๊ณต์œ 

Bab 85

์ž‘๊ฐ€: Syaard86
last update ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ: 2025-02-28 22:26:46

Pagi itu, langit mendung menyelimuti gedung pengadilan, seolah-olah alam pun turut merasakan beban konflik yang menanti. Suasana ruang sidang begitu tegang; kursi-kursi yang tersusun rapi, meja hakim yang megah, dan layar proyektor yang menampilkan bukti-bukti digital menjanjikan pertarungan hukum yang berat. Hari ini adalah hari penentuan, saat di mana segala kebenaran yang telah tersembunyi akan dipertanggungjawabkan di hadapan hukum.

Di ruang tunggu, Juan dan Dini duduk berdekatan. Meskipun wajah mereka tampak tegang, ada tekad yang menghangatkan pandangan mereka. Juan menggenggam tangan Dini erat-erat, seakan berjanji tanpa kata bahwa mereka akan menghadapi hari ini bersama. Di sisi lain, Dean, yang baru saja dibangunkan karena kegaduhan kecil di ruang tunggu, bermain dengan mainan di pangkuan seorang pengasuh sementara, tidak mengetahui bahwa nasibnya akan diputuskan hari ini.

Ketika pengadilan dibuka, pengacara Juan naik ke mimbar dengan percaya diri. Dengan suara tegas, ia me
์ด ์ฑ…์„ ๊ณ„์† ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”.
QR ์ฝ”๋“œ๋ฅผ ์Šค์บ”ํ•˜์—ฌ ์•ฑ์„ ๋‹ค์šด๋กœ๋“œํ•˜์„ธ์š”
์ž ๊ธด ์ฑ•ํ„ฐ

์ตœ์‹  ์ฑ•ํ„ฐ

  • Perjanjian Di Ujung Pengkhianatanย ย ย Bab 128

    Mentari pagi menyinari rumah kecil mereka dengan kehangatan yang lembut. Burung-burung berkicau di luar jendela, membawa suasana yang damai. Hari ini adalah hari yang spesial, hari yang akan menjadi awal dari babak baru dalam kehidupan keluarga kecil mereka. Dini membuka matanya perlahan, merasakan kehangatan tangan Juan yang menggenggam tangannya dalam tidur. Ia menoleh dan melihat suaminya yang masih tertidur lelap di sampingnya, dengan napas yang teratur. Ia tersenyum, mengingat semua perjalanan panjang yang telah mereka lalui. Tiba-tiba, sebuah suara kecil terdengar dari luar kamar mereka. โ€œMama! Papa! Bangun!โ€ suara Dean terdengar ceria. Juan mengerjapkan matanya, lalu tersenyum ketika melihat Dini sudah terjaga. โ€œSepertinya kita harus bangun sebelum Dean menyerbu kamar kita,โ€ katanya dengan suara serak karena baru bangun tidur. Dini terkekeh dan mengangguk. Mereka pun bangkit dan berjalan keluar kamar, di mana Dean sudah berdiri dengan wajah antusias. โ€œMama, Pa

  • Perjanjian Di Ujung Pengkhianatanย ย ย Bab 127

    Pagi itu, langit tampak lebih cerah dari biasanya. Sinar matahari yang hangat menembus jendela kamar, membangunkan Dini yang masih terlelap di sisi Juan. Ia mengerjapkan mata perlahan, lalu menoleh ke arah suaminya yang masih terlelap. Wajah Juan terlihat begitu damai dalam tidurnya, berbeda jauh dengan masa-masa ketika mereka harus menghadapi begitu banyak rintangan. Dini tersenyum, mengusap lembut wajah suaminya sebelum perlahan bangkit dari tempat tidur. Usia kehamilannya kini telah memasuki bulan ke delapan, dan setiap harinya ia semakin menyadari bahwa hidup mereka akan segera berubah lagi. Saat ia berjalan ke ruang tamu, Dean sudah duduk di lantai dengan mainan-mainan berserakan di sekelilingnya. Bocah kecil itu menatapnya dengan senyum lebar. โ€œMama! Aku mimpi ketemu adikku tadi malam!โ€ serunya penuh semangat. Dini terkekeh, lalu duduk di sofa dengan hati-hati. โ€œOh ya? Bagaimana rupanya?โ€ Dean mengerutkan kening, mencoba mengingat. โ€œDia kecil, tapi lucu! Dan dia suka t

  • Perjanjian Di Ujung Pengkhianatanย ย ย Bab 126

    Matahari pagi menyinari rumah mereka dengan lembut, menandai awal hari yang baru. Dini membuka matanya perlahan, merasakan kehangatan di sampingnya. Juan masih tertidur dengan wajah tenang, napasnya teratur. Ia tersenyum kecil, lalu tanpa suara bangkit dari tempat tidur dan berjalan keluar kamar. Di ruang tamu, Dean sudah terjaga lebih dulu, duduk di lantai sambil bermain dengan mobil-mobilannya. Bocah kecil itu menoleh saat melihat ibunya dan langsung tersenyum lebar. โ€œMama! Lihat, mobilku bisa jalan sendiri!โ€ katanya antusias, menunjukkan mobil mainan bertenaga baterai yang baru dibelikan Juan kemarin. Dini tertawa kecil dan mengusap kepala Dean. โ€œHebat, Dean! Tapi jangan berisik dulu, ya. Papa masih tidur.โ€ Dean mengangguk cepat, lalu kembali sibuk dengan mainannya. Sementara itu, Dini menuju dapur, berniat membuat sarapan spesial untuk pagi ini. *** Setelah beberapa saat, aroma harum kopi dan roti panggang mulai menyebar ke seluruh rumah. Juan akhirnya bangun, ber

  • Perjanjian Di Ujung Pengkhianatanย ย ย Bab 125

    Pagi itu, sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamar tidur Juan dan Dini, membangunkan mereka dengan hangatnya. Dini menggeliat pelan, merasa nyaman dalam dekapan suaminya yang masih terlelap. Ia menatap wajah Juan yang tenang saat tidur, lalu tersenyum kecil. Namun, ketenangan itu tak bertahan lama. โ€œPAPA! MAMA! BANGUN!โ€ Dean berlari masuk ke kamar mereka dengan penuh semangat, langsung memanjat tempat tidur dan melompat-lompat di antara mereka. Juan mengerang pelan, membuka satu matanya. โ€œDeanโ€ฆ ini masih pagiโ€ฆโ€ keluhnya setengah sadar. โ€œTapi aku lapar!โ€ protes Dean sambil memeluk Dini. โ€œMama, ayo masak sesuatu yang enak!โ€ Dini tertawa dan mengacak rambut putranya. โ€œBaiklah, baiklah. Mama masak, tapi Dean bantu, ya?โ€ Dean mengangguk antusias, lalu menarik tangan mamanya untuk segera ke dapur. Juan hanya bisa menghela napas dan bangun perlahan, tersenyum melihat interaksi ibu dan anak itu. *** Di dapur, Dini dan Dean sibuk membuat pancake. Dean, dengan cel

  • Perjanjian Di Ujung Pengkhianatanย ย ย Bab 124

    Matahari mulai condong ke barat saat Juan dan Dini tiba di rumah mereka. Setelah menghabiskan waktu bersama di kafe, keduanya memutuskan untuk pulang lebih awal dan menghabiskan sore dengan Dean. Begitu mereka membuka pintu, suara tawa kecil Dean menggema di dalam rumah. Anak kecil itu berlari ke arah mereka dengan wajah ceria. โ€œMama! Papa!โ€ seru Dean, tangannya terangkat meminta gendongan. Juan dengan sigap mengangkat Dean ke dalam pelukannya, lalu mengecup pipi mungilnya. โ€œBagaimana harimu, Nak? Apa kamu bermain dengan baik hari ini?โ€ Dean mengangguk semangat. โ€œDean main sama Tante Rina! Dia ajarin Dean gambar!โ€ Dini melirik ke ruang tamu dan melihat Rina, sahabatnya, sedang membereskan beberapa kertas gambar yang penuh dengan coretan warna-warni. โ€œTerima kasih sudah menjaga Dean, Rin,โ€ kata Dini sambil mendekati sahabatnya. Rina tersenyum. โ€œTidak masalah. Dean anak yang pintar dan ceria. Tapi dia terus bertanya kapan Mama dan Papa pulang.โ€ Dini tertawa kecil lalu me

  • Perjanjian Di Ujung Pengkhianatanย ย ย Bab 123

    Pagi itu, Juan sudah berada di ruang kerjanya, sibuk membaca berkas-berkas kasus yang harus ditangani. Sebagai seorang pengacara handal, ia memang selalu disibukkan dengan berbagai klien, tetapi sejak menikah dengan Dini dan menjadi ayah bagi Dean, ia mulai menyeimbangkan kehidupan pribadinya dengan pekerjaannya. Di tengah kesibukannya, ponselnya bergetar. Nama Dini muncul di layar, membuatnya tersenyum sebelum segera mengangkatnya. โ€œHalo, sayang,โ€ sapa Juan dengan suara lembut. โ€œJuan, kamu sibuk?โ€ tanya Dini di seberang telepon. โ€œTidak terlalu. Ada apa?โ€ โ€œAku butuh bantuanmuโ€ฆ bukan, lebih tepatnya, aku butuh pendapatmu. Bisa ke butik sebentar?โ€ Juan mengerutkan kening, sedikit penasaran. โ€œAda masalah?โ€ โ€œBukan masalah, sih. Tapi aku ingin kamu melihat sesuatu. Ayolah, ini penting,โ€ bujuk Dini. Juan menghela napas kecil, lalu tersenyum. โ€œBaiklah, aku akan ke sana dalam lima belas menit.โ€ Setelah merapikan berkas-berkasnya, Juan segera meninggalkan kantornya dan menuju

  • Perjanjian Di Ujung Pengkhianatanย ย ย Bab 122

    Pagi itu, Juan sudah berdiri di depan cermin, merapikan dasi dengan ekspresi serius. Sejak ia memutuskan untuk lebih seimbang antara karier dan keluarga, ada banyak hal yang harus ia atur. Namun, pagi ini terasa lebih spesial. Dini masuk ke kamar dengan secangkir kopi di tangan, menyandarkan tubuhnya di pintu sambil memperhatikan suaminya yang terlihat gagah dengan setelan jas. โ€œHari ini sidang penting, ya?โ€ Juan menoleh, tersenyum, lalu mengambil cangkir dari tangan Dini. โ€œIya. Kasus ini cukup rumit, tapi aku yakin bisa menanganinya.โ€ Dini mendekat, membetulkan kerah kemeja suaminya dengan penuh perhatian. โ€œAku yakin juga. Kamu selalu bisa menyelesaikan semua masalah dengan kepala dingin.โ€ Juan tersenyum sambil mengecup kening Dini. โ€œTerima kasih, sayang. Dukunganmu selalu jadi kekuatanku.โ€ Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki kecil yang berlari menuju kamar mereka. Dean muncul di ambang pintu dengan piyama bergambar dinosaurus, matanya masih mengantuk. โ€œPapa mau pergi?โ€

  • Perjanjian Di Ujung Pengkhianatanย ย ย Bab 121

    Pagi itu, matahari mulai naik, menerangi rumah kecil yang kini penuh kehangatan. Dini sudah lebih dulu bangun dan menyiapkan sarapan, sementara Juan masih sibuk di ruang kerjanya, membaca beberapa berkas kasus yang harus ia tangani. Di dapur, Dean yang sudah rapi dengan pakaian bermainnya duduk di kursi tinggi, menggoyang-goyangkan kakinya sambil menunggu sarapan. โ€œMama, hari ini kita mau ke mana?โ€ tanyanya dengan penuh semangat. Dini tersenyum sambil menuangkan susu ke dalam gelas kecil. โ€œHari ini kita mau ke taman, sayang. Papa juga ikut.โ€ Dean bersorak kecil. โ€œYeay! Papa ikut!โ€ Juan, yang baru saja selesai dari ruang kerjanya, berjalan ke dapur dengan senyum mengembang. โ€œSiapa yang senang Papa ikut?โ€ tanyanya pura-pura tak tahu. Dean langsung turun dari kursinya dan berlari memeluk Juan. โ€œAku! Papa janji nggak kerja terus, kan?โ€ Juan menggendong Dean dan mengacak-acak rambutnya dengan lembut. โ€œPapa janji hari ini cuma buat Dean dan Mama.โ€ Dini menatap mereka dengan se

  • Perjanjian Di Ujung Pengkhianatanย ย ย Bab 120

    Malam di rumah Juan dan Dini terasa begitu tenang. Setelah seharian menghabiskan waktu bersama Dean, mereka akhirnya bisa duduk berdua di ruang keluarga. Juan sedang membaca sebuah dokumen penting di laptopnya, sementara Dini sibuk menyulam kain dengan motif bunga yang cantik. โ€œBesok kamu ada jadwal sidang lagi?โ€ tanya Dini tanpa mengalihkan pandangannya dari sulamannya. Juan mengangguk. โ€œIya, kasus ini cukup besar. Aku harus memastikan semua bukti dan argumenku kuat. Lawan kita kali ini cukup licik.โ€ Dini menatap Juan dengan khawatir. โ€œHati-hati, ya. Kamu tahu aku selalu mendukungmu, tapi aku juga nggak mau kamu terlalu terbebani.โ€ Juan tersenyum, lalu menutup laptopnya dan mendekat ke arah Dini. โ€œAku tahu. Kamu selalu jadi alasan kenapa aku bisa bekerja dengan baik. Aku nggak akan berlebihan, janji.โ€ Dini tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Juan. โ€œBaiklah. Aku percaya padamu.โ€ *** Keesokan paginya, Juan berangkat lebih awal ke kantornya. Saat tiba, ia

์ข‹์€ ์†Œ์„ค์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฐพ์•„ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”
GoodNovel ์•ฑ์—์„œ ์ˆ˜๋งŽ์€ ์ธ๊ธฐ ์†Œ์„ค์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฆ๊ธฐ์„ธ์š”! ๋งˆ์Œ์— ๋“œ๋Š” ์ฑ…์„ ๋‹ค์šด๋กœ๋“œํ•˜๊ณ , ์–ธ์ œ ์–ด๋””์„œ๋‚˜ ํŽธํ•˜๊ฒŒ ์ฝ์„ ์ˆ˜ ์žˆ์Šต๋‹ˆ๋‹ค
์•ฑ์—์„œ ์ฑ…์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”
์•ฑ์—์„œ ์ฝ์œผ๋ ค๋ฉด QR ์ฝ”๋“œ๋ฅผ ์Šค์บ”ํ•˜์„ธ์š”.
DMCA.com Protection Status