Share

BAB 7

Author: Ciaz
last update Huling Na-update: 2024-06-21 08:10:05

Damian yang sudah rapih dengan setelan kantornya, keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga hendak pergi ke kantor. Saat tiba di bawah ujung tangga ia melihat Leanne yang menghampirinya.

"Regan, sarapanlah dulu sebelum kamu berangkat bekerja." Ucap Leanne yang memakai celemek bermotif bunga sakura terlihat cantik dengan rambut hitam nya yang di cepol asal.

"Regan?" Tanya Damian heran.

"Ya. Apa kamu tidak keberatan jika aku memanggilmu seperti itu?" Tanya Leanne.

"Hm..tidak masalah." Jawab Damian acuh tak acuh.

"Dan... seharusnya kamu tidak perlu menyiapkan sarapan untukku. Lagian aku tidak terbiasa untuk sarapan pagi yang berat." Lanjutnya.

"Regan, aku tahu jika pernikahan ini hanya untuk sementara. Tapi aku ingin, selama kita masih berstatus suami istri. Aku ingin menjalankan segala hal keperluan mu sebagai seorang istri." Ucap Leanne.

"Aku tidak bisa lepas dari tanggung jawabku. Maka dari itu, sarapanlah dulu sebelum kamu berangkat. Walaupun hanya sedikit saja kamu makan." Lanjutnya.

Memikirkan apa yang di katakan istri sementaranya itu, kenapa tidak ia lakukan saja. Toh, itu hanya sebatas kewajiban dia saja. Maka dari itu, Damian pun mengangguk menyetujui.

"Baiklah. Ayo kita sarapan." Ucap Damian sambil terlebih dahulu berjalan ke ruang makan dengan Leanne berada di belakang mengikutinya.

Sarapan nasi goreng sederhana buatan istrinya membuat Damian yang tadinya malas sarapan. Sekarang malah minta untuk tambah porsi. Entah dia yang kelaparan, atau nasi goreng sederhana buatan istrinya enak. Maka ia lupa dengan ucapannya tadi.

Usai dengan sarapannya, Damian mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya, dan memberikannya pada Athena.

"Ini—pegang dan pergunakanlah hak mu sebagai istri, dengan kewajibanku sebagai suami menafkahimu. Kebutuhan sehari - hari mu atau kebutuhan rumah tangga. Kamu gunakan saja uang di dalam kartu itu." Ucap Damian sambil menyodorkan sebuah kartu pada Leanne.

"Kalau begitu, aku berangkat kerja dulu." Lanjutnya pamit pergi tanpa menunggu jawaban Leanne Menatap sebuah kartu berwarna hitam yang berada di atas meja dengan tatapan kosongnya.

Menghela napas kasarnya, dan membereskan semua makanan di atas meja tanpa ia sarapan terdahulu. Setelah membereskan meja makan serta mencuci piring, Leanne kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap pergi ke toko bunganya. Karena mobilnya belum ia ambil di rumah, maka Leanne pergi ke toko menggunakan taxi.

Setelah membayar tarif, dan turun dari taxi. Leanne berjalan ke arah pintu tokonya yang sudah di buka oleh pegawainya.

"Pagi Kak,"

"Pagi Bos,"

Sapa Kenny, dan Justin bersamaan ketika pemilik toko sudah datang.

"Pagi." Jawab singkat Leanne.

"Sepertinya, suasana hati Kak Leanne sedang buruk." ucap Kenny saat Leanne sudah pergi ke ruangannya di lantai atas.

"Jangan sok tahu kamu. Si Bos dari dulu juga seperti itu." Ucap Justin sambil mengelap dinding kaca.

"Seorang pria memang tidak pernah peka dengan perasaan wanita." Dengus Kenny yang tengah menyiram bunga di dalam pot.

"Hey! Tidak semua pria seperti itu tahu. Aku contohnya, pria yang sangat pekaan. Apalagi terhadap mu yang sedang marah, atau bahagia." Ucap Justin.

"Maksudmu?" Tanya Kenny bingung.

"Jika kamu marah - marah berarti kamu sedang kedatangan si tamu merah, atau kekasihmu ketahuan selingkuh. Ketika kamu bahagia aku tau, kamu mempunyai kekasih baru lagi." Ucap Justin.

"Seperti aku dong, single apapun tidak aku tetap bahagia." Lanjut Justin sambil menyisir rambut bagian depan dengan jari - jarinya.

"Kenapa kamu harus membahas pria brengsek itu sih. Kamu membuatku ingin menelan orang hidup - hidup. Dasar buaya playboy cap babi peliharaanmu 'kan banyak. " Ucap Kenny kesal sambil mengarahkan semprotan air ke arah Justin.

"Hey! Hey! Basah tau. Salah kamu sendiri memacari pria banyak wanitanya." Ucap Justin sambil menghindar dari serangan Kenny.

"Aku kan tidak tahu pria bren*gsek itu mata keranjang. Tampangnya aja polos dan ngegemesin." Ucap Kenny masih berusaha menyerang.

"Kau saja yang mudah di bodohi." Sarkas Justin membuat Kenny tambah menyerangnya.

Di sisi lain, Leanne yang duduk di kursi tengah memeriksa sebuah dokumen yang sudah berada di ruangannya sejak tadi. Saking fokusnya, ia tidak memperdulikan keributan yang di buat oleh bawahannya. Asal mereka tidak merusak bunga - bunganya, itu tidak masalah.

Sebuah ponsel berdering dengan suara yang khas membuatnya mengangkat kepala. Mengambil, serta melihat sebuah pesan masuk yang membuatnya ingin melempar benda mati itu. Tidak ingin terjadi, maka ia segera simpan kembali benda mati itu di tempatnya semula. Dokumen yang ia baca tadi di simpannya di laci meja kembali, dan bangkit keluar ruangannya.

Ketika menuruni tangga, suara keributan yang tadi ia dengar lenyap. Tibanya Leanna sudah di lantai bawah, terlihat beberapa orang yang membeli bunga - bunganya membuat dua orang pegawainya kewalahan.

"Boleh saya bantu?" Tanya Leanne menghampiri seorang pembeli pria yang terlihat kebingungan dengan bunga yang akan di pilihnya.

"Ah iya, bisakah anda menolong saya untuk mencarikan bunga, yang pas untuk di berikan pada seseorang yang berulang tahun." Ucap si pria yang bertampilan rapih terlihat dari jas stelan kantor yang melekat pada tubuh tegapnya.

"Maaf, jika boleh saya tau untuk siapa bunga yang akan anda berikan?" Tanya Leanne ramah.

"Dia adalah istri saya yang hari ini sedang berulang tahun." Jawabnya tak kalah ramah.

"Jika begitu, saya sarankan anda memberikan perpaduan bunga lily, dan bunga rose yang melambangkan kebahagiaan, kemurnian serta ketulusan cinta sejati kalian. " Ucap Leanne.

"Sepertinya akan sangat indah, kalau begitu tolong berikan satu buket bunga yang anda sarankan Ms....." Ucap si pria yang ingin tahu nama Leanne.

"Leanne. Cukup panggil saya Anne saja."

"Ya, Anne. Apa anda pemilik toko ini?" Tanya si pria sambil mengikuti Leanne untuk merangkai bunga yang ia pesan.

"Iya." Sahut Leanne.

"Saya bisa sarankan pada istri saya untuk membeli bunga di sini. Apalagi terlihat berbagai macam bunga-bunga di sini dan semuanya segar-segar." Ucap si pria pembeli.

"Terima kasih. Saya serta karyawan saya selalu merawatnya setiap hari untuk menjaga kesegaran mereka untuk tidak mudah layu." ucap Leanne.

"Ini, buket bunga pesanan anda sudah selesai." Ucap Leanne yang butuh 5 menit untuk merangkai bunga telah usai.

"WOW! Perfect." Ucap si pria pembeli yang menerima buket bunga dari Leanne dengan senyum ramahnya.

Setelah menyelesaikan pembayarannya di kasir, si pria berkata.

"Saya yakin, istri saya akan menyukainya." Lanjutnya tersenyum bahagia.

"Ini hadiah dari saya, selamat ulang tahun untuk istri anda." Ucap Leanna sambil memberikan bunga lain pada si pria.

"Terima kasih, akan saya berikan bunga ini dan sampaikan ucapan selamat dari anda. Kalau begitu saya permisi." Ucap si pria pembeli.

"Ya, silahkan." Balas Leanne sambil melihat si pria yang keluar tokonya dengan membawa buket bunga di kedua tangannya.

Melihat sekitar yang masih banyak pembeli, Leanne pun kembali membantu pegawainya.

Sudah jam 3 sore, Leanne pulang lebih awal dari waktu tokonya tutup. Saat ini, ia di dalam mobil taxi untuk pergi ke rumahnya untuk mengambil barang yang tertinggal di sana. Sekalian membawa mobil yang ia beli, saat dirinya pulang dari Amerika yang belum ia pakai sama sekali.

Lampu merah membuat taxi berhenti, Leanne melihat ke arah jendela samping dan tidak di sangka langsung di hadapkan dengan pemandangan yang membuatnya menatap datar. Seorang pria, dan wanita tengah keluar dari restoran dengan saling merangkul satu sama lain. Siapa sangka, jika itu adalah Damian dengan kekasihnya.

Tidak ingin berlama - lama melihat hal itu, yang membuat hidupnya ironis. Leanne mengarahkan pandangannya ke depan. Melipatkan kedua tangan di dada, serta memejamkan matanya.

*****

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 134

    ***** Leanne dan bayinya sudah di pindahkan di ruang rawat. Tentunya dengan kelas VVIP, ruang rawat Leanne di hias begitu indahnya dengan pernak-pernik warna biru keemasan. Leanne tengah menggendong bayinya dan Damian duduk di atas brankar di samping Leanne. Merangkul bahu Leanne dengan mesra. Untuk saat ini hanya ada mereka. Orang tua Leanne maupun Damian mereka yang tengah di luar kota sedang dalam perjalanan pulang dan menuju rumah sakit. "Sudah ada nama untuk anak kita, Regan." Mendengar istrinya menyebut 'anak kita' membuat perasaan Damian selalu menghangat. "Ya." Sahut Damian dengan ibu jarinya yang mengusap pipi merah anaknya. Leanne menatap Damian. "Apa?" Tanyanya. Damian menatap istrinya. "Leander Ergan Alpha Romanov. Putra kita yang akan menjadi pemimpinnya Romanov." Ucapnya. Leanne tersenyum. "Bagus sekali." Ucapnya, lalu tatapan Leanne mengarah kembali pada bayinya yang sudah di beri nama Leander Ergan Alpha Romanov. "Sangat cocok untukmu, Sayang."

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 133

    ***** NAKARI HOSPITAL UNIVERSITY Damian yang berada di depan pintu ruangan persalinan terus saja mondar-mandir. Bukan tanpa alasan kenapa Damian seperti itu dengan suasana hatinya yang terus cemas. Sebab hari ini Leanne akan segera melahirkan. Satu jam lalu lebih tepatnya sebelum Leanne di bawa ke rumah sakit. Leanne yang berada di rumah bersama dengan damian yang sudah mulai cuti untuk tidak ke kantor semenjak kandungan Leanne sudah memasuki HPL. Mereka berdua menghabiskan waktu bersama dengan berjalan-jalan menyusuri halaman belakang. Awalnya Leanne baik-baik saja saat mereka masih mengelilingi halaman, namun saat Damian masuk kembali ke mansion untuk mengambilkan topi untuk Leanne pakai di kamarnya. Tiba-tiba saja Leanne merasakan sakit di perutnya. Ada dua orang pelayan yang menemani Leanne, namun melihat Leanne yang kesakitan mereka di buat panik. Hingga harus Leanne 'lah yang mengingatkan mereka jika mereka harus memanggil Damian. Salah satu dari mereka berlar

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 132

    ***** Damian yang baru saja selesai meeting, masuk ke dalam ruangannya. Ia segera mengecek ponselnya yang tadi ia tinggalkan sebab ia charger. Damian melihat ada beberapa notifikasi yang masuk. Di antaranya sebuah pesan dari bawahannya yang selama ini ia perintahkan untuk menjaga dan mengawasi istrinya secara diam-diam. "Apa ini?!!" Damian terlihat marah saat melihat potret istrinya yang di kirimkan oleh mata-matanya. Foto pertama di mana foto itu berisi istrinya yang tengah memasuki mobil hendak pergi keluar. Damian marah karena saat ini pakaian istrinya begitu sexy sekali. Gaun pendek berwarna maroon yang sebatas paha dengan sebuah blazer hitam menutupi bahunya, namun tetap saja istrinya sangat terlihat sexy apalagi dengan perutnya yang sudah membesar. Kandungan Leanne saat ini sudah memasuki trimester ketiga. Dalam beberapa bulan ini begitu banyak perubahan pada istrinya semenjak hamil. Selain moodnya yang sering berubah- ubah, cara berpakaian istrinya pun selalu me

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 131

    ***** Damian menuntun Leanne dengan hati-hati sebab mata Leanne masih tertutup kain dasi. Masuk ke dalam sebuah ruangan besar. Di mana di dalam ruangan itu sudah di hias indah sedemikian rupa. Bukan hanya itu saja, akan tetapi ada Rose dan Daniel serta Anita dan Harris. Dari arah lain ada Joshua yang baru saja datang sambil membawa popper party di tangannya. Damian membawa Leanne ke tengah-tengah mereka. Damian berdiri di belakang tubuh Leanne, lalu ia berkata. "Kamu sudah siap Love?" Tanya Damian berbisik pelan pada telinga Leanne. "Ya." Sahut Leanne yang sudah tidak sabar agar ikatan di matanya di lepaskan. Damian melepaskan ikatan itu dan dengan perlahan menjauhkan kain dasi itu dari Leanne. POP!!! Suara letusan keras itu terdengar disertai dengan keluarnya confetti ke udara. "SURPRISE!!!!" Seruan dari sekitarnya membuat Leanne melihat siapa-siapa saja yang ada. Bukan hanya kedua mertuanya saja, kedua orangtuanya pun ada. "Happy anniversary untuk kalian

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 130

    ***** Beberapa bulan kemudian..... Hari ini weekend, Leanne dan Damian berencana pergi ke pusat perbelanjaan. Damian tengah menerima telepon di lantai bawah sambil menunggu Leanne yang belum selesai bersiap-siap. "Jo kamu harus pastikan semuanya sempurna sesuai dengan rencana." Ucap Damian mewanti-wanti Joshua di seberang sana. Damian melihat kehadiran istrinya yang tengah menuruni tangga. "Jangan ada kesalahan apapun." Tandas Damian sekali lagi ia memperingati Joshua. Belum sempat Joshua membalas ucapan Damian, sambungan telepon sudah di putuskan sepihak oleh Damian. Damian menghampiri Leanne dengan tatapan penuh pemujaan. Sebab Leanne hari ini tampil sangat cantik dengan riasannya. Bukan hari ini saja setiap hari pun istrinya selalu tampil cantik. Leanne yang biasanya tidak terlalu sering memakai dress entah kenapa sudah beberapa bulan ini selalu memakai dress dengan juga selalu merias diri. Bahkan Damian selalu di buat heran saat berada di rumah pun istrinya

  • Perfect Wife (Dangerous)   BAB 129

    ***** Venesia, Italia. Ya, mereka berdua Leanne dan Damian kini sudah berada di kota romantis itu. Kedatangan mereka tak lain adalah untuk bulan madu. Seperti apa yang sudah mereka rencanakan setelah urusan Leanne selesai mereka akan berbulan madu dan Damian menyerahkan semua tujuan mereka pada Leanne. Dan pada akhirnya Leanne memilih Venesia. Leanne dan Damian baru saja check-in kamar hotel. Sebenarnya keinginan Damian dirinya ingin tinggal di apartemen, bukan hanya menyewanya melainkan membeli salah satu apartemen di sana yang pastinya memiliki nilai tinggi dari segi kualitas dan kuantitasnya. Namun keinginan itu harus pupus karena Leanne sendiri menolak tegas, sebab mereka tinggal di Venesia hanya beberapa hari. Bagi Leanne itu pemborosan, akan tetapi berbeda dengan pemikiran bisnis Damian. Membeli apartemen di Venesia sama saja untuk investasi. Namun apalah daya karena terlalu cinta mungkin sudah masuk level budak cinta Damian pun mematuhi perkataan istrinya. Setibany

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status