Share

12

Semenjak malam itu, Arfan sedikit jaga jarak dengan Khansa. Dia memikirkan setiap perkataan yang diucapkan oleh Kemal.

Perubahan sikap Arfan membuat Khansa bingung, karena setiap bertemu dengannya, Arfan selalu menghindari dirinya.

"Pak! Tunggu!" Khansa mempercepat langkahnya saat melihat Arfan berada di parkiran.

Arfan celingukan lalu mengarahkan jari telunjuk ke arahnya sendiri, "Saya?" Tanyanya.

"Iya, siapa lagi? Di sinikan cuma ada bapak." Jawab Khansa.

"Apa ada hal penting yang ingin kamu bicarakan, Khansa?" Nada bicara Arfan yang formal membuat Khansa mengurungkan niatnya. Awalnya dia berfikir jika sudah selesai jam kantor, mereka bisa bersikap lebih santai seperti layaknya teman, bukan antara atasan dan bawahan.

Tapi, ternyata Arfan masih bersikap seolah jam kerja masih berlangsung.

"Tidak ada, permisi!" Khansa membungkukkan sedikit tubuhnya lalu pergi membawa kekecewaan.

Arfan menatap nanar kepergian Khansa. Ingin rasanya dia menahan gadis itu, namun jauh di lubuk hatinya me
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status