Gema yang baru saja sampai dirumahnya langsung menuju kamar. Gema menghubungi ketiga sahabatnya untuk datang kerumah utama. Setelah menghubungi ketiga sahabatnya. Gema membersihkan tubuhnya dahulu. Setelah membersihkan dirinya, Gema menuju ruang kerja pribadinya yang terletak dilantai tiga rumah besar itu. Tak lama kemudian datanglah Galang dan Guntur terlebih dahulu tanpa Biru.
" Pria sok tampan mana? Tumben nggak bareng loe"? Gema bertanya kepada Galang kenapa Biru tidak bersama mereka.
"Biasa Gem. Dia mau ngembalikin mobil kamu kameran. Tapi nanti pulangnya dia akan bawa mobil loe yang lain lagi. Kayak nggak tau dia aja loe." kata Galang sambil tersenyum mengejek.
"Hahahahaha. Tu anak memang ngak ada berubah juga." kata Gema sambil meraih gagang telpon untuk menelpon pelayan bagian dapur rumahnya.
"Bik, tolong buatkan minuman empat dan bawa cemilan ke ruangan kerja saya ya." kata Gema.
"Baik Tuan Muda" kata pelayanan itu.
Tak lama menunggu pelayan masuk membawa semua yang diminta oleh Gema tadi. Pelayan meletakkan makanan itu di atas meja diruangan kerja Gema. Saat pelayan keluar, berpaspasan dengan masuknya Biru.
"Loe berdua tega ninggalin gue sendirian." kata Biru sambil duduk dikursi ruangan itu.
"Alah ekting loe. Padahal loe sengaja tuh pengen kami tinggal. Biar loe bisa bawa mobil Gema yang lain." kata Galang sambil tersenyum mengejek ke arah Biru.
"Elo nggak asik nyet. Harusnya loe jemput gue. Jadikan dua mobil mewah Gema di rumah gue." kata Biru sambil tersenyum penuh makna ke arah Gema.
"Udah-udah. Loe mau mindahin isi garasi gue ke rumah loe? Emang muat?" kata Gema sambil meminum minumannya.
"Hahahahahaha" Guntur yang mendengar apa yang dikatakan Gema langsung tertawa keras.
"Mana muat Gem. Garasi rumag gue hanya untuk dua mobil." kata Biru cengengesan.
"Kalau nggak muat loe jadi supir gue aja nyet. Kan bisa tiap hari mobil loe beda terus." kata Gema memberi usul.
"Sialan loe. Nggak ah."
"Udah, dari pada ribut, mending loe langsung cerita Gem. Ngapain loe nyuruh kita bertiga ngumpul di ruang kerja loe." kata Guntur yang ingin melerai perdebatan receh Gema dengan Biru. Biru dan Galang kembali serius untuk mendengar cerita Gema.
"Gini berkaitan dengan Bree." kata Gema sambil melihat ke arah Galang.
"Maksod loe berkaitan dengan Bree?" Galang mulai penasaran.
"Gue tadi pulang sekolah kan ngajak Bree untuk pergi keluar. Karena malam tadi Bree cerita ke gue ada kejadian yang menimpa dirinya dan maminya saat sedang berjalan-jalan di mall seiang kemaren." kata Gema memulai ceritanya.
"Loe yang jelas lah Gem ceritanya." kata Falang yang tidak sabaran, dengan apa yang mau diceritakan oleh Gema. Perasaan Galang sudah tidak nyaman.
"Sabar Lang. Gue akan ceritakan semuanya sama loe bertiga." kata Gema menenangkan Galang. Karena dia tau Galang adalah saudara tiri Bree.
"Jadi waktu Bree ke mall dengan maminya, dia didekati seorang pria yang mengatakan kepadanya untuk segera pergi dari mall kalau tidak maka nyawa maminya terancam." Gema melanjutkan ceritanya.
"Apa." kata Galang yang terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Gema.
"Tenang Galang, biar Gema menyelesaikan semua ceritanya dulu." kata Biru berusaha menenangkan Galang.
"Kemudian, Bree berlari kembali ke arah maminya. Sesampainya Bree ditempat maminya, mami langsung manarik tangan Bree untuk langsung pulang." Gema berhenti sebentar untuk meminum minumannya.
"Sesampainya di mobil, mami mengatakan kepada Bree bahwa mami diancam kalau tidak segera pergi dari mall ini maka nyawa Bree akan menjadi ancamnya. Dan tau kah kalian, ternyata Bree dan mami sudah diintai dari rumah mereka." kata Gema yang membuat Galang semakin marah dengan keadaan ini.
"Menurut loe siapa yang melakukannya Lang?" kata Gema melihat ke Galang.
Galang terlihat berpikir, apakah yang melakukan ini adalah kakeknya yang memang tidak menyukai ayah Bree? Ataukah musuh bisnis Ayahnya yang sudah mengetahui bahwa Ayah Bree adalah saudara tiri ayahnya. Galang menjadi pusing sendiri dengan kemungkinan-kemungkinan yang terpikir oleh otaknya saat ini.
"Gem, sepertinya gue harus membicarakan masalah ini dengan ayah terlebih dahulu Gem." kata Galang sambil berdiri dari duduknya dan menyambar kunci mobil.
"Loe pulang dengan Biru ya Gun." kata Galang memberi perintah kepada Guntur. Galang ingin cepat sampai kerumahnya. Agar dia bisa bercerita kepada Papi dan Maminya. Dia sangat penasaran siapa yang telah mengganggu Bree dan Maminya.
"Galang tunggu sebentar." kata Gema sambil menarik Galang untuk duduk kembali.
"Loe dengerin gue dulu Lang." kata Gema.
"Apa loe punya ide Gem?" kata Guntur.
"Gue udah nyebar anak buah gue untuk menjaga Bree dan keluarganya" kata Gema.
"Kalau loe berbicara dengan Papi, dan anak buah papi bergerak, diantara anak buah papi loe pasti ada orang kepercayaan kakek loe Lang." kata Gema.
"Jadi maksud loe. Kita yang akan menyelidiki masalah ini?" kata Galang.
"Bener. Tetapi, lebih tepatnya yang bergeraknadalah anak buah gue. Karena kalau kita berempat yang secara terang-terangan bergerak maka Kakek loe akan curiga. Makin membahayakan nanti untuk Bree dan keluarganya." kata Gema.
"Sambil anak buah gue mencari tahu, siapa yang sudah mulai bermain dengan Bree maka baru kita bergerak. Mereka tidak tau sedang melawan keluarga siapa." kata Gema.
"Jadi maksud loe. Loe akan menjadikan ini masalah keluarga loe?" kata Guntung.
"Yup. Mulai saat gue dekat dengan Bree, maka semua urusan Bree adalah urusan gue." kata Gema.
"Jadi maksud loe. Loe sudah menjadi kekasih Bree?" kata Galang.
"Belum. Bagi gue dan Bree status tidak penting. Yang terpenting adalah gue dan Bree nyaman untuk bersama." kata Gema.
"Baiklah Gem. Gue mengikuti saran loe. Gue yakin loe akan membuat Bree nyaman." kata Galang sambil menepuk pundak Gema.
"Karena jalan keluar masalah itu untuk saat ini sudah ada, bagaimana kalau kita main game dulu, melepaskan ketegangan yang ada." kata Biru sambil membuka pintu ke ruang bermain Gema.
"Gue setuju. Yuk main." kata Guntur mengikuti Biru masuk kedalam ruangan bermain Gema.
Mereka bermain dengan gembira tentu juga dengan candaan yang biasa mereka lakukan berempat. Tiba-tiba ponsel Gema berdering tanda panggilan masuk. Gema meraih ponselnya dan melihat yang melakukan panggilan adalah seorang orang kepercayaannya yang diminta untuk memantau Bree dan keluarganya. Gema mengangkat panggilan itu dan memakai loadspeaker.
"Hallo." kata Gema
"Hallo Tuan muda."
"Ya, ada informasi apa yang akan kau sampaikan kepada ku?" kata Gema langsung ke inti masalah.
"Begini Tuan muda, tadi saat kami sedang melakukan pengintaian seperti biasanya. Rumah nona Bree didatangi oleh salah satu mobil mewah." kata orang tersebut.
"Apakah kamu sudah mencatat dan memberikan nomor plat mobil itu kepada Chan?"
"Sudah Tuan muda. Sudah saya kirimkan kepada Chan. Sekarang Chan sedang melakukan penyelidikan siapa yang memiliki mobil itu."
"Apakah mobil itu masih di sana?"
"Mobil tersebut kayaknya masih di dalam Tuan muda. Kami tidak bisa melihat secara dekat."
"Baik. Lanjutkan kerja kalian. Ingat selalu hati-hati dan jangan mengundang kecurigaan orang lain. Paham."
"Paham Tuan muda."
"Lanjutkan pekerjaan kalian. Setiap ada informasi langsung hubungi saya. Jangan melakukan pergerakan apapun tanpa saya perintah." kata Gema.
"Baik Tuan muda."
Panggilan yang dilakukan oleh orang kepercayaan Gema berakhir.
"Orang tersebut masih di rumah Bree, Gem?" kata Galang. Gema yang mendengar pertanyaan Galang langsung mengangguk mengiyakan.
"Bagaimana kalau kita ke rumah Bree saja. Kita akan tau siapa orang yang datang ke rumah Bree." kata Galang.
"Gue setuju dengan Galang. Tapi jangan Galang, Gema atau gue yang masuk. Karena kalau orang yang berada di rumah Bree adalah pebisnis. Maka mereka akan tau dengan gue dan Gema. Apalagi kalau itu orang suruhan kakek Galang. Maka akan jadi rumit." kata Guntur.
Gema dan Galang yang mendengar apa yang dikatakan oleh Guntur langsung terdiam. Padahal mereka sudah semangat akan oergi ke rumah Bree melihat siapa yang datang. Kemudian Gema, Guntur dan Galang melihat kearah Biru bersamaan. Biru yang sadar langsung mengangguk setuju dengan rencana Galang. Biru adalah satu-satunya diantara empat sahabat itu yang bukan anak pengusaha terkenal.
"Oke-oke. Gue yang akan masuk." kata Biru.
"Tapi apa alasan gue mau ketemu dengan Bree ya? Gue kan bukan mahasiswa kedokteran." kata Biru bingung.
"Loe pura-pura aja disuruh Vira untuk memeinjam buku Bree. Katakan saja Vira tidak bisa berangkat kerumah Bree." kata Guntur memberikan saran.
"Oke sip. Ayok berangkat. Berarti kita oake dua mobilkan. Mobil siapa yang mau gue pake? Toh gue kesini bawa mobil Gema." kata Biru bingung.
"Tenang nyet mobil yang biasa dipake pembokat gue aja yang lu pake." kata Gema menimpali sambil tertawa senang melihat raut wajah Biru yang kecewa.
"Ya deh. Gue pake itu. Demi obsesi cinta sohib gue." kata Biru menyindir Gema.
Keempat sahabat itu melajukan kendaraannya ke rumah Bree. Sebelum sampai depan rumah Bree. Gema memarkirkan mobilnya di dekat mobil orang kepercayaannya. Sedangkan Biru melanjutkan perjalanannya ke rumah Bree. Biru sudah dibekali dengan kamera kecil, agar Gema, Galang , Guntur dan orang kepercayaan Gema bisa tau siapa yang datang ke rumah Bree.
Biru yang sampe di depan rumah Bree langsung saja mengetok pintu yang sedang terbuka itu. Bree yang melihat Biru datang langsung menyampiri.
"Eh Kak Biru. Ada apa ya kak datang malammalam ke rumah Bree" kata Bree keheranan dengan kedatangan mendadak Biru
"Nggak pake di suruh masuk neh Bree? Atau hanya di depan pintu aja?" kata Biru sambil.melihat ke dalam.
"Oh Eh." kata Bree yang terlihat sangat gugup atau takut.
"Kayaknya lagi rame ya Bree?" kata Biru penasaran.
"Nggak juga kak. Cuma rekan bisnis papi." kata Bree memberikan alasan. Bree takut menyampaikan apa yang terjadi sebenarnya di dalam kepada Biru. Bree tidak mau Biru akan terluka karena mengetahui apa yang sedang terjadi.
"Silahkan duduk kak." kata Bree menyuruh Biru duduk. Kemudian Bree masuk kedalam kamarnya untuk mengambil buku yang diminta oleh Biru. Biru yang melihat peluang untuk masuk kedalam sudah tidak ada. Langsung saja meletakkan kamera kecil itu di tempat yang dirasanya bisa melihat sang tamu saat keluar dari rumah Bree.
Tak berapa lama Bree turun dari kamarnya sambil membawa buku yang dipinjam Vira melalu Biru.
"Ini kak, bukunya"
"Makasi Bree, aku pulang dulu ya. Trims." kata Biru sambil melangkah keluar rumah dan masuk kedalam mobilnya. Setelah melajukan mobilnya beberapa menit. Biru sampai ditempat Gema menunggu tadi.
"Sorry Gem. Peluang masuk kedalam rumah Bree tidak bisa." Kata Biru. "Tadi sepertunya Bree sangat ketakutan. Dia saja tidak.menyuruh gue masuk ke ruang tamunya." kata Biru melanjutkan.
"Terus, apa yang loe lakuin di situ kok lama" kata Gema.
"Tenang Gem, gue udah meletakkan kamera yang gue bawa tadi di tempat strategis. Tempat yang bisa melihat orang yang keluar masuk rumah Bree." kata Biru dengan songongnya.
"Kamu memang jenius Bi." kata Gema sambil mengacak rambut Biru
"Gue gichu loh." kata Biru menyombongkan dirinya.
"Tuan, bagaimana kalau Tuan muda pulang dulu. Biar kami yang melanjutkan pengintaiannya." kata orang kepercayaan Gema.
"Baiklah. Kami pulang dulu. Kalian lanjutkan kerjaan kalian." kata Gema.
Gema, Galang, Guntur dan Biru kembali melajukan mobil mereka ke rumah Gema. Hari ini mereka gagal mengetahui siapa yang datang ke rumah Bree. Tetapi berkat bakat tersembunyi Biru pelyang itu masih ada.
Sesampainya di rumah Gema. Galang dan Guntur langsung masuk ke dalam mobil Galang untuk meluncur pulang ke rumah masing-masing.
Sedangkan Biru akan pulang setelah dia istirahat di rumah Gema. Biru selalu beristirahat di rumah Gema.
"Gem. Menurut gue lebih baik lu memasang beberapa kamera lagi di rumah Bree. Sepertinya orang yang tidak suka dengan keluarga Bree mulai menjalankan rencananya Gem."
"Ide loe cemerlang juga nyet. Oke besok gue akan memasang kamera di rumah Bree. Tapi loe bantu gue ya nyet."
"Sip. Satu lagi nyet. Kita harus waspada dengan Kakek Galang. Kita tau kakek Galang termasuk pengusaha kuat, sama kuat dengan keluarga loe nyet. Kalau loe mau melawan dia. Kayaknya loe harus punya bukti kuat untuk membuat dia terlihat menjadi kelinci didepan loe."
"Gue akan cari kelemahannya nyet. Tapi sepertinya gue harus minta tolong ke poppy gue tentang masalah itu. Loe kan tau gue bekum terjun secara penuh kedunia bisnis."
"Gue setuju nyet. Mending loe secepatnya cerita dengan bokap loe. Jadi kita akan tau secara cepat siapa yang telah mengganggu Bree."
"Oke nyet. Gue cari waktu yang paling tepat. Kayaknya poppy gue sedang banyak kerjaan."
"Gue balek dulu deh Gem." kata Biru setelah membaca notif di ponselnya. Sepertinya Biru terlihat ingin cepat pulang setelah membaca notif yang masuk.
"Lho bawa aja mobil yang loe bawa kesini tadi." kata Gema memperhatikan gerak gerik Biru.
Biru segera berlari keluar dari rumah besar itu dan melajukan mobilnya kearah rumahnya. Gema yang melihat kelakuan Biru langsung meminta anak buahnya untuk mengikuti Biru.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Apakah yang terjadi sebenarnya dengan Biru??? Apakah ada hubungannya dengan kejadian Bree???Lanjutkan membacanya ya kak. Dan tolong sukai dan komentari kakak.
" Sayang apa yang mau kamu katakan tadi sayang saat kamu ngomong nanti saja sayang saat kita sudah berdua saja, kamu takut nanti di bully oleh Biru dan Vira. Ada cerita apa sayang?" kata Gema saat mereka sudah berdua saja di dalam ruangan Bree."Tapi kamu janji tidak akan marahkan sayang, aku takut nanti saar kamu sudah mendengar ceritanya kamu akan marah" kata Bree sambil mengenggam tangan Gema yang berada di atas mejanya."Tenang saja sayang, aku nggak akan marah, selagi itu tidak mengganggu kamu, atau mengusik kehidupan aku dan keluargaku." kata Gema"Jadi gini sayang, saat kamu berada di luar negeri, aku masih berpenampilan seperti ini, tiba tiba suatu hari ada seorang dokter mulai mengganggu aku, dia mengatakan bahwasanya kamu bukan laki-laki yang tepat untuk diriku. Aku langsung marah marah sama dia. Aku mengatakan emang siapa menurut loe yang terbaik untuk gue." kata Bree sambil melihat ke mata Gema. Mata yang didalamnya sudah menahan kemaran yang siap me
Gema mandi terlebih dahulu sebelum dia beristirahat. Gema sangat lelah karena sudah jauh berjalan dari gerbang rumah menuju rumah utama. Gema baru sekali ini mencoba berjalan yang sejauh itu. "Gila capek juga gue jalan. Apalagi para maid ya yang melakukan perjalanan tiap hari. Belum lagi bekerja. Mereka memang strong" kata Gema. Setelah membersihkan badannya. Gema kemudian naik ke kasur untuk mengistirahatkan badannya terlebih dahulu. Gema benar benar letih setelah melakukan perjalanan jauh. Ditambah lagi dengan berjalan kaki sejauh tujuh ratus meter. Biru juga sama, dia juga membersihkan diri sebelum beristirahat. Dia juga sangat letih setelah melakukan perjalanan jauh dan berjalan kaki. Gema dan Biru yang benar benar letih tidak mendengar ketukan pintu dari maid yang meminta mereka untuk makan malam. Tepat pukul sepuluh malam Gema baru bangun dari tidurnya. Dia langsung turun ke dapur melihat makanan, ternyata di sana sudah ada Biru yang sedang mema
Gema dan Biru yang tertidur di karpet ruangan Vira sampai tidak sadar kalau Bree dan Vira telah selesai melakukan operasi mereka untuk hari ini. Gema dan Biru tertidur dengan begitu lelapnya. Bree dan Vira yang melihat hanya bisa menggeleng gelengkan kepala mereka tanda tidak percaya. Seorang CEO dan Asisten yang terkenal di dunia bisnis karena kejelian mereka melihat peluang dan keuntungan, bisa tertidur nyenyak hanya beralaskan karpet dan berbantalkan boneka."Bree, mereka berdua bener pengusaha yang ditakutkan di dunia bisnis itu Bree?"" Gue juga ragu Vir."Kata Bree sambil melihat Gema dan Biru yang tertidur seperti mayat itu. Gema dan Biru sama sekali tidak ada melakukan pergerakan walau hanya sedikit." Vie gue keruangan bentar ya. Mau nyiapin semua barang barang gue." kata Bree sambil berlalu dari ruangan Vira.Vira yang ditinggal Bree untuk merapikan barangnya, juga langsung duduk di kursi kebesarannya. Vira juga merapikan semua barang barangny
Afdhal tiba tiba berhenti di salah satu toko bunga ternama di ibu kota negara I."Dhal kenapa berhenti?" kata Gema yang heran Afdhal main berhenti saja tanpa meminta persetujuan Gema."Tuan, walaupun saya jomblo akut, tapi saya adalah tipe pria romantis tuan.""Jadi, apa masudnya kamu main berhenti di depan toko bunga? Kamu mau membeli bunga untuk siapa?" tanya Gema"Tuan tuan, yang mau membeli bukan saya Tuan. Tapi tuan berdua. Emang tuan tidak pernah nonton drama Korea?" tanya Afdhal dengan menatap tajam Gema dan Biru.Gema dan Biru kemudian menggeleng. Pekerjaan mereka sangat banyak menyita waktu. Alasan paling penting adalah mereka laki laki untuk apa nonton drama korea."Tuan sekali sekali nonton drama Korea itu bagus, untuk mencomot contoh contoh perlakuan romantis kepada pasangan" kata Afdhal yang sangat senang dapat membully Gema dan Biru secara tak langsung."Tuan masih belum paham dengan maksud saya?" kata Afdhal.Gema kemudi
Gema bangun tepat pukul lima pagi waktu negara bagian A. Gema langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya. Gema berdiri di bawah shower, dia begitu menikmati air yang menerpa badannya yang atletis itu.Setelah selesai mandi, Gema kemudian menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Gema sholat dengan khusuk, setelah itu Gema berdoa meminta kepada Tuhan agar penerbangan mereka kembali ke negara I berjalan dengan lancar.Setelah selesai manjalankan kewajibannya.Gema merapikan penampilannya kembali. Hari ini Gema tidak memakai baju formal. Gema memakai baju kaus warna putih dan celana levis berwarna hitam. Gema terlihat sangat tampan, menambah ketampanannya Gema memakai sebuah topi warna putih untuk menghindari matahari.Setelah yakin dengan penampilannya, Gema menarik kopernya turun ke ruang makan. Di sana Gema sudah ditunggu oleh Biru. Biru juga memakai pakaian casual, bedanya Biru tidak pernah bisa lepas dari kemeja."Gimana dengan pe
Hari ini adalah hari yang kesepuluh Gema tidak berada di sisi Bree. Gema sudah mulai terbiasa tanpa kehadiran Bree. Begitu juga dengan Bree yang sudah terbiasa tanpa Gema. Mereka berdua sama sama sibuk menenggelamkan diri kedalam kubangan pekerjaan. Mereka sama sama tidak ingin pekerjaan mereka terganggu karena rasa rindu yang sudah tidak terbendung lagi. Semua pekerjaan diambil oleh mereka berdua. Apalagi Bree dia sama sekali tidak pernah mengosongkan jadwal prakteknya. Bree takut kalau dia ngambil jadwal kosong dia akan selalu mengganggu Gema lewat pesan ataupun video call.Bree hari ini ada operasi yang cukup padat merayap, begitu juga dengan Gema yang jadwal meetingnya yang sangat banyak. Gema sengaja memadatkan semua kegiatannya agar dia bisa cepat menyelesaikan semua urusannya di luar negeri. Dia ingin cepat pulang ke negaranya. Dia sudah sangat rindu dengan Bree. Dia sangat ingin berjumpa dengan kekasih hatinya, yang selalu hadir setiap hari di dalam mimpi mimpinya.
Pagi hari di negara Z, Gema dan Biru sudah bersiap siap untuk berangkat ke kantor. Pagi ini Gema ada meeting dengan seluruh direksi dan karyawan kantor. Gema mau mengevaluasi seluruh kinerja devisi yang ada di kantor itu.Hari masih pagi jalanan masih belum terlalu ramai. Biru dengan sengaja melajukan mobilnya dengan kecepatan biasa saja. Mereka berdua ingin menikmati perjalanan pagi ini sebelum mereka berkutat dengan pekerjaan setinggi gunung yang sudah menanti didepan mata.Gema tiba tiba teringag dengan Bree. "Sedang apa ya bu dokter cantik itu sekarang" kata Gema perlahan. Tetapi masih bisa di dengar oleh Biru."Dasar bucin. Baru dua hari aja udah menggalau." kata Biru dengan keras.Gema tidak memperdulikan sindiran Biru. Dia mengeluarkan ponselnya dari saku jasnya.✉️ GemaSayang, udah bangun belum? Kalau aku udah dijalan mau ke perusahaan.✉️ BreeAku sedang bersipa siap mau ke rumah sakit sayang. Karena poli akan buka jam delapan pagi
Gema dan Biru sampai di negara Z. Gema kemudian menghubunhi ponsel Bree. Ternyata ponsel Bree sedang tidak aktif. Gema kemudian menelpon Vira."Hallo kak, ada apa?""Vir, tadi Bree sama loe seharian ini kan?""Iya kak. Kami baru aja pulang. Ada apa ya kak?" Vira penasaran kenapa Gema menghubunginya kalau mau berbicara dengan Bree."Tadi kakak udah nelpon ke pinselnya. Ternyata tidak aktif. Kakak takut ada apa apa sama dia di jalan pulang.""Kakak tenang aja Bree baik baik aja kok. Tadi tu ponsel Bree kehabisan batrai, makanya ponselnya tewas. Kakak coba aja sejaman lagi pasti udah idup ponselnya" kata Vira sambil geleng geleng kepala.Gema kemudian mematikan sambungan telponnya dengan Vira. Gema kemudian membuka semua bajunya dan pergi membersihkan diri. Gema sangat letih karena penerbangan yang lama itu. Gema selesai membersihkan dirinya dia berbaring di atas kasur dan mengetik sebuah pesan untuk Bree.✉️ GemaSayang, aku udah sampe seja
Hari keberangkatan Gema menuju negara Z akhirnya datang juga. Bree sudah mengajukan izin terlambat datang ke rumah sakit. Bree akan mengantarkan Gema terlebih dahulu ke bandara.Bree memakai baju warna kuning lembut, pilihan Gema waktu terakhir kalinya Gema mengantarkan Bree ke mall. Bree melengkapi tampilannya hari itu dengan memakai heels warna yang senada dengan dress yang dikenakannya. Bree sangat cantik hari itu. Bree kemudian masuk kedalam mobilnya tanpa sarapan terlebih dahulu. Bree yang akan menjemput dan mengantarkan Gema ke bandara.Gema di rumahpun sudah siap. Dia tinggal.menunggu Bree untuk menjemputnya. Begitu juga dengan Biru, dia juga sudah siap. Biru tidak berangkat ke bandara dengan Gema. Biru akan berangkat dengan supir dari rumah. Biru sangat tau dengan rasa hati Gema hari ini."Gem, gue berangkat duluan ga. Kita ketemu di atas pesawat aja.""Oke sip. Semua keperluan sudah loe masukkan ke mobilkan?""Sudah. Gue jalan duluan ya."