini tak dirisaukannya lagi. Dia membebaskan pikirannya dari segala hal yang memberatkan, dan melakukan semua hal yang diinginkannya tanpa memedulikan apakah orang lain a
Baca selengkapnya
Fly 6
"jadi siapa nama kamu?" Polisi bertanya setelah dia meminjam ruang perawatan yang kosong untuk berbicara. "Quitta." Kevlar memperhatikan interaksi keduanya dengan seksama. "Punya KTP atau kartu identitas lain yang masih berlaku?" "Ada KTP." "Coba saya lihat." "Kamu sudah menghubungi orang tua atau wali kamu?" Lanjut polisi itu, sambil memeriksa dengan seksama kartu identitas Quitta. "Belum." "Sudah punya SIM?" Quitta mengangguk, dan kembali menunjukkan SIM motor dan mobil miliknya. "Seharusnya saya katakan ini pada orang tua kamu, tapi karena kamu sudah berusia 18 tahun, berarti sudah dianggap dewasa untuk berdiskusi mengenai masalah ini. Ini murni ketidak sengajaan yang disebabkan oleh kelalaian pengemudi, tapi pemilik mobil sudah bersedia membiayai pengobatan serta mengganti biaya perbaikan motor kamu. Jadi kalau kamu setuju untuk berdamai, masalah ini akan berakhir sampai di sini dan tidak ada yang perlu ke kantor polisi." Jelas polisi itu. "Aku setuju." Jawab Quitta ce
Baca selengkapnya
Fly 7
Kevlar tiba di rumahnya dengan perasaan lelah luar biasa. Kejadian hari ini memberinya pelajaran untuk lebih berhati-hati dalam berkendara. Rasa lelah itu memaksa dirinya untuk segera berbaring di kamarnya. Namun keadaan tubuhnya yang kotor membuatnya berpikir dua kali untuk melakukannya. Akhirnya dengan sisa tenaga yang dimiliki, dia pun memutuskan untuk menyegarkan tubuhnya dengan mandi air hangat. Di bawah shower Kevlar membiarkan tetes-tetes air jatuh menembus pori-porinya. Rasa hangat meresap ke dalam kulit, membuat darahnya mengalir lancar. Dan seolah sudah dicharge, tenaganya kembali pulih dalam sekejap. "Quitta ... " desahnya tanpa sadar di antara gemericik air. Bayangan tentang gadis itu hinggap di benaknya. Meski mereka baru saling mengenal, namun Kevlar sudah merasa tak asing lagi dengan gadis itu. Gadis yang selalu dilihatnya di pukul 3 lebih 30, saat jam bubaran sekolah berdentang. Setengah jam berlalu Kevlar menyudahi ritual mandinya. Perasaan segar membuat pikiran
Baca selengkapnya
Fly 8
Hari ini Kevlar mengajak Tessa makan sepulang sekolah. Sepanjang perjalanan tak hentinya Tessa berbicara tentang banyak hal, termasuk tentang teman-temannya. "Jadi kalian udah temenan dari kelas sepuluh?" Tanya Kevlar sambil menyetir. "Iya, awalnya kita kenal karena satu ekskul. Baru deh di kelas dua belas ini kita satu kelas." "Quitta? Atau siapa nih maksudnya?" Tanya Kevlar penasaran. Sejak tadi dia memang lebih tertarik pada satu nama itu. Lagipula dia mengajak Tessa makan bukan tanpa maksud, ada misi yang harus dijalankannya. Misi mencari informasi tentang Quitta. "Iya dia! Satu lagi namanya Farah. Kita bertiga tuh udah deket, BFF bangetlah." Ucap Tessa sambil memberi isyarat dengan kedua tangannya. "Umh ... Anaknya gimana?" "Siapa?" "Quitta." Tessa memandang Kevlar dengan curiga, perasaannya mengatakan ada sesuatu yang aneh dengan Kevlar. "Perasaan dari tadi Kakak nanyain Quitta terus deh ... " ucap Tessa menyuarakan keheranannya. "Emang kenapa?" Tanya Kevlar tanpa dosa
Baca selengkapnya
Fly 9
Demi menyambut tamu spesial, sejak pagi sekali Anastasia sudah bangun. Semalam dia sudah menghubungi asisten rumah tangganya agar datang lebih awal untuk berbelanja ke pasar. Dia juga meminta asisten rumah tangganya itu mencari dua orang lainnya untuk membantunya mempersiapkan semua hal. Quitta berusaha membuat dirinya tenang dengan tidak terpengaruh kegaduhan yang terjadi di rumahnya . Namun suara Anastasia yang sibuk mengatur dan mempersiapkan berbagai hal membuatnya terganggu. Bukannya dia tak tahu bahwa hari ini Ghaza dan ibunya akan berkunjung ke rumahnya, namun menurutnya sikap ibunya terlalu berlebihan. "Permisi ... " suara seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. "Ya, siapa?" jawab Quitta, mengernyit mendengar suara yang asing di telinganya. Pintu kamarnya yang tertutup dibuka dari luar, dua orang wanita muda berwajah manis menyeruak masuk. Salah satunya membawa sebuah koper persegi berwarna hitam. "Halo, saya MUA yang mau make up-in kamu. Sudah siap? Mau dimake-up sekar
Baca selengkapnya
Fly 10
"Mama ngga seharusnya bicara seperti itu pada ibunya Ghaza." Ucap Quitta, setelah Ghea dan Ghaza berpamitan pulang. Kekesalan yang ditahannya sejak tadi pada Anastasia membutuhkan pelampiasan. "Memangnya kenapa? Justru Mama harus membicarakannya secepat mungkin." "Apa Mama tidak merasa malu? Setelah berbicara seperti itu terlihat jelas bahwa kita sangat menginginkannya." "Mama ngga mau munafik, siapa yang tidak mau berbesanan dengan keluarga mereka. Berpendidikan dan terpandang, dan yang pasti kekayaan mereka tidak akan habis untuk tujuh turunan. Hidup kita akan bahagia selamanya." "Ralat. Hidup Mama, bukan hidupku!" Quitta pergi meninggalkan Anastasia menuju kamarnya. Sudah cukup dia merasa malu pada Ghaza dan ibunya, dan kini dia harus menjaga hatinya agar tidak merasakan kesedihan yang mendalam karena sikap ibunya. "Mama melakukan semua ini untuk kamu!" teriak Anastasia. Dibiarkannya Quitta pergi ke kamarnya. Lagipula hari ini dia sudah cukup senang mendengar perkataan Ghea.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status