Hari ini adalah hari ulang tahun kakek Aurora yang ke delapan puluh tahun. Aurora telah menunggu hari ini tiba, bukan karena ia tidak sabar untuk mendapatkan saham dari kakeknya, tapi karena ia akan membalas dendam pada pamannya yang telah menjebaknya.
Aurora berdiri di sebelah kakeknya, di dekatnya juga ada paman, bibi dan sepupunya.
Aurora menatap kakeknya sejenak, ia merasa sedikit bersalah pada kakeknya karena hari ini ia akan merusak ulang tahun kakeknya.
Seperti kesepakatan Aurora dan Savero, hari ini Savero datang ke acara ulang tahun kakek Aurora masih sebagai tunangan Aurora.
“Selamat ulang tahun, Tuan Richie.” Savero mengucapkan selamat dengan tulus.
“Terima kasih, Savero.” Richie menunjukan senyum bahagia. “Aurora, temani Savero.”
“Baik, Kakek.” Aurora segera melangkah menuju ke Savero. “Ayo.”
Keduanya pergi ke sebuah meja. “Terima kasih telah datang hari ini,” seru Aurora.
“Tidak perlu sungkan. Aku sudah berjanji untuk memberikan dukungan padamu,” balas Savero.
“Setelah acara pesta berakhir aku akan memberitahu Kakek mengenai pembatalan pertunangan kau dan aku.” Aurora juga seseorang yang memegang ucapannya.
“Aku minta maaf padamu jika pembatalaan ini mungkin menyakitimu.”
“Savero, kau terlalu berlebihan. Aku tidak sakit hati sama sekali. Kau tahu yang aku cari hanya keuntungan. Tidak apa-apa, lagipula dalam tiga hari ke depan aku akan segera menikah.”
“Kau menemukan pengganti dengan begitu cepat, Aurora.”
Aurora tertawa kecil. “Ya, itu terjadi begitu saja. Omong-omong jika kau menikah dengan Althea jangan lupa mengundangku.”
“Aku dan Althea akan menikah kurang dari satu bulan lagi, tapi Althea meminta pernikahan diadakan tanpa pesta. Aku mungkin tidak bisa mengundangmu.”
“Ah, seperti itu. Aku mengerti. Aku hanya bisa mendoakan pernikahan kalian bahagia dan memiliki anak-anak yang menggemaskan.”
“Aku juga mendoakanmu untuk hal yang sama.”
Aurora pikir pernikahan Savero dengan Althea jelas akan berbeda dengan pernikahannya dengean Ace karena ia menikah dengan Ace tanpa cinta sementara Althea dan Savero, keduanya saling mencintai.
Acara pesta dimulai. Paman dan sepupu Aurora bergantian memberikan hadiah. Itu adalah hadiah mahal yang memiliki nilai tinggi. Kakek Aurora menyukai barang-barang kuno, jadi sangat sulit untuk didapatkan dan tentu harganya akan mahal.
Aurora sendiri secara khusus membeli sebuah pedang peninggalan zaman dahulu untuk kakeknya.
Setelahnya layar besar di sisi kanan dan kiri dinyalakan, di sana ada foto-foto kakek Aurora dari bayi hingga usia sekarang.
Semua orang fokus pada layar besar itu. Foto terakhir telah ditampilkan, seharusnya pemutaran berhenti, tapi berikutnya sebuah video dengan suara penuh kesenangan muncul di sana.
Paman Aurora sedang berhubungan seks dengan anak dibawah umur. Itu adalah sebuah keahatan seksual yang serius.
Wajah Marco ketika ia melihat video itu segera menghitam. “Matikan! Matikan video itu!” Ia berteriak murka.
Beberapa orang mengeluarkan ponsel mereka dan mulai merekam apa yang ditampilkan di layar itu.
“Jangan merekam! Jangan merekam!” Ares juga ikut berteriak.
Kakek Aurora yang sedang berulang tahun kali ini menerima kejutan yang benar-benar tidak ia sangka.
“Kakek!” Aurora segera menghampiri kakeknya yang saat ini sedang memegang dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. “Cepat bantu aku membawa Kakek ke rumah sakit!” Aurora memberi perintah pada asisten pribadi kakeknya, ia kemudian pergi meninggalkan ruangan itu bersama dengan kakeknya.
Ia akan membiarkan pamannya menyelesaikan sendiri masalah yang terjadi sekarang. Ini adalah harga yang harus dibayar oleh pamannya karena mencoba untuk menghancurkan reputasinya. Sekarang, skandal menjijikan pamannya pasti akan menyebar luas.
Keluarga Keenes bisa memblokir media, tapi bagaimana dengan internet? Akan sulit bagi mereka untuk mengatasinya, terlebih kejahatan yang dilakukan oleh pamannya adalah kejahatan yang serius.
Pesta itu kemudian menjadi kacau. Istri paman Aurora tahu bahwa suaminya suka bermain-main dengan wanita di luar sana, tapi ia tidak menyangka bahwa suaminya memiliki penyimpangan di mana ia suka berhubungan seksual dengan anak dibawah umur.
Wajah cabul suaminya yang tampak di video itu benar-benar menjijikan. Sejak suaminya bermain-main dengan simpanan di luar sana, ia telah mati rasa. Ia hanya menjalankan perannya sebagai istri dan ibu di keluarga itu. Selebihnya, ia tidak memiliki kasih sayang lagi terhadap suaminya.
Sekarang setelah video itu muncul, bagaimana ia akan menghadapi orang-orang? Suaminya telah melemparkan kotoran ke wajahnya.
**
Di rumah sakit, kakek Aurora sedang mengamuk pada putra keduanya.
“Kau benar-benar menjijikan! Bagaimana bisa kau memiliki perilaku menyimpang seperti itu!” Richie melemparkan vas bunga yang ada di sebelahnya ke arah Marco dengan kuat.
Marco menatap ke arah Aurora. “Aurora, kau pasti yang sudah melakukan semua ini!” Ia menuduh Aurora dengan tajam.
“Paman, jangan menuduhku tanpa bukti.” Aurora tidak akan mengakui perbuatannya. Ia sudah memastikan semuanya, dan tidak akan ada yang bisa membuktikan bahwa ia adalah pelakunya.
“Berhenti menyalahkan Aurora! Apakah dia yang menyuruhmu untuk memperkosa anak dibawah umur! Wajah menjijikanmu di video itu benar-benar membuatku mual!” Richie sangat malu. Selama ratusan tahun tidak pernah ada skandal seperti itu dalam keluarganya, tapi sekarang satu-satunya putra yang ia miliki memiliki skandal yang benar-benar sulit untuk ia bayangkan.
Tawa putranya menggema di telinganya, putranya yang gila sangat menikmati melihat anak di bawah umur menangis ketakutan karenanya.
“Ayah, video itu adalah rekayasa. Seseorang ingin menghancurkan reputasiku.” Marco mengelak. Ia harus meloloskan dirinya dari masalah ini. Ia benar-benar ingin mencabik-cabik tubuh Aurora yang telah membongkar rahasia yang ia simpan.
“Marco, siapa yang coba kau bodohi! Aku adalah ayahmu!” Richie semakin marah. Marco selalu seperti ini, bukannya mengakui kesalahan, putranya ini akan mengelak dan menyalahkan orang lain. Richie, sangat mengenal tempramen Marco.
“Kakek, tenangkan dirimu. Marah seperti ini tidak akan baik untukmu.” Aurora mencoba untuk menenangkan kakeknya.
“Kau akan keluar dari perusahaan! Aku tidak akan mengizinkan kau menghancurkan perusahaan yang sudah dibangun oleh kakek buyutku!”
“Ayah, aku adalah satu-satunya putra yang Ayah miliki. Jika Ayah mengeluarkanku dari perusahaan maka tidak akan ada yang meneruskannya.”
“Paman, apakah kau lupa bahwa selama ini aku yang telah memimpin perusahaan? Dengan keluarnya Paman itu tidak akan mengganggu perusahaan,” seru Aurora dengan santai.
“Aurora, ini pasti ulahmu. Kau sengaja melakukannya agar aku dikeluarkan dari perusahaan. Aurora kau benar-benar rakus dan serakah!”
Richie sangat marah pada putranya. “Pergi dari sini! Melihatmu hanya akan membuatku cepat mati!”
Marco merasa sangat tidak senang. “Aurora, kau pasti akan menyesal!” Setelahnya pria itu meninggalkan ruangan rawat ayahnya.
“Kakek, maafkan aku karena telah merusak pestamu.” Aurora meminta maaf pada kakeknya dengan tulus.
“Apa yang dilakukan oleh pamanmu sampai kau mengambil tindakan seperti ini?” Richie sangat mengenal Aurora, cucunya selalu mentolerir sikap Marco dan Ares. Kali ini Aurora meledak, putranya pasti telah melakukan sesuatu yang tidak bisa dimaafkan oleh Aurora.
“Paman memanfaatkan Gianna, dia mencoba menjebakku untuk menghancurkan reputasiku.” Aurora menceritakan apa yang terjadi semalam pada kakeknya secara rinci.
“Pamanmu benar-benar keterlaluan. Dia terlalu serakah. Jika aku menyerahkan perusahaan padanya, kurang dari lima tahun perusahaan pasti akan hancur.” Richie memiliki penilaiannya sendiri. Ia tahu seperti apa kepribadian putra keduanya. Selain bermain wanita, putranya juga suka menghamburkan uang dan berjudi. Kemampuannya dalam berbisnis juga tidak sebaik Aurora.
Ia tidak mungkin membiarkan perusahaan yang dibangun oleh keringat dan darah oleh para pendahulunya hancur di tangan putranya sendiri. Ia pasti tidak akan bisa mati dengan tenang.
“Namun, Aurora, apa yang kau lakukan juga akan mempengaruhimu. Bagaimana jika Savero memutuskan untuk membatalkan pertunangan karena skandal di keluarga kita?”
“Kakek, sebenarnya aku dan Savero sudah sepakat untuk membatalkan pertunangan.” Aurora mengatakan apa yang seharusnya ia katakan bersama dengan Savero.
“Apa alasannya?”
“Savero memiliki wanita yang dia cintai. Namun, meski pertunangan dibatalkan, Savero berjanji akan tetap mendukung keluarga Keenes.”
Richie menghela napas. Ia benar-benar menyayangkan pembatalan pertunangan antara cucunya dengan Savero. “Aurora, Kakek bukan hanya ingin memperkuat hubungan antara Dominic dan Keenes, tapi Kakek ingin melihatmu menikah sebelum kakek tiada. Kakek tidak akan bisa mati dengan tenang jika kau masih sendirian.”
“Kakek tidak perlu khawatir tentang hal itu, aku pasti akan menikah. Selain itu, Kakek akan berumur panjang.” Aurora akan menikah besok, untuk saat ini ia belum bisa memberitahu kakeknya, tapi ia pasti akan memperkenalkan kakeknya dengan Ace secepatnya.
Richie hanya bisa menghargai keputusan yang sudah dibuat oleh Aurora dan Savero karena ia sendiri tidak akan bisa memaksa Savero untuk tetap bersama dengan Aurora meski ia merasa bahwa Savero sangat cocok untuk menjadi pendamping cucu perempuannya.
tbc
Lima tahun kemudian…“Suamiku, ayo kita punya anak lagi.” Aurora menatap suaminya dengan lembut. Ia telah memikirkan ini dalam beberapa waktu terakhir ini.Meskipun ia mengalami kehamilan yang sulit, tapi itu tidak membuatnya trauma hamil. Ia melihat Alastair sudah tumbuh besar sekarang, ia pikir akan sangat baik jika ia memiliki bayi lagi.Sebelumnya Alastair juga pernah meminta adik padanya. Memiliki saudara juga sangat bagus, jadi anak-anaknya bisa mengandalkan satu sama lain.Ace diam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya. “Sayang, mari jangan mengambil resiko.”“Aku akan baik-baik saja. Mari kita miliki satu lagi.” Aurora masih tetap pada keinginannya.“Aku tidak ingin kehilanganmu, Istriku.”“Suamiku, aku akan menjaga diriku dengan baik. Aku tidak ingin Alastair kesepian sepertiku, tidak memiliki saudara yang bisa mendukungnya.” Aurora menatap Ace memelas.Ace tidak tahu harus bagaimana. Satu-satunya keinginan Aurora yang sulit untuk ia ikuti adalah memiliki anak la
Satu tahun kemudian…Aurora sedang bermain sore dengan putranya yang saat ini sudah berusia satu tahun. Putranya yang menggemaskan telah tumbuh dengan sangat baik dan sehat.“Ibu menangkapmu.” Aurora meraih tubuh kecil putranya lalu kemudian mengangkatnya dan memeluknya, menciumnya dengan gemas.Setelahnya Aurora menurunkan putranya lagi, membiarkan putranya berjalan di atas rumput tanpa alas kaki.Ace baru kembali dari pekerjaannya. Ia langsung pergi ke taman seteah mendengar dari kepala pelayan bahwa saat ini istri dan anaknya sedang berada di sana.Saat Ace sampai, ia melihat Aurora yang sedang mencumbu putra mereka, suara gelak tawa putra kecilnya terdengar begitu manis.Dari jaraknya, Ace bisa melihat betapa bahagia wajah istrinya. Aurora benar-benar menikmati perannya sebagai seorang ibu.Bahkan setelah ia melahirkan, Aurora tidak memikirkan tentang kembali bekerja. Wanita itu tidak tega meninggalkan putra mereka, jadi ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga.Satu tahun tel
Ace berlari dengan panik menyusuri koridor rumah sakit. Beberapa waktu lalu Ace menerima kabar dari kepala pelayan di kediaman kakek aurora bahwa Aurora terjatuh dari tangga dan mengalami pendarahan.Dunia Ace seperti runtuh seketika, rasa takut segera menyelimutinya. Tubuh pria itu berkeringat dingin.Setelah berlarian, Ace akhirnya sampai di depan ruang operasi.“Kakek, bagaimana kondisi Aurora?” Ace bertanya pada Richie yang mengantar Aurora ke rumah sakit.Raut wajah Richie tidak terlalu baik, pria tua itu telah terlalu sering dibayang-bayangi oleh kematian Aurora. Setelah tidak ada lagi percobaan pembunuhan, sekarang Aurora mengalami masalah serius pada kehamilannya karena terjatuh.“Saat ini dokter sedang menangani Aurora.”Sekarang dua pria itu menunggu dengan khawatir, lalu kemudian dokter keluar.“Dokter bagaimana kondisi istriku?” tanya Ace pada dokter wanita itu.Dokter wanita itu meyerahkan berkas pada Ace. “Nyonya Aurora harus melahirkan segera, Tuan tolong baca dan tanda
Waktu berlalu, saat ini usia kandungan Aurora sudah melewati trisemester pertama. Mual dan muntah sudah jarang dirasakan oleh Aurora.Namun, selama periode itu, Aurora telah dilarikan ke rumah sakit dua kali karena mengalami pendarahan. Hal ini membuat Ace semakin membatasi gerakan Aurora. Ia benar-benar takut terjadi hal buruk pada Aurora dan anak mereka.Aurora yang merasa bahwa dirinya kuat harus menerima kenyataan bahwa hal-hal tidak terduga terjadi di masa kehamilannya. Ia yang biasanya tangguh menjadi tidak berdaya dan harus terbaring di rumah sakit selama beberapa hari untuk pemulihan.Baru-baru ini ia merasa jauh lebih baik, ia tidak akan merasa pusing setelah berdiri beberapa saat. Tidak, bukan hanya saat berdiri, tapi ketika duduk juga. Itulah sebabnya selama beberapa minggu ini ia lebih banyak berbaring di atar ranjangnya.Ia merasa sangat bosan, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan tentang hal itu. Ia harus menjaga kandungannya dengan baik. Anak ini adalah anak yang ia dan
Satu hari Aurora dan Ace beristirahat total, besok adalah hari pesta pernikahan mereka yang telah mereka rencanakan selama beberapa waktu lalu.“Baiklah, ayo kita tidur. Besok akan menjadi hari yang panjang.” Ace membelai kepala Aurora dengan lembut.“Ya, Suamiku.” Aurora kemudian memejamkan matanya, ia tidur dengan nyenyak dalam dekapan hangat suaminya.Ace mengecup puncak kepala Aurora, pria itu kemudian juga menutup matanya dan terlelap.Keesokan harinya, Ace dan Aurora bangun beberapa jam lebih cepat dari biasanya. Mereka berdua harus bersiap untuk pesta pernikahan mereka yang akan dilangsungkan dalam beberapa jam lagi.Setelah beberapa jam persiapan, Aurora kini telah mengenakan gaun pengantinnya, wajahnya juga telah dirias.Untuk menghindari Aurora mengalami insiden, Ace sengaja meminta agar sepatu hak tinggi diganti dengan sepatu beralas datar.Savana dan Clarette telah menemani Aurora sejak beberapa waktu lalu. Mereka kini melihat Aurora dengan pandangan berbinar.“Aurora, kau
Pagi harinya Aurora dan Ace pergi ke ruang sarapan bersama. Di sana sudah ada kakek Ace yang sedang menunggu mereka.“Selamat pagi, Kakek.” Aurora mengecup pipi Richie dengan lembut.“Selamat pagi, Kakek.” Ace juga menyapa Richie.“Selamat pagi, ayo sarapan.”“Ya, Kakek.” Aurora dan Ace duduk bersama.Ketiga orang itu mulai menyantap sarapan mereka, tapi kemudian Aurora berhenti karena ia merasa perutnya sangat mual.“Ada apa?” Ace bertanya dengan perhatian pada istrinya.Aurora tidak bisa menjawab, ia segera berdiri dari tempat duduknya lalu kemudian melangkah menuju ke toilet.Ace khawatir pada Aurora, ia segera menyusul Aurora. Ia melihat istrinya sedang muntah. Ace segera berdiri di sebelah Aurora. Ia memegangi rambut istrinya lalu kemudian mengelus pelan punggung istrinya.“Istriku, apakah kau baik-baik saja?” Ace bertanya khawatir.Aurora mengusap bibirnya. Ia berdiri dan menatap Ace. “Aku baik-baik saja.”Keduanya kembali ke ruang makan dan melanjutkan makan mereka. Namun, sete