#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHaii wargaaaGimana kabar kalian sekarang?Semoga bae bae terus ya biar bsa baca cerita aku yang lainnya, wkwkwk.Sorry banget semalem chapter ini ke up gaess 😭 Terimakasih klian sudah nunggu sampe akhir. ❤️HOWAAA GAK KERASA BESOK SUDAH BERGANTI TAHUN LAGIISELAMAT TAUN BARU GAEESSSSEMOGA TAHUN SELANJUTNYA AKAN LEBIH BAIK DARI TAHUN SEBELUMNYA.SEMOGA SEMUA HARAPAN DAN CITA-CITA KALIAN SATU PER SATU TERKABUL YA!!BAHAGIA SELALU UNTUK KALIAN ❤️Chapter 35 aku up di jam-jam terakhir 2023. Gimana perasaan kalian nemenin aku sampe chapter 35? TIGAPULUH LIMA : ENDOkey enjoy reading!!***"Itulah masa laluku, Mas,"Perempuan yang tengah mengusap perut besarnya tersenyum sembari menerawang kenangan masa lalu yang enggan hilang itu. Sudah 10 tahun berlalu baru kali ini dia menceritakan kisah pilu itu kepada orang lain."Jadi itu sebabnya kamu mau ngasih nama anak kita Agamza Viran Alathas, hm?" Perempuan itu mengangguk semangat. Kemudian menoleh sembari melempar
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHAIIII GAESSGIMANA KABAR KLEAN SEMUA ? GWENCANHA KAN?!SORRY NIH KALO EXTRA CHAPTERNYA LAMA SOALNYA LGI BANYAK URUSAN DI DUNIA LAEN ;(SIAPA YANG MASIH BERHARAP AGAM BANGKIT DARI KEMATIAN?SIAPA YG MAU GAMLI BERAKHIR BAHAGIAAA? cunggg!!!sorry gaes aku belum bisa kabulin permintaan klean karena aku hanya manusia biyasa;(BACA AJA YOK EXTRA CHAPTER NYA SEMOGA SUKAA.***Anjali menatap pusara di depannya. Rumput liar yang lancang tumbuh di sana pertanda kalau pusara tersebut sudah lama tidak dikunjungi. Agam memang tidak di makamkan di tempat umum melainkan di tanah keluarganya sendiri.Pagi ini Anjali membawa putranya mengunjungi Agam di peristirahatan terakhirnya. Hanya berdua. Tidak bersama Anya ataupun suaminya.Agam yang baru berusia 2 tahun berjongkok mengikuti mamanya mengambil daun kering dari atas pusara."Mama ini apa?" Tidak lama Agam bertanya sembari menyentuh gundukan tanah di depannya."Ini rumahnya Om Agam," jawab Anjali sembari tersenyum kecil.
#CIPIKA-CIPIKI PENGARANGHAIIII GAESSGIMANA KABAR KLEAN SEMUA ? GWENCANHA KAN?!SORRY NIH KALO EXTRA CHAPTERNYA LAMA SOALNYA LGI BANYAK URUSAN DI DUNIA LAEN ;(SIAPA YANG MASIH BERHARAP AGAM BANGKIT DARI KEMATIAN?SIAPA YG MAU GAMLI BERAKHIR BAHAGIAAA? cunggg!!!sorry gaes aku belum bisa kabulin permintaan klean karena aku hanya manusia biyasa;(BACA AJA YOK EXTRA CHAPTER NYA SEMOGA SUKAA.***Anjali menatap pusara di depannya. Rumput liar yang lancang tumbuh di sana pertanda kalau pusara tersebut sudah lama tidak dikunjungi. Agam memang tidak di makamkan di tempat umum melainkan di tanah keluarganya sendiri.Pagi ini Anjali membawa putranya mengunjungi Agam di peristirahatan terakhirnya. Hanya berdua. Tidak bersama Anya ataupun suaminya.Agam yang baru berusia 2 tahun berjongkok mengikuti mamanya mengambil daun kering dari atas pusara."Mama ini apa?" Tidak lama Agam bertanya sembari menyentuh gundukan tanah di depannya."Ini rumahnya Om Agam," jawab Anjali sembari tersenyum kecil.
Sekarang Anjali bisa bernapas lega. Setelah selesai memandikan Anya, sekarang tinggal memakaikan baju pada anak itu.Terkadang Anya tidak rewel dan penurut. Setelah Anjali tegur untuk berhenti bermain dan segera berpakaian, anak berusia 3 taun itu segera menyimpan mainan bebeknya dan berlari menuju kamarnya.Sementara Anjali hanya mengikutinya dari belakang sesekali berteriak menyuruh putrinya untuk berhati-hati. Namun walaupun Anjali berteriak, suara lembut milik perempuan itu tidak terdengar seperti teriakan sehingga tidak membuat Anya takut. Dia malah sengaja berlari kecil menghindari jangkauan mamanya."Anya, ayo sini pake baju dulu nanti kamu bisa masuk angin, sayang.""Kalo Anya gak mau. Mama gak bakal marah kan sama Anya?" tanya Anya. Pipinya menggembung membuat Anjali gemas."Mamah gak akan marah asal Anya nurut sama mama, oke?""No, no, no, mamaa. Anya gak mau pake baju oke? Anya gerah kalo pake baju. Pokoknya Anya gak mau pake baju titik!"Suara Anya terdengar tegas menandak
DUA : PERESMIAN BERPISAHANJALI melihat kosong ke arah Agam dan Anya. Keduanya tengah mengantre di tukang jagung bakar. Sesekali anak dan ayah itu terlihat melempar gurauan yang membuat keduanya tertawa.'Kalau kita mau jadi pergi ke pasar malam, kuharap kau tidak terlalu dekat dengan saya dan Anya.'Anjali tersenyum miris mendengar syarat aneh yang keluar dari mulut suaminya. Bener-bener gila dan tidak masuk akal, namun tak ayal Anjali menurutinya. Perempuan itu benar-benar menjaga jarak dengan anak dan suaminya. Anjali sungguh tidak mau merusak suasana hati suaminya yang akan berimbas dengan kebahagiaan Anya. Anjali lakukan ini demi putri tersayangnya."MAMAAA SINII!"Anjali terkesiap. Pandangannya tertuju pada lambaian tangan Anya. Rupanya anak gadis menyuruh mendekat padanya. Sebelum beranjak dari tempatnya, Anjali sempat melirik wajah Agam. Namun hanya tatapan datar yang di tampilkan pria itu."MAMAA KATA PAPA AYOK SINII CEPETAN,"Tidak percaya apa yang di dengar nya barusan. Anj
TIGA : MEMULAI LEMBARAN BARUAGAM benar-benar ayah dan mantan suami baik pikir Anjali. Sebenarnya dia tidak minta banyak untuk harta gono-gini. Namun, Agam memberikan rumah yang ditinggali kepada Anjali dengan alasan Anya, putri mereka.Gadis kecil itu belum tau keadaan, dia pikir kepergiaan papanya hanya untuk sementara. Sehingga dia lebih memilih bersama Anjali sambil menunggu kepulangan papanya.Mungkin itulah sebabnya Agam mengatasnamakan rumah ini dengan nama mantan istrinya, Anjali.Anjali dan Anya menatap kepergian Agam dengan tatapan berbeda. Anjali dengan senyum miris sementara Anya tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya."Papaaa, cepat kembali ya!"Dengan polosnya bibir mungil itu meminta Agam untuk kembali. Anya hanya mampu mengeratkan pelukan pada putrinya, karena tidak punya rangkaian kalimat untuk dijelaskan ke Anya.Agam membalas lambaian Anya sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil.Anjali mengajak Anya masuk begitu mobil yang dikendarai Agam menghilang. Anak i
EMPAT : KELAKUAN ANYASETELAH menghubungi Pak Ben bahwa dia bersedia berkerja di AX Group, Anjali diminta mendatangi kantor untuk interview. Anjali sempat gugup mengingat besok adalah pertama kalinya di wawancara.Anjali tidak punya pengalaman kerja sebelumnya, setelah lulus kuliah dirinya langsung dipinang Agam.Entah karena apa mama mertuanya melarang keras Anjali untuk bekerja padahal waktu itu dia sudah tanda tangan kontrak di sebuah perusahaan besar. Agam lebih setuju kalau dia membayar pinalti karena melanggar perjanjian ketimbang membiarkan Anjali bekerja.Benar saja, yang menjadi interviewer Anjali adalah Agam sendiri membuat perempuan itu ketar-ketir. Entah ada apa dengan dirinya sehingga bisa bereaksi berlebihan seperti ini.Namun, Anjali tetap bersikap profesional dengan memandang Agam sebagai atasan nya. Sebenarnya yang lebih mengganggu adalah tatapan Agam yang tajam dan ... dalam. Kali ini Anjali dibuat takut dengan sorot mata Agam yang mengintimidasi."Bagaimana keadaan
LIMA : KETERLAMBATAN AGAM.***Anjali hanya mampu tersenyum begitu mengingat perbuatan anak gadisnya itu. Berkatnya rencana Agam yang akan mengenalkan Anya pada Ryanti gagal total.Anak kecil itu mahal mengaum keras begitu Agam bilang akan mengajak Ryanti gabung."Anya tidak mau! Anya tidak setuju ya kalo papa nelfon tante Ryanti. Anya gak suka!"Anjali ingat sekali ekspresi marah dari Anya saat mengatakan kalimat itu. Sangat menggemaskan."Kenapa kamu tertawa?"Anjali segera tersadar kala suara datar dan dingin Agam memenuhi ruangan. Anjali gelisah saat semua pasang mata teruju padanya."Maaf," cicit Anjali. Dia juga menganggukkan kepala ke setiap orang yang menghadiri rapat waktu itu."Saya tidak suka kalau ada orang melamun saat rapat apalagi tertawa padahal tidak ada hal lucu! Fokus dan konsentrasi!"Hidung Anjali kembang kempis mendengar ultimatum tajam yang keluar dari mulut Agam.Anjali menghembuskan napas pelan. Lalu kembali mendengarkan suara Agam. Mencatat yang perlu dicatat